DISUSUN OLEH:
1. Ghania
2. Aisyah
3. Rida
4. Arifki
5. Dito
6. Jefri
GURU PEMBIMBING :
RINA S.PdI
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami mencoba menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa dengan
harapan dapat membatu teman-teman dalam memahami pelajaran sejarah yang
merupakan judul dari makalah kami, yaitu, “Kerajaan Kalingga dan Kerajaan
Sriwijaya” Disamping itu, kami berharap bahwa makalah sejarah ini dapat dijadikan
bekal pengetahuan untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah sejarah ini masih ada
kekurangan, sehingga kami berharap kritik dan saran dari teman-teman, khususnya
dari guru mata pelajaran sejarah, Ibu Hendriyati, agar kami dapat menyajikan
makalah yang lebih baik lagi untuk selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 3
DAFTAR ISI:
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI………………………………………….…………………………………………
BAB I PENDAHALUAN...........................................................................
1.1 PENGERTIAN KERAJAAN KALINGGA ………………………………………….
1.2 PENGERTIAN KERAJAAN SRIWIJAYA.............................................
1.3TUJUAN MAKALAH........................................................................
1.4 MANFAAT MAKALAH....................................................................
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................
1. MENGENAL APA ITU KERAJAAN KALINGGA....................................
2.MASA KEJAYAAN DAN KERUNTUHAN KALINGGA............................
2.1 RAJA RAJA KERAJAAN KALINGGA.................................................
2.2 MENGENAL KERAJAAN SRIWIJAYA...............................................
2.3 MASA KAJAYAN DAN KERUNTUHAN SRIWIJAYA..........................
2.4 RAJA RAJA SRIWIJAYA..................................................................
BAB 3 PENUTUP.................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan
bercorak Budha yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 Masehi. Letak pusat
kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten
Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu
Sima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong
tangannya.
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di pulau
Sumatera. Kerajaan yang dikenal dengan kekuatan maritimnya tersebut berhasil
menguasi pulau Sumatera, Jawa, Pesisir Kalimantan, Kamboja, Thailand Selatan, dan
Semenanjung Malaya yang kemudian menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai
kerajaan yang berhasil menguasai perdagangan di Asia Tenggara pada masa itu.
Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti “bercahaya” dan wijaya berarti “kemenangan”.
Jadi Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang
C. Tujuan makalah
Tujuan makalah ini dibikin untuk memenuhi tugas sejarah Indonesia tentang kerajaan
kalingga dan sriwijaya.
D. Manfaat makalah
Manfaat makalah ini semoga wawasan dan pengetahuan kita tentang kerajaan
kalingga dan sriwijaya semakin bertambah dan berkembang
E.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan
bercorak Budha yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 Masehi. Letak pusat kerajaan
ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan
Kabupaten Jepara sekarang. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Sima, yang dikenal
memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.
Sumber Sejarah
Nama Kerajaan Ho-ling sempat tercatat dalam kronik dinasti T’ang yang memerintah
Cina pada 618-906 M. Menurut catatan kronik tersebut, penduduk Ho-ling biasa makan tanpa
menggunakan sendok atau cupit, melainkan dengan jari-jari tangannya saja, dan gemar
minum semacam tuak yang mereka buat dari getah bunga pohon kelapa (aren). Ibukota
Kerajaan Ho-ling dikelilingi pagar dari kayu. Raja mendiami istana yang bertingkat dua yang
beratapkan daun palma. Raja duduk di atas bangku yang terbuat dari gading, memergunakan
juga tikar yang terbuat dari kulit bambu. Dicatat pula bahwa Ho-ling mempunyai sebuah
bukit yang disebut Lang-pi-ya, yang sering dikunjungi raja untuk melihat laut (Proyek
Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978:50).
Mengenai Kerajaan Ho-ling, terdapat sumber lain selain kronik dari Dinasti Tang.
Seorang pendeta Budha bernama I-tsing, menyatakan bahwa dalam tahun 664 M telah datang
seorang pendeta bernama Hwi-Ning di Ho-ling, dan tinggal di situ selama 3 tahun. Dengan
bantuan Pendeta Ho-ling, Jnanabhadra, ia menerjemahkan berbagai kitab suci agama Budha
Hinayana (Soekmono, 1973:37).
B. Masa Kejayaan
Pada tahun 674 Masehi, kerajaan kalingga/holing diperintah oleh seorang raja putri
yang bernama Ratu Sima. Ratu sima merupakan raja yang terkenal di pemerintahan kerajaan
holing. Dibawah kekuasaan Ratu sima ini, kerajaan kalingga/holing mengalami masa
kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup dengan tenteram dan makmur. Mereka tunduk
dan patuh terhadap segala perintah ratu sima bahkan tidak ada seorang pun rakyat atau
pejabat kerajaan yang berani melanggarnya.
Pada suatu hari, ada seorang raja yang sangat penasaran dengan kejujuran rakyat
holing. Raja itu bernama Raja Tache. Ia berkeinginan untuk menguji kejujuran rakyat holing.
Untuk membuktikannya, raja Tache mengirim utusan ke holing. Utusan tersebut
diperintahkan untuk meletakkan pundi-pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat
keramaian pasar. Tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh pundi-pundi emas
tersebut hingga 3 tahun lamanya. Namun, pada suatu hari sang putera mahkota sedang
berjalan-jalan melewati pasar tersebut. Ketika berjalan, kaki putera mahkota tidak sengaja
menyenggol pundi-pundi emas. Salah seorang warga melihat kejadian itu dan ia melaporkan
kepada pemerintah kerajaan. Laporan tersebut terdengar oleh ratu sima. Ia langsung
memerintahkan kepada hakim untuk membunuh anaknya sendiri. Ratu sima menganggap itu
merupakan tindakan kejahatan pencurian. Beberapa patih kerajaan tidak setuju dengan
keputusan yang diambil oleh ratu sima. Mereka mengajukan pembelaan untuk putera
mahkota kepda ratu sima. Mereka meminta agar putera mahkota tidak dibunuh melainkan
hanya dipotong kakinya saja. Pembelaan patih kerajaan disetujui oleh ratu sima. Oleh karena
itu, untuk menebus kesalahan kaki putera mahkota dipotong.
C. Masa Keruntuhan
Keruntuhan kerajaan Ho-ling terjadi pada tahun 752, karena Kerajaan Ho-ling
menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan
perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah ditaklukan
Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-
Buddha
2. PENGERTIAN KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar
yang pernah berdiri di pulau Sumatera. Kerajaan yang
dikenal dengan kekuatan maritimnya tersebut berhasil
menguasi pulau Sumatera, Jawa, Pesisir Kalimantan,
Kamboja, Thailand Selatan, dan Semenanjung Malaya yang
kemudian menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan
yang berhasil menguasai perdagangan di Asia Tenggara
pada masa itu. Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti
“bercahaya” dan wijaya berarti “kemenangan”. Jadi
Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang.
Tidak banyak bukti sejarah yang menerangkan kapan
berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Bukti tertua datangnya dari
berita dari Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat seorang
pendeta Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Budha di India, singgah terlebih
dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sanskerta selama 6 Bulan. Tercatat juga
Kerajaan Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya,
diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isi dari prasasti
tersebut adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa
20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah seperti
wilayah Kerajaan Melayu, Jambi dan Bengkulu. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi
makmur. Dari kedua bukti tertua di atas bisa disimpulkan Kerajaan Sriwijaya berdiri pada
abad ke-7 dengan raja pertamanya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Cikal bakal keberadaan kerajaan yang terletak di seputar kota Palembang, Sumatera Selatan
sekarang ini menurut catatan sudah ada pada tahun 500-an. Kerajaan ini terdiri atas tiga
daerah utama: daerah ibukota yang berpusatkan di sekitar Palembang, lembah Sungai Musi
dan daerah-daerah muara. Mengingat lokasinya, kerajaan ini diperkirakan menjadi pusat
perdagangan dan merupakan negara maritim penting pada abad keenam.
3. Prasasti Leiden
Prasasti Leiden merupakan manuskrip yan ditulis pada lempengan tembaga berangka
tahun 1005 yang terdiri dari bahasa Sanskerta dan bahasa Tamil. Prasasti ini dinamakan
sesuai dengan tempat berada sekarang yaitu pada KITLV Leiden, Belanda.
Isi: Prasasti ini memperlihatkan hubungan antara dinasti Sailendra dari Sriwijaya dengan
dinasti Chola dari Tamil, selatan India.
Faktor geografis: letak yang strategis dlm jalur dagang antara india dan tiongkok,
bahkan bertambah ramai lagi setelah jalan darat india-tiongkok terputus.
Muara sungai yang lebar memudahkan untuk dilayari.
Faktor ekonomis: di Sumatra banyak menghasilkan penyu, gading, kapur barus dan
lainnya.
Keruntuhan Kerajaan Funan pada abad ke VII yang dulu berpengaruh di Asia
Tenggara, secara tidak langsung memberikan peluang Sriwijaya untuk menggantikan
posisinya.
Kehidupan politik kerajaan Sriwijaya dapat ditinjau dari wilayah kekuasaan, dan raja-
raja yang memerintah.
Wilayah Kekuasaan
Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7. Dalam Prasasti Kedukan Bukit
dan Talang Tuo telah ditulis sebutan Dapunta Hyang. Dapunta Hyang banyak melakukan
usaha perluasan daerah.
Setelah berhasil menguasai Palembang, ibu kota Kerajaan Sriwijaya dipindahakan
dari Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan mudah dapat
menguasai daerah-daerah di sekitarnya seperti:
Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional, daerah ini
dikuasai Sriwijaya pada tahun 686 M berdasarkan (Prasasti Kapur).
Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari. Daerah ini memiliki kedudukan
penting, untuk memperlancar perdagangan di pantai timur Sumatra. Sriwijaya
menaklukan kira-kira tahun 686 M (Prasasti Karang Berahi).
Maka dalam abad ke-7 Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai kunci-kunci jalan
perdagangan yang penting seperti Selat Sunda, Selat Bangka, dan Laut Jawa bagian barat.
Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu
menduduki:
Tanah Genting Kra merupakan tanah genting bagian utara Semenanjung Melayu.
Kedudukan Tanah Genting Kra sangat penting, jarak antara pantai barat dan pantai
timur sangat dekat sehingga para pedagang dari Cina berlabuh dahulu di pantai timur
dan membongkar dagangannya untuk diangkut ke pantai barat. Kemudian berlayar ke
India. Penguasaan Sriwijaya di daerah ini tahun 775 M dari Prasasti Ligor.
Daerah lain yang menjadi kekuasaan Sriwijaya diantaranya:
Perkembangan Ekonomi
Pada awalnya kehidupan ekonomi masyarakat Sriwijaya bertumpu pada bidang
pertanian. Namun dikarenakan letaknya yang strategis, yaitu di persimpangan jalur
perdagangan internasional, membuat hasil bumi menjadi modal utama untuk memulai
kegiatan perdagangan dan pelayaran.
Karena letak yang strategis pula, para pedagang China yang akan ke India bongkarmuat
di Sriwijaya, dan begitu juga dengan pedagang India yang akan ke China. Dengan demikian
pelabuhan Sriwijaya semakin ramai hingga Sriwijaya menjadi pusat perdagangan se-Asia
Tenggara. Perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa berada di
bawah kekuasaan Sriwijaya.
Selain menjalin hubungan dagang dengan India dan Tiongkok, Sriwijaya juga menjalin
perdagangan dengan tanah Arab. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka
komoditas seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan
timah, yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India.
Sumber Sejarah
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan
bercorak Budha yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 Masehi. Letak pusat
kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten
Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu
Sima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong
tangannya.
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di pulau
Sumatera. Kerajaan yang dikenal dengan kekuatan maritimnya tersebut berhasil
menguasi pulau Sumatera, Jawa, Pesisir Kalimantan, Kamboja, Thailand Selatan, dan
Semenanjung Malaya yang kemudian menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai
kerajaan yang berhasil menguasai perdagangan di Asia Tenggara pada masa itu.
2. Saran
Makalah ini memiliki banyak kekurangan,ada baiknya para pembaca mencari sumber
lain yang lebih lengkap tentang kerajaan kalingga dan sriwijaya.