Anda di halaman 1dari 13

KERAJAAN TARUMANEGARA

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kerajaan Tarumanegara ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

BREBES, 28 SEPTEMBER 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara ......................................... 2
B. Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara .......................................... 4
C. Kehidupan Sosial Kerajaan Tarumanegara ........................................... 4
D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara ...................................... 4
E. Kehidupan Budaya Kerajaan Tarumanegara ........................................ 4
F. Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara .............................................. 5
G. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara ..................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 9
B. Saran ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah kedatangan agama dan kebudayaan Hindu Buddha, terjadi
perkembangan dan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
terutama dalam bidang politik. Sistem pemerintahan masyarakat Indonesia
mengalami perubahan dari sistem kesukuan menjadi kerajaan. Pada sistem
kerajaan, kepala pemerintahan tidak dipegang oleh kepala suku bergelar
datu/datuk atau ratu/raka, tetapi dipegang oleh seorang raja menggunakan gelar
prabu, raja, atau maharaja.
Dalam sistem ini, raja dianggap keturunan dewa yang harus disembah
oleh bawahan dan rakyatnya. Oleh karena itu raja memiliki hak untuk
menyelenggarakan pemerintahan secara mutlak dan turun-temurun. System
pemerintahan kerajaan digunakan di wilayah Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
Selanjutnya, di daerah tersebut bermunculan kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara?
2. Bagaimana kehidupan politik Kerajaan Tarumanegara?
3. Bagaimana kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara?
4. Bagaimana kehidupan ekonomi Kerajaan Tarumanegara?
5. Bagaimana kehidupan budaya Kerajaan Tarumanegara?
6. Kapan masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara?
7. Bagaimana runtuhnya Kerajaan Tarumanegara?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang
pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad
ke-7 m, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui.
Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu beraliran wisnu.
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh raja diraja Guru Jayasingawarman pada
tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-
395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di
tepi kali Candrabaga. Maharaja Purnawarman adalah raja Kerajaan
Tarumanegara yang ketiga (395-434 M). Ia membangun ibukota kerajaan baru
pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama
Sundapura pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia
memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112
tombak (sekitar 11 km).
Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan
menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana. Prasasti Pasir Muara
yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada raja Sunda itu
dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan
Tarumanegara adalah Suryawarman (535-561 M) raja Kerajaan Tarumanegara
ke-7. Dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah
Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan
pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap
Kerajaan Tarumanegara. Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan
hal yang sama sebagai lanjutan politik ayahnya.
Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yang memberitakan
raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota Sundapura
telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat
pemerintahan Kerajaan Tarumanegara telah bergeser ke tempat lain. Contoh

2
3

serupa dapat dilihat dari kedudukan Rajatapura atau Salakanagara (kota perak),
yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun
362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I -
VIII). Ketika pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanegara,
maka Salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah. Jayasingawarman
pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu raja Dewawarman VIII.
Ia sendiri seorang maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi
ke nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja
Samudragupta dari kerajaan Magada. Suryawarman tidak hanya melanjutkan
kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada
raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan
perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M Manikmaya, menantu
Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara
Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh manikmaya ini tinggal bersama
kakeknya di ibukota tarumangara dan kemudian menjadi panglima angkatan
perang Kerajaan Tarumanegara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih
Berkembang Ketika Cicit Manikmaya Mendirikan Kerajaan Galuh Dalam
Tahun 612 M. Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara adalah:
1. Jayasingawarman 358-382
2. Dharmayawarman 382-395
3. Purnawarman 395-434
4. Wisnuwarman 434-455
5. Indrawarman 455-515
6. Candrawarman 515-535
7. Suryawarman 535-561
8. Kertawarman 561-628
9. Sudhawarman 628-639
10. Hariwangsawarman 639-640
11. Nagajayawarman 640-666
12. Linggawarman 666-669
4

B. Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara


Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan
kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan
raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian
sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan
pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah
pertanian rakyat.

C. Kehidupan Sosial Kerajaan Tarumanegara


Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini
terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan
kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat
memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam
melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai
tanda penghormatan kepada para dewa.

D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara


Prasasti tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan
rakyatnya untuk membangun saluran air di Sungai Gomati sepanjang 6122
tombak atau sekitar 12 km. Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis
yang besar bagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk
mencegah banjir di saat musim penghujan. Selain itu juga digunakan sebagai
irigasi pertanian serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di
Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan daerah-daerah di sekitarnya.

E. Kehidupan Budaya Kerajaan Tarumanegara


Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti
yang ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat
diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi.
Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut
5

menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan


Tarumanegara.

F. Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan saat di perintah oleh
Raja Purnawarman (Raja ke-3 Kerajaan Tarumanegara). Di masa pemerintahan
Raja Purnawarman, luas wilayah Kerajaan Tarumanagara hampir setara dengan
luas Jawa Barat saat ini. Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini dapat
diketahui dari Prasasti Ciaruteun yang isinya, "Ini (bekas) dua kaki, yang seperti
kaki Dewa Wisnu ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri
Taruma, raja yang gagah berani di dunia". Pada masa kejayaannya itu,
Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Selain dengan memperluas
wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil di sekitar
kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur
yang mendukung perekonomian kerajaan.
Adapun salah satunya adalah sungai Gomati dan Candrabaga. Kedua
sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim hujan, juga
berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah yang dulu menjadi
salah satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Tarumanegara.
Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa kejayaan
Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang
mampu berkurban 1000 ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu. Pada
masa kejayaannya ini, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Selain
dengan memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan
kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai
infrastruktur yang mendukung perekonomian kerajaan.
Adapun salah satunya adalah sungai Gomati dan Candrabaga. Kedua
sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim hujan, juga
berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah yang dulu menjadi
salah satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Tarumanegara.
Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa kejayaan
6

Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang


mampu berkurban 1000 ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

G. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara


Runtuhnya kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara lengkap,
karena prasasti yang ditemukan sebagian hanya menyampaikan berita saat
pemerintahan raja Purnawarman dan sisanya belum dapat ditafsirkan secara
lengkap. Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang
raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan
menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri,
yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang
kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri
Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh
kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada
Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke
kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan
Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang
tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi
wilayah Tarumanagara.
7 prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara:
1.Prasasti Tugu
Inskripsi yang dikeluarkan oleh Purnawarman ini ditemukan dikampung
BatuTumbu, Desa Tugu dekat Tanjung Priok, Jakarta. Dituliskan dalam lima baris
tulisan beraksara pallawa dan bahasa sansekerta.Inskripsi tersebut isinya sebagai
berikut :
“Dulu ( kali yang bernama ) candrabhaga telah digali oleh maha raja yang
mulia dan mempunyai lengan yang kencang dan kuat ( yakni Raja Purnawarman )
, untuk mengalirkannya kelaut, setelah ( kali ini ) sampai di istana kerajaan yang
termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta yang mulia Raja Purnawarman yang
7

berkilau- kilauan karena kepandaiaan dan kebijaksanaannya, serta menjadi panji-


panji segala Raja ( maka sekarang)
Beliau memerintahkan pula kali yang permai dan berair jernih GOMATI namanya,
setelah kali itu mengalih ditengah-tengah tanah kediaman yang mulia sang pendeta
Nenekda ( Sang Purnawarman ). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik tanggal
8 paroh gelap bulan Phalguna dan selesai pada tanggal 13 paroh terang bulan cuitra,
jadi hanya dalam 21 hari saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 busur (+-11 km
), selamatan baginya dilakukan oleh brahmana disertai persembahan 1.000 ekor
sapi”.
2. Prasasti Ciaruteun
Prasasti ini ditemukan dikampung muara, Desa Ciaruteun Hilir, abungbulang
Bogor. Prasasti terdiri atas 2 bagian , yaitu inskripsi A yang dipahatkan dalam
empat baris tulisan beraksara pallawa dan bahasa sansekerta , dan inskripsi B yang
terdiri atas baris tulisan yang belum dapat dibaca dengan jelas. Inskripsi ini disertai
Pula gambar sepasang telapak kaki. Inskripsi A isinya sebagai berikut:
“ ini ( bekas) dua kaki , yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki yang mulia Sang
Purnawarman , raja dari negara taruma , raja yang gagah berani di dunia “.
Inskripsi B dibaca oleh J.L.A Brandes sebagai Cri Tji Aroe ? Eun Waca ( Cri Ciaru
? Eun Wasa ), sedangkan H .Kern membacanya Purnawarman-Padam yang berarti
“ Telapak Kaki Purnawarman “.
3.prasasti kebon kopi
Prasasti ini ditemukan dikampung muara, Desa Ciaruetun Hilir,
cibungbulang, Bogor. Prasastinya dipahatkan dalam satu baris yang diapit oleh dua
buah pahatan telapak kaki gajah , isinya sebagai berikut:
“ Disini tampak Telapak Kaki .......yang seperti ( telapak kaki ) AIRWATA, gajah
penguasa Tarumanegara ( yang) agung dalam ...........dan (?) Kejayaan’’.
4.prasasti muara cianten
Terletak dimuara kali cianten , kampung muara desa Ciaruteun Hilir,
Cibungbulang Bogor. Inskripsi ini dipahatkan dalam bentuk “ aksara” yang
menyerupai sulur-suluran dan oleh para ahli disebut aksara ikal.
5. Prasasti Jambu ( Pasir Koleangkak)
8

Terletak di sebuah bukit (pasir) koleangkak , Desa Parakan Muncang,


Nanggung,Bogor. Inskripsi dituliskan dalam dua baris tulisan dengan aksara
Pallawa dan bahasa sansekerta . Isinya sebagai berikut:
“ Gagah mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin yang tiada
taranya yang termashur Sri Purnawarman, yang sekali waktu
( memerintah) di Tarumanegara dan yang baju zirahnya yang terkenal tiada dapat
ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang telapak kakinya, yang senantiasa
berhasil menggempur musuh , hormat kepada para pangeran, tetapi merupakan duri
dalam daging musuh – musuhnya”.
6. Prasasti Cidanghiung ( Lebak )

Terletal ditepi kaki Cidanghiang, Desa Lebak, Munjul, Banten Selatan .


Dituliskan dalam dua baris tulisan beraksara pallawa dan bahasa Sansekerta . Isinya
sebagai berikut :
“Inilah ( tanda) keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguhnya dari
Raja dunia. Yang mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian Raja-raja”.
7. Prasasti Pasir Awi
Inskripsi ini terdapat di sebuah bukit bernama Pasir Awi , di kawasan
Perbukitan Desa Sukamakmur, Jonggol, Bogor. Inskripsi Prasasti tidak dapat
dibaca karena inskripsi ini lebih berupa gambar ( piktograf) dari pada tulisan.
Dibagian atas inskripsi terdapat sepasang telapak kaki”.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang
pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7
M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang
meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak
di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah
kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
Kata Tarumanagara berasal dari kata taruma dan nagara. Nagara artinya
kerajaan atau negara sedangkan taruma berasal dari kata tarum yang merupakan
nama sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum. Pada muara Citarum
ditemukan percandian yang luas yaitu Percandian Batujaya dan Percandian
Cibuaya yang diduga merupakan peradaban peninggalan Kerajaan Taruma.

B. Saran
Saran untuk para siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan
berusaha menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://liya2000.blogspot.co.id/2017/02/makalah-kerajaan-kutai-dan-
tarumanegara_82.html

http://fickyfebryadi97.blogspot.co.id/2013/08/sejarah-kerajaan-kutai-dan-
tarumanegara.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai

https://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara

Anda mungkin juga menyukai