Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH A

“MAKALAH KERAJAAN KEDIRI DAN SINGOSARI”

OLEH:
ANYA AGHNIA NOOR QOLBY
ALIKA MARIAM SALSABILA
ANGGITA YUSNI R

X-IPS 2
KELOMPOK 3
SMA NEGERI 24 BANDUNG

2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Kerajaan Kediri.......................................................................................................
B. Kerajaan Singasari...................................................................................................
BAB III KESIMPULAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pelajaran sejarah kelas X kita belajar tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang
pernah berdiri di Indonesia, salah satunya adalah Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri adalah kerajaan
besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12 tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini
merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai
Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini adalah
Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang. Untuk lebih jelasnya,
saya membuat makalah ini dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui tentang Kerajaan
Kediri, sehingga pembaca dapat memahami dan mengetahui salah satu kerajaan besar di Jawa
Timur.
Jawa timur sudah didiami oleh penduduk yang cukup padat sebelum raja Balitung, yaitu
khususnya di sepanjang lembah Sungai Brantas. Sungai Brantas dijadikan modal utama untuk
mendirikan kerajaan besar yang bersumbu padanya. Di jawa timur pada waktu itu tersebar banyak
kerajaan-kerajaan kecil yang masing-masing berdaulat di daerah-daerah rendah yang dan Kawi
Kelud. Kondisi geografis Jawa Timur yang seperti itu menjadikan sistem pemerintahan tidak
sentral. Belum juga terhitung daerah pertanian di dataran tinggi Malang yang pada waktu itu
ditempati oleh Tumapel.
Sungai Brantas sebagai urat nadi kerajaan-kerajaan di Jawa Timur yang juga ditentukan oleh
kehadiran gunung-gunung api yang mengapit aliran sungai tersebut dari hulu, hilir sampai dengan
muaranya. Sungai Brantas seakan-akan seperti rubuh ular yang melingkar dengan letak kepala
yang mendekati ekornya. Kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa Timur selain berurat nadi pada
Sungai Brantas juga lokasinya mengelilingi Gunung Penanggungan, seperti Daha, Kahuripan,
Majapahit, Jenggala, dan Tumapel. Sungai Brantas memiliki pola aliran air yang melingkar,
dimana mata airnya ada di lereng kompleks Gunung Arjuno-Anjasmoro.
Pola yang melingkar ini yang melahirkan bagian-bagian hilir dan hulu yang masing-masing
dapat melahirkan kegiatan-kegiatan ekonomis dan politis dari kerajaan-kerajaan yang berdiri.
Diantara hulu dan delta Sungai Brantas tersebut, ada salah satu kerajaan yang berdiri yaitu kerajaan
Singosari dimana letak ibu kotanya adalah bertempat di dataran rendah Pasuruan sampai daerah
Lawang. Di Dataran Tinggi Malang tepatnya di daerah sebelah timur Gunung Kawi merupakan
daerah yang beriwayat.
Salah satu raja yang tersohor adalah Ken Arok yang mulai kecil sampai wafatnya di habiskan
di dataran tinggi Malang. Keadaan tanah yang subur, iklim yang dingin tetapi kering serta di
dukung dengan adanya sungai Brantas menyebabkan daerah ini selalau memegang peranan
penting.
Kerajaan Singosari terletak di sebelah timur Gunung Kawi di hulu Sungai Brantas di daerah
Jawa Timur. Pada abad 13 Singosari hanya merupakan desa kecil yang tidak berarti. Keadaan itu
lambat laun berubah bertepatan dengan munculnya seorang pemuda bernama Ken Arok dari desa
Pangkur, yang berjaya meruntuhkan kerajaan Kediri dan merebur kekuasan raja Kertajaya pada
tahub 1222. Sejak itu ia mendirikan kerajaan berpusat di desa Kutaraja. Pada tahun 1254 nama
Kutaraja diganti dengan nama Singosari oleh cucunya yang bergelar Jaya Wisnuwardhana.
Singosari menguasai wilayah jawa timur dari tahun 1222 sampai tahun 1292.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah awal berdirinya kerajaan Kediri?
2. Apa saja Sumber sejarah kerajaan Kediri?
3. Dimana letak lokasi kerajaan Kediri?
4. Bagaimana masa perkembangan kerajaan Kediri?
5. Bagaimana sistem pemerintahan kerajaan Kediri?
6. Bagaimana aspek kehidupan masyarakat kerajaaan Kediri?
7. Apa penyebab runtuhnya kerajaan Kediri?
8. Bagaimana Keadaan Alam di daratan tinggi Malang Keraaan Singasari?
9. Bagaimana Keadaan Geografis Politik Kerajaan Singosari?
10. Bagaimanakah awal berdirinya kerajaan Kediri?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1 Umum : Untuk mengetahui tentang berdiri kerajaan Kediri dan Singasari masa perkembangan dan
pemerintahan kerajaan Kediri dan Singasari.
2 Khusus : Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah mengenai kerajaan Kediri dan Singasari.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Kediri
1. Pengertian
Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12
tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno.
Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur
pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak di
sekitar kota Kediri sekarang.
2. Awal Berdirinya Kerajaan Kediri
Pada tahun 1019 M, Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Airlangga
berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang Kamulan, setelah kewibawaan kerajaan
berahasil dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke
Kahuripan. Berkat jerih payahnya, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran.
Menjelang akhir hayatnya, Airlangga memutuskan untuk mundur dari pemerintahan dan menjadi
pertapa dengan sebutan Resi Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M.
Pewaris tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu Sri
Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena memilih menjadi pertapa,
tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir. Untuk menghindari perang saudara,
Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, dan
kerajaan Kediri (Panjalu) dengan ibu kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut mengalami kegagalan.
Hal ini dapat terlihat hingga abad ke 12, dimana Kediri tetap menjadi kerajaan yang subur dan
makmur namun tetap tidak damai sepenuhnya dikarenakan dibayang- bayangi Jenggala yang
berada dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan suasana gelap, penuh kemunafikan dan
pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja – raja antar kedua negara. Namun
perseteruan ini berakhir dengan kekalahan jenggala, kerajaan kembali dipersatukan dibawah
kekuasaan Kediri.
3. Sumber Sejarah Kerajaan Kediri
Prasasti-prasasti menjelaskan kerajaan Kediri antara lain yaitu:
a. Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.
b. Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.
c. Prasasti Sirah Keting (1140) tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Jayawarsa.
d. Prasasti yang ditemukan di Tulung Agung Kertosono, Berisi masalah keagamaan (Raja
Bameswara 1117-1130 M).
e. Prasasti Ngantang (1135 M) tentang Raja Jayabaya memberi hadiah rakyat desa Nganteng
sebidang tanah bebas pajak.
f. Prasasti Jaring (1181 M) tentang Raja Gandra yang membuat sejumlah nama-nama hewan
seperti Kebo Waruga dan Tikus Janata.
g. Prasasti Kamulan (1194 M) tentang Raja Kertajaya yang menyatakan bahwa Kediriberhasil
mengalahkan musuh di katang-katang.
4. Masa Perkembangan
Tak banyak yang diketahui mengenai peristiwa di masa-masa awal Kerajaan Kediri. Raja
Kameswara (1116-1136) menikah dengan Dewi Kirana, puteri Kerajaan Janggala. Dengan
demikian, berakhirlah Janggala kembali dipersatukan dengan Kediri. Kediri menjadi kerajaan
yang cukup kuat di Jawa. Pada masa ini, ditulis kitab Kakawin Smaradahana oleh Mpu Dharmaja,
yang dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan cerita Panji. Demikian pula Mpu Tanakung
mengarang kitab Kakawin Lubdaka dan Wertasancaya
Raja terkenal Kediri adalah Jayabaya (1135-1159). Jayabaya di kemudian hari dikenal
sebagai "peramal" Indonesia masa depan. Pada masa kekuasaannya, Kediri memperluas
wilayahnya hingga ke pantai Kalimantan. Pada masa ini pula, Ternate menjadi kerajaan subordinat
di bawah Kediri. Waktu itu Kediri memiliki armada laut yang cukup tangguh. Beliau juga terkenal
karena telah memerintahan penggubahan Kakawin Bharatayuddha, yang diawali oleh Mpu Sedah
dan kemudian diselesaikan oleh Mpu Panuluh.
Raja Kertajaya yang memerintah (1185-1222), dikenal sebagai raja yang kejam, bahkan
meminta rakyat untuk menyembahnya. Ini menyebabkan ia ditentang oleh para brahmana.
Kertajaya adalah raja terakhir dari kerajaan Kadiri.
Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan
Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membuka lebih banyak tabir misteri.

5. Sistem Pemerintahan Kerajaan Kediri


Sistem pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali pergantian kekuasaan, adapun
raja – raja yang pernah berkuasa pada masa kerajaan Kediri adalah:
1. Sri Jayawarsa
Sejarah Tentang Raja Sri Jayawarsa Ini Hanya Dapat Diketahui Dari
Prasasti Sirah Keting (1104 M). Pada Masa Pemerintahannya Jayawarsa
Memberikan Hadiah Kepada Rakyat Desa Sebagai Tanda Penghargaan, Karena
Rakyat Telah Berjasa Kepada Raja. Dari Prasasti Itu Diketahui Bahwa Raja
Jayawarsa Sangat Besar Perhatiannya Terhadap Masyarakat Dan Berupaya
Meningkatkan Kesejahteraan Rakyatnya.

2. Sri Bameswara
Raja Bameswara Banyak Meninggalkan Prasasti Seperti Yang Ditemukan
Di Daerah Tulung Agung Dan Kertosono. Prasasti Seperti Yang Ditemukan Itu
Lebih Banyak Memuat Masalah-Masalah Keagamaan, Sehingga Sangat Baik
Diketahui Keadaan Pemerintahannya.

3. Prabu Jayabaya
Kerajaan Kediri Mengalami Masa Keemasan Ketika Diperintah Oleh Prabu
Jayabaya. Strategi Kepemimpinan Prabu Jayabaya Dalam Memakmurkan
Rakyatnya Memang Sangat Mengagumkan. Kerajaan Yang Beribu Kota Di
Dahono Puro, Bawah Kaki Gunung Kelud, Ini Tanahnya Amat Subur, Sehingga
Segala Macam Tanaman Tumbuh Menghijau.Hasil Pertanian Dan Perkebunan
Berlimpah Ruah. Di Tengah Kota Membelah Aliran Sungai Brantas. Airnya Bening
Dan Banyak Hidup Aneka Ragam Ikan, Sehingga Makanan Berprotein Dan Bergizi
Selalu Tercukupi.Hasil Bumi Itu Kemudian Diangkut Ke Kota Jenggala, Dekat
Surabaya, Dengan Naik Perahu Menelusuri Sungai. Roda Perekonomian Berjalan
Lancar, Sehingga Kerajaan Kediri Benar-Benar Dapat Disebut Sebagai Negara
Yang “Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Karta Raharja”.Prabu Jayabaya
Memerintah Antara Tahun 1130 Sampai 1157 Masehi. Dukungan Spiritual Dan
Material Dari Prabu Jayabaya Dalam Hal Hukum Dan Pemerintahan Tidak
Tanggung-Tanggung. Sikap Merakyat Dan Visinya Yang Jauh Ke Depan
Menjadikan Prabu Jayabaya Layak Dikenang Sepanjang Masa.Jika Rakyat Kecil
Hingga Saat Ini Ingat Kepada Beliau, Hal Itu Menunjukkan Bahwa Pada Masanya
Berkuasa Tindakan Beliau Yang Selalu Bijaksana Dan Adil Terhadap Rakyat.

4. Sri Sarwaswera

Sejarah Tentang Raja Ini Didasarkan Pada Prasasti Padelegan II (1159)


Dan Prasasti Kahyunan (1161). Sebagai Raja Yang Taat Beragama Dan
Berbudaya, Sri Sarwaswera Memegang Teguh Prinsip “Tat Wam Asi”, Yang
Berarti “Dikaulah Itu, Dikaulah (Semua) Itu, Semua Makhluk Adalah Engkau”.

Menurut Prabu Sri Sarwaswera, Tujuan Hidup Manusia Yang Terakhir Adalah
Moksa, Yaitu Pemanunggalan Jiwatma Dengan Paramatma. Jalan Yang Benar
Adalah Sesuatu Yang Menuju Arah Kesatuan, Sehingga Segala Sesuatu Yang
Menghalangi Kesatuan Adalah Tidak Benar.
5. Sri Aryeswara
Berdasarkan Prasasti Angin (1171), Sri Aryeswara Adalah Raja Kediri
Yang Memerintah Sekitar Tahun 1171. Nama Gelar Abhisekanya Ialah Sri
Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka.Tidak
Diketahui Dengan Pasti Kapan Sri Aryeswara Naik Tahta. Peninggalan Sejarahnya
Berupa Prasasti Angin, 23 Maret 1171. Lambang Kerajaan Kediri Pada Saat Itu
Ganesha. Tidak Diketahui Pula Kapan Pemerintahannya Berakhir. Raja Kediri
Selanjutnya Berdasarkan Prasasti Jaring Adalah Sri Gandra.

6. Sri Gandra
Masa Pemerintahan Raja Sri Gandra (1181 M) Dapat Diketahui Dari
Prasasti Jaring, Yaitu Tentang Penggunaan Nama Hewan Dalam Kepangkatan
Seperti Seperti Nama Gajah, Kebo, Dan Tikus. Nama-Nama Tersebut
Menunjukkan Tinggi Rendahnya Pangkat Seseorang Dalam Istana.

7. Sri Kameswara
Masa Pemerintahan Raja Sri Gandra Dapat Diketahui Dari Prasasti Ceker
(1182) Dan Kakawin Smaradhana. Pada Masa Pemerintahannya Dari Tahun 1182
Sampai 1185 Masehi, Seni Sastra Mengalami Perkembangan Sangat Pesat,
Diantaranya Empu Dharmaja Mengarang Kitab Smaradhana. Bahkan Pada Masa
Pemerintahannya Juga Dikeal Cerita-Cerita Panji Seperti Cerita Panji Semirang.

8. Sri Kertajaya
Berdasarkan Prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194),
Prasasti Palah (1197), Prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, Dan
Pararaton, Pemerintahan Sri Kertajaya Berlangsung Pada Tahun 1190 Hingga 1222
Masehi.Raja Kertajaya Juga Dikenal Dengan Sebutan “Dandang Gendis”. Selama
Masa Pemerintahannya, Kestabilan Kerajaan Menurun. Hal Ini Disebabkan
Kertajaya Ingin Mengurangi Hak-Hak Kaum Brahmana.Keadaan Ini Ditentang
Oleh Kaum Brahmana. Kedudukan Kaum Brahmana Di Kerajaan Kediri Waktu Itu
Semakin Tidak Aman. Kaum Brahmana Banyak Yang Lari Dan Minta Bantuan Ke
Tumapel Yang Saat Itu Diperintah Oleh Ken Arok.Mengetahui Hal Ini Raja
Kertajaya Kemudian Mempersiapkan Pasukan Untuk Menyerang Tumapel.
Sementara Itu Ken Arok Dengan Dukungan Kaum Brahmana Melakukan Serangan
Ke Kerajaan Kediri. Kedua Pasukan Itu Bertemu Di Dekat Ganter (1222 M).

6. Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaaan Kediri


Kediri merupakan Kerajaan agraris maritim. Perekonomian Kediri bersumber atas usaha
perdagangan, peternakan dan pertanian untuk masyarakat yang hidup di daerah pedalaman.
Sedangkan yang berada di pesisir hidupnya bergantung dari perdagangan dan pelayaran. Mereka
telah mengadakan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Kediri terkenal sebagai
penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Kerajaan Kediri cukup makmur, hal ini terlihat pada
kemampuan Kerajaan yang memberikan penghasilan tetap pada para pegawainya walaupun hanya
dibayar dengan hasil bumi. Keterangan tersebut berdasarkan kitab Chi-fan-Chi (1225) karya Chau
Ju-kua mengatakan bahwan Su-ki-tan yang merupakan bagian dari She-po(Jawa) telah memiliki
daerah taklukkan. Para ahli memperkirakan Su-ki-tan adalah sebuah Kerajaan yang berada di Jawa
Timur, dan yang tak lain dan tak bukan adalah Kerajaan Kediri. Mungkin juga Su-ki-tan sebagai
kota pelabuhan yang telah dikenal para pedagang dari luar negeri, termasuk Cina.
Pemerintahannya sangat memperhatikan keadaan rakyatnya sehingga pertanian,
perdagangan dan peternakan mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam
pemerintahan kerajaan, yaitu :
1. Golongan masyarakat pusat(kerajaan) : masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan
beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
2. Golongan masyarakat tani (daerah) : golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau
petugas pemerintahan di wilayah tani (daerah).
3. Golongan masyarakat nonpemerintah : golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan
dan hubungan dengan pemerintahan secara resmi atau masyarakat wiraswasta.
7. Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri
Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik karena kesejahteraan rakyat meningkat,
masyarakat hidup tenang. Dalam kitab Ling-wai-tai-ta (1178) karya Chou-Ku-fei yang
menerangkan bahwa orang-orang Kediri memakai kain sampai lutut, rambutnya di urai, rumah-
rumah telah teratur dan bersih, lantai ubinnya berwarna hijau dan kuning. Pertanian dan
perdagangan telah maju, orang-orang yang salah didenda dengan emas. Pencuri dan perampok
dibunuh, telah digunakan mata uang perak, orang sakit tidak menggunakan obat tapi memohon
kesembuhan pada Dewa atau kepada Buddha. Tiap bulan ke-5 diadakan pesta air, alat musik yang
digunakan berupa seruling, gendang, dan gambang dr kayu. Dengan kehidupan masyarakatnya
yang aman dan damai maka seni dapat berkembang antara lain kesusastraan yang paling maju
adalah seni sastra terutama Jawa kuno. Namun, karya-karya sastra pada masa Kerajaan Kediri
kurang mengungkap keadaan pemerintahan dan masyarakat pada zamannya. Pada masa
Kameswara perkembangan karya sastra mencapai puncak kejayaannya.
8. Kehidupan Budaya Kerajaan Kediri
Abad ke-12 M memiliki arti yang sangat penting dalam masa selanjutnya. Kerajaan Kediri
banyak meninggalkan pelajaran untuk mengembangkan kerajaannya diantaranya :
1. Suatu negara bisa maju jika kondisi ekonomi stabil.
2. Keadaan politik harus stabil agar kekuatan bangsa tidak kurang.
3. Kehidupan kebudayaan harus diperluas, untuk menambah keyajaan bangsa.
Adapun karya sastra yang dihasilkan pada masa kereajaan Kediri, yaitu :
1. Kresnayana, dari zaman pemerintahan Raja jayawarsa.
2. Bharatayuda, karangan Empu sedah dan Empu Panuluh.
3. Arjuna Wiwaha, karangan Empu Kanwa.
4. Hariwangsa, karangan Empu Panuluh.
5. Bhamakarya, pengarangnya tidak jelas.
6. Smaradhana, karangan Empu Dharmaja.
7. Wartasancaya dan Lubdhaka karangan Empu Tanakung.
9. Runtuhnya Kerajaan Kediri
Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti
Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum
Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana
hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
Pertentangan itu disebabkan Kertajaya dianggap telah melanggar adat dan memaksa kaum
brahmana menyembahnya sebagai Dewa. Para Brahmana kemudian meminta perlindungan pada
Ken Arok di Singosari. Kebetulan Ken Arok juga berkeinginan memerdekakan Tumapel
(Singosari) yang dulunya merupakan bawahan Kediri. Tahun 1222 pecahlah pertempuran antara
prajurit Kertajaya dan pasukan Ken Arok di desa Ganter. Dalam peperangan ini, pasukan Ken
Arok berhasil menghancurkan prajurit Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan
Kediri, yang sejak saat itu menjadi bawahan Kerajaan Singosari. Runtuhnya kerajan Panjalu-
Kediri pada masa pemerintahan Kertajaya dikisahkan dalam Kitab Pararaton dan Kitab
Negarakertagama.
Setelah Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah dibawah
kekuasaan Kerajaan Singosari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai Bupati
Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya. Pada tahun 1271
Sastrajaya digantikan oleh putranya , yaitu Jayakatwang. Tahun 1292 Jayakatwang menjadi bupati
geleng-geleng. Selama menjadi bupati, Jayakatwang memberontak terhadap Singosari yang
dipimpin oleh Kertanegara, karena dendam di masa lalu dimana leluhurnya yaitu Kertajaya
dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun
kembali Kerajaan Kediri, namun hanya bertahan satu tahun. Hal itu terjadi karena adanya serangan
gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden
Wijaya.
B. Kerajaan Singosari
1. Sejarah
Pada abad ke 13 untuk kedua kalinya di Malang berdiri kerajaan baru yang bernama
kerajaan Singosari. Pendiri kerajaan ini adalah Ken Arok dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang
Amurwabhumi, yang masa pemerintahannya tahun 1222 – 1227.
Menurut kitab Negara Kertagama dan Pararaton dapat diketahui sejarah kehidupan Ken
Arok sebelum menjadi raja adalah anak dari rakyat biasa yang berasal dari desa Pangkur. Berkat
bantuan Pendeta Loh Gawe, Ken Arok diangkat sebagai anak pungut dan dapat mengabdi kepada
seorang Akuwu (setingkat bupati) di tumapel yang bernama Tunggul Ametung. Pada waktu itu
Tumapel adalah wilayah bawahan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya. Pada saat
mengabdi di Tumapel, Ken Arok tertarik kepada istri Tunggul Ametung yaitu Ken Dedes. Maka
dari itu Ken Arok berusaha membunuh Tunggul Ametung sehingga ia bias menggantikannya
sebagai akuwu di Tumapel.
Sebagai Akuwu yang baru Ken Arok tidak mau tunduk di bawah kekuasaan kerajaan
Kediri. Ken Arok bekerja sama dengan para pendeta yang tidak senang dengan pemerintahan
Kertajaya, mereka bertempur melawan raja Kediri dan di desa Ganter Ken Arok dapat
mengalahkan Raja Kediri. Dengan kemenangannya itu sejak tahun 1222 Ken Arok menjadi Raja
Tumapel dan Kediri. Kedua daerah itu akhirnya disatukan dengan ibu kota tetap di Tumapel yang
diberi nama Kuta Raja. Di bawah pemerintahannya kerajaan Singosari menjadi aman dan
tenteram. Tahun 1227 Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak Tunggul Ametung) yang mmbalas
dendam kematian ayahnya. Sejak itu Singosari dipimpin Anusapati selama 21 tahun (1227-1248).
Anusapati dibunuh oleh Toh joyo (anak Ken Arok dari istrinya Ken Umang), yang membalas
dendam kematian ayahnya. Masa pemerintahan Toh Joyo hanya beberapa bulan karena ia dibunuh
oleh Ranggawuni, anak Anusapati yang membalas dendam atas kematian ayahnya. Pembunuhan
demi pembunuhan terus terjadi di kalangan raja-raja Singosari karena balas dendam.
Sepeninggal Toh Joyo, tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardhana yang memerintah dengan sepupunya bernama Mahesa Cempaka. Tahun 1254
Wisnuwardhana menyerahkan tahta kerajaan pada puteranya yang bernama Kertanegara. Di
bawah pemerintahan Kertanegara (1268-1292) kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaannya.
Kertanegara bercita-cita menjadi penguasa Singosari dan daerah sekitarnya seluas mungkin. Tahun
1292 pada saat melaksanakan upacara Tantrayana, Kertanegara dan tokoh-tokoh penting lainnya
gugur karena diserang oleh Jayakatwang dari Kediri. Dengan meninggalnya Kertanegara , maka
kerajaan Singosari berakhir. Jenazah Kertanegara dimuliakan di Candi Jawi dan sebagai Budha di
Sagala. Kertanegara bersama permaisurinya Bajra Dewi dilambangkan sebagai jiwa dicandikan di
Singosari sebagai Bhairawa.
2. Runtuhnya Kerajaan Singhasari
Kertanegara mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman dari Khubilai Khan. Lalu
Kertanegara menganiaya dan melukai seorang utusan Khubilai Khan yang meminta tunduk dari
raja Kertanegara. Kemudian Khubilai Khan merasa terhina dan mengadakan perang untuk
menggempur Jawa. Bersamaan dengan itu, Jayakatwang yang memerintah Kediri menyerang
Singhasari karena berupaya ingin melepaskan Kediri dari kekuasaan Singhasari. Dalam serangan
sengit ini Kertanegara mati terbunuh dan Singhasari dapat direbut. Raden Wijaya telah berhasil
melarikan dirinya ke Pulau Madura.
Riwayat Singhasari kemudian berakhir dan pusat kerajaan yang sekarang telah pindah ke
Kediri. Raja Kertanegara dicandikan di Singhasari dengan tiga arca perwujudan, yang
melambangkan trikarya, yaitu sebagai Siwa Buddha dalam bentuk Bhairawa yang melambangkan
nirmanakarya, sebagai Ardhanari lambing sambhogakaya, dan sebagai Jina dalam bentuk Aksbhya
yang melambangkan dharmmakaya.
3. Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Agama
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, berusaha meningkatkan kehidupan
masyarakatnya. Banyak daerah – daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada masa
pemerintahan Anusapati, kehidupan kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian,
karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan
sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf
kehidupan masyarakatnya.
Keadaan perekonomian Kerajaan Singasari yaitu ikut ambil bagian dalam dunia pelayaran.
Keadaan ini juga didukung oleh hasil – hasil bumi.
Ditemukan peninggalan candi – candi dan patung – patung diantaranya candi Kidal,
candiJaga, dan candi Singasari. Sedangkan patung – patung yang ditemukan adalah patung Ken
Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambang kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam
wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara
(Kedua patung Kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa
Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).
Diangkat seorng Dharmadyaksa (kepala agama Buddha). Disamping itu ada pendeta Maha
Brahmana yang mendampingi Raja, dengan pangkat Sangkhadharma. Sesuai dengan agama yang
dianutnya, Kertanegara didharmakan sebagai Syiwa Buddha di candi Jawi, di Sagala bersama –
sama dengan permaisurinya yang diwujudkan sebagai Wairocana Locana, dan sebagai Bairawa di
candi Singasari. Terdapat prasasti pada lapik (alas) arca Joko Dolog yang ada di taman Simpang
di Surabaya, yang menyebutkan bahwa Kertanegara dinobatkan sebagai Jina atau Dhyani Buddha
yaitu sebagai Aksobya. Sedangkan arca Joko Dolog itu sendiri merupakan arca perwujudannya.
Sebagai seorang Jina ia bergelar Jnanasiwabajra.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kerajaan Kediri
Berdasarkan analisa kami dari sejumlah referensi yang saya baca, saya dapat
menyimpulkan beberapa hal tentang Kerajaan Kediri yaitu :
· Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah berkuasa di Nusantara.
· Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga membagi Kerajaan Mataram Kuno menjadi
dua bagian.
· Kerajaan Kediri sempat menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia.
· Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa, yang pertama saat Airlangga membagi
Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat Jayakatwang berhasil mengalahkan Kertanegara.
2. Kerajaan Singasari
Sungai Brantas sebagai urat nadi kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dapat ditelaah ciri-ciri
tanahnya pada setiap lembahnya semunya itu ditentukan oleh kehadiran gunung-gunung api yang
mengapit aliran sungai tersebut dari hulu, hilir, hingga muaranya. Dan kerajaan di Jawa Timur
yang akan dibangun tidak bisa lepas dari sumbu perekonomian yakni Sungai Brantas.
Latar belakang geografis kerajaan Singhasari tak dapat dibatasi pada kondisi alamnya pada
abad ke-13 saja. Harus pula diadakan ancang-ancang yang cukup maju kedepan yakni abad ke-11
dan 12. sebabnya adalah karena sungai Brantas sudah berfungsi secara ekonomis maupun politis
pada masa-masa tersebut mulai dari Pugatan (perjuangan Erlangga sejak awal abad ke-11) sampai
Tarik (berdirinya Majapahit pada akhir abad ke-13). Selain menjadi saksi utama peristiwa-
peristiwa historis yang penting, sungai tersebut juga melatar belakangi berbagai fakta sejarah di
Jawa Timur.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kadiri
http://uegi-liverpudlian.blogspot.com/2011/11/makalah-kerajaan-kediri.html
http://raneei.blogspot.com/2011/11/sejarah-xi-makalah-kerajaan-kediri_20.html
http://juragansejarah.blogspot.com/2012/05/sejarah-kerajaan-kediri.html
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/kerajaan-kediri.html
http://www.scribd.com/doc/88287745/Kerjaan-Kediri-Dan-Singosari

KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya
jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah
berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak
ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu
dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun
bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang
bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai