Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KERAJAAN MEDANG KAMULAN DAN KERAJAAN KEDIRI

Disusun Oleh :

SELLI MARLINA

ANGGUN SURI

NURUL AWALUS SAUMI

AHSYAL ANAGI

KHAIRATUL MARDIATI

FADILA PUTRI

MAN 1 SIJUNJUNG

2020
KERAJAAN MEDANG KAMULAN

A. LATAR BELAKANG
Medang Kamulan adalah wilayah atau kerajaan setengah mitologis yang dianggap pernah
berdiri di Jawa Tengah dan mendahului Kerajaan Medang. "Kamulan" berarti "permulaan",
sehingga "Medang Kamulan" dapat diartikan sebagai "pra-Medang".

Kerajaan ini dikatakan setengah mitologis karena tidak pernah ditemukan bukti-bukti
fisik keberadaannya. Sumber-sumber mengenai kerajaan ini hanya berasal dari cerita-cerita
rakyat, misalnya dalam legenda Loro Jonggrang, dan penyebutan oleh beberapa naskah
kuno. Cerita pewayangan versi Jawa menyebutkan bahwa Medang Kamulan adalah tempat
bertahtanya Batara Guru. Dalam legenda Aji Saka, Medang Kamulan adalah negeri tempat
berkuasanya Prabu Dewata Cengkar yang zalim. Cerita rakyat lain, di antaranya termasuk
legenda Loro Jonggrang dan berdirinya Madura, menyatakan bahwa Medang Kamulan
dikuasai oleh Prabu Gilingwesi. Legenda Aji Saka sendiri menyebutkan bahwa Bledug
Kuwu di Kabupaten Grobogan adalah tempat munculnya Jaka Linglung setelah
menaklukkan Prabu Dewata Cengkar. Van der Meulen menduga, walaupun ia sendiri tidak
yakin, bahwa Medang Kamulan dapat dinisbahkan kepada "Hasin-Medang-Kuwu-lang-pi-
ya" yang diajukan van Orsoy, dalam artikelnya tentang Kerajaan "Ho-Ling" yang disebut
catatan Tiongkok. Hal ini membuka kemungkinan bahwa Medang Kamulan barangkali
memang pernah ada. Baris ke-782 dan 783 dari naskah kedua Perjalanan Bujangga Manik
dari abad ke-15 menyebutkan bahwa setelah Bujangga Manik meninggalkan Pulutan
(sekarang adalah desa di sebelah barat Purwodadi, Jawa Tengah) ia tiba di "Medang
Kamulan". Selanjutnya, dikatakan pula bahwa setelah menyeberangi Sungai Wuluyu, tibalah
ia di Gegelang yang terletak di sebelah selatan Medang Kamulan. Naskah inilah yang
pertama kali menyebutkan bahwa memang ada tempat bernama Medang Kamulan,
meskipun tidak dikatakan bahwa itu adalah kerajaan.

Masyarakat Sunda diketahui mengenal legenda mengenai kerajaan ini, yang dikatakan
mendahului Kerajaan Sunda Galuh.
B. LOKASI DAN PETA

Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang


Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di muara sungai Brantas.ibu kotanya bernama Watan
Mas. Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia memindahkan pusat
pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Namun, wilayah kekuasaan Kerajaan
Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup daerah Nganjuk
disebelah barat, daerah Pasuruan di sebelah timur, daerah Surabaya di sebelah utara, dan
daerah Malang di sebelah selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan
Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.

C. SUMBER SEJARAH KERAJAAN


Sumber sejarah Kerajaan Medang Kamulan berasal dari :

1. Berita asing tentang keberadaan Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur dapat
diketahui melalui berita dari India dan Cina. Berita dari India mengatakan bahwa
Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola untuk
membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa
pemerintahan Raja Dharmawangsa. Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis
pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara
kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan,
sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal
dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah
meninggalkan Sriwijaya dan Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan
perdagangan. Di samping itu, tahun 992 M tercatat pada catatan-catatan negeri Cina
tentang datangnya duta persahabatan dari Jawa.
2. Beberapa prasasti yang mengungkapkan Kerajaan Medang Kamulan antara lain:
 Prasasti dari Mpu Sindok, dari Desa Tangeran (daerah Jombang) tahun 933 M
menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri
Wardhani Pu Kbin.
 Prasasti Mpu Sindok dari daerah Bangil menyatakan bahwa Raja Mpu Sindok
memerintah pembuatan satu candi sebagai tempat pendharmaan ayahnya dari
permaisurinya yang bernama Rakryan Bawang.
 Prasasti Mpu Sindok dari Lor (dekat Nganjuk) tahun 939 M menyatakan bahwa
Raja Mpu Sindok memerintah pembuatan candi yang bernama Jayamrata dan
Jayastambho (tugu kemenangan) di Desa Anyok Lodang.
 Prasasti Calcuta, prasasti dari Raja Airlangga yang menyebutkan silsilah
keturunan dari Raja Mpu Sindok.

D. KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, & BUDAYA


1. Kehidupan Politik
Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kamulan, terdapat beberapa raja
yang diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut:
a. Raja Mpu Sindok

Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar Mpu Sindok
Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama Dinasti Isyana. Raja
Mpu Sindok masih termasuk keturunan dari raja Dinasti Sabjaya (Mataram) di Jawa
Tengah. Karena kondisi di Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya Dinasti
Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok memindahkan pusat
pemerintahannya ke Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir Mpu Sindok (947
M) menyatakan bahwa Raja Mpu sindok adalah peletak dasar dari Kerajaan Medang
Kamulan di Jawa Timur.

b. Dharmawangsa

Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja yang memiliki pandangan
politik yang tajam. Semua politiknya ditujukan untuk mengangkat derajat kerajaan.
Kebesaran Raja Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar negerinya.

c. Airlangga

Dalam Prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga (Erlangga) masih termasuk
keturunan dari Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya. Ibunya bernama Mahendradata
(Gunapria Dharmapatni) yang kawin dengan Raja Udayana dari Bali.

2. Kehidupan Ekonomi
Raja Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaannya di tepi Sungai Brantas, dengan tujuan
menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di daerah Jawa Timur. Bahkan pada masa
pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas perdagangan bukan saja di Jawa Timur, tetapi
berkembang ke luar wilayah jawa Timur.
Di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan Medang Kamulan menjadi pusat
aktifitas pelayaran perdagangan di indonesia Timur. Namun akibat serangan dari
Kerajaan Wurawari, segala perekonomian Kerajaan Medang Kamulan mengalami
kehancuran.
KERAJAAN KEDIRI

A. Sejarah Kerajaan Kediri


Masa-masa awal Kerajaan Kediri tidak banyak diketahui. Prasasti Turun Hyang II
(1044) yang diterbitkan Kerajaan Kediri hanya memberitakan adanya perang saudara antara
kedua kerajaan sepeninggal Airlangga.Sejarah Kerajaan Kediri mulai diketahui dengan
adanya prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri
Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahui, sedangkan urutan raja-raja
sesudah Sri Jayawarsa sudah dapat diketahui dengan jelas berdasarkan prasasti-prasasti yang
ditemukan.
Kerajaan Kediri di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya berhasil menaklukkan Kerajaan
Janggala dengan semboyannya yang terkenal dalam prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu
Jayati, atau Panjalu Menang.Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu
mengalami masa kejayaannya. Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa
pulau di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.
Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling wai tai ta karya ChouKu-fei tahun 1178,
bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan
Sumatra. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa ada Kerajaan
Panjalu, sedangkan Sumatra dikuasai Kerajaan Sriwijaya.Chou Ju-kua menggambarkan di
Jawa penduduknya menganut 2 agama : Buddha dan Hindu. Penduduk Jawa sangat berani
dan emosional. Waktu luangnya untuk mengadu binatang. Mata uangnya terbuat dari
campuran tembaga dan perak.
Buku Chu-fan-chi menyebut Jawa adalah maharaja yang punya wilayah jajahan : Pai-
hua-yuan (Pacitan), Ma-tung (Medang), Ta-pen (Tumapel, Malang), Hi-ning (Dieng), Jung-
ya-lu (Hujung Galuh, sekarang Surabaya), Tung-ki (Jenggi, Papua Barat), Ta-kang (Sumba),
Huang-ma-chu (Papua), Ma-li (Bali), Kulun (Gurun, mungkin Gorong atau Sorong di Papua
Barat atau Nusa Tenggara), Tan-jung-wu-lo (Tanjungpura di Borneo), Ti-wu (Timor),
Pingya-i (Banggai di Sulawesi), dan Wu-nu-ku (Maluku).Penemuan Situs Tondowongso
pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat
membantu memberikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut.
A. Nama Raja-raja Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri yang termasyhur pernah diperintah 8 raja dari awal berdirinya sampai
masa keruntuhan kerajaan ini. Dari kedelapan raja yang pernah memerintah kerajaan ini
yang sanggup membawa Kerajaan Kediri kepada masa keemasan adalah Prabu Jayabaya,
yang sangat terkenal hingga saat ini.Adapun 8 raja Kediri tersebut urutannya sebagai
berikut:
1. Sri Jayawarsa
2. Sri Bameswara
3. Prabu Jayabaya
4. Sri Sarwaswera
5. Sri Aryeswara
6. Sri Gandra
7. Sri Kameswara
8. Sri Kertajaya

B. Kehidupan Politik, Sosial, dan dan Ekonomi Kerajaan Kediri


1. Kehidupan Politik Kerajaan Kediri
MapanjiGarasakan memerintah tidak lama. Ia digantikan Raja MapanjiAlanjung
(1052 – 1059 M). MapanjiAlanjung kemudian diganti lagi oleh Sri Maharaja
Samarotsaha. Pertempuran yang terus menerus antara Jenggala dan Panjalu
menyebabkan selama 60 tahun tidak ada berita yang jelas mengenai kedua kerajaan
tersebut hingga munculnya nama Raja Bameswara (1116 – 1135 M) dari Kediri.
Pada masa itu ibu kota Panjalu telah dipindahkan dari Daha ke Kediri sehingga
kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri. Raja Bameswara
menggunakan lencana kerajaan berupa tengkorak bertaring di atas bulan sabit yang
biasa disebut Candrakapala.Setelah Bameswara turun takhta, ia digantikan Jayabaya
yang dalam masa pemerintahannya itu berhasil mengalahkan Jenggala. Berturut-turut
raja-raja Kediri sejak Jayabaya sebagai berikut.
Pada tahun 1019 M Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan.
Airlangga berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang Kamulan, setelah
kewibawaan kerajaan berahasil dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat
pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan. Berkat jerih payahnya , Medang
Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran. Menjelang akhir hayatnya , Airlangga
memutuskan untuk mundur dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutan Resi
Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M.
Pewaris tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu Sri
Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena memilih menjadi
pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir. Untuk menghindari
perang saudara, Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu kerajaan Jenggala dengan
ibu kota Kahuripan, dan kerajaan Kediri (Panjalu) dengan ibu kota Dhaha. Tetapi upaya
tersebut mengalami kegagalan. Hal ini dapat terlihat hingga abad ke 12 , dimana Kediri
tetap menjadi kerajaan yang subur dan makmur namun tetap tidak damai sepenuhnya
dikarenakan dibayang- bayangi Jenggala yang berada dalam posisi yang lebih lemah.
Hal itu menjadikan suasana gelap, penuh kemunafikan dan pembunuhan berlangsung
terhadap pangeran dan raja-raja antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir
dengan kekalahan jenggala, kerajaan kembali dipersatukandi bawah kekuasaan Kediri.

2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri


Kediri merupakan kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di daerah
pedalaman bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian di daerah pedalaman
Kerajaan Kediri sangat melimpah karena didukung oleh kondisi tanah yang subur. Hasil
pertanian yang melimpah memberikan kemakmuran bagi rakyat.
Masyarakat yang berada di daerah pesisir hidup dari perdagangan dan pelayaran.
Pada masa itu perdagangan dan pelayaran berkembang pesat. Para pedagang Kediri
sudah melakukan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Pada masa itu, mata
uang yang terbuat dari emas dan campuran antara perak, timah, dan tembaga sudah
digunakan. Hubungan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir sudah berjalan cukup
lancar. Sungai Brantas banyak digunakan untuk lalu lintas perdagangan antara daerah
pedalaman dan daerah pesisir.
Kondisi masyarakat Kediri sudah teratur. Penduduknya sudah memakai kain
sampai di bawah lutut, rambut diurai, serta rumahnya bersih dan rapi. Dalam
perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima maskawin berupa emas. Orang-orang
yang sakit memohon kesembuhan kepada dewa dan Buddha. Perhatian raja terhadap
rakyatnya sangat tinggi. Hal itu dibuktikan pada kitab Lubdaka yang berisi tentang
kehidupan sosial masyarakat pada saat itu. Tinggi rendahnya martabat seseorang bukan
berdasarkan pangkat dan harta bendanya, tetapi berdasarkan moral dan tingkah lakunya.
Raja juga sangat menghargai dan menghormati hak-hak rakyatnya. Akibatnya, rakyat
dapat leluasa menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

3. Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri


Kondisi masyarakat Kediri sudah teratur. Penduduknya sudah memakai kain
sampai di bawah lutut, rambut diurai, serta rumahnya bersih dan rapi. Dalam
perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima maskawin berupa emas. Orang-orang
yang sakit memohon kesembuhan kepada dewa dan Buddha.
Perhatian raja terhadap rakyatnya sangat tinggi. Hal itu dibuktikan pada kitab
Lubdaka yang berisi tentang kehidupan sosial masyarakat pada saat itu. Tinggi
rendahnya martabat seseorang bukan berdasarkan pangkat dan harta bendanya, tetapi
berdasarkan moral dan tingkah lakunya. Raja juga sangat menghargai dan menghormati
hak-hak rakyatnya. Akibatnya, rakyat dapat leluasa menjalankan aktivitas kehidupan
sehari-hari.
Pada zaman Kediri karya sastra berkembang pesat. Banyak karya sastra yang
dihasilkan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, raja pernah memerintahkan kepada
Empu Sedah untuk mengubah kitab Bharatayuda ke dalam bahasa Jawa Kuno. Karena
tidak selesai, pekerjaan itu dilanjutkan oleh Empu Panuluh. Dalam kitab itu, nama
Jayabaya disebut beberapa kali sebagai sanjungan kepada rajanya. Kitab itu berangka
tahun dalam bentuk candrasangkala, sangakudasuddhacandrama (1079 Saka atau 1157
M). Selain itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Gatutkacasraya dan Hariwangsa.

C. RuntuhnyaKerajaan Kediri
Runtuhnya kerajaan Kediri dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya , terjadi
pertentangan dengan kaum Brahmana. Mereka menggangapKertajaya telah melanggar
agama dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum Brahmana meminta
perlindungan KenArok , akuwu Tumapel. Perseteruan memuncak menjadi pertempuran di
desa Ganter, pada tahun 1222 M. Dalam pertempuarn itu KenArok dapat mengalahkan
Kertajaya, pada masa itu menandai berakhirnya kerajaan Kediri.
Setelah berhasil mengalah kan Kertanegara, Kerajaan Kediri bangkit kembali di bawah
pemerintahan Jayakatwang. Salah seorang pemimpin pasukan c Singasari, Raden Wijaya,
berhasil meloloskan diri ke Madura. Karena perilakunya yang baik, Jayakatwang
memperbolehkan Raden Wijaya untuk membuka Hutan Tarik sebagai daerah tempat
tinggalnya. Pada tahun 1293, datang tentara Mongol yang dikirim oleh Kaisar Kubilai Khan
untuk membalas dendam terhadap Kertanegara. Keadaan ini dimanfaatkan Raden Wijaya
untuk menyerang Jayakatwang. Ia bekerjasama dengan tentara Mongol dan pasukan Madura
di bawah pimpinan Arya Wiraraja untuk menggempur Kediri. Dalam perang tersebut
pasukan Jayakatwang mudah dikalahkan. Setelah itu tidak ada lagi berita tentang Kerajaan
Kediri.

Anda mungkin juga menyukai