Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARH KEBUDAYAAN ISLAM

BIOGRAFI KHULAFAUR RASYIDIN

KELAS X MIPA 2

Disusun Oleh :

YOLA RESNANDA PUTRI

MAN 1 SIJUNJUNG

2019
BIOGRAFI KHULAFAUR RASYIDIN

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq -radhiyallahu ‘anhu-


Namanya adalah ‘Abdullah bin Abu Quhafah ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin
Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al-Qurasyi At-Tamimi, masyhur
dengan kunyahnya Abu Bakar. Khalifah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Ayahnya bernma Abu Quhafah ‘Utsman bin ‘Amir. Ibunya bernama Ummu Khair Salma
binti Shakhr bin ‘Amir Julukan :
 ‘Atiq yang berarti tampan. Al-Hafizh Ad-Daulabi meriwayatkan dengan
sanadnya hingga Az-Zuhri dan ‘Aisyah yang menyebutkan bahwa nama beliau
adalah ‘Atiq.

 Ash-Shiddiq yang berarti yang membenarkan. Karena beliaulah orang yang


pertama kali membenarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam atas
peristiwa Isra’ Mi’raj beliau hingga Sidratul Muntaha.
Beliau dilahirkan pada tahun 51 sebelum Hijrah atau 2 tahun 6 bulan setelah tahun
Gajah. Termasuk As-Sabiqunal Awwalun yaitu orang-orang yang pertama kali masuk
Islam, dan menyusul beliau masuk Islam adalah tokoh-tokoh besar Quraisy seperti
‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, ‘Utsman bin ‘Affan, Az-Zubair bin Al-
Awwam, Thalhah bin ‘Ubaidillah dan lain-lain -radhiyallahu ‘anhum-.

Ciri-ciri fisik :
Ibnu Sa’ad dalam Thabaqahnya meriwayatkan dari ‘Aisyah bahwa ayahnya mempunyai
kulit putih, berwajah tampan, bertubuh kurus, tipis pelipisnya dengan dahi yang
menonjol, matanya hitam dan sering mewarnai janggutnya dengan hinaa dan katm, ia
tidak bisa bersajak.
Istri-istri dan anak-anak beliau :
 Pada masa jahiliyah, beliau menikahi Qutailah binti ‘Abdul ‘Uzza. Dari
pernikahan ini lahir ‘Abdullah dan ‘Asma’.

 Ummu Ruman binti ‘Amir bin Uwaimir. Dari pernikahan ini lahir
‘Abdurrahman dan ‘Aisyah.
 ‘Asma’ binti Umais bin Ma’ad bin Taim. Dari pernikahan ini lahir
Muhammad pada Haji Wada di Dzulhulaifah.

 Habibah binti Kharijah bin Zaid dari bani Harits bin Al-Khazraj.
Keutamaan-keutamaan Abu Bakar :
Keutamaan-keutamaan beliau sangat banyak. Allah Ta’ala berfirman :

َ ِ‫َار إِ ْذ يَقُو ُل ل‬
‫صا ِحبِ ِه ال تَحْ ز َْن إِ َّن هَّللا َ َم َعنَا‬ ِ ‫َص َرهُ هَّللا ُ إِ ْذ أَ ْخ َر َجهُ الَّ ِذينَ َكفَرُوا ثَانِ َي ْاثنَ ْي ِن إِ ْذ هُ َما فِي ْالغ‬ ُ ‫إِال تَ ْن‬
َ ‫صرُوهُ فَقَ ْد ن‬

‘Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah


menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari
Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di
waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita.” [QS At-Taubah : 40].

‘Aisyah, Abu Sa’id Al-Khudri dan Ibnu ‘Abbas menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat
ini adalah Abu Bakar yang menemani Nabi berhijrah.

‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما‬ ٍ ‫ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬


ِ ‫س َر‬
‫احبِي‬
ِ ‫ص‬ ُ ‫ت ُمتَّ ِخ ًذا ِم ْن أُ َّمتِي خَ لِياًل اَل تَّخ َْذ‬
َ ‫ت أَبَا بَ ْك ٍر َولَ ِك ْن أَ ِخي َو‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل لَوْ ُك ْن‬
َ ‫ع َْن النَّبِ ِّي‬

‘dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Seandainya aku diperbolehkan menjadikan diantara ummatku sebagai kekasih pastilah
aku pilih Abu Bakar. Akan tetapi dia hanyalah saudaraku sekaligus sahahabatku”. [HR
Bukhari no. 3383]

‫ال‬ ْ ‫ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن ُجبَي ِْر ب ِْن ُم‬


َ َ‫ط ِع ٍم ع َْن أَبِي ِه ق‬
َ َ‫ت َولَ ْم أَ ِج ْدكَ َكأَنَّهَا تَقُو ُل ْال َموْ تَ ق‬
‫ال‬ ُ ‫ت أَ َرأَيْتَ إِ ْن ِج ْئ‬
ْ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَأ َ َم َرهَا أَ ْن تَرْ ِج َع إِلَ ْي ِه قَال‬ َّ ِ‫َت ا ْم َرأَةٌ النَّب‬
َ ‫ي‬ ْ ‫أَت‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ ْن لَ ْم ت َِج ِدينِي فَأْتِي أَبَا بَ ْك ٍر‬
َ

dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya, ia berkata; “Ada seorang wanita
datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu beliau memerintahkan wanita itu
agar kembali di lain waktu. Lalu wanita itu bertanya; “Seandainya aku datang nanti tapi
tidak menemukan baginda?”. Wanita itu sepertinya berkata tentang kematian (khawatir
bila menjemput beliau). Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika kamu
tidak menemukan aku lagi, maka temuilah Abu Bakar”. [HR Bukhari no. 3386]

ْ َ‫ع َْن عَائِ َشةَ قَال‬


‫ت‬
‫ب ِكتَابًا فَإِنِّي أَخَافُ أَ ْن يَتَ َمنَّى‬ َ ُ‫َاك َحتَّى أَ ْكت‬
ِ ‫ك َوأَخ‬ ِ ‫ض ِه ا ْد ِعي لِي أَبَا بَ ْك ٍر أَبَا‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي َم َر‬
َ ِ ‫قَا َل لِي َرسُو ُل هَّللا‬
‫ُمتَ َمنٍّ َويَقُو ُل قَائِ ٌل أَنَا أَوْ لَى َويَأْبَى هَّللا ُ َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ إِاَّل أَبَا بَ ْك ٍر‬

dari Aisyah dia berkata; Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sakit, beliau bersabda kepadaku, Panggillah Ayahmu Abu Bakar dan saudara laki-lakimu
ke sini, agar aku buatkan sebuah surat (keputusan khalifah). Karena aku khawatir jika
kelak ada orang yang ambisius dan berkata; Akulah yang lebih berhak menjadi khalifah.
Sementara Allah dan kaum muslimin tidak menyetujuinya selain Abu Bakar.’ [HR
Muslim no. 4399].

Masa kekhalifahan Abu Bakar berjalan selama 2 tahun 3 bulan. Beliau wafat pada
Jumadil Akhir tahun 13 H setelah mengalami sakit demam selama 15 hari. Beliau wafat
pada usia 63 tahun. Semoga Allah Ta’ala meridhai beliau atas jasa-jasa beliau pada
Islam.

2. ‘Umar bin Al-Khaththab -radhiyallahu ‘anhu-


Namanya : ‘Umar bin Al-Khaththab bin Nufail bin ‘Abdul ‘Uzza bin Riyah bin
‘Abdullah bin Qurth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib Al-Qurasyi
Al-‘Adawi. Abu Hafsh Amirul Mukminin.
Ayahnya: Al-Khaththab bin Nufail
Ibunya : Hantamah binti Hasyim bin Al-Mughirah Al-Makhzumi
Julukan : Al-Faruq yang berarti pembeda antara haq dan bathil. Ibnu Sa’ad
meriwayatkan dengan sanad mursal bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah
menjadikan kebenaran diatas lidah dan hati ‘Umar. Dialah Al-Faruq.” [Ath-Thabaqat
3/270].
Beliau dilahirkan pada tahun 41 sebelum Hijrah. Beliau termasuk 10 sahabat yang
dijamin masuk surga. Keislamannya membawa pengaruh besar bagi dakwah Islam.
Dengan bantuannyalah dakwah Islam bisa berjalan secara terang-terangan dan tidak
sembunyi-sembunyi lagi karena beliau orang yang tak mengenal takut terhadap orang-
orang kafir Quraisy.

Ciri-ciri fisik :
Beliau bertubuh tinggi besar, berkulit kuning, kepala bagian depannya botak, matanya
hitam, selalu mewarnai janggutnya dan merapikan rambutnya dengan inai (daun pacar),
giginya putih bersih, jarang tertawa, tegas dan berwibawa ketika berbicara dan tidak
pernah bergurau. [Tarikh Ath-Thabari 4/196].

Istri-istri dan anak-anak beliau :


 Pada masa jahiliyah, ‘Umar pernah menikahi Zainab binti Mazh’un, saudara kandung
‘Utsman bin Mazh’un. Dari pernikahan ini lahir ‘Abdullah, ‘Abdurrahman Al-Akbar
dan Hafshah.
 Ummu Kultsum binti Jarwal. Dari pernikahan ini lahir ‘Ubaidullah dan Zaid Al-
Ashghar. Umar menceraikannya kemudian ia dinikahi Abu Jahm bin Hudzaifah.
 Quraibah binti Abu Umayyah Al-Makhzumi. Umar menceraikannya kemudian ia
dinikahi ‘Abdurrahman bin Abu Bakar.
 Ummu Hakim binti Al-Harits bin Hisyam, setelah suami sebelumnya, Ikrimah bin
Abu Jahl tewas dalam peperangan di Syam. Dari pernikahan ini lahir Fathimah.
 Jamilah binti ‘Ashim bin Tsabit. Dari pernikahan ini lahir ‘Ashim.
 Ummu Kultsum binti ‘Ali bin Abi Thalib. Dari pernikahan ini lahir Zaid Al-Akbar
dan Ruqayyah.
 Atiqah binti Zaid bin ‘Amr. Dari pernikahan ini lahir ‘Iyadh.
 Luhyah, wanita asal Yaman. Dikatakan oleh Al-Waqidi bahwa ia adalah Ummu
Walad (budak) dan bukan istri. Dari pernikahan ini lahir ‘Abdurrahman Al-Ausath
atau ‘Abdurrahman Al-Ashghar.
 Fukaihah. Al-Waqidi berkata bahwa ia adalah Ummu Walad. Dari pernikahan ini
lahir Zainab, anak ‘Umar yang paling kecil.

Keutamaan-keutamaan ‘Umar :

ْ‫ْت يَ ْعنِي اللَّبَنَ َحتَّى أَ ْنظُ َر إِلَى الرِّيِّ يَجْ ِري فِي ظُفُ ِري أَو‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل بَ ْينَا أَنَا نَائِ ٌم َش ِرب‬
َ ِ ‫ع َْن أَبِي ِهأ َ َّن َرسُو َل هَّللا‬
‫ال ْال ِع ْل َم‬
َ َ‫ت ُع َم َر فَقَالُوا فَ َما أَو َّْلتَهُ ق‬
ُ ‫اري ثُ َّم نَا َو ْل‬ ْ َ‫فِي أ‬
ِ َ ‫ظف‬
dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketika tidur,
aku bermimpi meminum (segelas) susu hingga aku dapat melihat aliran air dari kukuku
(dengan bentul tunggal) -atau kuku-kukuku (dengan bentuk jamak)-, kemudian aku
berikan (sisanya) kepada ‘Umar”. Orang-orang bertanya; “Apa maknanya (susu tersebut)
ya Rasulullah?. Beliau bersabda: “Ilmu”. [HR Bukhari no. 3405]

ٍ ‫ع بِد َْل ِو بَ ْك َر ٍة َعلَى قَلِي‬


‫ب‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل أُ ِر‬
ُ ‫يت فِي ْال َمن َِام أَنِّي أَ ْن ِز‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َماأَ َّن النَّب‬
ِ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ُع َم َر َر‬
‫ت غَرْ بًا فَلَ ْم أَ َر َع ْبقَ ِريًّا‬ْ َ‫ب فَا ْستَ َحال‬ِ ‫ض ِعيفًا َوهَّللا ُ يَ ْغفِ ُر لَهُ ثُ َّم َجا َء ُع َم ُر بْنُ ْال َخطَّا‬َ ‫ن ن َْزعًا‬¥ِ ‫فَ َجا َء أَبُو بَ ْك ٍر فَنَ َز َع َذنُوبًا أَوْ َذنُوبَ ْي‬
‫ض َربُوا بِ َعطَ ٍن‬ َ ‫يَ ْف ِري فَ ِريَّهُ َحتَّى َر ِو‬
َ ‫ي النَّاسُ َو‬

dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Dalam tidurku, aku bermimpi menarik timba (mengambil air) untuk memberi
minum unta dari suatu sumur. Kemudian Abu Baka datang lalu menarik satu atau dua
timba dan pada tarikannya itu ada kelemahan dan semoga Allah mengampuninya.
Kemudian ‘Umar bin Al Khaththab datang lalu mengambil timba tersebut sehingga dapat
mengambil air yang banyak (dengan tarikannya). Aku belum pernah melihat di kalangan
manusia ada orang yang berbuat seperti apa yang diperbuat olehnya lalu memberi minum
unta-unta dan manusia hingga mereka menjadi puas karenanya”. [HR Bukhari no. 3406]

‫إ ِ ْن يَ ُك ْن فِي أُ َّمتِي ِم ْنهُ ْم‬¥َ‫ َّدثُونَ ف‬¥‫ونُ فِي اأْل ُ َم ِم قَ ْبلَ ُك ْم ُم َح‬¥¥‫انَ يَ ُك‬¥¥‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ َكانَ يَقُو ُل قَ ْد َك‬
َ ‫ع َْن عَائِ َشةَع َْن النَّبِ ِّي‬
ِ ‫أَ َح ٌد فَإ ِ َّن ُع َم َر ْبنَ ْال َخطَّا‬
‫ب ِم ْنهُ ْم‬

dari ‘Aisyah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Di kalangan umat-
umat yang terdahulu sebelum kalian, terkadang ada orang-orang yang mendapat ilham.
Apabila di kalangan umatku terdapat beberapa orang yang mendapat ilham, maka
‘Umarlah orangnya.” [HR Muslim no. 4411; Tirmidzi no. 3626].

Masa kekhalifahan ‘Umar berjalan selama 10 tahun 6 bulan. Beliau wafat pada 25
Dzulhijjah tahun 23 H karena ditikam oleh Abu Lu’lu’ah Al-Majusi -qabahahullah-
dengan pisau yang memiliki 2 mata. Dengan demikian beliau dikaruniai mati syahid
karena terbunuh di tangan seorang kafir majusi. Beliau wafat pada usia 60 atau 63 tahun.
Semoga Allah Ta’ala meridhai beliau dan menempatkan kita bersama-sama dengan
beliau di jannahNya.

3. ‘Utsman bin ‘Affan -radhiyallahu ‘anhu-

Namanya ‘Utsman bin ‘Affan bin Abu Al-‘Ash bin Umayyah bin ‘Abdu Syams bin ‘Abd
Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr Al-
Qurasyi Al-Umawi. Amirul Mukminin Abu ‘Abdillah atau Abu ‘Amr . Ayahnya : ‘Affan
bin Abu Al-‘Ash, Ibunya : Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah

Julukan : Dzun Nurain atau pemilik dua cahaya, disebabkan beliau menikahi 2 putri
Rasulullah yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Beliau dilahirkan tahun 47 sebelum
Hijrah. Beliau masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau termasuk
orang yang pertama-tama hijrah ke negeri Habasyah bersama istrinya, Ruqayyah binti
Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Ciri-ciri fisik :

Beliau bertubuh sedang, berwajah rupawan, janggut dan lebat, mempunyai tulang sendi
yang besar, bahu dan dadanya bidang, bentuk mulut bagus berwarna sawo matang.
Beliau orang yang sangat pemalu, dermawan dan terhormat serta tidak segan-segan
mengorbankan hartanya demi kepentingan kaum muslimin. Kalau berbicara pelan dan
teratur. [Tarikh Ar-Rusul wa Al-Muluk 4/419].

Istri-istri dan anak-anak beliau :

 Ruqayyah binti Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Dari pernikahan ini


beliau dikaruniai ‘Abdullah yang dijadikan nama kunyah beliau.

 Ummu Kultsum binti Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

 Fakhitah binti Ghazwan bin Jabir. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai
‘Abdullah Al-Ashghar.

 Ummu ‘Amr binti Jundub bin ‘Amr. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai ‘Amr,
Khalid, ‘Aban, ‘Umar dan Maryam.

 Fathimah binti Al-Walid bin ‘Abd Syams. Dari pernikahan ini lahir Al-Walid,
Sa’id dan Ummu ‘Utsman.

 Ummu Al-Banin binti ‘Uyainah bin Hishn dan dikaruniai ‘Abdul Malik atau
menurut riwayat yang lain, ‘Utbah.

 Ramlah binti Syaibah bin Rabi’ah. Dari pernikahan ini lahir ‘Aisyah, Ummu
‘Aban, Ummu ‘Amr dan Ummu ‘Utsman.

 Na’ilah binti Farafishah bin Al-Ahwash. Dari pernikahan ini lahir Maryam.
Ketika terbunuh, beliau hanya memiliki 4 orang istri, yaitu Ummu Al-Banin,
Ramlah, Na’ilah dan Fakhitah.
Keutamaan-keutamaan ‘Utsman :

‫انَ ثُ َّم‬¥¥‫ َر ثُ َّم ع ُْث َم‬¥‫ دًا ثُ َّم ُع َم‬¥‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل نَ ْع ِد ُل بِأَبِي بَ ْك ٍر أَ َح‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما قَالَ ُكنَّا فِي زَ َم ِن النَّبِ ِّي‬
ِ ‫ع َْن ا ْب ِن ُع َم َر َر‬
ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل نُف‬
‫اض ُل بَ ْينَهُ ْم‬ َ ‫اب النَّبِ ِّي‬ َ ‫ك أَصْ َح‬ ُ ‫نَ ْت ُر‬

dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata; “Kami hidup di zaman Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam dan kami tidak membandingkan seorangpun terhadap Abu
Bakar lalu ‘Umar kemudian ‘Utsman. Setelah itu kami membiarkan para shahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam dan kami tidak mengutamakan seorang diantara mereka”.
[HR Bukhari no. 3421]

ِ ‫أَ َّن أَنَسًا َر‬


َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َح َّدثَهُ ْم ق‬
‫ال‬

َ ُ‫ ُد أَظُنُّه‬¥‫ال ا ْس ُك ْن أُ ُح‬
َ ‫ ِه فَلَي‬¥ِ‫ َربَهُ بِ ِرجْ ل‬¥‫ض‬
‫ْس‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أُ ُحدًا َو َم َعهُ أَبُو بَ ْك ٍر َو ُع َم ُر َوع ُْث َمانُ فَ َر َجفَ َوق‬
َ ‫ص ِع َد النَّبِ ُّي‬
َ
ِ ‫ق َو َش ِهيد‬
‫َان‬ ٌ ‫صدِّي‬ِ ‫ك إِاَّل نَبِ ٌّي َو‬
َ ‫َعلَ ْي‬

dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam mendaki bukit Uhud bersama Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman lalu bukit itu
bergetar. Maka beliau bersabda: “Tenanglah Uhud”. Seingatku beliau menghentakkan
kaki beliau seraya berujar, “Karena di atas kamu sekarang tidak lain kecuali Nabi, Ash-
Shiddiq dan dua orang (yang akan mati) syahid”. [HR Bukhari no. 3423]

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لَ ُم ْسنِ ٌد‬


َ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوإِ َّن َرسُو َل هَّللا‬ َ ِ ‫ت لَ َعنَ هَّللا ُ َم ْن لَ َعنَهُ فَ َوهَّللا ِ لَقَ ْد َكانَ قَا ِعدًا ِع ْن َد نَبِ ِّي هَّللا‬ ْ َ‫فَقَال‬
ِ ‫ك ْال َم ْن ِزلَةَ إِاَّل َك ِريمًا َعلَى هَّللا‬ َ ‫ي َوإِ َّن ِجب ِْري َل لَيُو ِحي إِلَ ْي ِه ْالقُرْ آنَ َوإِنَّهُ لَيَقُو ُل لَهُ ا ْكتُبْ يَا ُعثَ ْي ُم فَ َما َكانَ هَّللا ُ لِيُ ْن ِزلَهُ تِ ْل‬ َّ َ‫ظَ ْه َرهُ إِل‬
‫ولِ ِه‬¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥‫’و َر ُس‬
َ
Aisyah berkata; “Semoga Allah melaknat orang yang melaknat ‘Utsman. Demi Allah, ia
telah duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau menyandarkan
punggungnya padaku. Sesungguhnya Jibril menyampaikan wahyu Al-Quran kepada
beliau dan beliau bersabda; ‘Tulislah hai Utsaim (maksudnya ‘Utsman)’, maka sungguh
Allah tidak memberikan kedudukan seperti itu kecuali sebagai kemuliaan untuk Allah
dan Rasul-Nya.” [HR Ahmad 6/250, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah].

Masa kekhalifahan ‘Utsman berjalan selama 11 tahun 11 bulan dan 17 hari. Beliau
terbunuh pada 18 Dzulhijjah tahun 35 H, beliau ditikam dan dianiaya secara zhalim oleh
para pemberontak -semoga Allah melaknat mereka- yang mengepung rumahnya. Para
pemberontak inilah cikal bakal khawarij di kemudian hari pada zaman khalifah ‘Ali.
Beliau wafat pada usia 80 tahun atau 84 tahun atau 88 tahun. Allahu a’lam. Semoga
Allah Ta’ala meridhai beliau dan segala jasa-jasanya bagi kaum muslimin.

4. ‘Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu ‘anhu-

Namanya : ‘Ali bin Abi Thalib -namanya adalah ‘Abdu Manaf- bin ‘Abdul Muthalib
-namanya adalah Syaibah- bin Hasyim ‘Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah
bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik Al-Qurasyi Al-Hasyimi. Amirul
Mukminin Abu Al-Hasan. Sepupu Nabi Shallallahu alaihi wasallam

Ayahnya : Abu Thalib bin ‘Abdul Muthalib, paman Nabi Shallallahu alaihi wasallam.

Ibunya : Fathimah binti Asad bin Hasyim bin ‘Abdu Manaf.

Julukan : Abu Turab. Merujuk pada sebuah kisah masyhur yang diriwayatkan Imam
Bukhari, disebutkan bahwa suatu hari ‘Ali sedikit cekcok dengan istrinya, yaitu
Fathimah binti Rasulullah kemudian ‘Ali keluar menuju masjid dan tidur disana.
Kemudian Rasulullah menyusulnya dan melihat punggungnya penuh dengan debu, maka
Nabi membersihkan punggungnya lalu bersabda, “Duduklah wahai Azbu Turab.” [HR
Bukhari no. 3703]. ‘Ali sangat menyenangi nama julukannya ini.
Beliau dilahirkan pada tahun 23 sebelum Hijrah dan beliau satu-satunya manusia yang
lahir didalam Ka’bah. ‘Ali adalah anak-anak yang pertama kali masuk Islam,
diriwayatkan bahwa ketika ia masuk Islam umurnya 7 tahun, atau 8 tahun atau ada yang
berkata 10 tahun.

Ciri-ciri fisik :

Beliau bertubuh agak pendek, berjanggut lebat, kulitnya berwarna sawo matang, kelopak
mata beliau besar, berperut besar dan berkepala botak, dada dan kedua pundak beliau
padat, berwajah tampan dan memiliki gigi yang bagus, ringan langkahnya saat berjalan.
Beliau seorang yang pemberani, tidak takut menerjang bahaya ketika berperang, dan
seorang orator ulung. [Tarikh Ath-Thabari 5/153].

Istri-istri dan anak-anak beliau :

 Fathimah binti Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Dengannya


beliau dikaruniai Al-Hasan, Al-Husain, Zainab Al-Kubra dan Ummu Kultsum
Al-Kubra (yang dinikahi ‘Umar) -radhiyallahu ‘anhum-. ‘Ali tidak menikahi
wanita lain selain Fathimah hingga beliau wafat 6 bulan setelah wafatnya
Rasulullah.

 Ummu Al-Banin binti Hizam bin Khalid bin Rabi’ah. Dari pernikahan ini lahir
Al-‘Abbas, Ja’far, ‘Abdullah dan ‘Utsman. Mereka semua terbunuh di padang
Karbala bersama saudara mereka, Al-Husain, kecuali Al-‘Abbas.

 Laila binti Mas’ud bin Khalid At-Tamimi. Dari pernikahan ini lahir ‘Ubaidullah
dan Abu Bakar. Menurut Al-Waqidi keduanya juga terbunuh di Karbala.

 ‘Asma’ binti Umais Al-Khats’amiyyah. Dari pernikahan ini lahir Yahya dan
Muhammad Al-Ashghar. Namun Al-Waqidi berkata, Yahya dan ‘Aun.
Muhammad Al-Ashghar lahir dari ummul walad (budak).

 Ummu Habib binti Rabi’ah bin Bujair. Ia adalah budak yang ditawan Khalid bin
Al-Walid ketika ia menyerbu ‘Ain At-Tamr. Dari pernikahan ini lahir ‘Umar dan
Ruqayyah.

 Ummu Sa’id binti ‘Urwah bin Mas’ud Ats-Tsaqafi. Dari pernikahan ini lahir
Ummu Al-Hasan dan Ramlah Al-Kubra.

 Binti Umru’ Al-Qais bin ‘Adi bin ‘Aus Al-Kalbiyah. Dari pernikahan ini lahir
seorang putri.

 Umamah binti Abu Al-‘Ash bin Ar-Rabi’ bin ‘Abdul ‘Uzza. Dari pernikahan ini
lahir Muhammad Al-Ausath.

 Khaulah binti Ja’far bin Qais bin Maslamah Al-Hanafiyyah. Dia ditawan oleh
Khalid bin Al-Walid pada masa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq sewaktu
menumpas orang-orang murtad dari Bani Hanifah. Darinya ‘Ali dikaruniai
Muhammad Al-Akbar atau lebih dikenal dengan Muhammad bin Al-Hanafiyyah.

 Dan sejumlah Ummul Walad lainnya, yang dari mereka lahir Ummu Hani’,
Maimunah, Zainab Al-Ashghar, Ramlah Al-Ashghar, Ummu Kultsum Al-
Ashghar, Fathimah, Umamah, Khadijah, Ummu Al-Kiram, Ummu Ja’far, Ummu
Salamah, Juhanah dan Nafisah. Allahu a’lam.

Ketika wafat, beliau meninggalkan 4 orang istri dan sembilan belas budak wanita.
Keutamaan-keutamaan ‘Ali :

ِ ¥‫ا أَتَ َخلَّفُ ع َْن َر ُس‬¥¥َ‫ا َل أَن‬¥¥َ‫ ٌد فَق‬¥‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي خَ ْيبَ َر َو َكانَ بِ ِه َر َم‬
ِ ‫ول هَّللا‬ َ ‫ع َْن َسلَ َمةَ قَالَ َكانَ َعلِ ٌّي قَ ْد تَ َخلَّفَ ع َْن النَّبِ ِّي‬
َ َ‫احهَا ق‬
‫ال‬ ِ َ‫صب‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَلَ َّما َكانَ َم َسا ُء اللَّ ْيلَ ِة الَّتِي فَتَ َحهَا هَّللا ُ فِي‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َخ َر َج َعلِ ٌّي فَلَ ِح‬
َ ‫ق بِالنَّبِ ِّي‬ َ
ُ‫ولَه‬¥‫ا َل ي ُِحبُّ هَّللا َ َو َر ُس‬¥¥َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَل ُ ْع ِطيَ َّن الرَّايَةَ أَوْ لَيَأْ ُخ َذ َّن الرَّايَةَ َغدًا َر ُجاًل يُ ِحبُّهُ هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَوْ ق‬ َ ِ ‫َرسُو ُل هَّللا‬
َ ِ ‫يَ ْفتَ ُح هَّللا ُ َعلَ ْي ِه فَإ ِ َذا نَحْ نُ بِ َعلِ ٍّي َو َما نَرْ جُوهُ فَقَالُوا هَ َذا َعلِ ٌّي فَأ َ ْعطَاهُ َرسُو ُل هَّللا‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم الرَّايَةَ فَفَت ََح هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬

dari Salamah, ia berkata; ‘Ali pernah tertinggal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
dalam perang Khaibar karena saat itu dia terkena penyakit mata. Dia berkata; “Aku
tertinggal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”. Kemudian ‘Ali keluar menyusul
dan bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Pada waktu malam hari dimana
kemudian pada pagi harinya Allah memenangkan Kaum Muslimin, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku akan memberikan bendera komando perang
ini kepada seorang laki-laki”, atau “Bendera ini akan diambil besok pagi oleh seorang
laki-laki yang Allah dan Rasul-Nya mencintainya” atau sabda beliau: “Laki-laki itu
mencintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah akan memberi kemenangan ini lewat
tangannya”. Ketika kami bersama ‘Ali padahal kami tidak menginginkan keberadaannya,
mereka berkata; “Ini ‘Ali”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menyembuhkan penyakit matanya dan memberikan bendera itu kepadanya lalu Allah
memberi kemenangan kepadanya. [HR Bukhari no. 3426]

‫كَ ثُ َّم‬¥ِ‫أَرْ َغ َم هَّللا ُ بِأ َ ْنف‬¥َ‫ال ف‬


َ َ‫ك قَا َل نَ َع ْم ق‬ َ ‫َجا َء َر ُج ٌل إِلَى ا ْب ِن ُع َم َرفَ َسأَلَهُ ع َْن ع ُْث َمانَ فَ َذ َك َر ع َْن َم َحا ِس ِن َع َملِ ِه قَا َل لَ َع َّل َذاكَ يَسُو ُء‬
‫ال‬َ َ‫ك يَسُوءُكَ ق‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ثُ َّم قَا َل لَ َع َّل َذا‬ ِ ‫ك بَ ْيتُهُ أَوْ َسطُ بُيُو‬
َ ‫ت النَّبِ ِّي‬ َ ‫اسنَ َع َملِ ِه قَا َل ه َُو َذا‬ ِ ‫َسأَلَهُ ع َْن َعلِ ٍّي فَ َذ َك َر َم َح‬
َّ َ‫أَ َجلْ قَا َل فَأَرْ َغ َم هَّللا ُ بِأ َ ْنفِكَ ا ْنطَلِ ْق فَاجْ هَ ْد َعل‬
َ‫ي َج ْهدَك‬

Telah datang seorang laki-laki kepada Ibnu ‘Umar lalu bertanya kepadanya tentang
‘Utsman. Maka Ibnu ‘Umar menceritakan kebaikan-kebaikan ‘Utsman. Ibnu ‘Umar
bertanya kepada laki-laki itu; “Mungkin hal itu menyusahkanmu?”. Laki-laki itu
menjawab; “Ya”. Ibnu ‘Umar berkata; “Semoga Allah memperburuk keadaanmu!”.
Laki-laki itu kemudian bertanya tentang ‘Ali, maka Ibnu ‘Umar menceritakan kebaikan-
kebaikan ‘Ali. Ibnu ‘Umar melanjutkan; “Itulah rumahnya yang berada di tengah rumah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibnu ‘Umar bertanya kepada laki-laki itu; “Mungkin
hal itu menyusahkanmu?”. Laki-laki itu menjawab; “Ya”. Ibnu ‘Umar berkata; “Semoga
Allah memperburuk keadaanmu!. Pergilah kamu dan sampaikan sesukamu atas
keterangan yang aku sampaikan”. [HR Bukhari no. 3428]

‫ارُونَ ِم ْن‬¥¥َ‫ ِة ه‬¥َ‫لَّ َم لِ َعلِ ٍّي أَ ْنتَ ِمنِّي بِ َم ْن ِزل‬¥‫ ِه َو َس‬¥‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬¥‫ص‬
َ ِ ‫و ُل هَّللا‬¥‫ص ع َْن أَبِي ِه قَالَقَا َل َر ُس‬
ٍ ‫ع َْن عَا ِم ِر ْب ِن َس ْع ِد ْب ِن أَبِي َوقَّا‬
َّ ِ‫ُمو َسى ِإاَّل أَنَّهُ اَل نَب‬
‫ي بَ ْع ِدي‬

dari ‘Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqash dari ayahnya, dia berkata; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda kepada Ali: “Kedudukanmu di sisiku seperti kedudukan Harun
di sisi Musa. Hanya saja tidak ada nabi setelahku.’ [HR Muslim no. 4418]

Masa kekhalifahan ‘Ali berjalan selama 5 tahun kurang 3 bulan dengan diwarnai
kekisruhan politik dan konflik-konflik internal di tubuh kaum muslimin akibat
terbunuhnya ‘Utsman di tangan para pemberontak. Oleh karena itu di zaman beliau,
ekspansi dan ekspedisi ke wilayah-wilayah yang akan diperangi berkurang karena beliau
tersibukkan dengan urusan internal. Beliau ditikam oleh ‘Abdurrahman bin Muljam Al-
Khawarij -semoga Allah Ta’ala memburukkan wajahnya- pada waktu subuh, 17
Ramadhan tahun 40 H dan wafat pada hari itu juga, ada yang mengatakan wafatnya hari
Ahad 19 Ramadhan. Beliau wafat pada usia 63 tahun menurut pendapat yang terkuat dari
Muhammad bin Al-Hanafiyyah, Abu Ja’far Muhammad Al-Baqir, Abu Ishaq As-Sabi’i
dan Abu Bakar bin ‘Ayyasy. Semoga Allah Ta’ala meridhai beliau atas jasa-jasa beliau
terhadap Islam.

Anda mungkin juga menyukai