Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Islam, tak ada satupun urusan di dunia ini yang tidak dibahas.
Termasuk juga urusan tempat tidur, alias jima suami istri. Betapa indahnya.
Islam mengatur hubungan suami istri sedemikian rupa, terutama untuk
menjaga kesucian, menjunjung martabat wanita (istri), dan tidak sedikitpun
mengurangii gelora suami. Untuk itu, disarikan dari beberapa dalil yang sudah
diakui oleh para ulama, maka bisa disarikan, ada beberapa aturan soal tempat
tidur dalam Islam. Berikut di antaranya, yaitu Sebelum berjima, hendaklah
pasutri berwudhu terlebih dahulu agar dalam berhubungan nanti tidak ada
gangguan syaitan,Sesudah berwundhu hendaklah pasutri melakukan shalat
sunah 2 rakaat, Sesudah melakukan shalat ditutup dengan doa, Sebelum
melakukan hubungan hendaklah membaca doa, Setelah selesai berdoa
hendaklah mencium kening istri dengan mengucapkan salam, Setelah
mencium kening hendaklah mencium pipi kanan dan kiri, Setelah selesai
mencium pipi buka baju bersama dan masuk dalam sarung/selimut kemudian
matikan lampu, Saat berhubungan intim ruangan haruslah tertutup. Bahkan
jika ada seekor kucing pun dalam ruangan, maka kucing itu harus dipindahkan
dahulu dari ruangan.
Islam tidak hanya mengatur urusan tempat tidur saja akan tetapi juga
mengatur berbagai bidang segi kehidupan. Artinya umat Islam tidak sekadar
untuk urusan dunia saja tetapi juga urusan akhirat umat selamat.
Berdasarkan latarbelakang diatas maka terdapat permasalahan yang
belum ada kejelasan tentang dalil atau hadits Nabi yang menjelaskan atau
meriwayatkan tentang berdo’a sebelum berhubungan intim. Maka dengan
demikian penulis akan mencari, mentakhrij dan menjelaskan hadits tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Berikan contoh hadits yang meriwayatkan tentang berdo’a sebelum
berhubungan intim !

Hadits Hukum Keluarga | 1


2. Jelaskan dengan menggunakan metode takhrij hadits, apakah hadits
tentang berdo’a sebelum berhubungan intim Shahihul isnad atau tidak !
3. Jelaskan kandungan dari hadits tentang berdo’a sebelum berhubungan
intim !
4. Jelaskan maqashid syariah dari hadits tentang berdo’a sebelum
berhubungan intim !

C.Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan menjelaskan hadits tentang berdo’a sebelum
berhubungan intim.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan apakah hadits hadits tentang berdo’a
sebelum berhubungan intim Shahihul isnad atau tidak.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan kandungan dari hadits tentang berdo’a
sebelum berhubungan intim.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan maqashid syariah dari hadits tentang
berdo’a sebelum berhubungan intim.

Hadits Hukum Keluarga | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. HADITS TENTANG RELASI HUBUNGAN SUAMI ISTRI

Hadits No. 2591


Kitab Muslim Bab Nikah

“Do’a Yang Diucapkan Saat Akan Bersetubuh”

‫ق ب ُْن ِإ ْب َرا ِهي َم َواللَّ ْفظُ لِيَحْ يَى قَااَل َأ ْخبَ َرنَا َج ِري ٌر ع َْن‬ ُ ‫ْح‬َ ‫َح َّدثَنَا يَحْ يَى ب ُْن يَحْ يَى َوِإس‬
‫س قَا َل‬ٍ ‫ب ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬ ٍ ‫ُور ع َْن َسالِ ٍم ع َْن ُك َر ْي‬ ٍ ‫َم ْنص‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لَوْ َأ َّن َأ َح َدهُ ْم ِإ َذا َأ َرا َد َأ ْن يَْأتِ َي َأ ْهلَهُ قَا َل بِاس ِْم‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ق‬
َ ِ‫هَّللا ِ اللَّهُ َّم َجنِّ ْبنَا ال َّش ْيطَانَ َو َجنِّبْ ال َّش ْيطَانَ َما َر َز ْقتَنَا فَِإنَّهُ ِإ ْن يُقَ َّدرْ بَ ْينَهُ َما َولَ ٌد ِفي َذل‬
‫ك‬
‫ان َأبَدًا‬ ٌ َ‫ض َّرهُ َش ْيط‬ ُ َ‫لَ ْم ي‬
‫ار قَااَل َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن َج ْعفَ ٍر َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ ح و‬ ٍ ‫و َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن ْال ُمثَنَّى َواب ُْن بَ َّش‬
‫اق َج ِميعًا ع َْن‬ ِ ‫َح َّدثَنَا اب ُْن نُ َمي ٍْر َح َّدثَنَا َأبِي ح و َح َّدثَنَا َع ْب ُد ب ُْن ُح َم ْي ٍد َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد ال َّر َّز‬
‫ْس فِي َح ِديثِ ِه‬ َ ‫ير َغ ْي َر َأ َّن ُش ْعبَةَ لَي‬ ٍ ‫ث َج ِر‬ ِ ‫ُور بِ َم ْعنَى َح ِدي‬ ٍ ‫الثَّوْ ِريِّ ِكاَل هُ َما ع َْن َم ْنص‬
‫ي بِاس ِْم هَّللا ِ َوفِي ِر َوايَ ِة اب ِْن نُ َمي ٍْر‬ ِّ ‫اق ع َْن الثَّوْ ِر‬
ِ ‫ِذ ْك ُر بِاس ِْم هَّللا ِ َوفِي ِر َوايَ ِة َع ْب ِد ال َّر َّز‬
ِ ‫ال بِاس ِْم هَّللا‬ َ َ‫ال َم ْنصُو ٌر ُأ َراهُ ق‬ َ َ‫ق‬
(MUSLIM – 2591): “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya
dan Ishaq bin Ibrahim sedangkan lafazhnya dari Yahya keduanya berkata; Telah
mengabarkan kepada kami Jarir dari Manshur dari Salim dari Kuraib dari Ibnu
Abbas dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah
seorang dari kalian ingin mendatangi istrinya (mengajak bersetubuh), hendaknya
mengucapkan; BISMILLAH, ALLAHUMMA JANNIBNAS SYAITHAANA
WAJANNIBIS SYAITHAANA MAA RAZAQTANAA (Dengan menyebut nama Allah,
ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa (anak) yang
akan Engkau rizkikan kepada kami), apabila di antara keduanya ditakdirkan
mendapatkan anak dari hasil persetubuhan itu, maka anak tersebut tidak akan
dicelakakan setan selamanya." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah. Dan
diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah

Hadits Hukum Keluarga | 3


menceritakan kepada kami ayahku. Dan diriwayatkan dari jalur lain Abd bin
Humaid telah mengabarkan kepada kami Abdur Razzaq semuanya dari At Tsauri
keduanya dari Manshur dengan makna hadits Jarir, namun dalam hadits riwayat
Syu'bah tidak disebutkan lafazh "BISMILLAH", dan dalam riwayat Abdur Razzaq
dari At Tsauri menyebutkan "BISMILLAH" sedangkan dalam riwayat Ibnu
Numair disebutkan; Manshur berkata; Saya menyangka beliau bersabda:
"BISMILLAH."1

B. PENELITIAN JALUR SANAD2

Abdullah bin 'Abbas bin


'Abdul Muthallib bin
Hasyim

"Kuraib bin Abi Muslim,


maula Ibnu 'Abbas"

Salim bin Abi Al Ja'di


Rafi'

Manshur bin Al Mu'tamir

1
Muslim, No. 2591.
2
Lidwa Pustaka i-Software – Kitab 9 Imam Hadits

Hadits Hukum Keluarga | 4


Jarir bin 'Abdul Hamid
bin Qarth

Yahya bin Yahya bin


Bukair bin 'Abdur Rahman

Keterangan Warna:

Level Warna   Keterangan


1 (Putih) Sahabat
2 Tsiqah Tsiqah / Tsiqah Hafidz
3 Tsiqah / 'Adil
4 Shaduuq la ba'sa bih
5 Buruk hapalannya
6 Maqbul
7 Majhul Haal
8 Dha'if (Lemah)
9 Tidak dipercaya/Majhul
10 Matruk
11 Tertuduh berdusta
12 Kadzab (Pendusta)

Penjelasan dari Jalur Sanad Ke-1

 Nama Lengkap : Abdullah bin 'Abbas bin 'Abdul Muthallib bin Hasyim
 Kalangan : Shahabat
 Kuniyah : Abu Al 'Abbas
 Negeri semasa hidup : Marur Rawdz
 Wafat : 68 H

Hadits Hukum Keluarga | 5


706 357 425 328 498 344 1897 50 243
Bukhari Tirmidzi Ahmad
Muslim Nasai Malik
Abu Daud Ibnu Majah Ad Darimi

ULAMA KOMENTAR
Ibnu Hajar Al Atsqalani Shahabat
Adz Dzahabi Shahabat

Abdullah bin 'Abbas bin 'Abdul Muthallib bin Hasyim (Abu Al ‘Abbas)
adalah golongan sahabat nabi yang tidak diragukan lagi ke tsiqahannya.

 Nama Lengkap : Kuraib bin Abi Muslim, maula Ibnu 'Abbas


 Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
 Kuniyah : Abu Rusydain
 Negeri semasa hidup : Madinah
 Wafat : 98 H

45 33 23 11 26 16 63 4 10
Bukhari Tirmidzi Ahmad
Muslim Nasai Malik
Abu Daud Ibnu Majah Ad Darimi

ULAMA KOMENTAR

Hadits Hukum Keluarga | 6


Yahya bin Ma'in Tsiqah
Muhammad bin Sa'd Tsiqah
An Nasa'i Tsiqah
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqah
Adz Dzahabi mentsiqahkannya

Kuraib bin Abi Muslim maula Ibnu 'Abbas adalah tabi’in kalangan
pertengahan, dari sajian data diatas tentang pendapat para ulama bahwa beliau
merupakan periwayat tabi’in kalangan pertengahan yang tsiqah.

 Nama Lengkap : Salim bin Abi Al Ja'di Rafi'


 Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
 Kuniyah :
 Negeri semasa hidup : Kufah
 Wafat : 97 H

37 25 16 16 22 21 137 0 23
Bukhari Tirmidzi Ahmad
Muslim Nasai Malik
Abu Daud Ibnu Majah Ad Darimi

ULAMA KOMENTAR
Yahya bin Ma'in Tsiqah
An Nasa'i Tsiqah
Abu Zur'ah Tsiqah
Adz Dzahabi Tsiqah

Hadits Hukum Keluarga | 7


Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat

Salim bin Abi Al Ja'di Rafi' adalah Tabi'in kalangan pertengahan, dari
sajian data-data diatas tentang pendapat para ulama dapat disimpulkan bahwa
Salim bin Abi Al Ja'di Rafi' adalah periwayat yang tsiqah.

 Nama Lengkap : Manshur bin Al Mu'tamir


 Kalangan : Tabi'in (tdk jumpa Shahabat)
 Kuniyah : Abu 'Ittab
 Negeri semasa hidup : Kufah
 Wafat : 132 H

160 99 80 62 164 56 418 0 65


Bukhari Tirmidzi Ahmad
Muslim Nasai Malik
Abu Daud Ibnu Majah Ad Darimi

ULAMA KOMENTAR
Al 'Ajli tsiqah tsabat
Ibnu Hajar al 'Asqalani tsiqah tsabat
Abu Hatim Tsiqah
Ibnu Sa'd tsiqah ma`mun

Manshur bin Al Mu'tamir adalah kalangan tabi’in yang tidak jumpa


dengan sahabat, namun dapat disimpulkan dari sajian data-data diatas tentang
pendapat para ulama bahwa beliau merupakan periwayat yang tsiqah.

Hadits Hukum Keluarga | 8


 Nama Lengkap : Jarir bin 'Abdul Hamid bin Qarth
 Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
 Kuniyah : Abu 'Abdullah
 Negeri semasa hidup : Kufah
 Wafat : 188 H

127 294 101 25 118 29 78 0 36


Bukhari Tirmidzi Ahmad
Muslim Nasai Malik
Abu Daud Ibnu Majah Ad Darimi

ULAMA KOMENTAR
Abu Hatim Ar Rozy Tsiqah
An Nasa'i Tsiqah
Muhammad bin Sa'd Tsiqah

Jarir bin 'Abdul Hamid bin Qarth adalah Tabi'ut Tabi'in kalangan
pertengahan. namun dapat disimpulkan dari sajian data-data diatas tentang
pendapat para ulama bahwa beliau merupakan periwayat yang tsiqah.

 Nama Lengkap : Yahya bin Yahya bin Bukair bin 'Abdur Rahman
 Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
 Kuniyah : Abu Zakariya
 Negeri semasa hidup : Himsh
 Wafat : 226 H

Hadits Hukum Keluarga | 9


8 692 0 1 2 0 0 0 2
Bukhari Tirmidzi Ahmad
Muslim Nasai Malik
Abu Daud Ibnu Majah Ad Darimi

ULAMA KOMENTAR
An Nasa'i tsiqah tsabat
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ahmad bin Hambal Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani tsiqah tsabat
Adz Dzahabi tsabat

Yahya bin Yahya bin Bukair bin 'Abdur Rahman adalah Tabi'ul Atba'
kalangan tua. namun dapat disimpulkan dari sajian data-data diatas tentang
pendapat para ulama bahwa beliau merupakan periwayat yang tsiqah.

C. Naqdus Sanad (Kritik Sanad)


Berdasarkan persambungan sanad di atas, penulis menyimpulkan
bahwa seluruh perawi saling berkaitan antara guru dengan murid sehingga
dapat disimpulkan bahwa seluruh hadits ini bersambung (muttasil) sampai ke
Rasulullah SAW.
Sedangkan jika dilihat dari kualitas periwatannya, seluruh perawi
dapat dinyatakan tsiqah. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa hadits
tentang do’a yang diucapkan saat akan bersetubuh adalah Shahihul isnad.

Hadits Hukum Keluarga | 10


D. Naqdus Matan (Kritik Matan)
a. Redaksi hadits tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
QS. Al-Baqarah ayat 2233

ْ ُ‫ث لَّ ُكمۡ فَ ۡأت‬ٞ ‫نِ َسٓاُؤ ُكمۡ َح ۡر‬


ْ ‫وا َح ۡرثَ ُكمۡ َأنَّ ٰى ِش ۡئتُمۡۖ َوقَ ِّد ُم‬
‫وا‬

َ ِ‫ٱعلَ ُم ٓو ْا َأنَّ ُكم ُّم ٰلَقُو ۗهُ َوبَ ِّش ِر ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬
٢٢٣ ‫ين‬ ْ ُ‫َأِلنفُ ِس ُكمۡۚ َوٱتَّق‬
ۡ ‫وا ٱهَّلل َ َو‬

“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam,


maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja
kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”
(QS. Al-Baqarah ayat 223)

Ditinjau dari Tafsir Jalalain bahwasannya sebagai berikut:


“(istri-istrimu adalah tanah persemaian bagimu), artinya tempat
kamu membuat anak; (maka datangilah tanah persemaianmu), maksudnya
tempaynya yaitu bagian kemaluan; (bagaimana saja), maksudnya dengan
cara apa saja (yang kamu kehendaki) apakah berdiri, apakah sambil
berdiri, duduk atau berbaring, baik dari depan atau dari belakang. Ayat ini
turun untuk menolak anggapan orang-orang yahudi yang mengatakan,
“barang siapa mencampuri istrinya pada kemaluannya tetapi dari arah
belakangnya (pinggulnya), maka anaknya akan lahir bermata juling; (dan
kerjakanlah untuk dirimu) amal-amal shaleh, misalnya membaca
basmallah ketika becampur; (dan bertakwalah kepada Allah) baik dalam
perintah maupun dalam larangan-Nya; (dan ketahuilah bahwa kamu akan
menemui-Nya kelak) yakni disaat berbangkit, dia akan membalas amal
perbuatanmu; (dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang

3
Al-Qur’anul kariim.

Hadits Hukum Keluarga | 11


beriman) yang bertakwa kepada-Nya, bahwa mereka akan memperoleh
surga.

b. Redaksi Hadits tidak Bertentangan dengan Hadits lain


Hadits Riwayat Bukhari No. 1384

‫ُور ع َْن َسالِ ِم ْب ِن َأبِي‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا َعلِ ُّي ب ُْن َع ْب ِد هَّللا ِ قَا َل َح َّدثَنَا َج ِري ٌر ع َْن َم ْنص‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ال‬ َّ ِ‫س يَ ْبلُ ُغ النَّب‬
َ ‫ي‬ ٍ ‫ْال َج ْع ِد ع َْن ُك َر ْي‬
ٍ ‫ب ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬
ْ‫لَوْ َأ َّن َأ َح َد ُك ْم ِإ َذا َأتَى َأ ْهلَهُ قَا َل بِاس ِْم هَّللا ِ اللَّهُ َّم َجنِّ ْبنَا ال َّش ْيطَانَ َو َجنِّب‬
ُ‫ض َي بَ ْينَهُ َما َولَ ٌد لَ ْم يَضُرُّ ه‬ ِ ُ‫ال َّش ْيطَانَ َما َرزَ ْقتَنَا فَق‬

“Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah berkata, telah


menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Salim bin Abu Al Ja'd
dari Kuraib dari Ibnu 'Abbas dan sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian ingin
mendatangi isterinya (untuk bersetubuh), maka hendaklah ia membaca;
'ALLAHUMMA JANNIBNASY SYAITHAANA WA JANNIBISY
SYAITHAANA MAA RAZAQTANAA (Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan
dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rizkikan (anak) kepada kami)
'. Jika dikaruniai anak dari hubungan keduanya maka setan tidak akan
dapat mencelakakan anak itu." (HR. Bukhari no. 138)

c. Hadits Tidak bertentangan dengan Logika Sehat (Ra’yu)


Doa merupakan bagian yang terpenting bagi umat islam karena
dengan berdoa memperlihatkan sikap berserah diri dan membutuhkan
Allah, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan
tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah, dengan berdoa
berarti mengetahui bahwa Allah lah yang menentukan segala usahanya da
sebagai satu permohonan dan pujian dalam bentuk ucapan dari hamba

4
Lidwa Pustaka i-Software – Kitab 9 Imam Hadits.

Hadits Hukum Keluarga | 12


yang rendah kedudukannya pada Rabb Yang Maha Tinggi. dengan berdoa
Allah akan memberikan ketenanangan seperti yang dijelaskan dalam QS.
Ar-Ra’du ayat 28 yang berbunyi:

‫وا َوتَ ۡط َمِئ ُّن قُلُوبُهُم بِ ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ۗ ِ َأاَل بِ ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ِ تَ ۡط َمِئ ُّن‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫ٱلَّ ِذ‬
٢٨ ُ‫ۡٱلقُلُوب‬
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram”

Tujuan dari berdoa juga untuk Memohon hidup selalu dalam


bimbingan Allah SWT, Agar selamat di dalam menjalani kehidupan dunia
dan akhirat, Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT,
Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang terkutuk.

d. Kesimpulan
Dari beberapa analisis mengenai hadits tentang “doa saat akan
bersetubuh”, dapat disimpulkan bahwa hadits ini shahih dan dapat
dijadikan hujjah, karena hadits ini tidak bertentangan dengan ayat Al-
Qur’an, tidak bertentang dengan hadits lain yang lebih shahih serta banyak
yang meriwayatkan hadits ini, dan tidak bertentangan dengan logika sehat.

E. Kandungan Hadits

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan membaca


zikir/doa ini sebelum berhubungan suami istri, karena disamping mendapat
pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, ini merupakan sebab selamatnya
seorang bayi dari bahaya dan keburukan setan5.

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:

5
Lihat keterangan imam an-Nawawi dalam “Syarhu shahiihi Muslim” (5/10 dan 13/185).

Hadits Hukum Keluarga | 13


 Iblis dan bala tentaranya selalu berusaha menanamkan benih-benih
keburukan kepada manusia sejak baru dilahirkan ke dunia ini dan sebelum
mengenal nafsu, indahnya dunia dan godaan-godaan duniawi lainnya,
apalagi setelah dia mengenal semua godaan tersebut6. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tangisan seorang bayi ketika
(baru) dilahirkan adalah tusukan (godaan untuk menyesatkan) dari setan” 7
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku
semuanya dalam keadaan hanif (suci dan cenderung kepada kebenaran),
kemudian setan mendatangi mereka dan memalingkan mereka dari agama
mereka (Islam)”8.

 Agungnya petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasul-Nya shallallahu


‘alaihi wa sallam yang mensyariatkan zikir dan doa untuk kebaikan agama
manusia dan perlindungan dari keburukan tipu daya setan.

 Arti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “…setan tidak akan


bisa mencelakakan anak tersebut selamanya”: setan tidak akan bisa
menyesatkan dan mencelakakan anak tersebut dalam diri dan agamanya,
tapi bukan berarti ini menunjukkan bahwa anak tersebut terlindungi dan
terjaga dari perbuatan dosa9.

 Termasuk keburukan yang terjadi akibat tidak menyebut nama Allah ‘Azza
wa Jalla sebelum berhubungan intim adalah ikut sertanya setan dalam
hubungan intim tersebut, sebagaimana yang diterangkan oleh imam Ibnu
hajar, asy-Syaukani dan as-Sa’di10.

6
Lihat kitab “Ahkaamul mauluud fis sunnatil muthahharah” (hal. 23).
7
HR. Muslim No. 2367.
8
HR. Muslim No. 2865.
9
Lihat Kitab Fathul Barii’ (9/229) dan Faidhul Qodiir (5/306).
10
Lihat Kitab Fathul Barii’ (9/229) dan Faidhul Qodiir (3/346) dan Tafsir as-Sa’di, hlm. 461.

Hadits Hukum Keluarga | 14


 Imam Ibnu Hajar dan al-Munawi menjelaskan bahwa zikir/doa ini
diucapkan ketika hendak berhubungan suami-istri dan bukan ketika sudah
dimulai hubungan intim11.

 Anjuran membaca zikir/doa ini juga berlaku bagi pasangan suami-istri


yang diperkirakan secara medis tidak punya keturunan, karena
permohonan dalam doa/zikir ini bersifat umum dan tidak terbatas pada
keturunan/anak saja12.

F. Maqashid Syariah

 Mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini sudah merupakan


berkah tersendiri. Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,

ُ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَ ْع َم ُل بِ ِه ِإاَّل َع ِم ْل‬


‫ت بِ ِه‬ َ ِ‫َار ًكا َش ْيًئا َكانَ َرسُوْ ُل هللا‬ ُ ‫لَس‬
ِ ‫ْت ت‬

‫ت َش ْيًئا ِم ْن َأ ْم ِر ِه َأ ْن َأ ِز ْي َغ‬
ُ ‫ِإنِّي َأ ْخ َشى ِإ ْن تَ َر ْك‬

”Aku tidaklah biarkan satu pun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika
meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang” (HR. Bukhari no.
3093 dan Muslim no. 1759).

 Setan tidak akan turut serta dalam hubungan intim tersebut karena di
dalam do’a ini diawali dengan penyebutan “bismillah”. Demikian
pendapat sebagian ulama. Mujahid rahimahullah berkata,

ّ ‫َأ َّن الَّ ِذي ي َُجا ِمع َواَل يُ َس ِّمي يَ ْلت‬


ُ‫َف ال َّش ْيطَان َعلَى ِإحْ لِيله فَيُ َجا ِمع َم َعه‬

“Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya lantas tidak


mengawalinya dengan ‘bismillah’, maka setan akan menoleh pada
11
Lihat Kitab Fathul Barii’ (9/228) dan Faidhul Qodiir (5/306).
12
Lihat Kitab Faidhul Qodiir (5/306).

Hadits Hukum Keluarga | 15


pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya”
(Fathul Bari, 9: 229). Ya Allah, lindungilah kami dari gangguan setan kala
itu.

 Kebaikan do’a ini pun akan berpengaruh pada keturunan yang dihasilkan
dari hubungan intim tersebut. Buktinya adalah riwayat mursal namun
hasan dari ‘Abdur Razaq di mana disebutkan,

ِ َ‫ِإ َذا َأتَى ال َّرجُل َأ ْهله فَ ْليَقُلْ بِس ِْم هَّللا اللَّهُ َّم ب‬
‫ار ْك لَنَا فِي َما َرزَ قَ ْتنَا َواَل تَجْ َعل‬

َ ‫ان يُرْ َجى ِإ ْن َح َم ْلت َأ ْن يَ ُكون َولَدًا‬


‫صالِحًا‬ َ ‫ فَ َك‬، ‫َصيبًا فِي َما َرزَ ْقتنَا‬ ِ َ‫لِل َّش ْيط‬
ِ ‫ان ن‬

“Jika seseorang mendatangi istrinya (berhubungan intim), maka


ucapkanlah ‘Ya Allah, berkahilah kami dan keturunan yang dihasilkan dari
hubungan intim ini, janganlah jadikan setan menjadi bagian pada
keturunan kami’. Dari do’a ini, jika istrinya hamil, maka anak yang
dilahirkan diharapkan adalah anak yang sholeh” (Fathul Bari, 9: 229).

 Keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini akan selamat dari
berbagai gangguan setan. Jika dipahami dari tekstual hadits, yang
dimaksud dengan anak tersebut akan selamat dari berbagai bahaya
adalah umum, yaitu mencakup bahaya dunia maupun agama. Namun Al
Qodhi ‘Iyadh berkata bahwa para ulama tidak memahami seperti itu.
(Minhatul ‘Allam, 7: 348).

Ibnu Daqiq Al ‘Ied berkata, “Bisa dipahami dari do’a ini bahwa setan juga
tidak akan membahayakan agama anak dari hasil hubungan intim
tersebut. Namun bukan berarti anak tersebut ma’shum, artinya selamat
dari dosa” (Fathul Bari, 9: 229).

Hadits Hukum Keluarga | 16


Syaikh Ibnu Baz memahami bahwa yang dimaksud dalam hadits bahwa
anak tersebut akan tetap berada di atas fithroh yaitu Islam. Setan bisa
saja menggoda anak tersebut, namun segera ia akan kembali ke jalan
yang lurus. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫ان تَ َذ َّكرُوا فَِإ َذا هُ ْم ُمب‬


َ‫ْصرُون‬ ٌ ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ اتَّقَوْ ا ِإ َذا َم َّسهُ ْم طَاِئ‬
ِ َ‫ف ِمنَ ال َّش ْيط‬

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was


dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka
melihat kesalahan-kesalahannya” (QS. Al A’rof: 201) (Lihat Minhatul
‘Allam, 7: 349).

 Keberkahan do’a ini berlaku bagi wanita yang akan hamil dengan
hubungan intim tersebut atau yang tidak hamil karena lafazhnya umum.
Inilah pendapat Al Qodhi ‘Iyadh (Fathul Bari, 9: 229).

 Kita sebagai umat islam hendaklah selalu mengingat Allah dengan dzikir
atau berdoa, dengan berdoa berarti kita mengetahui bahwa Allah lah yang
menentukan segala usahanya, sebagai satu permohonan dan pujian dalam
bentuk ucapan dari hamba yang rendah kedudukannya pada Rabb Yang
Maha Tinggi. Dan agar selamat di dalam menjalani kehidupan dunia dan
akhirat, Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Meminta
perlindungan Allah SWT dari Setan yang terkutuk

BAB III
PENUTUP

G. Kesimpulan

Dari beberapa analisis dalam bab pembahasan dapat disimpulkan


bahwa hadits tentang “do’a saaat akan besetubuh” merupakan shahihul isnad
dan dapat dijadikan sebagai hujjah, setelah penulis melakukan takhrij hadits

Hadits Hukum Keluarga | 17


tersebut, dilihat dari hasil takhrij bahwa hadits ini perawinya saling berkaitan
antara guru dengan muridnya dan bersambung sampai ke Rasulullah SAW,
dan serta seluruh perawinya yang tsiqah.

Hadits ini juga tidak bertentangan dengan ayat Al-Qur’an, tidak


bertentang dengan hadits lain yang lebih shahih serta banyak yang
meriwayatkan hadits ini, dan tidak bertentangan dengan logika sehat.

Isi dari kandungan hadits yang agung ini menunjukkan besarnya


keutamaan membaca zikir/doa ini sebelum berhubungan suami istri, karena
disamping mendapat pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, ini merupakan
sebab selamatnya seorang bayi dari bahaya dan keburukan setan.

Maqashid Syariah dari hadits ini yaitu kita sebagai umat islam
hendaklah selalu mengingat Allah dengan dzikir atau berdoa, dengan berdoa
berarti kita mengetahui bahwa Allah lah yang menentukan segala usahanya,
sebagai satu permohonan dan pujian dalam bentuk ucapan dari hamba yang
rendah kedudukannya pada Rabb Yang Maha Tinggi. Dan agar selamat di
dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat, Untuk mengungkapkan rasa
syukur kepada Allah SWT, Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang
terkutuk.

Hadits Hukum Keluarga | 18

Anda mungkin juga menyukai