PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Islam, tak ada satupun urusan di dunia ini yang tidak dibahas.
Termasuk juga urusan tempat tidur, alias jima suami istri. Betapa indahnya.
Islam mengatur hubungan suami istri sedemikian rupa, terutama untuk
menjaga kesucian, menjunjung martabat wanita (istri), dan tidak sedikitpun
mengurangii gelora suami. Untuk itu, disarikan dari beberapa dalil yang sudah
diakui oleh para ulama, maka bisa disarikan, ada beberapa aturan soal tempat
tidur dalam Islam. Berikut di antaranya, yaitu Sebelum berjima, hendaklah
pasutri berwudhu terlebih dahulu agar dalam berhubungan nanti tidak ada
gangguan syaitan,Sesudah berwundhu hendaklah pasutri melakukan shalat
sunah 2 rakaat, Sesudah melakukan shalat ditutup dengan doa, Sebelum
melakukan hubungan hendaklah membaca doa, Setelah selesai berdoa
hendaklah mencium kening istri dengan mengucapkan salam, Setelah
mencium kening hendaklah mencium pipi kanan dan kiri, Setelah selesai
mencium pipi buka baju bersama dan masuk dalam sarung/selimut kemudian
matikan lampu, Saat berhubungan intim ruangan haruslah tertutup. Bahkan
jika ada seekor kucing pun dalam ruangan, maka kucing itu harus dipindahkan
dahulu dari ruangan.
Islam tidak hanya mengatur urusan tempat tidur saja akan tetapi juga
mengatur berbagai bidang segi kehidupan. Artinya umat Islam tidak sekadar
untuk urusan dunia saja tetapi juga urusan akhirat umat selamat.
Berdasarkan latarbelakang diatas maka terdapat permasalahan yang
belum ada kejelasan tentang dalil atau hadits Nabi yang menjelaskan atau
meriwayatkan tentang berdo’a sebelum berhubungan intim. Maka dengan
demikian penulis akan mencari, mentakhrij dan menjelaskan hadits tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Berikan contoh hadits yang meriwayatkan tentang berdo’a sebelum
berhubungan intim !
C.Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan menjelaskan hadits tentang berdo’a sebelum
berhubungan intim.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan apakah hadits hadits tentang berdo’a
sebelum berhubungan intim Shahihul isnad atau tidak.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan kandungan dari hadits tentang berdo’a
sebelum berhubungan intim.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan maqashid syariah dari hadits tentang
berdo’a sebelum berhubungan intim.
ق ب ُْن ِإ ْب َرا ِهي َم َواللَّ ْفظُ لِيَحْ يَى قَااَل َأ ْخبَ َرنَا َج ِري ٌر ع َْن ُ ْحَ َح َّدثَنَا يَحْ يَى ب ُْن يَحْ يَى َوِإس
س قَا َلٍ ب ع َْن ا ْب ِن َعبَّا ٍ ُور ع َْن َسالِ ٍم ع َْن ُك َر ْي ٍ َم ْنص
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لَوْ َأ َّن َأ َح َدهُ ْم ِإ َذا َأ َرا َد َأ ْن يَْأتِ َي َأ ْهلَهُ قَا َل بِاس ِْم
َ ِ ال َرسُو ُل هَّللا َ َق
َ ِهَّللا ِ اللَّهُ َّم َجنِّ ْبنَا ال َّش ْيطَانَ َو َجنِّبْ ال َّش ْيطَانَ َما َر َز ْقتَنَا فَِإنَّهُ ِإ ْن يُقَ َّدرْ بَ ْينَهُ َما َولَ ٌد ِفي َذل
ك
ان َأبَدًا ٌ َض َّرهُ َش ْيط ُ َلَ ْم ي
ار قَااَل َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن َج ْعفَ ٍر َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ ح و ٍ و َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن ْال ُمثَنَّى َواب ُْن بَ َّش
اق َج ِميعًا ع َْن ِ َح َّدثَنَا اب ُْن نُ َمي ٍْر َح َّدثَنَا َأبِي ح و َح َّدثَنَا َع ْب ُد ب ُْن ُح َم ْي ٍد َأ ْخبَ َرنَا َع ْب ُد ال َّر َّز
ْس فِي َح ِديثِ ِه َ ير َغ ْي َر َأ َّن ُش ْعبَةَ لَي ٍ ث َج ِر ِ ُور بِ َم ْعنَى َح ِدي ٍ الثَّوْ ِريِّ ِكاَل هُ َما ع َْن َم ْنص
ي بِاس ِْم هَّللا ِ َوفِي ِر َوايَ ِة اب ِْن نُ َمي ٍْر ِّ اق ع َْن الثَّوْ ِر
ِ ِذ ْك ُر بِاس ِْم هَّللا ِ َوفِي ِر َوايَ ِة َع ْب ِد ال َّر َّز
ِ ال بِاس ِْم هَّللا َ َال َم ْنصُو ٌر ُأ َراهُ ق َ َق
(MUSLIM – 2591): “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya
dan Ishaq bin Ibrahim sedangkan lafazhnya dari Yahya keduanya berkata; Telah
mengabarkan kepada kami Jarir dari Manshur dari Salim dari Kuraib dari Ibnu
Abbas dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah
seorang dari kalian ingin mendatangi istrinya (mengajak bersetubuh), hendaknya
mengucapkan; BISMILLAH, ALLAHUMMA JANNIBNAS SYAITHAANA
WAJANNIBIS SYAITHAANA MAA RAZAQTANAA (Dengan menyebut nama Allah,
ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa (anak) yang
akan Engkau rizkikan kepada kami), apabila di antara keduanya ditakdirkan
mendapatkan anak dari hasil persetubuhan itu, maka anak tersebut tidak akan
dicelakakan setan selamanya." Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah. Dan
diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah
1
Muslim, No. 2591.
2
Lidwa Pustaka i-Software – Kitab 9 Imam Hadits
Keterangan Warna:
Nama Lengkap : Abdullah bin 'Abbas bin 'Abdul Muthallib bin Hasyim
Kalangan : Shahabat
Kuniyah : Abu Al 'Abbas
Negeri semasa hidup : Marur Rawdz
Wafat : 68 H
ULAMA KOMENTAR
Ibnu Hajar Al Atsqalani Shahabat
Adz Dzahabi Shahabat
Abdullah bin 'Abbas bin 'Abdul Muthallib bin Hasyim (Abu Al ‘Abbas)
adalah golongan sahabat nabi yang tidak diragukan lagi ke tsiqahannya.
45 33 23 11 26 16 63 4 10
Bukhari Tirmidzi Ahmad
Muslim Nasai Malik
Abu Daud Ibnu Majah Ad Darimi
ULAMA KOMENTAR
Kuraib bin Abi Muslim maula Ibnu 'Abbas adalah tabi’in kalangan
pertengahan, dari sajian data diatas tentang pendapat para ulama bahwa beliau
merupakan periwayat tabi’in kalangan pertengahan yang tsiqah.
37 25 16 16 22 21 137 0 23
Bukhari Tirmidzi Ahmad
Muslim Nasai Malik
Abu Daud Ibnu Majah Ad Darimi
ULAMA KOMENTAR
Yahya bin Ma'in Tsiqah
An Nasa'i Tsiqah
Abu Zur'ah Tsiqah
Adz Dzahabi Tsiqah
Salim bin Abi Al Ja'di Rafi' adalah Tabi'in kalangan pertengahan, dari
sajian data-data diatas tentang pendapat para ulama dapat disimpulkan bahwa
Salim bin Abi Al Ja'di Rafi' adalah periwayat yang tsiqah.
ULAMA KOMENTAR
Al 'Ajli tsiqah tsabat
Ibnu Hajar al 'Asqalani tsiqah tsabat
Abu Hatim Tsiqah
Ibnu Sa'd tsiqah ma`mun
ULAMA KOMENTAR
Abu Hatim Ar Rozy Tsiqah
An Nasa'i Tsiqah
Muhammad bin Sa'd Tsiqah
Jarir bin 'Abdul Hamid bin Qarth adalah Tabi'ut Tabi'in kalangan
pertengahan. namun dapat disimpulkan dari sajian data-data diatas tentang
pendapat para ulama bahwa beliau merupakan periwayat yang tsiqah.
Nama Lengkap : Yahya bin Yahya bin Bukair bin 'Abdur Rahman
Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
Kuniyah : Abu Zakariya
Negeri semasa hidup : Himsh
Wafat : 226 H
ULAMA KOMENTAR
An Nasa'i tsiqah tsabat
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ahmad bin Hambal Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani tsiqah tsabat
Adz Dzahabi tsabat
Yahya bin Yahya bin Bukair bin 'Abdur Rahman adalah Tabi'ul Atba'
kalangan tua. namun dapat disimpulkan dari sajian data-data diatas tentang
pendapat para ulama bahwa beliau merupakan periwayat yang tsiqah.
َ ِٱعلَ ُم ٓو ْا َأنَّ ُكم ُّم ٰلَقُو ۗهُ َوبَ ِّش ِر ۡٱل ُم ۡؤ ِمن
٢٢٣ ين ْ َُأِلنفُ ِس ُكمۡۚ َوٱتَّق
ۡ وا ٱهَّلل َ َو
3
Al-Qur’anul kariim.
ُور ع َْن َسالِ ِم ْب ِن َأبِي ٍ َح َّدثَنَا َعلِ ُّي ب ُْن َع ْب ِد هَّللا ِ قَا َل َح َّدثَنَا َج ِري ٌر ع َْن َم ْنص
َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق
ال َّ ِس يَ ْبلُ ُغ النَّب
َ ي ٍ ْال َج ْع ِد ع َْن ُك َر ْي
ٍ ب ع َْن ا ْب ِن َعبَّا
ْلَوْ َأ َّن َأ َح َد ُك ْم ِإ َذا َأتَى َأ ْهلَهُ قَا َل بِاس ِْم هَّللا ِ اللَّهُ َّم َجنِّ ْبنَا ال َّش ْيطَانَ َو َجنِّب
ُض َي بَ ْينَهُ َما َولَ ٌد لَ ْم يَضُرُّ ه ِ ُال َّش ْيطَانَ َما َرزَ ْقتَنَا فَق
4
Lidwa Pustaka i-Software – Kitab 9 Imam Hadits.
وا َوتَ ۡط َمِئ ُّن قُلُوبُهُم بِ ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ۗ ِ َأاَل بِ ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ِ تَ ۡط َمِئ ُّن
ْ ُين َءا َمن
َ ٱلَّ ِذ
٢٨ ُۡٱلقُلُوب
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram”
d. Kesimpulan
Dari beberapa analisis mengenai hadits tentang “doa saat akan
bersetubuh”, dapat disimpulkan bahwa hadits ini shahih dan dapat
dijadikan hujjah, karena hadits ini tidak bertentangan dengan ayat Al-
Qur’an, tidak bertentang dengan hadits lain yang lebih shahih serta banyak
yang meriwayatkan hadits ini, dan tidak bertentangan dengan logika sehat.
E. Kandungan Hadits
5
Lihat keterangan imam an-Nawawi dalam “Syarhu shahiihi Muslim” (5/10 dan 13/185).
Termasuk keburukan yang terjadi akibat tidak menyebut nama Allah ‘Azza
wa Jalla sebelum berhubungan intim adalah ikut sertanya setan dalam
hubungan intim tersebut, sebagaimana yang diterangkan oleh imam Ibnu
hajar, asy-Syaukani dan as-Sa’di10.
6
Lihat kitab “Ahkaamul mauluud fis sunnatil muthahharah” (hal. 23).
7
HR. Muslim No. 2367.
8
HR. Muslim No. 2865.
9
Lihat Kitab Fathul Barii’ (9/229) dan Faidhul Qodiir (5/306).
10
Lihat Kitab Fathul Barii’ (9/229) dan Faidhul Qodiir (3/346) dan Tafsir as-Sa’di, hlm. 461.
F. Maqashid Syariah
ت َش ْيًئا ِم ْن َأ ْم ِر ِه َأ ْن َأ ِز ْي َغ
ُ ِإنِّي َأ ْخ َشى ِإ ْن تَ َر ْك
Setan tidak akan turut serta dalam hubungan intim tersebut karena di
dalam do’a ini diawali dengan penyebutan “bismillah”. Demikian
pendapat sebagian ulama. Mujahid rahimahullah berkata,
Kebaikan do’a ini pun akan berpengaruh pada keturunan yang dihasilkan
dari hubungan intim tersebut. Buktinya adalah riwayat mursal namun
hasan dari ‘Abdur Razaq di mana disebutkan,
ِ َِإ َذا َأتَى ال َّرجُل َأ ْهله فَ ْليَقُلْ بِس ِْم هَّللا اللَّهُ َّم ب
ار ْك لَنَا فِي َما َرزَ قَ ْتنَا َواَل تَجْ َعل
Keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini akan selamat dari
berbagai gangguan setan. Jika dipahami dari tekstual hadits, yang
dimaksud dengan anak tersebut akan selamat dari berbagai bahaya
adalah umum, yaitu mencakup bahaya dunia maupun agama. Namun Al
Qodhi ‘Iyadh berkata bahwa para ulama tidak memahami seperti itu.
(Minhatul ‘Allam, 7: 348).
Ibnu Daqiq Al ‘Ied berkata, “Bisa dipahami dari do’a ini bahwa setan juga
tidak akan membahayakan agama anak dari hasil hubungan intim
tersebut. Namun bukan berarti anak tersebut ma’shum, artinya selamat
dari dosa” (Fathul Bari, 9: 229).
Keberkahan do’a ini berlaku bagi wanita yang akan hamil dengan
hubungan intim tersebut atau yang tidak hamil karena lafazhnya umum.
Inilah pendapat Al Qodhi ‘Iyadh (Fathul Bari, 9: 229).
Kita sebagai umat islam hendaklah selalu mengingat Allah dengan dzikir
atau berdoa, dengan berdoa berarti kita mengetahui bahwa Allah lah yang
menentukan segala usahanya, sebagai satu permohonan dan pujian dalam
bentuk ucapan dari hamba yang rendah kedudukannya pada Rabb Yang
Maha Tinggi. Dan agar selamat di dalam menjalani kehidupan dunia dan
akhirat, Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT, Meminta
perlindungan Allah SWT dari Setan yang terkutuk
BAB III
PENUTUP
G. Kesimpulan
Maqashid Syariah dari hadits ini yaitu kita sebagai umat islam
hendaklah selalu mengingat Allah dengan dzikir atau berdoa, dengan berdoa
berarti kita mengetahui bahwa Allah lah yang menentukan segala usahanya,
sebagai satu permohonan dan pujian dalam bentuk ucapan dari hamba yang
rendah kedudukannya pada Rabb Yang Maha Tinggi. Dan agar selamat di
dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat, Untuk mengungkapkan rasa
syukur kepada Allah SWT, Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang
terkutuk.