Anda di halaman 1dari 14

MENGANLISIS HADITS NABI

Amal Sholih dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar ( Hadis Muslim No. 1674)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu : Muhammmad Bahauddin, M.Hum.

Disusun Oleh:

Alfina Zulfa Maulani (1810610096)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Islam, kita diharuskan untuk menjalani semua perintah Allah SWT
dan menjauhi larangan-Nya. Maka dari itu, kita diperintahkan untuk melakukan
amar ma’ruf nahi munkar. Hal ini bertujuan agar kita senantiasa dalam hal positif
dan jauh dari hal negatif.

Menerapkan amar ma’ruf nahi munkar mungkin mudah dalam batas


tertentu tetapi akan sanagt sulit apabila sudah terkait dengan konteks
bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena itu, orang yang melakukan amar
ma’rruf nahi munkar harus menegerti betul terhadap perkara yang akan ia
lakukan, agar tidak salah dan keliru.

Sedekah adalah salah satu contoh penerapan amar ma’ruf nahi munkar.
Dalam sedekah, kita tidak mesti harus menyedekahkan harta, tetapi juga bisa
dengan amal sholeh dan amar ma’ruf nahi munkar seperti dzikir, membaca Al-
Qur’an, menolong sesama, dan sebagainya. Adapun yang akan menjadi pokok
pembahasan dari makalah ini yaitu hadits Muslim No. 1674 mengenai amal
sholeh dan amar ma’ruf nahi munkar, yang selengkapnya berbunyi:

‫اص @ ٌل َم@@وْ لَى أَبِي ُعيَ ْينَ @ةَ ع َْن يَحْ يَى‬ ِ ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ُم َح َّم ِد ْب ِن أَ ْس َما َء الضُّ بَ ِع ُّي َح َّدثَنَا َم ْه ِديُّ بْنُ َم ْي ُمو ٍن َح@ َّدثَنَا َو‬
‫ص@لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي@ ِه‬َ ‫ب النَّبِ ِّي‬
ِ ‫ص@ َحا‬ ْ َ‫َاس@ا ِم ْن أ‬ ً ‫ْب ِن ُعقَ ْي ٍل ع َْن يَحْ يَى ْب ِن يَ ْع َم َر ع َْن أَبِي اأْل َ ْس@ َو ِد ال@دِّيلِ ِّي ع َْن أَبِي َذ ٍّر أَ َّن ن‬
ُ
َ‫ص@و ُمون‬ ُ َ‫ص@لِّي َوي‬ َ ُ‫صلُّونَ َك َما ن‬ ِ ‫ور بِاأْل ج‬
َ ُ‫ُور ي‬ ِ ُ‫َب أَ ْه ُل ال ُّدث‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَا َرسُو َل هَّللا ِ َذه‬
َ ‫َو َسلَّ َم قَالُوا لِلنَّبِ ِّي‬
ِّ‫ص@ َدقَةً َو ُك@@ل‬َ ‫ص َّدقُونَ إِ َّن بِ ُك ِّل ت َْس @بِي َح ٍة‬ َ ‫ال أَ َو لَي‬
َّ َ‫ْس قَ ْد َج َع َل هَّللا ُ لَ ُك ْم َما ت‬ َ َ‫ص َّدقُونَ بِفُضُو ِل أَ ْم َوالِ ِه ْم ق‬ َ َ‫َك َما نَصُو ُم َويَت‬
ٌ
‫ص@ َدقَة َوفِي‬ َ ‫@ر‬ ْ ٌ
ٍ @‫ص@ َدقَة َونَ ْه ٌي ع َْن ُمن َك‬ َ ‫ُوف‬ ْ َ ً
ِ ‫ص@ َدقَة َوأ ْم@ ٌر بِ@@ال َم ْعر‬ َ ُ ً
َ ‫ص َدقَة َوك@ ِّل تَ ْهلِيل@ ٍة‬ َ ‫ص َدقَةً َو ُك ِّل تَحْ ِمي َد ٍة‬
َ ‫تَ ْكبِي َر ٍة‬
‫ض @ َعهَا فِي َح@ َر ٍام‬ َ ‫ص َدقَةٌ قَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا ِ أَيَأتِي أَ َح ُدنَا َش ْه َوتَهُ َويَ ُكونُ لَهُ فِيهَا أَجْ ٌر قَا َل أَ َرأَ ْيتُ ْم لَوْ َو‬ َ ‫بُضْ ِع أَ َح ِد ُك ْم‬
‫ض َعهَا فِي ْال َحاَل ِل َكانَ لَهُ أَجْ رًا‬ َ ‫ك إِ َذا َو‬ َ ِ‫أَ َكانَ َعلَ ْي ِه فِيهَا ِو ْز ٌر فَ َك َذل‬

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin


Muhammad bin Asma` Adl Dluba'i Telah menceritakan kepada kami
Mahdi bin Maimun Telah menceritakan kepada kami Washil maula Abu
Uyainah, dari Yahya bin Uqail dari Yahya bin Ya'mar dari Abul Aswad
Ad Dili dari Abu Dzar bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada beliau, "Wahai Rosulullah,
orang-orang kaya dapat memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka
shalat seperti kami shalat, puasa seperti kami puasa dan bersedekah
dengan sisa harta mereka." Maka beliau pun bersabda: "Bukankah Allah
telah menjadikan berbagai macam cara kepada kalian untuk bersedekah?
Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah
sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil
adalah sedekah, amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah, bahkan pada
kemaluan seorang dari kalian pun terdapat sedekah." Mereka bertanya,
"Wahai Rasulullah, jika salah seorang diantara kami menyalurkan nafsu
syahwatnya, apakah akan mendapatkan pahala?" beliau menjawab:
"Bagaimana sekiranya kalian meletakkannya pada sesuatu yang haram,
bukankah kalian berdosa? Begitu pun sebaliknya, bila kalian
meletakkannya pada tempat yang halal, maka kalian akan mendapatkan
pahala.".”
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kritik Sanad
Kritik sanad yaitu melakuakan penelitian terhadap orang yang
meriwayatkan hadits. Dari hadits Shohih Muslim No. 1674 yang telah
disebutkan di atas, berikut adalah jalur sanad hadits tersebut beserta
biografinya

JALUR SANAD KE - 1

Jundub bin Junadah

Zhalim bin 'Amru bin


Sufyan

Yahya bin Ya'mar

Yahya bin 'Aqil

"Washil, maula Abi


'Uyainah"

Mahdiy bin Maimun

Abdullah bin Muhammad bin


Asma' bin 'Abdi Mukhariq

Biografi Jundub bin Junadah


Nama Jundub bin Junadah
Kalangan Shahabat
Kuniyah Abu Dzar
Negeri Hidup Madinah
Wafat 32 H
Komentar Shahabat
Ulama

Biografi Zhalim bin 'Amru bin Sufyan


Nama Zhalim bin 'Amru bin Sufyan
Kalangan Tabi'in kalangan tua
Kuniyah Abu Al Aswad
Negeri Hidup Bashrah
Wafat 69 H
Komentar Yahya bin Ma’in: Tsiqah
Ulama Ibnu Sa’d: Tsiqah
Ibnu Hibban: Tsiqah

Biografi Yahya bin Ya'mar


Nama Yahya bin Ya'mar
Kalangan Tabi'in kalangan pertengahan
Kuniyah Abu Sulaiman
Negeri Hidup Himsh
Wafat 89 H
Komentar Abu Zur'ah: Tsiqah
Ulama
Abu Hatim: Tsiqah

An Nasa’i: Tsiqah

Ibnu Hibban: disebutkan dalam ‘ats tsiqaat

Ibnu Sa’d: Tsiqah

Ibnu Hajar al 'Asqalani: tsiqah fasih

Adz Dzahabi: Tsiqah


Biografi Yahya Bin ‘Aqil
Nama Yahya bin 'Aqil
Kalangan Tabi'in kalangan pertengahan
Kuniyah
Negeri Hidup Bashrah
Wafat
Komentar Yahya bin Ma'in: laisa bihi ba`s
Ulama
Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat

Ibnu Hajar al 'Asqalani: Shaduuq

Adz Dzahabi: Shaduuq

Biografi Washil, maula Abi 'Uyainah

Nama Washil, maula Abi 'Uyainah


Kalangan Tabi’ut tabi’in kalangan tua
Kuniyah
Negeri Hidup Bashrah
Wafat
Komentar Ahmad bin Hambal: Tsiqah
Ulama
Yahya bin Ma'in: shalihul hadits

Abu Hatim: shalihul hadits

Al 'Ajli: Tsiqah

Ibnu Hibban: Tsiqah

Adz Dzahabi: tsiqah hujjah

Biografi Mahdiy bin Maimun


Nama Mahdiy bin Maimun
Kalangan Tabi'ul atba’ kalangan pertengahan
Kuniyah Abu Yahya
Negeri Hidup Bashrah
Wafat 171 H
Komentar Syu'bah: Tsiqah
Ulama Ahmad bin Hambal: Tsiqah
An Nasa'i: Tsiqah
Ibnu Kharasy: Tsiqah
Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Al 'Ajli: Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani: Tsiqah
Adz Dzahabi: Tsiqah

Biografi Abdullah bin Muhammad bin Asma' bin 'Abdi Mukhariq


Nama Abdullah bin Muhammad bin Asma' bin 'Abdi
Mukhariq
Kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua
Kuniyah Abu 'Abdur Rahman
Negeri Hidup Bashrah
Wafat 231 H
Komentar Abu Zur'ah: la ba`sa bih
Ulama Abu Zur'ah: syaikh shalih
Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar: tsiqah jalil

Demikian biografi para perawi hadis Muslim No. 1674, dari


biografi para perawi dapat disimpulkan bahwa hadits Muslim No. 1674
tergolong hadits shahih, yang mana dari komentar para ulama mengenai
perawi dari hadits tersebut mengatakan tsiqah.

B. Kritik Eidetis
1. Kajian Linguistik
Yaitu suatu kajian untuk menganalisis grammatikal suatu teks
berdasarkan prosedur-prosedurnya. Di sini teks yang digunakan adalah
teks bahasa arab dan analisis yang digunakan adalah ilmu nahwu. Dalam
kajian linguistik penulis menggunakan lafadz di bawah ini sebagai kata
kunci menganalisa kebahasaan.
َّ َ‫قَ ْد َج َع َل هَّللا ُ لَ ُك ْم َما ت‬
َ‫ص َّدقُون‬

Taukid ‫قَ ْد‬


Fi’il madhi mabni fathah ‫َج َع َل‬
Fa’il marfu’, alamat rafa’ dhommah, isim mufrod ُ ‫هَّللا‬
Isim maushul mabni fathah ‫َما‬
Fi’il mudhori’ marfu’ ُ
َ‫ص َّدقون‬ َّ َ‫ت‬

2. Kajian Tematis Komprehensif

Kajian ini berkaitan dengan mempertimbangkan teks-teks hadits


lain yang memiliki tema yang serupa, baik dari segi lafadz ataupun
maknanya. Berikut ini beberapa hadits yang mempunyai persamaan
dengan hadits Muslim No. 1674.

Musnad Ahmad No. 20500

ٍ @‫اص@ ٌل َم@@وْ لَى أَبِي ُعيَ ْينَ@ةَ ع َْن يَحْ يَى ْب ِن ُعقَ ْي‬
‫@ل‬ ِ ‫َار ٌم َو َعفَّانُ قَااَل َح َّدثَنَا َم ْه ِديُّ بْنُ َم ْي ُمو ٍن َح َّدثَنَا َو‬ ِ ‫َح َّدثَنَا ع‬
ِ ُ‫َب أَ ْه@ ُل ال@ ُّدث‬
‫ور‬ َ @‫ع َْن يَحْ يَى ب ِْن يَ ْع َم َر ع َْن أَبِي اأْل َ ْس@ َو ِد ال@ ِّد ْيلِ ِّي ع َْن أَبِي َذ ٍّر قَ@ا َل قَ@الُوا يَ@ا َر ُس‬
َ ‫ول هَّللا ِ َذه‬
ِ ‫ال فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ُول أَ ْم َوالِ ِه ْم ق‬
ِ ‫ص َّدقُونَ بِفُض‬ َ َ‫صلِّي َويَصُو ُمونَ َك َما نَصُو ُم َويَت‬ َ ُ‫ص ُّلونَ َك َما ن‬ ُ
ِ ‫بِاأْل ج‬
َ ُ‫ُور ي‬
ً‫ص @ َدقَة‬ َ ‫ص َدقَةً َوبِ ُكلِّ تَحْ ِمي َد ٍة‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَ َولَي‬
َّ َ‫ْس قَ ْد َج َع َل هَّللا ُ لَ ُك ْم َما ت‬
َ ‫ص َّدقُونَ إِ َّن بِ ُك ِّل تَ ْسبِي َح ٍة‬ َ
َ @َ‫ال قَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا ِ أَيَأْتِي أَ َح ُدنَا َش ْه َوتَهُ يَ ُكونُ لَهُ فِيهَا أَجْ ٌر ق‬
ْ‫@ال أَ َرأَ ْيتُ ْم لَ@@و‬ َ ‫َوفِي بُضْ ِع أَ َح ِد ُك ْم‬
َ َ‫ص َدقَةً ق‬
َ @َ‫ض َعهَا فِي ْال َحاَل ِل َكانَ لَ@هُ فِيهَ@@ا أَجْ@ ٌر ق‬
ُ‫@ال َعفَّان‬ َ ِ‫ض َعهَا فِي ْال َح َر ِام أَ َكانَ َعلَ ْي ِه فِيهَا ِو ْز ٌر َو َك َذل‬
َ ‫ك إِ َذا َو‬ َ ‫َو‬
‫ُض@ ٍع‬ ْ ‫ص@ َدقَةً َوفِي ب‬َ ‫@ر‬ ٍ @‫ص@ َدقَةً َونَه ٍْي ع َْن ُم ْن َك‬ ٍ @‫ص@ َدقَةً َوأَ ْم‬
ٍ ‫@ر بِ َم ْع@ ر‬
َ ‫ُوف‬ َ ‫ص َّدقُونَ َوقَا َل َوتَ ْهلِيلَ ٍة َوتَ ْكبِي َر ٍة‬َّ َ‫ت‬
‫ي َولَ ْم يَ ْذ ُكرْ أَبَا اأْل َس َْو ِد‬
ٌّ ‫َح َّدثَنَا أَبُو النَّضْ ِر َح َّدثَنَا َم ْه ِد‬

“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin


Asma` Adl Dluba'i Telah menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun
Telah menceritakan kepada kami Washil maula Abu Uyainah, dari Yahya
bin Uqail dari Yahya bin Ya'mar dari Abul Aswad Ad Dili dari Abu Dzar
bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bertanya kepada beliau, "Wahai Rosulullah, orang-orang kaya dapat
memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka shalat seperti kami shalat,
puasa seperti kami puasa dan bersedekah dengan sisa harta mereka."
Maka beliau pun bersabda: "Bukankah Allah telah menjadikan berbagai
macam cara kepada kalian untuk bersedekah? Setiap kalimat tasbih
adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat
tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah, amar ma'ruf
nahi munkar adalah sedekah, bahkan pada kemaluan seorang dari kalian
pun terdapat sedekah." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, jika salah
seorang diantara kami menyalurkan nafsu syahwatnya, apakah akan
mendapatkan pahala?" beliau menjawab: "Bagaimana sekiranya kalian
meletakkannya pada sesuatu yang haram, bukankah kalian berdosa?
Begitu pun sebaliknya, bila kalian meletakkannya pada tempat yang halal,
maka kalian akan mendapatkan pahala.".”

Musnad Ahmad No. 20508

ٍ @‫اص@ ٍل ع َْن يَحْ يَى ب ِْن ُعقَ ْي‬


‫@ل ع َْن يَحْ يَى ْب ِن يَ ْع َم@ َر‬ ِ ‫ير َح َّدثَنَا َم ْه@ ِديُّ بْنُ َم ْي ُم@@و ٍن ع َْن َو‬ٍ ‫َح َّدثَنَا َو ْهبُ بْنُ َج ِر‬
ُ
‫ُص@لُّونَ َك َم@ا‬ ِ ‫ور بِ@اأْل ج‬
َ ‫ُور ي‬ ِ ُ‫َب أَ ْه@ ُل ال@ ُّدث‬
َ ‫ع َْن أَبِي اأْل َس َْو ِد ال ِّد ْيلِ ِّي ع َْن أَبِي َذ ٍّر قَا َل قِي َل يَ@ا َر ُس@و َل هَّللا ِ َذه‬
َ‫َص @ َّدقُون‬ َ ‫َص َّدقُونَ بِفُضُو ِل أَ ْم َوالِ ِه ْم فَقَا َل أَ َولَي‬
َّ ‫ْس قَ ْد َج َع َل هَّللا ُ لَ ُك ْم َم@@ا ت‬ َ ‫صلِّي َويَصُو ُمونَ َك َما نَصُو ُم َويَت‬ َ ُ‫ن‬
ِ ‫ص َدقَةٌ َوأَ ْم ٌر بِ ْال َم ْعر‬
‫ُوف‬ َ ‫ص َدقَةٌ َوبِ ُك ِّل تَحْ ِمي َد ٍة‬
َ ‫ص َدقَةٌ َوبِ ُك ِّل تَ ْهلِيلَ ٍة‬
َ ‫ص َدقَةٌ َوبِ ُك ِّل تَ ْكبِي َر ٍة‬
َ ‫إِنَّهُ بِ ُكلِّ تَ ْسبِي َح ٍة‬
ُ‫ص@ َدقَةٌ قَ@@الُوا يَ@@ا َر ُس@و َل هَّللا ِ أَيَ@@أْتِي أَ َح@ ُدنَا َش@ه َْوتَه‬
َ ‫ُض@ ِع أَ َح@ ِد ُك ْم‬ َ ‫ص َدقَةٌ َونَ ْه ٌي ع َْن ْال ُم ْن َك ِر‬
ْ ‫ص َدقَةٌ َوفِي ب‬ َ
‫ْس َكانَ يَ ُكونُ َعلَ ْي ِه ِو ْز ٌر أَوْ ْال ِو ْز ُر قَالُوا بَلَى‬ َ ‫ض َعهَا فِي ْال َح َر ِام أَلَي‬
َ ‫َويَ ُكونُ لَهُ فِيهَا أَجْ ٌر فَقَا َل أَ َرأَ ْيتُ ْم َلوْ َو‬
‫ض َعهَا فِي ْال َحاَل ِل يَ ُكونُ لَهُ اأْل َجْ ُر‬ َ ‫قَا َل فَ َك َذلِكَ إِ َذا َو‬

“Telah menceritakan kepada kami 'Arim dan 'Affan keduanya


berkata, telah menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun telah
menceritakan kepada kami Washil mantan budak Abu Uyainah, dari
Yahya bin Uqail dari Yahya bin Ya'mar dari Abul Aswad Ad Dili dari Abu
Dzar ia berkata, "Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya
telah memborang pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat,
mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, namun mereka dapat
bersedekah dengan kelebihan hartanya." Beliau bersabda: "Bukankah
Allah telah menjadikan bagi kalian apa-apa yang dapat kalian
sedekahkan? Sesungguhnya pada setiap tasbih ada sedekah, pada setiap
tahmid ada sedekah dan pada setiap tahlil ada sedekah. Menyuruh
kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah,
dan mendatangi (mensetubuhi) isterimu juga sedekah." Para sahabat
bertanya."Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang memenuhi kebutuhan
syahwatnya itu pun mendatangkan pahala?" Beliau bersabda,
"Bagaimana menurutmu jika ia menempatkan pada tempat yang haram,
bukankah ia berdosa? Demikian pula bila ia menempatkan pada tempat
yang halal, maka ia akan mendapatkan pahala." 'Affan menyebutkan,
"Kalian bersedekah." Ia menambahkan, "Tahlil dan Takbir adalah
sedekah, menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, demikian juga
mencegah kemungkaran dan melakukan persetuhuhan." Telah
menceritakan kepada kami Abu Nadlr telah menceritakan kepada kami
Mahdi, namun tidak disebutkan nama Abul Aswad.”.”

3. Kajian Konfirmatif
Yaitu mengaitkan makna hadis dengan ayat-ayat yang terdapat
dalam Al Qur’an. Di antara ayat al-Qur’an yang menjadi kaitannya dengan
hadits Muslim No. 1674 yaitu:
QS. An-Nisa’: 114
َ @ِ‫اس ۚ َو َم ْن يَ ْف َع@@لْ ٰ َذل‬
‫ك‬ ِ َّ‫ح بَ ْينَ الن‬
ٍ ‫ص @اَل‬ْ ِ‫ُوف أَوْ إ‬
ٍ ‫ص َدقَ ٍة أَوْ َم ْعر‬
َ ِ‫ير ِم ْن نَجْ َواهُ ْم إِاَّل َم ْن أَ َم َر ب‬
ٍ ِ‫اَل َخ ْي َر فِي َكث‬
ِ ‫ت هَّللا ِ فَ َسوْ فَ نُ ْؤتِي ِه أَجْ رًا ع‬
‫َظي ًما‬ ِ ‫ضا‬ َ ْ‫ا ْبتِغَا َء َمر‬
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara
manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang
besar.”
QS. At-Taubah:71
ِ ‫ُوف َويَ ْنهَ@وْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك‬
َ‫@ر َويُقِي ُم@@ون‬ ِ ‫@ال َم ْعر‬ ْ ِ‫ْض ۚ يَ@أْ ُمرُونَ ب‬ ٍ ‫ْض@هُ ْم أَوْ لِيَ@ا ُء بَع‬
ُ ‫@ات بَع‬ ُ @َ‫َو ْال ُم ْؤ ِمنُ@ونَ َو ْال ُم ْؤ ِمن‬
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬ ِ ‫ك َسيَرْ َح ُمهُ ُم هَّللا ُ ۗ إِ َّن هَّللا َ ع‬َ ِ‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َويُ ِطيعُونَ هَّللا َ َو َرسُولَهُ ۚ أُو ٰلَئ‬
َّ ‫ال‬
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Q.S. Ali Imran: 104
َ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر ۚ َوأُو ٰلَئِكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬
ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah
darin yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”
Q.S. Al-Baqarah: 286
ۚ ‫@ذنَا إِ ْن ن َِس@ينَا أَوْ أَ ْخطَأْنَ@@ا‬
ْ @‫ت ۗ َربَّنَا اَل تُ َؤا ِخ‬ ْ َ‫اَل يُ َكلِّفُ هَّللا ُ نَ ْفسًا إِاَّل ُو ْس َعهَا ۚ لَهَا َما َك َسب‬
ْ َ‫ت َو َعلَ ْيهَا َما ا ْكتَ َسب‬
ُ‫َربَّنَا َواَل تَحْ ِملْ َعلَ ْينَا إِصْ رًا َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِنَا ۚ َربَّنَا َواَل تُ َح ِّم ْلنَا َما اَل طَاقَةَ لَنَا بِ ِه ۖ َواعْف‬
َ‫َعنَّا َوا ْغفِرْ لَنَا َوارْ َح ْمنَا ۚ أَ ْنتَ َموْ اَل نَا فَا ْنصُرْ نَا َعلَى ْالقَوْ ِم ْال َكافِ ِرين‬
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdo‟a) : “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang sanggup kami memikulnya. Beri
maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
Q.S. Al-Baqarah:263
‫ص َدقَ ٍة يَ ْتبَ ُعهَا أَ ًذى ۗ َوهَّللا ُ َغنِ ٌّي َحلِي ٌم‬
َ ‫ُوف َو َم ْغفِ َرةٌ َخ ْي ٌر ِم ْن‬
ٌ ‫قَوْ ٌل َم ْعر‬
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada
sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya Maha
Penyantun.”
Q.S. At-Taubah:121
‫ب لَهُ ْم لِيَجْ@ ِزيَهُ ُم هَّللا ُ أَحْ َس@نَ َم@ا َك@انُوا‬
َ ِ‫ص@ ِغي َرةً َواَل َكبِ@ي َرةً َواَل يَ ْقطَعُ@ونَ َوا ِديً@ا إِاَّل ُكت‬
َ ً‫َواَل يُ ْنفِقُ@ونَ نَفَقَ@ة‬
َ‫يَ ْع َملُون‬
“Dan tidaklah mereka memberikan infaq, baik yang kecil maupun
yang besar dan tidak (pula) melintasi suatu lembah (berjihad), kecuali
akan dituliskan bagi mereka (sebagai amal kebaikan), untuk diberi
balasan oleh Allah (dengan) yang lebih baik daripada apa yang telah
mereka kerjakan.”

4. Analisis Realitas Historis


Dikatakan bahwa asbabul wurud dari hadis ini adalah karena
beberapa sahabat nabi yaitu kaum muhajirin yang kurang mampu merasa
iri terhadap keadaan sahabat nabi yang lain, yaitu sahabat nabi yang kaya.
Sebab, selain rajin beribadah mereka juga mampu bersedekah karena
kelebihan harta yang mereka miliki. Kemudian kaum muhajirin tersebut
mengadu kepada Rosulullah SAW lalu Rosulullah SAW bersabda:
“Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara kepada kalian
untuk bersedekah? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat
takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap
kalimat tahlil adalah sedekah, amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah,
bahkan pada kemaluan seorang dari kalian pun terdapat sedekah.”
Sehingga, dari hadits ini dapat dipahami bahwa sedekah tidak harus
dengan harta, melainkan dapat dengan amal shalih seperti dzikir
contohnya tahmid, tahlil, takbir, dan tahlil yang juga termasuk sedekah,
demikian pula ketika seseorang beramar ma’ruf nahi munkar dan ketika
seorang laki-laki bersetubuh dengan istrinya juga termasuk sedekah.

5. Nilai Generalisasi

Berdasarkan isi dan makna yang ada pada hadis shohih Muslim
No. 1674 ini, terdapat aspek nilai pendidikan yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan. Berikut adalah nilai pendidikan yang
dapat diambil:
a. Segala amal sholeh dan perbuatan baik merupakan sedekah.
b. Bersedekah tidak mesti dengan harta.
c. Setiap muslim wajib bersedekah sesuai dengan kemampuan dan
kesanggupannya.
d. Berlomba-lomba dalam hal kebaikan.

C. Nilai Praktis
Yaitu mengaitkan hasil dari proses analisis generalisasi dengan
realitas kehidupan sekarang sehingga dapat memberikan makna praksis
terhadap problematika hukum dan masyarakat kekinian. Berdasarkan
analisis generalisasi di atas maka dapat dikaitkan dengan fenomena yang
terjadi sekarang ini yaitu wabah Corona. Banyak orang yang melakukan
amal sholeh dengan bersedekah seperti bagi-bagi masker dan sebagainya.
Sedangkan orang lain memilih untuk menyibukkan diri dengan
memperbanyak amalan sholeh yang lainnya, seperti tetap berdiam diri di
rumah dengan rajin membaca Al-Qur’an, berdzikir, berdo’a, i’tikaf,
membantu ibu, dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Hadits Shohih Muslim No. 1674 merupakan hadits shahih. Hadits


ini menjelaskan tentang amal sholeh dan amar ma’ruf nahi munkar yang
dapat dilakukan untuk bersedekah jika seseorang tersebut tidak memiliki
harta. Banyak hal yang dapat dilakukan, misalnya dengan membaca Al-
Qur’an, berdzikir, berdo’a, menolong sesama, dan sebagainya.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan


dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

Anda mungkin juga menyukai