40)
Oleh:
PENDAHULUAN
Dalam sistem pendidikan modern salah satu unsur terpenting yang harus ada pada
diri guru adalah kompetensi efektif, suatu kompetensi yang berkaitan erat dengan
perasaan. Jika berbicara perasaan, tidak akan ada yang mengalahkan apalagi
mengantikan perasaan orang tua terhadap anak-anak mereka. Setidaknya, demikian
idealnya. Tidak heran kemudia jika dalam dunia pendidikan dan pembelajaran
dikenal slogan “guru adalah orang tua kedua disekolah.” Maksudnya, dalam mendidik
dan mengajar peserta didik, guru dituntut mengedepankan perasaan cinta dan kasih
sayang, sebagaimana orang tua mencintai dan menyayangi anak-anak mereka.
Dalam hadits Nabi yang merupakan sumber tuntunan dan ajaran islam kedua
setelah al-Qur’an, banyak ditemukan nilai-nilai pendidikan yang dikontekstualisasi
pada zaman modern ini. Ini tidak berlebihan, sebab Rasulullah sendiri sebagai
penyabda hadits adalah seorang pendidik umat manusia seluruhnya dan umat muslim
khususnya. Dalam kaitanya dengan slogan diatas, hadits Nabi ( Hadits Nasa’i No.40)
yang talah diberikan dalam mata kuliah hadits tarbawi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemahaman Hadits
Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai hadits Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh imam Nasa’I no.40 dengan lafadz
Berikut:
ع ع َْن أَبِي ُ أَ ْخبَ َرنَا يَ ْعقُوبُ بْنُ إِب َْرا ِهي َم قَا َل َح َّدثَنَا يَحْ يَى يَ ْعنِى ا ْبنَ َس ِعي ٍد ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن َعجْ اَل نَ قَا َل أَ ْخبَ َرنِي ْالقَ ْعقَا
َب أَ َح ُد ُك ْم إِلَىَ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل إِنَّ َما أَنَا لَ ُك ْم ِم ْث ُل ْال َوالِ ِد أُ َعلِّ ُم ُك ْم إِ َذا َذه
َ ح ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ ع َْن النَّبِ ِّي ٍ ِصالَ
ْ
ث َوالرِّ َّم ِةِ ْار َونَهَى ع َْن الرَّو ٍ ه َو َكانَ يَأ ُم ُر بِثَاَل ثَ ِة أَحْ َجtِ ِج بِيَ ِمين ِ ْالخَ اَل ِء فَاَل يَ ْستَ ْقبِلْ ْالقِ ْبلَةَ َواَل يَ ْستَ ْدبِرْ هَا َواَل يَ ْستَ ْن
Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim dia berkata; telah
menceritakan kepada kami Yahya yaitu Ibnu Sa'id dari Muhammad bin Ajlan
berkata; telah mengabarkan kepadaku Al Qa'qa' dari Abu Shalih dari Abu
Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Aku
bagi kalian seperti seorang ayah. Aku mengajari kalian apabila kalian hendak
pergi ke WC janganlah menghadap kiblat dan jangan membelakanginya, serta
jangan bersuci dengan tangan kanan." Beliau juga memerintahkan untuk bersuci
dengan tiga batu. Beliau melarang bersuci dengan kotoran hewan dan tulang."
B. Kritik sanad
Untuk melakukan kritik historis/sanad, terlebih dahulu mengetahui
biografi periwayat dari hadits diatas. Berikut adalah biografi perawi hadits :
Dzakwan
2. Dzakwan
C. Analisis Linguistik
- ما كافة: ما
(مبتداء – )أنا
(مضاف – )مثل
ح
صالِ ٍ اع ب ِْن َح ِك ٍيم ع َْن أَبِي َ ك ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن َعجْ اَل نَ ع َْن ْالقَ ْعقَ ِ ار ِ َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ُم َح َّم ٍد النُّفَ ْيلِ ُّي َح َّدثَنَا ابْنُ ْال ُمبَ َ
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِنَّ َما أَنَا لَ ُك ْم بِ َم ْن ِزلَ ِة ْال َوالِ ِد أُ َعلِّ ُم ُك ْم فَإ ِ َذا أَتَى أَ َح ُد ُك ْم
ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا ِ َ
ْ
ث َوالرِّ َّم ِة ار َويَ ْنهَى ع َْن الرَّوْ ِ ْالغَائِطَ فَاَل يَ ْستَ ْقبِلْ ْالقِ ْبلَةَ َواَل يَ ْستَ ْدبِرْ هَا َواَل يَ ْستَ ِطبْ بِيَ ِمينِ ِه َو َكانَ يَأ ُم ُر بِثَاَل ثَ ِة أَحْ َج ٍ
ح ع َْن أَبِي صالِ ٍاع ب ِْن َح ِك ٍيم ع َْن أَبِي َ َّاح أَ ْنبَأَنَا ُس ْفيَانُ بْنُ ُعيَ ْينَةَ ع َْن ا ْب ِن َعجْ اَل نَ ع َْن ْالقَ ْعقَ ِ صب ِ َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ال َّ
ط فَاَلصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِنَّ َما أَنَا لَ ُك ْم ِم ْث ُل ْال َوالِ ِد ِل َولَ ِد ِه أُ َعلِّ ُم ُك ْم إِ َذا أَتَ ْيتُ ْم ْالغَائِ َ
هُ َري َْرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا ِ َ
ث َوال ِّر َّم ِة َونَهَى أَ ْن يَ ْستَ ِط َ
يب ال َّر ُج ُل بِيَ ِمينِ ِه تَ ْستَ ْقبِلُوا ْالقِ ْبلَةَ َواَل تَ ْستَ ْدبِرُوهَا َوأَ َم َر بِثَاَل ثَ ِة أَحْ َج ٍ
ار َونَهَى ع َْن الرَّوْ ِ
ح ع َْن أَبِي ه َُر ْي َرةَ قَا َل قَا َل صالِ ٍ اع ع َْن أَبِي َ ك ع َْن اب ِْن َعجْ اَل نَ ع َْن ْالقَ ْعقَ ِ ار َِح َّدثَنَا زَ َك ِريَّا بْنُ َع ِديٍّ َح َّدثَنَا ابْنُ ْال ُمبَ َ
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِنَّ َما أَنَا لَ ُك ْم ِم ْث ُل ْال َوالِ ِد لِ ْل َولَ ِد أُ َعلِّ ُم ُك ْم فَاَل تَ ْستَ ْقبِلُوا ْالقِ ْبلَةَ َواَل تَ ْستَ ْدبِرُوهَا َوإِ َذا ا ْستَطَبْتَ فَاَل
َرسُو ُل هَّللا ِ َ
ث َوال ِّر َّم ِة قَا َل زَ َك ِريَّا يَ ْعنِي ْال ِعظَا َم ْالبَالِيَةَ ْ
ار َويَ ْنهَى ع َْن الرَّوْ ِ ك َو َكانَ يَأ ُم ُرنَا بِثَاَل ثَ ِtة أَحْ َج ٍ تَ ْستَ ِطبْ بِيَ ِمينِ َ
ك أَاَّل تَ ْعبُد ُٓو ۟ا إِٓاَّل إِيَّاهُ َوبِ ْٱل ٰ َولِ َد ْي ِن إِحْ ٰ َسنًا ۚ إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِعندَكَ ْٱل ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َمٓا أَوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُل لَّهُ َمٓا أُفٍّ َواَل َ ََوق
َ ُّض ٰى َرب
تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُل لَّهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.
َ ٱخفِضْ لَهُ َما َجنَا َح ٱل ُّذ ِّل ِمنَ ٱلرَّحْ َم ِة َوقُل رَّبِّ ٱرْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانِى
ص ِغيرًا ْ َو
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Hadits nasa’I no.40 ini adalah salah satu contoh di mana hadis ini tidak
dapat dipahami secara komprehensif tanpa memahami asbab al-wurud-nya.
G. Analisis Generalisasi
Analisis generalisasi yaitu menangkap makna universal yang tercakup
dalam hadits yang merupakan inti dari esensi dari sebuah hadits. Penulis akan
mencoba mengambil inti-inti makna hadits secara umum yaitu:
H. Kritik Praktis
Dalam hal ini penulis akan mencoba mengaitkan makna hadis yang
diperoleh dari proses generalisasi ke dalam realitas yang ada sekarang ini,
sehingga memiliki makna praksis bagi problematika hukum dan kemasyarakatan
kekinian. Adapun kritik praktis yang terdapat pada hadits Nasa’i no.40 yaitu Saat
disekolah seorang guru merupakan orang tua bagi siswa. Guru harus bisa
menjalankan fungsinya sebagai orang tua. Mereka berkewajiban memberi kasih
sayang kepada semua siswa. Guru juga harus bisa mengarahkan anak agar saat
siswa belajar akan merasa betah seperti layaknya berada didalam rumah.
Dengan begitu para siswa dapat belajar dengan baik, bukan hanya secara
akademis, namun juga bisa mempelajari dan mengimplementasikan nilai yang ia
serap selama sekolah.
Seperti hal nya orang tua didalam rumah, guru juga harus bersama-sama
mengawal perkembangan siswa selama disekolah. Bukan hanya berkaitan dengan
nilai akademisnya, namun juga harus mengawal dan membimbing perkembangan
mental, moral dan prilaku para siswa sehingga mereka akan tumbuh menjadi
pribadi yang matang dan lebih baik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berkaitan engan informasi tersebut, yang berkaitan erat dengan sifat yang harus di
miliki seorang guru ialah Rasullulloh memperlakukan para sahabat dengan santun dan
kasih sayang. Maka seorang guru harus memiliki sifat kasih sayang kepada peserta
didik agar mereka dapat menerima pendidikan dan pengajaran dengan hati senang
dan nyaman. Segala proses edukatif yang dilakakukan oleh guru harus diwarnai oleh
sifat ini.