Anda di halaman 1dari 8

HADIS TENTANG KESETARAAN GENDER 2

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah

“Hadis 2 (Ahkam dan Sosial)

Disusun oleh:

Faiq Miftahul Amali (301180008)

Rafei Ghofur Ismail (301180025)

Risma Aulina Musyarofatun Ni’mah (301180027)

Dosen Pengampu:

Irma Rumtianing U.H., MSI

ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

JANUARI 2020
PEMBAHASAN

A. Hadis Tentang Perhiasan Dunia Adalah Istri Yang Sholihah.


1. Matan Hadis,
‫ أخبرني شرحبيل بن شريك‬.‫ حدثنا عبد هللا بن يزيد حدثنا حيوة‬.‫حدثن محمد بن عبد هللا بن نمير الهمدانى‬
‫لم‬KK‫أنه سمع أبا عبد الرحمن الحبلي يحدث عن عبد هللا بن عمرو رضي هللا عنهما أن رسول هللا علييه وس‬
,,‫قال الدنيا متاع وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة‬
2. Terjemah matan hadis.
“Dari Abdullah bin’Amr radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shalallahu
‘alaihiwassalam bersabda: Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-
baikperhiasan/kesenangan dunia adalah wanita yang shalihah.”(HR Muslim, Nasa’I,
Ibnu Majah dan Ahmad).
3. Takhrij hadis.
Kata kunci:‫متع‬
)..٥٩ ‫خير متاع الدنيا المرأة الصالحة(مرضاع‬
4. Pohon sanad dan Studi Sanad.
‫محمد‬
‫عبد هللا بن عمرو‬
‫أبا عبد الرحمن الحبلي‬
‫ أخبرني شرحبيل بن شريك‬.‫حيوة‬
‫عبد هللا بن يزيد‬
‫محمد بن عبد هللا بن نمير الهمدانى‬
a. Muhammad
b. Abdullah ibn ‘amr
c. Abu Adurrahman al hambali
d. Abdulllah ibnu yazid
e. Muhammad bin Abdullah bin numair al hamdani
5. Arti Kosa Kata.

6. Fiqhul Hadis.
Wanita dan keindahan
Sudah menjadi sunnatullah bagi anak adam diberikan kepada mereka berbagai
kenikmatan yang mereka cintai dan dijadikan indah pandangan mereka dengannya di
dunia ini sebagai dalam firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 14 ketika menyebut
berbagai hal yang menjadikan kecintaan manusia dalam ayat ini Allah mendahulukan
wanita sebelum yang lain, hal ini memberikan isyarat bahwa wanita menjadi sumber
terbesar kenikmatan, kesenangan, dan perhiasan hidup di dunia ini. Tidak terkecuali
bagi Rasulullah saw sebagai sosok manusia terbiak dan termulia, wanita adalah
sesuatu yang paling beliau cintai di antara kenikmatan dunia yang lain, dan ini
merupakan fitroh beliau sebagai manusia.
“Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “nabi shalallahu
‘alaihiwassalam bersabda: “Aku diberikan rasa cinta dari dunia terhadap para wanita
dan wewangian dan dijadikan penyejuk mataku ada didalam shalat” (HR. Ahmad, dan
Nasa’i. Di shohihkan oleh syaikh Al Albani).
Allah telah menciptakan wanita sebagai perhiasan dan bahkan perhiasan
terbesar dinia ini namun sekaligus ia juga merupakan fitrah terbesar di dunia ini yang
pernah diciptakan Allah bagi kaum laki-laki.

Wanita Sholihah.

Allah telah memberikan sebuah definisi wanita sholihah yang menjadi


perhiasan dan kesenangan terbaik di dunia, dalam firman-Nya: “..Maka wanita yang
shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh karena Allah telah memelihara (mereka)..”.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam juga memberikan gambaran wanita


sholihah terbaik sebagaimana dalam hadits: “Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu
berkata: “Nabi Shalallahu ‘alaihiwassalam ditanya:’Siapakah wanita yang paling
baik?’ Beliau menjawab: ‘(Sebaik-baik wanita) adalah yang menyenangkan (suami)-
nya jika ia melihatnya, mentaati (suami)-nya jika ia memerintahnya dan ia tidak
menyelisihi (suami)-nya dalam hal yang dibenci suami pada dirinya dan harta
suaminya.’” (HR. Ahmad, al Hakim, an Nasa’i dan ath Thobrani dan di Shohihkan
oleh al Albani).

Beliau Shalallahu ‘alaihiwassalam juga berwasiat untuk memilih wanita yang


memiliki dien (agama) yang baik sebagai ukuran keshohihan seorang wanita, bukan
kecantikan, kedudukan atau hartanya.

maka laki-laki, hal ini merupakan wasiat agar mereka memilih wanita bukan
sekedar karena kecantikan, kedudukan atau harta wanita semata. Karena hal itu
bukanlah ukuran kebahagiaan yang hakiki di dunia ini. Namun hendaknya ia lebih
mengutamakan sisi dien karena hal itulah yang akan memberikan hakikat kebahagiaan
hidupnya di dunia ini dan di akhirat.

Adapun bagi para wanita, ini merupakan dorongan untuk menjadi perhiasan
terbaik di dunia ini, wanita yang sholihah, wanita yang mendorong suami dan
keluarganya untuk semakin beriman dan bertaqwa kepada Alloh, bukan wanita yang
menjadi fitnah terbesar bagi kaum laki-laki yang menjadikan mereka semakin
menjauh dari Alloh dan menyeret mereka ke jurang nereka Jahanam.

Sedangkan bagi para orang tua, ini tentunya sebuah pengingat bahwa ada
amanah menunaikan kewajiban mendidik anak-anak mereka untuk menjadi anak-anak
yang sholih dan n guna menggapai kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

B. Hadis Tentang Penciptaan Perempuan.


1. Matan Hadis,
‫ي‬KK‫حدثنا اسحاق بن نصر حدثنا حسين الجعفي عن زائدة عن ميسرة عن أبي حازمو عن أبي هريرة رض‬
‫وا‬KK‫ واستوص‬.‫اره‬KK‫ "من كان يؤمن باهلل واليوم االخر فال يؤذ ج‬:‫هللا عنه عن النبي صلي هللا عليه وسلم قال‬
‫ه‬K‫رته وان تركت‬KK‫ه كس‬KK‫ فان ذهبت تقيم‬.‫بالنساء خيرأ فانهن خلقن من ضع وان أعوجشيء في الضلع اعاله‬
.‫ فاستوصوا بالنساء خيرأ‬.‫لم يزل أعوج‬
2. Terjemah matan hadis.
“setelah menyebutkan sanad, dari abu Hurairah, dari Nabi SAW bersabda: siapapu
yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah menyakiti tetangga. Dan
hendaklah kalian berwasiat yang baik kepada para wanita, karena mereka (perempuan)
sesungguhnya diciptakan dari tulang rusuk dan tulang yang paling bengkok yang
paling tinggi(panjang). Jika anda meluruskannya (berarti) anda memecahkannya,
namun jika anda membiarkannya, ia akan selalu bengkok. Oleh karena itu hendaklah
kalian berwasiat kepada para wanita (al-Hajjaj t.th, 178)”
3. Takhrij hadis.
Kata kunci: ‫ترك‬
)١٢ ‫ ن طالق‬,,٦٧ ‫م رضاع‬,,٨. ‫نكاح‬,١ ‫وان تركته لم يزل أعوج (أنساء‬
4. Pohon sanad dan Studi Sanad.
‫محمد‬
‫أبي هريرة‬
‫أبي حازمو‬
‫ميسرة‬
‫زائدة‬
‫حسين الجعفي‬
‫اسحاق بن نصر‬

BIOGRAFI SANAD

a. Muhammad SAW
b. ‘Abd al-Rahman ibn Shakh, kunyahnya Abu Bakr. Wafat pada tahun 57 H.
Ia merupakan sahabat dan kethiqqahannya terjamin.
c. Salman Mawla ‘Izzah, ia merupakan generasi tabi’in pertengahan.
Kunyahnya Abu Hazom, hidup di Kufah. Wafat pada tahun 101 H. Ia
adalah orang yang Thiqqah
d. Maysarah ib ‘Ammar, ia generasi tabi’in kalangan tua. Ia thiqqah.
e. Za’idah ib Qudamah, ia tabi’in kalangan tua. Hidup di Kufahm wafat 161
H. Ia thiqqah.
f. Al-Husyan ibn ‘Ali al-Walid, ia merupakan tabi‘ut tabi‘in. Hidup di
Kufah, wafat 203 H. Ia Thiqqah
g. Ishaq ibn Ibrahim ibn Nasir, ia merupakan tabi‘ut tabi‘un. Hidup di
Bukhara, wafat 242 H. Ia saduq. Guru al-Bukhari
5. Arti Kosa Kata.
6. Fiqhul Hadis.
Arus pertama adalah yang mengatakan bahwa perempuan itu diciptakan dari
bagian tubuh (tulang rusuk) Adam yang dalam ayat di atas disebut dengan
‘daripadanya’ (minha). Kaidah bahasa Arab ini lantas kemudian diperkuat dengan
beberapa riwayat baik dalam bentuk hadis maupun komentar sahabat.
Sebenarnya hadis ini sangat polemis, oleh sebabnya pemahaman yang
berorientasi kepada tekstual dan kontekstual tidak bisa dihindari. Bahkan jika dilhat
dalam bentuk penempatan hadis dalam riwayat al-Bukhari, ia pun meletakkannya
dalam pembahasan kitab al-Anbiya (kisah-kisah para Nabi). Mungkin saja al-Bukhari
mengamini konteks hadis ini secara tekstual. Penyataan tersebut ditambah lagi dengan
dukungan data berupa riwayat dari sahabat ibn ‘Abbas dan ibn Mas‘ud yang dikutip
beberapa pakar yang membincang tema sama :
Dari ibn ‘Abbas dan ibn Mas‘ud: Ketika Adam berjalan di Syurga dan
berjalan sendirian tanpa didampingi pasangan. Maka ketika suatu saat Adam tidur, ia
bermimpi disamping kepalanya duduk seorang perempuan yang Allah ciptakan dari
tulang rusuknya. Adam pun bertanya: Siapa kamu? Dijawab: “aku seorang
perempuan”, Adam bertanya: “untuk apa kamu diciptakan?” untuk hidup
bersamamu. Maka mereka bertanya kepada para malaikat: “siapa nama perempuan
itu?” dijawab: “Hawa’”, ditanya lagi “kenapa diberi nama malaikat?”, dijawab
malaikat: “karena Hawa’ diciptakan dari kehidupan kamu” (Ibn Athir t.th, 10).

Siti Hawa a.s. diciptakan oleh Allah dari tulang rusuk sebelah kiri bagian
belakang Adam a.s. ketika Adam a.s. sedang tidur. Saat Adam terbangun, ia merasa
kaget setelah melihatnya, lalu ia langsung jatuh cinta kepadanya. Begitu pula
sebaliknya, Siti Hawa jatuh cinta kepada Adam a.s.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muqatil, telah menceritakan kepada kami
Waki', dari Abu Hilal. dari Qatadah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Wanita
diciptakan dari laki-laki, maka keinginan wanita dijadikan terhadap laki-laki; dan laki-
laki itu dijadikan dari tanah, maka keinginannya dijadikan terhadap tanah, maka
pingitlah wanita-wanita kalian."
C. Hadis Tentang Larangan Laki-Laki Memakai Perhiasan Dari Emas.
1. Matan Hadis,
‫ادة‬K‫ا بعي‬KK‫ان عن أمرن‬K‫بع ونه‬KK‫لم بس‬KK‫ه وس‬K‫ل هللا علي‬K‫ول هللا ص‬K‫ا رس‬K‫ أمرن‬:‫ال‬K‫ه ق‬KK‫ى هللا عن‬K‫حديث البراء رض‬
‫م‬KK‫رار المقس‬KK‫اوم واب‬KK‫ر المظ‬KK‫الم ونص‬KK‫اء اس‬KK‫المريض واتباع الجنازة وتشميتي العاطس واجابة الداعى وافش‬
‫ انية الفضة المظلوم وابرار المقسم وابرار المقسم‬:‫ونهانا عن خواتيم الذهب وعن الشرب فى الفضة أو قال‬
‫ انية الفضة وعن لبس الخرير والديباج واالستبرق‬:‫ونهانا عن خواتيم الذهب وعن الشرب فى الفضة أوقال‬
.)‫ باب انية الفضة‬٢٨:‫ كتاباالشربة‬٧٤ :‫(أخرجه البخاري فى‬
2. Terjemah matan hadis.
“Al-Barra’ berkata: “Rasulullah SAWmenyuruh kami tujuh hal dan melarang kami
dari hal tujuh pula. Menyuruh kami menjenguk orang sakit, menghantar jenazah,
mendo’akan orang bersin jika membaca Alhamdulillah, mendatangi undangan,
menyebar salam, membantu orang yang dianiaya, dan membebaskan orang yang
bersumpah. Dan melarang kami memakai cincin emas, minum dalam wadah perak,
bantal untuk duduk dari sutera, demikian pakaian sutra, dan memakai serba sutra dan
sutra tebal atau sutra tipis yang berkilauan.”(dikeluarkan oleh Bukhori pada kitabke-
74, kitab minuman bab ke-28, bab wadah-wadah perak).”
3. Takhrij hadis.
Kata Kunci:‫دعو‬
),,٢٦ ‫ ط فران‬,,٣٧ ‫واجابة الداعى (راجع أجاب) (تفسير سورة‬......‫أمرنا‬
4. Pohon sanad dan Studi Sanad.
5. Arti Kosa Kata.
6. Fiqhul Hadis.
Setelah diteliti melalui kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-fadz al-hadis al-
Nabawi, hadis di atas juga diriwayatkan oleh shahih muslim, sunanTirmidzi, sunan
nasa’I, sunan Ibnu Majah, dan Musnad Ahmad bin Hanbal. Bahwa semua periwayatan
di atas melalui jalur al-barra’ ibnu Azib.
Allah SWT telah menganugrahkan manusia dengan berbagai nikmat dan
karunia yang tiada terhingga nilainya. Salah satu bentuk nikmat yang dianugrahkan
adalah mengajarkan kepada manusia pengetahuan tentang tata cara berpakaian.
Pernyataan ini penting artinya bila dilihat dari segi agama karena tuntunan sandangan
sebagai penutup jasmani sekaligus dikaitkan fungsinya untuk menumbuhkan
keindahan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Busana dapat mempengaruhi
munculnya kesadaran dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT.
Hiasan adalah suatu alat atau benda yang digunakan untuk memperindah
ketika digunakannya. Dalam agama islam hiasan tidak boleh digunakan secara secara
berlebihan atau terlalu banyak, karena Allah menyukai orang yang sederhana dan
tidak berlebihan-lebihan. Bagi siapa yangbmemakai perhiasan secara berlebih-lebihan
atau tidak pada posisinyamaka dapat dikatakan dapat menyalahi aturan Agama. Pada
masa sekarang banyak kaum laki-laki yang memakai perhiasan, terutama pada
pernikahan. Seorang suami juga ikut memakai cincin emas seperti halnya kaum
perempuan. Padahal islam telah mengajarkan pada ummat muslim tentang haramnya
memakai emas bagi laki-laki.
Hadis tentang larangan memakai cincin emas bagi laki-laki, secara redaksional
serta makna yang terkandung di dalamnya sesuai dengan beberapa hadis dan ayat
alQur’an. Allah telah memberikan pakaian dan perhiasan untuk dinikmati oleh
manusia. Dalam pandangan Islam pakaian digunakan untuk menutup aurat dan
keperluan berhias.
Akan tetapi, dibalik semua itu, Islam juga mengharamkan perhiasan bagi laki-
laki, yaitu salah satunya adalah cincin dari emas. Hal ini telah banyak disebutkan
dalam berbagai variasai hadis yang melarang akan hal tersebut. Namun bukan berarti
tidak ada alasan mengapa islam melarang hal tersebut untuk kaum Adam.
Sesungguhnya dibalik pelarangan tersebut terdapat hikmah dan pendidikan moral yang
tinggi bagi kaum Adam khususnya.

DAFTAR PUSTAKA
Wensinck, A. J. 1969. Mu’jam al-Mufahras Li-Alfadh al-Hadits al-Nabawiy ‘an al-Kutub al-
Sittah wa an Musnad al-Darimi wa Muwattha’ Malik wa Musnad Ahmad ibn Hanbal.
Leidein: Maktabat Bril

Anda mungkin juga menyukai