Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Mata Kuliah:

Ilmu Hadits

Dosen Pengampu:

K. Syaikhul Islam

Oleh:

Yongky Andhika Prihantoro

Takhashus Fikih Kebangsaan

Marhalah Tsaniyah Ma’had Aly Lirboyo

Kediri

2021
Abstrak
Tulisan ini mencoba menguraikan beberapa pandangan Imam al-Tirmi}dzi
yang berhubungan dengan teori kualitas hadis yang terdapat dalam kitab al-Jâmi al-
Şahîh al-Sunan al-Tirmîdzī, tulisan ini merupakan penelitian kepustakaan dengan
pendekatan deskriptif yang menghasilkan kesimpulan bahwa Imam al-Tirmidizi
mempunyai konsep yang berbeda dengan pakar ilmu hadits dalam mendeskripsikan
hadits shahih, hasan dan daif. Dalam persoalan hadits shahih, teori yang digunakan
imam al-Tirmdizi hampir sama dengan pakar hadits lainnya yaitu hadits shahih
adalah hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan
dhabit, sedangkan dalam teori hadits hasan, Tirmidzi punya konsep yang unik, dia
membagi hasan menjadi tiga yaitu hasan shahih (hadits hasan yang mendekati
sahih), hasan (hadits yang ada diantara hasan shahih dan gharib) dan hasan gharib
adalah hadits yang mendekati hadits daif. Kemudian, teori dhaifnya Imam al-
Tirmidzi sama dengan ulama hadits yang lain yaitu hadits yang tidak memenuhi
syarah sahih dan hasan serta ketersambungan sanadnya dipertanyakan.
Kata Kunci: Kualitas Hadis, Tirmidzi, Hasan, Kesahihan Hadits

1. Keterangan Hadist

Hadits hasan dalam sunan al Tirmîdzi tidak disahihkan oleh Imam Bukhāri;1

‫حدثنا قتيبة حدثنا شريك بن عبد هللا النخعي عن أبي إسحق عن عطاء عن رافع بن خديج أن النبي صلى‬
‫هللا عليه وسلم قال من زرع في أرض قوم بغير إذنهم فليس له من الزرع شيء وله نفقته قال أبو عيسى‬
‫هذا حديث حسن غريب ال تعرفه من حديث أبي إسحق إال من هذا الوجه من حديث شريك بن عبد هللا‬
‫والعمال على هذا الحديث عند بعض أهل العلم وهو قول أحمد وإسحق وسألت محمد بن إسمعيل عن هذا‬
‫الحديث فقال هو حديث حسن وقال ال أعرفه من حديث أبي إسحق إال من رواية شريك قال محمد حدثنا‬
‫معقل بن مالك البصري حدثنا عقبة بن األصم عن عطاء عن رافع بن خديج عن النبي صلی هللا عليه‬
‫وسلم نحوه‬

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami


Syārik bin Abd Allah al-Nakhā’i dari Abû Ishaq dari Atha’ dari Rāfi bin Khādij
bahwa Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang bercocol tanam di ladang suatu
kaum tanpa izin mereka maka ia tidak berhak atas tanaman itu sedikit pun
namun ia berhak atas hasilnya.» Abû Isa berkata; Hadis ini hasan gharib tidak
kami ketahui dari hadits Abu Ishaq kecuali dari jalur ini dari hadits Syarik bin
Abd Allah. Hadis ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama dan ini
adalah pendapat Ahmad dan Ishāq. Aku bertanya kepada Muhammad bin
Isma›il tentang hadits ini, maka ia menjawab; Itu adalah hadits hasan. Dan ia

1
Abu Isā Muhammad bin Isā bin Tsaurah alTirmîdzi , al-Jāmi al-Şahih al-Sunan al-Tirmîdzi Jus, 5,
h. 226
juga berkata; Aku tidak mengetahui dari hadits Abû Ishāq kecuali dari riwayat
Syarik. Muhammad berkata; Telah menceritakan kepada kami Ma›qil bin Malik
Al Bashri} telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Al Asham dari ‹Atha`
dari Rāfi› bin Khādij dari Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬seperti itu.

Komentar Kota Tempat


Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Qutaibah Tsiqah Tsabat 240 H Himsh


Syārik bin Abd
Shuduq 177 H Kûfah
Allah alNakha’i
Abû Ishaq Tsiqah 128 H Kûfah
Atha’ Tsiqah 84 H Marur Rawdz
Râfi bin Khâdij Shahabat 73 H Madînah

Penilaian ini diambil dari kitab tahdzîb al-kamāl fî asmāi al-rijāl karya al-Mizzî
dan al-tahdîb wa tahdîb karya Ibn Hājar, kemudian hadis ini dinilai hasan oleh
Imam Bûkharî karena salah satu perawinya tidak mendengar lansung dari rawi
sebelumnya yaitu Atha’bin Abû Rabah tidak mendengar langsung dari Rafi’i
bin Khudaij, namun masih ada beberapa riwayat lain yang menjadi penguat
terhadap hadis ini, selain itu, jarak masa hidup Syarîk bin Abd Allah al-Nakha’i
dan Abû Ishaq cukup jauh sehingga wajar apabila Imam Bûkhari menghukumi
hadis ini adalah hasan, penghukuman ini terletak dalam pernyataan Imam Al-
Tirmîdzi yang mengutip pendapat Imam Bûkhari. Dari dua hadis ini dapat
disimpulkan tentang kriteria hadis sahih menurut Imam Tirmidzi yaitu: (1) teori
hadis sahih yang digunakan oleh Imam al-Tirmîdzi tidak selamanya sejalan
dengan Imam Bukhāri dan Muslim (2) al-Tirmîdzi menjadikan Imam Bukhāri
dan Muslîm sebagai rujukan dalam menilai kesahihan hadis. Pembahsan
berikutnya adalah hadis hasan, para ulama berbeda pendapat dalam menentukan
definisi hadis hasan dengan beberapa pendapat sebagai berikut: Ibn Hājar al-
Asqalânî mendefinisikan hadis hasan adalah “hadis ahad yang diambil dan
diakses melalui perawi yang adil, sempurna ingatannya, bersambung sanadnya,
tanpa ada cacat dan kejanggalan. Pengertian seperti ini, disebut dengan hadis
sahih lidzātihi, akan tetapi jika kekuatan ingatannya kurang sempurna, maka
disebut dengan hasan lidzātihi”. 2

Al-Khattabî dalam kitab ma’limu sunan menyebutkan:

2
Ibn Hājar al-Asqalanî, Nuzhah an-Nadr, syarah Nubhah al-Fikr, (Madinah al-Munawarah:
Maktabah al- ‘Ilmiyyah, tt), 52.
‫الحسن لذاته هو ما عرف مخرجه واشتهر رجاله‬

Artinya: Hadis hasan lidzātihi adalah hadis yang perawinya dapat diketahui dan
populer di kalarangan perawi hadis.3

Sedangkan, Nuruddin Itr menjelaskan definisi hadis hasan sebagai berikut:

‫الحديث الحسن هو الحديث الذي اتصل سناده بنقل عدل خف ضبطه غير شاد و معلل‬

Artinya: hadis hasan adalah hadis yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh
rawi yang adil, yang rendah tingkat kekuatan daya hafalannya, tidak rancu dan tidak
bercacat.4
Al-Tirmîdzi sebagaimana dikutip Mahmud Thahan, “hadis hasan adalah hadis
yang periwayatnya tidak ditemukan perawi yang diduga kuat berlaku bohong, tidak
ada kejanggalan dalam riwayatnya, tetapi dari jalur lain ditemukan perawi lain yang
dalam pernyataanya seimbang”5 Ibn Hajar al-Asqalanî juga memberikan definisi
kembali bahwa hadis hasan adalah seakan-akan hadis sahih tetapi derakat
perawinya lebih rendah dan lebih ringan,6 kemudian Mahmud Thahahn
menjelaskan definisi yang diungkapkan oleh Ibn Hajar dengan mengatakan bahwa
hadis hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung yang diriwayatkan oleh rawi
yang adil, yang derajat dhabitnya lebih ringan dari orang yang serupa hingga akhir
sanad, tidak ada syuduz dan illat.7 Beberapa definisi yang diungkap ulama termasuk
Imam al-Tirmîdzi semuanya hampir sama walaupun dalam penggunaan bahasa
berbeda tetapi esensinya sama yaitu hadis yang diriwayatkan oleh orang yang adil
dan sanadnya tersambung, tetapi kekuatan hafalan perawinya lebih rendah
dibandingkan denga hadis sahih. Walaupun, Imam al-Tirmîdzi memberikan definisi
yang cukup jelas, namun dalam prakteknya Imam al-Tirmîdzi membagi hadis hasan
menjadi tiga bagian sebagaimana akan diuraikan dalam pembahasan berikut ini:8
‫حدثنا يوسف بن عيسى ومحمد بن أبان قاال حدثنا وكيع عن إسرائيل عن إبراهيم بن مهاجر عن يوسف بن‬
‫ماهك عن أنه مسيكة عن عائشة قالت قلنا يا رسول هللا أال نبني لك بيتا يظلك بمنى قال ال منى مناخ من سبق‬
‫قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح‬

3
Al-Khattabbî, Maalimus Sunan, Juz I (Kairo: Maktabah al-Ansari al-Sunnati, 1948), 11.
4
Nuruddin ‘Itr, ‘Ulumul Hadis, 297
5
Mahmûd Thahan, Taisîr Mustalah Hadis , (Kairo; Dar al-Fikr, 1994), 46
6
Ibn Hājar al-Asqalanî, Nuzhah an-Nadr, syarah Nubhah al-Fikr, 52-53
7
Mahmûd Thahan, Taisir Mustalah Hadis, 51
8
Abu Isā Muhammad bin Isā bin Tsaurah alTirmîdzi , al-Jāmi al-Şahih al-Sunan al-Tirmîdzi , Jus, 3,
426
Artinya :menceritakan kepada kami Yûsuf Ibn Dinar dan Muhammad bin Aban,
keduanya berkata menceritakan kepada kami Waki’ dari Isrāil dari Ibrahim bin
Muhājir dari Yûsuf bin Mahak dari ibunya Musaikah dari ‘Aisyāh berkata; kami
bertanya wahai Rasulullah tidak kah sebaiknya kami bangunkan rumah untukmu
di Mîna (sebagai tempat berteduh)? Beliau menjadwab “ Tidak perlu karena mina
adalah tempat singgah siapa yang lebih dahulu datang” Abû Isa berkata ini
merupakan hadis hasan sahih.
Setelah melihatnya hadis, kemudian penulis akan menguraikan komentar
ulama terkait dengan perawi hadis ini dan ditamba tahun lahir dan kota tempat
tinggal untuk mengetahui ketersambungan sanadnya.

Komentar Kota Tempat


Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Yusuf Ibn Dinar Tsiqah Fadhil 249 H Himsh

Waki’ Bin al-


Tsiqah Ahli
Jarrah Bin 196 H Kûfah
Ibadah
Malih
Israil Yunus Bin
Tsiqah 160 H Kûfah
Abi Ishaq
Ibrahim Bin
Shaduq Layyin
Muhajir Bin - H Kûfah
al-Hifzh
Jabir
Yusuf Bin
Tsiqah 110 H Marur Rawadz
Mahak
Karekternya
Musaikah - H -
Tidak Di Kenal
Aisyah Sahabat 58 H Madinah

Penilaian ini diambil dari kitab tahdzîb al-kamāl fî asmāi al-rijāl karya al-
Mizzî dan altahdîb wa tahdîb karya Ibn Hājar. Dari hadis ini dapat penulis
simpulkan bahwa kalau melihat komentar para ulama terkait dengan kualitas
perawi hadis ada dua perawi yang tidak dikenal ketsiqahannya yaitu Ibrahim bin
Muhājir bin Jābir dan Musaikah walaupun demikian ada ulama yang menilai ini
tsiqah tapi hafalannya kurang sempurna. Penilaian ini menunjukan sama antara
definisi hadis hasan yang diungkapkan oleh al-Tirmîdzi dengan praktek yang dia
sampaikan dalam kitabnya.9
‫حدثنا محمود بن غيالن حدثنا أبو داود أخبرنا شعبة عن سماك قال سمعت علقمة بن وائل يحدث هللا‬
‫عليه وسلم أقطعة أرضا عن أبيه أن النبي صلى بحضرموت قال محمود أخبرنا النضر عن شعبة وزاد فيه‬
‫وبعث له معاوية ليقطعها إياه قال أبو عيسى هذا حديث حسن‬
Artinya: Telah menceritkan kepada kami Mahmûd bin Ghailan, menceritakan
kepada kami Abû Dâud, mengabarkan kepada kami Syu’bah dari Simak berkata
saya mendengar Alqâmah bin Wâil menceritakan dari ayahnya bahwa Nabi SAW
menetapkan kepemilikan sebidang tanah di Hadramaut. Mahmûd berkata telah
mengabarkan kepada kami an-Nadir dari Syu’bah dan dia menambhakan di
dalamnya dan Nabi mengutus Muawiyah untuk menetapkan kepemilikannya. Abû
Isa berkata hadis ini adalah hasan.
Setelah melihatnya hadis, kemudian penulis akan menguraikan komentar
ulama terkait dengan perawi hadis ini dan ditamba tahun lahir dan kota tempat
tinggal untuk mengetahui ketersambungan sanadnya.

Komentar Kota Tempat


Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Mahmud Bin
Tsiqah 239 H Baghdad
Ghailan

Abu Daud Tsiqah 204 H Basrah


Syu’ban Bin al-
Tsiqah Hafidz 160 H Basrah
Hajj
Jelek
Simak Bin Harb 123 H -
Hafalannya
Alqomah Bin
Shaduq - Kufah
Wail

Wail Bin Hajar Sahabat - Kufah

Dari hadis ini dapat penulis simpulkan bahwa kalau melihat komentar para
ulama terkait dengan kualitas perawi hadis ada dua perwai yang dinilai jelek
hafalannya dan shaduq yaitu Simak bin Harb dan Alqâmah bin Wâil, dari dua
orang ini menujukan bahwa antara hadis yang pertama dan hadis kedua ini ada
perbedaan kalau yang hadis pertama menujukan adanya hafalan yang kurang kuat,
namun di hadis yang kedua menujukan bahwa salah satu ada yang shaduq. Ini

9
Abu Isā Muhammad bin Isā bin Tsaurah alTirmîdzi , al-Jāmi al-Şahih al-Sunan al-Tirmîdzi , Jus, 5,
251
menujukan kualitas antara hadis yang pertama dan kedua lebih unggul yang
pertama.
Kemudian setelah mengetahui dua hadis yang berhubungan dengan hasan
sahiih dan hasan berikut akan diuraikan hadis hasan gharib.10
‫حدثنا سفيان بن وكيع حدثنا أبي عن الحسن بن صالح عن أبي ربيعة اإليادي عن الحسن عن أنس مالك قال‬
‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إن الجنة لتشتاق إلى ثالثة على وعمار وسلمان قال هذا حديث حسن غريب‬
‫ال تعرفه إال من حديث الحسن بن صالح‬
Artinya: telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Waki’ telah menceritakan
kepada kami ayahku dari al-Hasan bin Şalih dari Abû Rabi’ah al-Iyadî dari al-Hāsan
dari Anas bin Mâlik, Rasulullah SAW bersabda sesungguhnya surga merindukan
kepad tiga orang yait Ali, Amar dan Salmân, berkata Abû Isa hadis ini adalah hasan
gharîb, kami tidak mengertahui kecuali dari al-Hasan bin Şalih.
Setelah melihatnya hadis, kemudian penulis akan menguraikan komentar
ulama terkait dengan perawi hadis ini dan ditambah tahun lahir dan kota tempat
tinggal untuk mengetahui ketersambungan sanadnya.

Komentar Kota Tempat


Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Sufyan Bin
Dhoif 247 H Kufah
Waki’ al-Jarrah
Tsiqah Ahli
Waki’ al-Jarrah 196 H Kufah
Ibadah
Al-Hasan Bin
Tsiqah Fakih 169 H Kufah
Salih
Sebagian Hadis
Abu Rabi’ah al-
Mufradnya - Kufah
Iyadi
Hasan
Al-Hasan Bin
Tsiqah 110 H Basrah
Abi Al-Hasan

Anas Bin Malik Sahabat 91 H Basrah

Penilaian ini diambil dari kitab tahdzîb al-kamāl fî asmāi al-rijāl karya al-
Mizzî dan altahdîb wa tahdîb karya Ibn Hājar. Dari hadis ini dapat penulis
simpulkan bahwa kalau melihat komentar para ulama terkait dengan kualitasperawi
hadis salah satunya adalah dhaif yaitu Sufyān bin Waki’Al-Jarrah, hal ini

10
3Abu Isā Muhammad bin Isā bin Tsaurah alTirmîdzi , al-Jāmi al-Şahih al-Sunan al-Tirmîdzi , Jus,
12, 272
menujukab bahwa hadis yang ketiga ini kualitasnya lebih rendah dibanding dua
hadis sebelumnya.
Penulis dapat memberikan gambaran tentang beberapa istilah hadis hasan
yang disampaikan oleh Imam al-Tirmîdzi yaitu hasan sahih, hasan dan hasan
gharib. Istilah ini walaupun sebagian ulama menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
diantara ketiganya karena posisinya sama-sama berada diantara sahih dan dhaif,
namun bagi penulis ketiganya mempunyai ciri khas masing-masing yang
mengambarkan poisisi hadis tersebut. hasan sahih kalau dilihat dari beberapa
perawinya hampir mendekati pada sahih, hasan kalau dilihat posisi perawinya di
atas hasan gharib dan hasan gharib ada satu atau dua perawinya yang dinilai dhaif
oleh para pakar hadis.
‫ع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن‬ َ ‫ير َحدَّثَنَا أَ ِبي‬ ٍ ‫ار َو ُم َح َّمدُ ْب ُن ْال ُمث َ َّنى َق َاال َحدَّثَنَا َو ْهبُ بْنُ َج ِر‬ ٍ ‫ش‬ َّ َ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن ب‬
َ‫سلَّ َم أ َ ْن نَ ْستَ ْقبِ َل ْال ِق ْبلَة‬ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬ َّ ‫صلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ َ ‫ي‬ ُّ ِ‫َّللا قَا َل نَ َهى النَّب‬ َ ‫ع ْن َجابِ ِر ب ِْن‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ع ْن ُم َجا ِه ٍد‬ َ ‫ِح‬ٍ ‫صا ل‬َ ‫ع ْن أَبَانَ ب ِْن‬ َ َ‫إِ ْس َحق‬
ُ ‫سى َحد‬
‫ِيث‬ َ ‫ِي‬
‫ع‬ ‫ُو‬ ‫ب‬َ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫ِر‬
‫س‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ْن‬ ‫ب‬
َ ٍ َ ِ ِ َّ َ َ ِ َ َ َ‫ار‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫و‬ َ ‫ة‬ ‫ش‬
َ ‫ئ‬‫ا‬ ‫ع‬ ‫و‬ َ ‫ة‬‫د‬ ‫َا‬ ‫ت‬َ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ب‬َ
ِ َ‫أ‬ ْ
‫ن‬ ‫ع‬ ‫اب‬ ‫ب‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ه‬ُ ‫ل‬ ‫ب‬‫ق‬ْ َ ‫ت‬ ‫س‬‫ي‬
َ َ ِ ْ َ ٍ َ ِ َ َ ُ َ‫ام‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ض‬ ‫ب‬ ْ
‫ق‬ ‫ي‬ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ب‬
ْ َ ‫ق‬ ُ ‫ه‬ُ ‫ت‬‫ي‬ْ َ ‫أ‬ ‫ِب َب ْو ٍل فَ َر‬
ٌ‫س ٌن غ َِريب‬ ٌ ‫ب َحد‬
َ ‫ِيث َح‬ ِ ‫َجا ِب ٍر فِي َهذَا ْالبَا‬
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar dan Muhammad
bin Al Mutsanna keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir
berkata, telah menceritakan kepada kami Bapakku dari Muhammad bin Ishaq dari
Aban bin Shalih dari Mujahid dari Jabir bin Abdullah ia berkata; Nabi Shallahu
'alaihi wa Sallam melarang menghadap arah kiblat ketika hendak kencing, namun
aku melihat beliau setahun sebelum wafat menghadap arah kiblat." Dalam bab ini
juga ada riwayat dari Abu Qatadah, Aisyah dan Ammar bin Yasir." Abu Isa berkata;
"Dalam bab ini, hadits riwayat Jabir derajatnya adalah hasan gharib."
Setelah melihatnya hadis, kemudian penulis akan menguraikan
komentar ulama terkait dengan perawi hadis ini dan ditambah tahun lahir dan kota
tempat tinggal untuk mengetahui ketersambungan sanadnya.

Komentar Kota Tempat


Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Muhammad Bin
Tsiqah Hafidz -H -
Basyar
Muhammad bin
Tsiqah hafidz 252 H Basrah
al-Mutsanna
Wahab bin Jarir Tsiqah 206 H Basrah
Muhahammad Jelek
150 H Baghdad
Bin Ishaq Hafalannya
Aban Bin Shalih Tsiqah 110 H Basrah

Mujahid Sahabat -H Syam


Jabir bin
Sahabat -H -
Abdulloh

Penilaian ini diambil dari kitab tahdzîb al-kamāl fî asmāi al-rijāl karya al-Mizzî dan
altahdîb wa tahdîb karya Ibn Hājar. Dari hadis ini dapat penulis simpulkan bahwa
kalau melihat komentar para ulama terkait dengan kualitasperawi hadis salah
satunya adalah dhaif yaitu Muhammad bin Ishaq.
‫حدثناهناد قال حدثنا عبدة عن عبيد هللا بن عمر عن محمد بن يحيى بن حبان عن عمه واسع بن حبان عن ابن‬
‫عمر قال رقيت يوما على بيت حفصة ( فرأيت النبي صلى هللا عليه وسلم على حاجته مستقبل الشام مستدبر‬
‫ هذا حديث حسن صحيح‬.) ‫الكعبة‬
Artinya: Beritahu kami Hannad berkata: Beritahu kami Ubadah, untuk Ubaidillah
bin Umar, Muhammad bin Yahya bin Habban, dari pamannya dan Wasi’ bin
Hibban, dari Ibnu Umar berkata: Suatu hari aku naik di rumah Hafsa, « Saya melihat
Nabi saw membutuhkan masa depan Syam untuk membalikkan Ka'bah . ” Ini hadits
shahih hasan.
Setelah melihatnya hadis, kemudian penulis akan menguraikan komentar
ulama terkait dengan perawi hadis ini dan ditambah tahun lahir dan kota tempat
tinggal untuk mengetahui ketersambungan sanadnya

Komentar Kota Tempat


Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Hannad Tsiqah 243 H Kufah

Shaduuq La
Ubadah 239 H -
Ba’sa Bih
Ubaidillah bin
Tsiqah -H Madina
Umar
Muhahammad
Tsiqah Hafidz 121 H Madina
bin Yahya
Wasi’ bin
Sahabat -H Madina
Habban

Ibnu Umar Sahabat 73 H Madina

Penilaian ini diambil dari kitab tahdzîb al-kamāl fî asmāi al-rijāl karya al-
Mizzî dan altahdîb wa tahdîb karya Ibn Hājar. Dari hadis ini dapat penulis
simpulkan bahwa kalau melihat komentar para ulama terkait dengan kualitasperawi
hadis salah satunya adalah hadis hasan shohih menimbang dari rawi yang benama
Ubadah.

‫حدثنا أبو كريب حدثنا عبدة بن سليمان عن محمد بن عمرو عن أبي سلمة عن أبي هريرة قال قال رسول هللا‬
‫صلى هللا عليه وسلم لوال أن أشق على أمتي ألمرتهم بالسواك عند كل صالة‬
Artinya: Abu Karb bercerita kepada kita di ceritakan dari Ubadah Bin Sulaiman
dari Muhamad bin Amr dari Abi Salamah dari Abu Hurairah Rasululloh bersabda
andai saja aku tidak memberatkan ummatku maka Akan aku perintahkan bersiwak
pada setiap hendak melaksanakan sholat.
Setelah melihatnya hadis, kemudian penulis akan menguraikan komentar ulama
terkait dengan perawi hadis ini dan ditambah tahun lahir dan kota tempat tinggal
untuk mengetahui ketersambungan sanadnya

Komentar Kota Tempat


Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Abu Karb Majhul -H -

Ubadah Bin
Tsiqah Hafidz 187 H Kufah
Sulaiman
Muhammad Jelek
-H Madina
Bin Amr Hafalannya

Abi Salamah Tsiqah 164 H Baghdad

Abu Hurairah Sahabat 57 H Madina

Penilaian ini diambil dari kitab tahdzîb al-kamāl fî asmāi al-rijāl karya al-
Mizzî dan altahdîb wa tahdîb karya Ibn Hājar. Dari hadis ini dapat penulis
simpulkan bahwa kalau melihat komentar para ulama terkait dengan kualitas perawi
hadis salah satunya adalah hadis hasan shohih menimbang dari rawi yang benama
Abu Karb dan Muhammad Bin amr.
،‫ع ْن أ َ ِبي َوائِ ٍل‬
َ ،‫ق‬ ٍ ‫شقِي‬ َ ‫ع ْن‬
َ ‫عامِ ِر ب ِْن‬ َ ،َ‫ع ْن ِإس َْرائِيل‬
َ ،‫ق‬ ِ ‫الر َّزا‬
َّ ُ‫ع ْبد‬ َ ‫ َحدَّثَنَا‬:َ‫سى قَال‬ َ ‫َحدَّثَنَا يَ ْحيَى ْب ُن ُمو‬
‫صحِ ي ٌح‬َ ‫س ٌن‬ ٌ َّ
َ ‫ َهذَا َحدِيث َح‬.»ُ‫سل َم كَان يُخ َِل ُل ِل ْحيَتَه‬ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬ َّ
َّ ‫صلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ِ‫ «أَ َّن النَّب‬، َ‫عفَّان‬
َ ‫ي‬ َ ‫ع ْن عُثْ َمانَ ب ِْن‬
َ
Artinya: Yahya bin Moosa berkata: Beritahu kami Abdul Razzaq, Israil, Amr bin
Syaqiq, Abu Wael, Utsman bin Affan, «bahwa Nabi , saw adalah akhall jenggot».
Hadist ini Hasan shohih
Setelah melihatnya hadis, kemudian penulis akan menguraikan komentar ulama
terkait dengan perawi hadis ini dan ditambah tahun lahir dan kota tempat tinggal
untuk mengetahui ketersambungan sanadnya

Komentar Kota Tempat


Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Yahya bin
Tsiqah 240 H Kufah
Moosa

Abdul Razzaq Tsiqah 211 H Yaman

Israil Tsiqah -H Basrah

Amr bin Syaqiq Maqbul -H Basrah

Abu Wael - 5H -

Utsman bin
Sahabat 35 H Madina
Affan

Penilaian ini diambil dari kitab tahdzîb al-kamāl fî asmāi al-rijāl karya al-Mizzî dan
altahdîb wa tahdîb karya Ibn Hājar. Dari hadis ini dapat penulis simpulkan bahwa
kalau melihat komentar para ulama terkait dengan kualitas perawi hadis salah
satunya adalah hadis hasan shohih menimbang dari rawi yang benama Amr bin
Syaqiq
‫الر ْح َم ِن ْب ُن أَبِي‬ َّ ُ‫ع ْبد‬ َ ‫ َحدَّثَنَا‬:َ‫ع ْب ِد ْال َحمِ ي ِد ب ِْن َج ْعف ٍَر قَال‬
َ ‫س ْعدُ ْب ُن‬ ُّ ‫سعِي ٍد ْال َج ْوه َِر‬
َ ‫ َحدَّثَنَا‬:َ‫ي قَال‬ َ ‫َحدَّثَنَا إِب َْراهِي ُم ْب ُن‬
:َ‫سلَّ َم قَال‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ُ ‫ أَ َّن َر‬،‫َّاس‬
ِ َّ ‫سو َل‬ ٍ ‫عب‬ َ ‫ع ِن اب ِْن‬ َ ،ِ‫ِح َم ْولَى الت َّ ْوأ َ َمة‬ َ ‫ع ْن‬
ٍ ‫صا ل‬ َ ،َ‫ع ْق َبة‬
ُ ‫سى ب ِْن‬َ ‫ع ْن ُمو‬ َ ،ِ‫الزنَاد‬ ِ
ٌ‫س ٌن غ َِريب‬ َ ‫ِيث َح‬ ٌ ‫ َهذَا َحد‬.» َ‫صابِ ِع يَدَيْكَ َو ِر ْجلَيْك‬ َ ْ
َ ‫«§إِذَا ت ََوضَّأتَ فَخَل ِْل بَيْنَ أ‬
Artinya: Diceritakan oleh Ibrohim bin Sa’id al-Jauhari berkata diceritakan oleh
Sa’ad bin Abdil Hamid bin bin Ja’far berkata diceritakan oleh Abdur Rahman bin
Abi zinad dari Musa bin ‘Uqbah dari Sholih Maula at-Tauamah dari Ibnu Abbas
Sesungguhnya rasululloh bersabda Ketika beliau hendak berwudhu maka beliau
menyela-nyelai diantara jari-jari tangan dan kaki. Hadis ini hasan Gharib
Setelah melihatnya hadis, kemudian penulis akan menguraikan komentar
ulama terkait dengan perawi hadis ini dan ditambah tahun lahir dan kota tempat
tinggal untuk mengetahui ketersambungan sanadnya
Komentar Kota Tempat
Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Ibrohim bin
Tsiqah Hafidz 249 H Baghdad
sa’id al-Jauhari
Sa’ad bin Abdul Jelek
219 H Madina
Hamid Hafalannya
Abdur Rahman
- 131 H -
bin Abi Zinad

Musa bin Uqbah Lemah 141 H Madina

Sholih Maula
Jelek hafalannya 125 H Madina
at-Tauama

Ibnu Abbas Sahabat -H -

Penilaian ini diambil dari kitab tahdzîb al-kamāl fî asmāi al-rijāl karya al-
Mizzî dan altahdîb wa tahdîb karya Ibn Hājar. Dari hadis ini dapat penulis
simpulkan bahwa kalau melihat komentar para ulama terkait dengan kualitas perawi
hadis salah satunya adalah hadis hasan ghorib menimbang dari rawi yang benama
Sa’ad bin Abdul Hamid, Musa bin Uqbah, dan Sholih Maula at-Tauama.

َ ‫ع ِن ْال ُم ْست َْو ِر ِد ب ِْن‬


‫شدَّا ٍد‬ َ ،ِ ‫الرحْ َم ِن ال ُحبُلِي‬ َ ‫ع ْن أَبِي‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ،‫ع ْم ٍرو‬ َ ‫ع ْن يَ ِزيدَ ب ِْن‬ َ ،َ‫ َحدَّثَنَا ا ْب ُن لَ ِهيعَة‬:َ‫َحدَّثَنَا قُت َ ْيبَةُ قَال‬
ٌ ‫ َهذَا َحد‬-]58[- .»ِ‫ص ِره‬
‫ِيث‬ َ َ ‫ضأ َ دَلَكَ أ‬
َ ‫صا ِب َع ِرجْ لَ ْي ِه ِبخِ ْن‬ َّ ‫سلَّ َم § ِإذَا ت ََو‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ َ :َ‫ قَال‬،ِ‫ْال ِف ْه ِري‬
َّ ‫«رأَيْتُ النَّ ِب‬
َ‫ث اب ِْن لَ ِهيعَة‬ َّ
ِ ‫س ٌن غ َِريبٌ َال نَ ْع ِرفُهُ إِال مِ ْن َحدِي‬ َ ‫َح‬
Artinya: Diceritakan oleh Qutaibah berkata diceritakan oleh Lahi’ah dari Yazid bin
Amr, Abi Abdur Rohman al-Hubuli, al-Mustauridi bin syadda al-fihri berkata aku
melihat rasululloh Ketika berwudhu beliau menggosok jari kakinya dengan jari
kelingking. Hadis ini hasan ghorib tidak kita ketahui kecuali dari hadis Ibnu
Lahi’ah.
Setelah melihatnya hadis, kemudian penulis akan menguraikan komentar
ulama terkait dengan perawi hadis ini dan ditambah tahun lahir dan kota tempat
tinggal untuk mengetahui ketersambungan sanadnya

Komentar Kota Tempat


Perawi Tahun Wafat
Ulama Tinggal

Quthaibah Tsiqah Hafidz 240 H Himsh


Jelek
Lahi’ah 174 H -
Hafalannya
Shaduuq La
Yazid bin Amr -H Maru
Ba’sa Bih
Abi
Abdurrohman - -H -
al-Hubuli
Al-Mustauridi
bin Syadda Tsiqah 45 H Maru
alFihri

Penilaian ini diambil dari kitab tahdzîb al-kamāl fî asmāi al-rijāl karya al-
Mizzî dan altahdîb wa tahdîb karya Ibn Hājar. Dari hadis ini dapat penulis
simpulkan bahwa kalau melihat komentar para ulama terkait dengan kualitas perawi
hadis salah satunya adalah hadis hasan ghorib menimbang dari rawi yang benama
Lahi’ah dan Yazid bin Amr.
Kesimpulan
Penulis dapat menyimpulkan bahwa teori kualitas hadis menurut Imam al-
Tirmîdzi sangat bervariasi, teori hadis sahih ada dua yaitu: (1) teori hadis sahih yang
digunakan oleh Imam al-Tirmîdzi tidak selamanya sejalan dengan Imam Bukhārî
dan Muslîm (2) Imam Tirmîdzi menjadikan Imam Bukhārî dan Muslîm sebagai
rujukan dalam menilai keshahihan hadis, kemudian hadis hasan yang disampaikan
oleh Imam al-Tirmîdzi yaitu hasan ṣahīh, hasan dan hasan ghārib. Istilah ini
walaupun sebagian ulama menyatakan bahwa tidak ada perbedaan diantara
ketiganya karena posisinya sama-sama berada diantara sahih dan dha’īf, namun
dalam kitab sunan al-Tirmîdzi ketiganya mempunyai ciri khas masing-masing yang
mengambarkan poisisi hadis tersebut. hasan sahih kalau dilihat dari beberapa
perawinya hampir mendekati pada sahih, hasan kalau dilihat posisi perawinya di
atas hasan gharib dan hasan gharib ada satu atau dua perawinya yang dinilai dhaif
oleh para pakar hadis. Kemudian, terakhir adalah hadis dhaif dimana antara teori
yang diungkap oleh Imam al-Tirmîdzi sama dengan pakar ilmu hadis yaitu hadis
yang tidak memenuhi syarat maqbul.
Daftar Pustaka
Asqalanî, al Ibn Hājar, Nuzhah an-Nadr, syarah Nubhah al-Fikr, Madînah al-
Munawarah: Maktabah al-‘Ilmiyyah, tt
----------------------------, Tahdzib al-Tahdzib, Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1994
Bagdadî, al Khātib, al-Kifāya fi Ma’rifāt Uṣūl ‘ilm al-Riwāyah, Bairut: Dārul
Marifah, 1986
Hasyim , Ahmad Umar, al-Sunnah al-Nabawiyah wa Ulūmuhā, Mesir: Maktabah
Ghārib, 1979
Jazarî, al, Al-Imam Majdu al-din Abî al-Saada al-Mubarak bin Muhammad Ibn al-
Atsir, alJāmi al-Ushul Fî Ahadis al-Rasul, Vol 1 Libanon: Maktab Abd al-Qādir
wal Arnaud, tt ‘Itr, Nuruddin, ‘Ulumul Hadis, Penerjemah Mujiyo Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012
Khātib, al M. Ajjaj,‘Ulum al-Hadis, Beirut: Dar al-Fikr, 1975
Khattabbî, al, Maalimus Sunan, Juz I, Kairo: Maktabah al-Ansārî al-Sunnati, 1948
Mizziy, al, al Mutqin Jamalu al-Din Abî al-Hajjaj Yûsuf, Tahdzīb al-Kamal fî Asmā
al-Rijāl, Bairut: Muassaah ar Risālah, tt Mujibatun, Siti, Paradigma Ulama dalam
Menentukan Kualitas Hadis dan Implikasinya dalam Kehidupan Umat Islam,
Analisis: Jurnal Studi Keislamana, Volume 4, Nomer 1, Juni 2014, 202- 238
Muthalib, al, Rif’at Fausî Abd, al-Madkhal iIā Manāhij al-Muhadtsin, Mesir; Dar
Assalām, 1429H/2008M
Nisaburî, al, Al-Hākim, Ma’rifatu Ulumul Hadith, Bairut: Dar al-Fikr, tt Sāyuti, al,
Jalal al-Din Abd ar-Rahman Abî Bakar, al-Tadrb ar-Rawi Fi Syarhi Taqrib al-
Nawawi, Bairut: Dar Kutab al-Alamiah, ttp Shakir, Ahmad Muhammad, Al-Jāmi’
al-Şahih wahuwa Sunan al-Tirmidzi , Kairo: Matba’ah Musthafa al-Babi al-Halabi,
1973
Shalih, Şubhiy, ‘Ulum al-Hadis wa Musthalahuhu, Malaysia : Dar al-Ilmi al
Malayin, 1977
Su’adi, Hasan, Mengenal Kitab Sunan al-Tirmidzi (Kitab Hadis Hasan), Jurnal
RELEGIA, Vol. 13 No. 1, April 2013
Thahan, Mahmûd, Taisir Mustalah Hadis, Kairo; Dar al-Fikr, 1994
Tirmîdzi, al, Abū Isā Muhammad bin Isā bin Tsaurah, al-Jāmi al-Şahih al-Sunan al-
Tirmîdzi Bairut: Dar al-Fikr, 2000
Zuhri, Muh., Hadis Nabi: Telaah Historis dan Metodologis, Jogjakarta: PT Tiara
Wacana, 2003

Anda mungkin juga menyukai