Anda di halaman 1dari 22

TAKHRIJ HADIS KITAB AL-ILMU NO.

69
(Hadis ke-11 dalam kitab ilmu)
‫حّد ثنا حمّم دبن بشار قال حّد ثنا حيىي بن سعيد قال حّد ثنا شعيبة قال حدثين أبو الّتياِح عن أنس بن‬
))‫ ((يّس روا والتعّس روا والتبّش روا والتنّف روا‬: ‫مالك عن الّنّيب صّلى اهلل عليه وسّلم قال‬.

[٦١٢٥ :‫_طرفة يف‬٦٩‫] احلديث‬


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami
Syu'bah Telah menceritakan kepadaku Abu At Tayyah dari Anas bin Malik dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "permudahlah dan jangan persulit, berilah
kabar gembira dan jangan membuat orang lari." [Hadis ke-69]

1. Takhrij hadis dengan metode lafaz (kata-kata yang ada dalam matan hadis)

Takhrij hadis metode lafal menggnnakan kitab Mu 'jam al-Mufahras li Alfadz al-
Hadits an-Nabawi, di cari dengan lafal “ ‫روا‬ ‫ ”تعّس‬yang diubah menjadi “‫ ”عسر‬maka
ditemukan dalam juz 4 halaman 210 , tertulis:

‫يّس روا والتعّس روا‬

٨٠ ‫ أدب‬,٦٠ ‫ مغازى‬,١١ ‫**خ = علم‬,,


1
A.J Weinsinck, Kitab Mu 'jam al-Mufahras li Alfadz al- Hadits an-Nabawi hal.210
(١١ ‫)علم‬

(٦٠ ‫)مغازى‬

(٨٠ ‫)أدب‬

2
Imam Bukhari, Shahih Bukhari kitab ilmu bab ke-11 hal.30
3
Imam Bukari, Shahih Bukhari kitab maghazy bab ke-60 hal.1603
4
Imam Bukari, Shahih Bukhari kitab adab bab ke-80 hal.1602
٤ ‫م = جهاد‬,,

Disini dapat kita lihat bahwa ada kesalahan, bahwa hadis ke-4 dalam shahih muslim
kitab jihad matan hadisnya tidak seusai dengan yang ada. Adapun matan hadis yang
benar-benar sesuai ialah hadis ke-6, yakni:

Adapun demikian letak hadis tersebut tidak jauh dari hadis yang ditunjukkan dari
kamus. Jadi demikianlah saya simpulkan terdapat 1 kesalahan dalam kamus.

١٧ ‫د = أدب‬,,

5
Imam Muslim, Shahih Muslim kitab jihad hadis ke-4 hal.1602

6
Imam Muslim, Shahih Muslim kitab jihad hadis ke-6 hal.1602
7

٤١٧ ,٤١٢ ,٣٩٩ ,٤ ,٢٠٩ ,١٣١ ,٢ ,٣٦٥ ,٢٨٣ ,٢٣٩ ,١ =‫حم‬

Belum ditemukan musnad yang diaplikasikan pada kamus.

Dapat disimpulkan penggalan lafal matan dalam kitab Mu 'jam al-Mufahras li Alfadz
al-Hadits an-Nabawi terdapat dibeberapa kitab hadis, yaitu :

a. Shohih Bukahri kitab Ilmu bab 11, kitab Maghazy bab 60 dan Adab 80. Hadis
pada bab 80 memiliki pengulangan lafalnya
b. Shohih Muslim kitab Jihad hadis ke-4
c. Sunan Abu Dawud bab 17
d. Musnad Imam Ahmad bin Hanbal Juz/Jilid 1 halaman 239,283,365 Juz 2 halaman
131, 209 Juz 4 halaman 399, 412 dan 417

2. Takhrij hadis dengan metode lafaz awal matan

7
Imam Abu Dawud, Sunan Abu Dawud kitab adab bab ke-17 hal.526
Metode takhrij awal matan menggunakan kitab Jami' as-Shagir Fi Hadist al-Basyar
anNadzir , diambil dari kata “ ‫ ”يّس ر‬dari huruf “‫ ”ي‬huruf setelahnya sesuai dengan kata
yang dicari (sama seperti halnya kamus menyesuaikan urutan abjad). Lalu dicari juga
matan yang sesuai dengan hadis yang dicari yaitu “ ‫والتنّف روا‬ ‫ ”يّس روا والتعّس روا والتبّش روا‬.
Maka ditemukan dalam juz 1-2 halaman 590, Hadis No. 10.004, tertulis:

‫يّس روا والتعّس روا والتبّش روا والتنّف روا‬

)‫عن أنس (صح)(حم ق ن‬


Kode-kode yang terdapat setelah hadis tersebut maksudnya adalah: Hadis ini
dinyatakan oleh Imam Ahmad, hadis Muttafaq ‘alaih (Imam Muslim dan Imam Bukhari
dalam kitab shahih keduanya) dari Anas bin Malik. Hadis ini terdapat dalam kitab al-
Jami` as-Shahih, jilid sekian dan halaman sekian. Hadis ini adalah shahih hukumnya.

3. Takhrij hadis dengan metode tematik

4. Takhrij hadis dengan metode sanad dan matan (Skema sanad)

Shahih Bukhari :

1) Muhammad bin BasyarYahya bin Sa’idSyu’bahAbu TayyahAnas


2) MuslimSyu’bahSa’id bin Abu burdahAyahnya Abu burdahAbu
MusaMu’az bin Jabal
3) Adam Syu’bahAbu TayyahAnas bin Malik
8
Imam As-Syuyuthi, Kitab Jami' as-Shagir Fi Hadist al-Basyar anNadzir hal.590
Shahih Muslim

1) Abu Bakar bin Abu SyaibahAbu UsahamahBurdah bin AbdillahAbu


BurdahAbu Musa

Sunan Abu Dawud

1) Usman bin Abi SyaibahAbu UsamahBuraid bin AbdillahKakenya Abu


BurdahAbu Musa

Musnad Ahmad

1) AbdurrazzaqSufyanLaisThowusIbnu Abbas

5. Rijalul Hadis

Selanjutnya penulis melakukan rijal hadis pada masing-masing sanad/periwayat yang


disebutkan dalam beberapa hadis yang telah ditemukan di beberapa kitab. Berikut
beberapa periwayat hadis dengan rijalnya melalui kitab rujukan kitab Tazhib al-Kamal fi
Asmai ar-Rijal.

Shahih bukhari

 Muhammad bin Basyar

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Basyar bin Utsman bin Dawud bin
Kisan al-Abdi al-Bundaru lahir pada tahun 167 H wafat pada 252 H bulan Rajab pada
usia 85 tahun di Bashra Irak, beliau dimasukkan pada tingkatan Thabaqat / martabat
perawi hadits nomor 10 temasuk golongan Tabiut Tabiin Kibar. Dan diberikan julukan
kepadanya: Bundar karena dia adalah seorang bandar (pusat) dalam hadits karena beliau
merupakan rujukan para perawi hadis di masanya..

Diriwayatkan dari Ibrahinm bin Umar bin Abi Wazir (dalam sunan at-tirmidzi ,
an-nasai dan ibnu majah) , Azhar ibnu Sa’ad bin Samman (dalam sunan abu dawud) ,
Umayyah bin Khalid (dalam shahih muslim) dan Badal bin al-Muhabbar (dalam sunan
abu dawud) , Bahza bin Asad (dalam shahih muslim dan sunan an-nasai) , Bisra bi al-
Waddoh (dalam Sunan Turmudzi pada bagian Syama’il ) , Ja’far bin ‘Aun (dalam shahih
bukhari dan sunan at-tirmizi) , Hajjaj bin Minhal (dalam sunan abu dawud, at-tirmidzi
dan an-nasai) , Harami bin Imarah ( dalam shahih bukhari) , Hamad bin Masa’adah
(dalam Sunan al-Arba’ah dan Shahih Muslim) , Khalid bin al-Harits dan Rauh bin
Ubadah (dalam shahih bukhari, shahih muslim, sunan at-tirmidzi dan sunan ibnu majah )
, Salim bin Nuh (dalam shahih muslim) , Ubay bin Sa’id bin ar-Rabi’ al-Harawi (dalam
shahih musli ) , Sa’id bin ‘Amir ad-Duba’iy (dalam sunan an-nasai pada bagian musnad
malik) , Sahl bin Yusuf (dalam shahih bukhari, sunan at-tirmidzi dan sunan an-
nasai)........9

Muhammad bin al-Musayyab berkata: Ketika Bundar meninggal seorang pria


datang kepada Musa dan berkata:”Wahai Abu Musa al-Bushra, bundar telah wafat!” Dia
menjawab: ”Apakah anda membawakan saya kabar kematiannya? Saya punya 30
argumen. Jika itu terjadi, saya mulai dengan sebuah hadis,” jadi Abu Musa tetap tinggal
di bandar selama 90 hari, dan dia tidak meriwayatkan satupun hadis sampai ia meninggal.
Muhammad bin Ishaq al-Thaqafi al-Sarraj berkata: “Saya mendengar Abu Sayyar berkata
: Saya mendengar Bundar berkata: Saya lahir di tahun Hammad bin Salamah wafat pada
tahun 760 M”

Ibnu Hibban berkata : “Muhammad bin Basyar biasa menghafal haditsnya dan
mebacanya dari mereka yang menghafalnya”. Dan dalam terjemahan Abu Musa
kelahirannya dengan kelahiran bundar ditahun yang sama.

Abu Bakar bin Khuzaimah berkata : saya mendengar Bundar berkata: “Saya tidak
sependapat dengan Yahya bin Sa’id al-Qattan” dia menyebutkan lebih dari 20 tahun_
berkata Bundar : Jika Yahya hidup setelah waktu itu saya pasti akan sering mendengar
dari sesuatu, ini arti dari ceritanya.

a).Ghirahnya dalam mempelajari hadis

Abu Ubaid Al-Ajri berkata : Saya mendengar Abu Dawud berkata “Saya menulis
atas otoritas Bundar aekitar 50.000 hadis, dan saya menulis atas otoritas Abu Musa. Hal
itu dibuktikan oleh Bundar. Jika bukan selama di Bandar dia akan meninggalkan
Hadisnya”.

b).Guru-gurunya

Diantara guru-guru nya dalam bidang hadits adalah Umar bin Yunus al-Yamani,
Quraish bin Anas, Katsir bin Hisyam , Hajjaj bin Minhal , Harmi bin Imarah, Yahya bin
Sa‟id, Muhammad bin Ja‟far, dan lain-lain.

c).Murid-Muridnya

9
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 24 hal.511-512
Orang-orang yang meriwayatkan hadits dari nya yang menjadi Muridnya
diantaranya adalah :al- Bukhari, Muslim, Abu Dawud ,al- Tirmidzi, al-Nasa‟I ,Ibnu
Majah Abu Bakar Ahmad bin Ali, Ishaq bin Abi Imran, Isma‟il bin Nufail dan Lain-lain.

d).Komentar Ulama

Ibnu Hajar mengatakan bahwa Muhammad bin Basyar adalah “Tsiqah”

Al-Dzahabi mengatakan bahwa beliau “al-Hafidz”.

Abu Hatim mengatakan bahwa beliau “Shaduq”

Imam An-Nasai mengatakan bahwa Muhammad bin Basyar beliau adalah “Shoolihun
Laa ba’sa bih”10

 Yahya bin Sa’id

Nama sebenarnya adalah Abu Sa’id Yahya bin Sa’id bin Farukh at Tamimi al-Bashry
al-Qaththan, seorang ulama dari kalangan Tabi’it Tabi’in ia dilahirkan pada tahun 127 H.
Ia menerima hadits dari Yahya bin Sa’id al-Anshary, Ibnu Juraij, Sa;id bin Arubah, ats
Tsaury, Ibnu Uyainah, Malik, Syu’bah dan lain lainnya. Ia wafat pada tahun 198 H

a). Murid-murid

Diantara murid murinya adalah Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma’in, Ali bin al-
Madainy, Ishaq bin Rahawaih, Ibnu Mandie, Abu Ubaid al-Qasim bin Salam dan lain
lainnya. Para ulama sepakat mengatakan bahwa ia ulama besar di bidang hadits, kuat
hapalannya, luas ilmunya serta dikenal dengan orang yang shalih, Hal ini diakui
kebanyakan ulama hadits.

b). Guru-gurunya

Di antara gurunya yang sangat berpengaruh adalah Syu'bah bin Al Hajjaj


rahimahullah. Karena Yahya berguru kepada Syu'bah selama 20 tahun untuk
meriwayatkan hadis darinya. Selama itu beliau mendengar lebih dari tiga belas hadis
setiap harinya dari Syu'bah. Yahya juga banyak mengambil ilmu dari Syu'bah tentang
ilmu jarh wa ta'dil.

Hanbal bin Ishaq berkata, dari Abu Walid at-Toyalisi: Aku telah berkata kepada
Yahya : “Berapa banyak anda berubah menjadi Syu’bah?” Dia menjawab : 20 tahun.

10
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 24 hal.511-512
Yahya bin Muaz bin al-Masani, dari Ali ibnu Al-Madani: Saya telah mendengar bahwa
Yahya Ibnu Said al-Qattan telah berkata: “Saya tinggal bersama Syu’bah selama 20
tahun, dan saya tidak kembali darinya kecuali dengan 3 hadis dan 10, sebagian besar
dari apa yang saya dengar darinya di setiap hari”.

Abdurrahman bin Umar Rutsah telah berkata, dari Abdurrahman bin Mahdi: Suatu
hari mereka berselilisih pendapat dengan Syu’bah dan mereka berkata: “Buatlah
keputusan antara kami dan kamu”. Jadi mereka pergi ke pengadilan melawan dia, dan dia
menghakimi Syu’bah, kemudian dia berkata: “Kami akan melanjutkan sampai Yahya
datang”.

Diriwayatkan dari Abana bin Sam’ah (Shahih Muslim) al-Ajlah bin ‘Abdullah al-
Kindi (Sunan Abu Dawud dan Sunan An-Nasai), Usamah bin Zaid al-Laisyyi (Sunan An-
Nasai), Isma’il bin Abi Khalid (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim), Asy’as bin Abdul
Malik (Sunan An-Nasai), Bahza bin Hakim (Sunan Abu Dawud At-Tirmidzi dan Sunan
An-Nasai), Sabit bin Imarah (Sunan Abu Dawud dan Sunan At-Tirmidzi), Staur bin Yazid
ar-Rahabi (Sunan al-Arba’ah dan Shahih Muslim), Jabir bin Subh (Sunan Abu Dawud
dan Sunan An-Nasai), Jami’ bin Mathor (Sunan Abu Dawud dan Sunan An-Nasai), Ja’far
bin Muhammad bin ‘Ali (Sunan Abu Dawud dan Sunan An-Nasai), Ja’far bin Maimun
Bayya’ al-Anmat (Kitab Raf’u al-Yadain karya al-Bukhari dan Sunan Abu Dawud), al-
Ju’aid bin Abdurrahman (Sunan An-Nasai), Hatim bin Abu Shaghirah (Shahih Bukhari
Shahih Muslim dan Sunan An-Nasai), Hajjaj bin Abu Usman as-Sofwan (Shahih Muslim
Sunan Abu Dawud Sunan An-Nasai dan Sunan Ibnu Majah), al-Hasan bin Zakwan
(Shahih Muslim Sunan Abu Dawud Sunan At-Tirmidzi dan Sunan An-Nasai), Husain al-
Ma’lum (Shahih Bukhari Shahih Muslim Sunan Abu Dawud dan Sunan An-Nasai),
Hamad bin Salamah (Shahih Muslim),............dansebagainya.11

c). Karakter Yahya bin Sa’id

Berpenampilan sederhana namun kapasitas ilmunya sangat luar biasa. Secara


lahiriah Yahya terlihat sebagai seorang muslim biasa dan tidak ada istimewanya. Pernah
suatu saat beliau disangka sebagai seorang pedagang biasa karena penampilannya yang
sederhana. Namun tatkala berbicara menyampaikan ilmu, semua ahli fikih terdiam seribu
bahasa.

Suatu ketika Yahya selesai melakukan salat Ashar, beliau bersandar pada salah
satu tiang menara di masjidnya. Ternyata di hadapannya telah berdiri para ulama yang
siap meriwayatkan hadis darinya semisal Ali bin Madini, Syadzakuni, Amr bin Ali,
11
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 31 hal.330
Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in, dan yang lainnya. Mereka bertanya kepada Yahya
tentang hadis dalam kondisi berdiri di atas kaki-kaki mereka sampai tiba waktu maghrib.
Yahya tidak menyuruh seorang pun di antara mereka untuk duduk dan tidak pula mereka
memintanya karena merasa segan kepada Yahya.

Beliau memang dikenal sebagai ulama yang berwibawa dan karismatik. Jarang
berbicara dan tidak pernah tertawa, namun hanya tersenyum saja. Sebagaimana penuturan
cucunya yang bernama Ahmad, "Kakekku tidak pernah bergurau dan tertawa, namun dia
hanya tersenyum." Ini salah satu sebab yang membuat kewibawaan Yahya sangat besar di
hadapan manusia.

d). Pujian Ulama

Ahmad bin Hambal berkata,” Belum pernah aku melihat ulama yang sebanding
dengan Yahya dalam segala kedudukannya”.

Ibnu Manjuwaih berkata,” Yahya al-Qaththan adalah penghulu ilmu, baik dalam
bidang hadist maupun dalam bidang fiqih, dia yang merintis menulis hadist bagi ulama
di Iraq dan ia tekun membahas tentang perawi perawi hadist yang tsiqah”.

Rekomendasi juga datang dari Abu Awanah; ulama yang bernama Al Wadhah Al
Yasykuri ini mengatakan, "Apabila kalian menginginkan hadis, maka kalian harus
meriwayatkan dari Al Qaththan (Yahya bin Sa'id). Maka seseorang bertanya kepadanya,
"Lalu di mana Hammad bin Zaid?" Ia pun menegaskan, "Yahya bin Sa'id adalah guru
kami."

Yahya bin Sa'id rahimahullah juga menjadi rujukan ulama untuk memutuskan
perselisihan dalam ilmu hadis. Pernah para perawi hadis berselisih pendapat mengenai
sebuah hadis di hadapan Syu'bah. Orang-orang pun berkata kepada Syu'bah, "Pilihlah
penengah yang bisa memutuskan perselisihan di antara kita ini." Syu'bah berkata, "Aku
rida jika Al Ahwal (Yahya bin Sa'id) sebagai pengadilnya." Datanglah Yahya dan
memutuskan bahwa Syu'bah sebagai yang bersalah dalam perselisihan tersebut. Maka
Syu'bah mengatakan, "Siapa yang mampu mengkritik keputusanmu wahai Ahwal.

 Syu’bah

Syu’bah bin Hajjaj bin Ward Al-’Ataki Al-Azdi Abu Bistham Al-Wasathi atau
lebih dikenal dengan Syu’bah bin Hajjaj adalah seorang ulama dan seorang yang hafidh
dari tokoh hadits. Kelahirannya Syu’bah lahir pada tahun 80 H, di bawah kekuasaan
Abdul Malik bin Marwan. Sedangkan Abu Zaid Al-Harawi mengatakan: “Syu’bah lahir
pada tahun 82 H”. ia berasal dari Wasith kemudian hijrah dan menetap di Bashrah. Ia
menerima hadits dari Ibnu Sirin, Amr bin Dinar, asy Sya’by dan dari sejumlah tabi’in
lainnya.

Diantara yang menerima hadits darinya adalah al A’Masy, ayyub as Sakhtayany,


Muhammad Ibnu Ishaq, ats Tsaury, Ibnu Mahdy, Wakie’, Ibnul Mubarak, Yahya al
Qaththan dan lain lainnya.

Diriwayatkan dari : Aban bin Taglib (Shahih Muslim dan Sunan At-Tirmidzi),
Ibrahim bin Amir bin Mas’ud al-Jumahayyi (Sunan Abu Daawud dan Sunan An-Nasai),
Ibrahim bin Muhammad bin al-Muntasyir (Shahih Bukhari Shahih Muslim Sunan Abu
Dawud dan Sunan An-Nasai), Ibrahim bin Muslim al-Hajari (Sunan Ibnu Majah),
Ibrahim bin Maisaroh (Sunan An-Nasai), Ibrahim bin Maimun (Kitab al-Yaum wa al-
Lailah karya al-Nasa’i), al-Azraq bin Qais (Shahih Bukhari), Ismail bin Sumaya’ (Kitab
Musnad ’Ali karya al-Nasa’i), Ismail bin Abdurrahman as-Suddiyyi (Sunan At-Tirmidzi),
Ismail bin Ulayyah (Sunan At-Tirmidzi dan Sunan An-Nasai)..........dan sebagainya.12

Riwayat hadis

Beliau mendapatkan hadis dari:

Anas bin Sirin, Ismail bin Raja, Salamah bin Kuhail, Jami' bin Syaddad, Sa'id bin
Abi Sa'id al-Maqbari, Jablah bin Sahim, Al-Hakam bin 'Utaibah, 'Amru bin Murrah,
Zabid bin al-Harits al-Yami, Qatadah bin Du'amah, Mu'awiyyah bin Qurrah, Debu
Hamzah adh-Dhab'i, 'Amru bin Dinar, Yahya bin Abi Katsir, 'Ubaid bin al-Hasan, 'Adi
bin Tsabit, Thalhah bin Manshur, al-Minhal bin 'Amru, Sa'id bin Abi Burdah, Sammak
bin al-Walid, Ayyub as-Sakhtiyani, Manshur bin al-Mu'tamir, Muhammad bin Sirin

Beliau mendengarkan hadis dari:

Qatadah, Yunus bin 'Ubaid, Abdul Malik bin 'Umair, Debu Ishaq as-Sabi'i,
Thalhah bin Mashraf

Beliau meriwayatkan hadis kepada:

Ayyub as-Sakhtiyani, Al-A'masy, Muhammad bin Ishaq, Ibrahim bin Sa'ad,


Sufyan ats-Tsauri, Syarikh bin Abdullah, Sufyan bin Uyainah13

Sifat-Sifatnya

12
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 12 hal.480

13
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 12 hal.480-489
Seperti yang dituturkan oleh Abu Hamzah bin Ziyad Ath-Thusi, ia berkata:
“Syu’bah adalah seorang yang gagap dan mempunyai kulit yang kering karena banyak
melakukan ibadah”.

Dari Abu Bahr Al-Bakrawi, ia berkata: ”Aku tidak melihat orang yang kuat
beribadah seperti Syu’bah, ia beribadah kepada Allah hingga punggungnya menjadi
bongkok dan tidak berdaging”.

Sanjunggan Para Ulama

Beliau diakui sebagai imam hadits yang sangat kokoh hapalannya. Ahmad bin
Hanbal berkata,” Tidak ada di masa Syu’bah orang yang sepertinya dalam bidang hadits
dan tidak ada yang lebih baik tentang hal hadits dari padanya”.

Asy Syafi’iy berkata, “ Andaikata tidak ada Syu’bah, orang irak tidak banyak
mengetahui hadits” sedangkan Sufyan ats Tsaury berkata,” Syu’bah adalah Amirul
Mukminin dalam bidang hadits”. Dan Shalih Ibnu Muhammad berkata,” Ulama yang
mau mengatakan tentang hal rijal hadits adalah Syu’bah”.

Abu Abdullah bin Hakim berkata: “Syu’bah adalah pimpinan para ulama haidts
yang ada di Bashrah. Syu’bah hidup sezaman dengan Anas bin Malik dan Amr bin
Salamah Al-Jarmi. Ia telah mendapatkan hadits dari 400 guru dari generasi tabi’in”.
Abu Abdillah berkata: “Sebagian guru-guru Syu’bah mengambil hadits darinya, mereka
adalah Manshur, Al-A’masy, Ayub, Dawud bin Abi Hind dan Sa’ad bin Ibrahim –dia
adalah qhadi (hakim)” di Madinah.

Adz-Dzahabi berkata: ”Karena kemuliaan Syu’bah imam Malik meriwayatkan


hadits dari seseorang dari Syu’bah, yang demikian jarang sekali dilakukan oleh imam
Malik”.

Muhammad bin al-Abbas an-Nasai telah berkata: Aku telah bertanya kepada
ayahnya Abdullah yakni Ahmad bin Hanbal: “Siapa yang lebih terbukti/membuktikan
Syu’bah atau Sufyan?” Lalu ia menjawab : “Sufyan adalah seorang yang Hafiz yang
menjaga hafalannya dan juga ia seorang yang sholeh sedangkan Syu’bah lebih kuat
darinya orang yang paling suci dan dia mendengar dari pemerintahan sebelum Sufyan”.

Abu Walid at-Toyalisi telah berkata : “Aku tidak sependapat pada Hammad bin
Salamah sebelum tidak sependapat pada Syu’bah,” Lalu beliau berkata kepada ku tebtang
Hammad: “Jika saya butuh Hadis maka temuilah Syu’bah ”.14
14
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 12 hal.490
Ibadahnya

Dari Abu Bakar Al-Bakrawi, ia berkata: ”Aku tidak pernah emlihat seseorang
yang lebih kuat beribadah dari Syu’bah, ia beribadah kepada Allah hingga kurus kering,
tinggal tulang”.

Dari Umar bin Harun, ia berkata: “Syu’bah berpuasa menahun, dan tidak ada yang
mengetahuinya, sedang Sufyan Ats-Tsauri berpuasa tiga hari dalam setiap bulan dan telah
diketahui banyak orang”.

Wafatnya Syu’bah bin Hajjaj

Abu Bakar Manjawaih berkata: “Syu’bah Lahir pada Tahun 82 H, dan meninggal
pada tahun 160 H, Syu’bah meninggal pada umur 77 tahun.”

 Abu Tayyah

Nama asli Abu Tayyah adalah Yazid bin Humaid Abu Tayyah ad-Duba’iy dari
mereka sendiri Al-Basri. Umar bin Ali dan At-Tirmizi berkata bahwa Abu tayyah
meninggal sekitar tahun 820. Dan pendapat lainnya mengatakan beliau meninggal sekitar
tahun 330. Muslim bin al-Hajjaj berkata bahwa Abu al-Tayyah dan Abu Jamrah wafat di
waktu yang sama.

Abu Rauh bin Ubadah, dari Syu’bah berkata: Nama Abu al-Tayyah adalah Yazid, tapi
kami biasa memamnggilnya Abu Hammad, dan saya diberitahu (menyuruh saya untuk)
dia dipanggil Abu al-Tayyah dan dia pada saat itu masih anak remaja.

Riwayat Hadis

Beliau mendapatkan hadis dari:

Diriwayatkan dari Anas bin Malik (Kutub al-Sittah), Sumamah bin Abdullah bin Anas
bin Malik, Ubay al-Waddak Jabr bin Nauf, Hasan al-Basri, Hafad al-Laisiy (Sunan at-
Tirmidzi dan Sunan an-Nasai), Humran bin Aban (Shahih Bukhari), Humaid bin
Abdurrahman al-Himyari, Zahdam bin al-Jarmiy, Syahra bin Hausyab, Sokhra bin Badr
(Sunan Abu Dawud), Abdullah bin al-Haris bin Naufal (Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim), Abdullah bin Ubaidillah bin Abi Mulyakah (Sunan Ibnu Majah), Abdullah bin
Abu al-Huzail, Abdurrahman bin Khanbasy al-Tamimi, Abu al-Minhal Abdurrahman bin
Mut’im al-Makiy, Imran bin Husain, Imran bin ‘Isom Walid Abu Jamroh ad-Duba’iy,
Ghalib bin Abdullah bin Sa’ad, Mutharrif bin Abdullah bin asy-Syakhir (Shahih Muslim
Sunan Abu Dawud Sunan An-Nasai dan Sunan Ibnu Majah), Al-Mughirah bin
Subai’(Sunan At-Tirmidzi dan Sunan Ibnu Majah), Al-Mughirah bin Sa’ad bin al-
Akhram, Muwarriq al-‘Ijliy, Musa bin Salamah bin al-Muhabbaq al-Huzaliy (Shahih
Muslim Sunan Abu Dawud Sunan An-Nasai), Ubay bin Jamrah Nasr bin Imran ad-
Duba’iy (Shahih Bukhari), Abu Mijlaz Lahiq bin Humaid (Shahih Muslim dan Sunan
Abu Dawud), Abu Zur’ah bin Umar bin Jarir (Shahih Muslim), Abu as-Suwar al-‘Adawi
dan Abu Usman an-Nahdi (Shahih Bukhari Shahih Muslim dan Sunan An-Nasai).15

Beliau mendengarkan hadis dari:

Meriwayatkan darinya: Isma’il bin Ulyah (Shahih Muslim), Bistom bin Muslim,
Hasan bin Dinar, Hamad bin Zaid, Hammad bin Salamah (Sunan Abu Dawud dan Sunan
Ibnu Majah), Hammad bin Najih, Sa’id bin Abu Uryah (Sunan At-Tirmidzi dan Sunan
Ibnu Majah), Syu’bah bin al-Hajjaj (Kutub al-Sittah), Abdullah bin Syauzab, Abdul
Hamid bin al-Hasan al-Hilali, Abdulwaris bin Said (Shahih Bukhari Shahih Muslim
Sunan Abu Dawud Sunan At-Tirmidzi dan Sunan An-Nasai), Al-Musna bin Sa’id as-
Duba’i (Sunan An-Nasai), Hamam bin Yahya (Shahih Muslim), dan Abu Hilal Ar-Rasbi.

Sanjungan Ulama terhadapnya

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata, dari ayahnya: “Tsabat Tsiqatun Tsiqah”

Ishaq bin Mansur, dari yahya bin Ma’in, dan Abu Zur’ah dan Nasai : “Tsiqah”

Ibnu al-Madani berkata : “Ma’ruf”

Abu Hatim berkata : “Shalih”

Sifat-sifatnya

Hajjaj bin Muhammad berkata dari Syu’bah : Abu Ishaq berkata: “Saya mendengar
Abu Iyas berkata :”Tidak ada seorangpun di Busra yang lebih saya cintai untuk bertemu
dengan Allah SWT. Dengan perbutannya seperti Abu al-Tayyah ‘””.16

 Anas

15
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 32 hal.111

16
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 32 hal.111
Anas bin Malik bin an-Nadhr bin Dhamdham bin Zaid bin Haram bin Jundab bin
'Amir bin Ghanm bin 'Adi bin Malik bin Taimullah bin Tsa'labah bin 'Amr bin al-
Khazraj. Beliau adalah sahabat rasulullah sekaligus pelayannya rasul. Ibunya bernama
Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Haram. Beliau menjadi pelayan
Rasul selama 10 tahun, Sejak usia 10 tahun, ia menjadi pelayan Rasulullah, yang
melayani langsung segala kebutuhan Nabi Muhammad, saat di Madinah. Ia wafat pada
tahun 93 H dalam usia melampaui seratus tahun.

Abu Qasim al-Bagawi berkata: Ibunya Ummu Sulaim binti Milhan, berkata: Ali bin
al-Madini: Namanya Mulaikah binti Milhan, dan Ibunya ar-Rumiso. 17

Selain mendapat keistimewaan bisa melayani Nabi Muhammad, Anas bin Malik juga
mendapat doa khusus sesuai permintaan sang ibu. Doa Rasulullah untuk Anas bin Malik
adalah agar ia mendapat harta berlimpah, keturunan yang banyak, dan masuk surga.

Dalam Siar-nya, Adz-Dzahabi meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas bin Malik.
Dia berkata bahwa “Suatu ketika Nabi Muhammad Saw berkunjung ke kediaman Ummu
Sulaim. Begitu ibuku mengetahui bahwa kunjungan Nabi Saw, beliau segera
menyuguhkan kurma dan minyak samiin kepada Nabi Saw. ‘Kembalikan saja kurma dan
minyak saminmu ini ke tempat semula, karena aku sedang berpuasa,’ kata
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ibuku. Setelah itu, Nabi Muhammad
Saw berjalan menuju salah satu sisi dari rumahku, kemudian melaksanakan shalat sunnah
dua rakaat dan mendoakan hal baik bagi Ummu Sulaim dan keluarga.” Maka, Ibuku
berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, aku memiliki hadiah yang khusus bagimu.’
‘Apa itu?’ tanya Nabi saw. ‘Orang yang siap membantumu, yakni Anas,’ jawab ibuku.
Seketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjatkan doa-doa untuku,
hingga tak tersisa satupun dari kebaikan dunia dan akhirat melainkan dari doakan beliau
bagiku. “Ya Allah, karunia-lah dia harta dan anak keturunan, serta berkahi-lah keduanya’
kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam doanya. Berkat doa yang dipanjatkan
oleh Rasulullah inilah, aku menjadi orang Anshar yang memilik paling banyak harta”
kata Anas bin Malik mengakhiri kisah yang ia ceritakan. 18

Riwayat Hadis

17
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 3 hal.353 & 363

18
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 3 hal.365
Diriwayatkan dari : Nabi saw. (Kutub al-Sittah), dari Ubay bin Ka’ab (Shahih
Bukhari Shahih Muslim Sunan At-tirmidzi dan Sunan An-Nasai), Stabit bin Qais bin
Syammas (Shahih Bukhari), Jarir bin Abdullah al-Bajali (Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim), Zaid bin Arqam (Shahih Bukhari) seperti yang telah tertulis/tercantum dalam
kitabnya, Zaid bin Stabit (Shahih Bukhari Shahih Muslim Sunan At-tirmidzi Sunan An-
Nasai dan Sunan Ibnu Majah), Abu Thalhah Zaid bin Sahl al-Anshariy (Shahih Bukhari
Shahih Muslim Sunan Abu Dawud Sunan At-tirmidzi dan Sunan An-Nasai), Salman al-
Farisi (Sunan Ibnu Majah), Ubadah bin as-Shoommat (Shahih Bukhari Shahih Muslim
Sunan Abu Dawud Sunan At-tirmidzi dan Sunan An-Nasai), Abdullah bin Abbas (Sunan
An-Nasai), Abu Bakar as-Siddiq Abdullah bin Usman (Kutub al-Sittah), Abu Musa
Abdullah bin Qais al-Qoisi (Kutub al-Sittah), Abdullah bin Mas’ud (Shahih Muslim),
Abdurrahman bin ‘Auf (Shahih Muslim dan Sunan An-Nasai)........dan sebagainya19

Anas bin Malik merupakan salah satu dari enam sahabat Nabi Muhammad yang
paling banyak meriwayatkan hadis, yakni sebanyak 2.286 hadis. Hadis tersebut ia
dapatkan dari pengamatannya secara langsung selama melayani Nabi, maupun dari
sahabat-sahabat seniornya, seperti Abu Bakar.

Semangat Keilmuannya

Imam malik tumbuh di tengah-tengah ilmu pengetahuan, hidup di lingkungan


keluarga yang mencintai ilmu, di kota Darul Hijrah, sumber mata air Al-Sunnah dan kota
rujukan para alim ulama. Di usia masih sangat belia, beliau telah menghafal Al-Qur’an,
menghafal Sunnah Rasul, menghadiri majelis para ulama dan berguru kepada salah
seorang ulama besar pada masanya yaitu Abdur Rahman bin Hurmudhi.

Komentar terhadapnya

Para ahli kritik hadis tidak ada yang mencela pribadi Anas bin Malik dalam
periwayatan hadis. Dengan melihat hubungan pribadinya dengan Nabi yang berstatus
sebagai pelayan rasulullah, maka Anas bin Malik termasuk sahabat Nabi saw. yang tidak
diragukan kejujuran dan kesahiannya dalam menyampaikan hadis Nabi. Lambang
periwayatan yang digunakan dalam meriwayatkan hadis yang sedang diteliti sanadnya ini
adalah ‫يل‬ ‫قال‬. Itu berarti, menunjukkan bahwa Nabi berkata langsung kepada Anas bin
Malik.20

19
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 3 hal.353-354

20
http://digilib.uinsby.ac.id/12999/7/Bab%204.pdf
Pada waktu Abu Bakar meminta pendapat Umar mengenai pengangkatan Anas bin
Malik menjadi pegawai di Bahrain, Umar memujinya :” Dia adalah anak muda yang
cerdas dan bisa baca tulis, dan juga lama bergaul dengan Rasulullah”.

Sedangkan Komentar Abu Hurairah tentangnya : “ Aku belum pernah melihat orang
lain yang shalatnya menyerupai Rasulullah kecuali Ibnu Sulaiman (Anas bin Malik)”.

Pada hari hari terakhir masa kehidupannya, Anas pindah ke Basrah, Sebagian lain
mengatakan kepindahannya karena terkena fitnah Ibn al-Asy’ats yang mendorong Hajjaj
mengancamnya. Maka tidak ada jalan lain bagi anas bin Malik untuk pindah ke Basrah
yang menjadikan satu satunya sahabat Nabi disana.

Itulah sebabnya para Ulama mengatakan bahawa Anas bin Malik adalah sahabat
terakhir yang meninggal di Basrah., pada wafatnya Muwarriq berkata: “ Telah hilang
separuh ilmu. Jika ada orang suka memperturutkan kesenangannya bila berselisih
dengan kami, kami berkata kepadanya, marilah menghadap kepada orang yang pernah
mendenganr dari Rasululah Shallallahu alaihi wassalam”.21

Sanad paling sahih yang bersumber awalnya dari : Malik, dari az-Zuhri, dan dia (Anas
bin Malik). Sedangkan yang paling Dlaif dari Dawud bin al-Muhabbir, dari ayahnya
Muhabbir dari Abban bin Abi Iyasy dari dia.

 Muslim

Muslim bin Ibrahim al-Azdiy al-Farahidiy adalah tuan mereka Abu Umar al-Basri dan
Farahif dari al-Azd.

Diriwayatkan dari : Aban bin Yazid al-‘Attor, Ishaq bin Usman al-Kilabi, Ismail bin
Muslim al-‘Abdi, al-Aswad bin Syaiban, Bahr bin Kaniz as-Saqoi, Bisyra bin Mathor
Ibnu Hakim bin Dinar al-Qutho’i..... dan sebagainya 22

Telah berkata al-Fadlu bin Sahl al-‘Araj: Adapun Yahya bin Ma’in biasa menghadirkan
Muslim bin Ibrahim kepada Mu’az bin Hisyam dan berkata; “Aku tidak menjadikan
orang yang hanya meriwayatkan dari ayahnya sebagai orang yang meriwayatkan dari
orang-orang”. Nasr bin Ali berkata : Saya mendengar Muslim bin Ibrahim berkata “Saya
pernah belajar dengan Syu’bah dari Khalid bin Qais”, maka ia berkata: “Saya hampir
21
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 3 hal.366-375

22
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 27 hal.486-487
bertemu Abu Huraira.”. Al-Ijli berkata “Dia tinggal di Basra di sebuah rumah besar,
bersama dengan saudara perempuannya, dan dia sudah sangat tua dan dia adalah
amanah dari pamanku”.

Abu Hatim berkata : “La yahtaju bih”

Abdurrahman bin Abu Hatim , dia bertanya kepada ayahnya tentang Muslim bin
Ibrahim : “Stiqotun Shoduq”

Imam Bukhari berkata beliau meninggal pada tahun 220 di bulan safar.

 Said bin Abu Burdah

Nama aslinya Amir bin Abu Musa Abdullah bin Qais al-‘Asyari al-Kufiy. Pamannya
bernama Abu Burdah Yazid bin Abdullah bin Abu Burdah,

Diriwayatkan dari: Anas bin Malik, Rib’i bin Hirasy, Abu Wail Syaqiq bin
Salamah, Ayahnya Abu Burdah bin Abu Musa, Abu Bakar Hafs bin Umar bin Sa’d bin
Abu Waqqas.

Beliau mendengarkan hadis dari:

Ismail bin Abu Khalid, Khalid bin Nafi’ al-‘Asyari, Darim al-Kufi, Zakariya bin Abu
Zaidah, Zaid bin Abu Unaisah, Syu’bah bin al-Hajjaj, Abdul al-A’la bin Abu al-
Musawar, Abdurrahman bin Abdullah al-Mas’udi......dan sebagainya23

 Abu Musa

Bernama asli Abdullah bin Qais bin Sulaim al-Asy’ari,adalah salah seorang sahabat
Nabi Muhammad. Abu Musa al-Asy’ari berasal Yaman, lahir di mekkah tahun 52
Hijriyah / 672 Masehi dan masuk Islam di Mekkah sebelum terjadinya Hijrah. Ia dan dua
saudara tuanya Abu Burdah dan Abu Ruhm, beserta 50 orang kaumnya meninggalkan
Yaman dan ikut berhijrah ke Habasyah dengan menaiki dua kapal.

Hadits terkenal yang diriwayatkan oleh Abu Burdah, dari ayahnya, dari kakeknya,
menyebutkan bahwa Nabi Muhammad berpesan kepada mereka sebelum mereka
berangkat:

“Hendaklah kalian mudahkan dan jangan persulit, beri kabar gembira dan jangan
membuat orang lari, saling patuhlah kalian berdua dan jangan saling bersengketa”.

23
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 10 hal.345-346
Kaum pengikut Abu Musa (yang dinamakan Al-Asy’ariyyin) disebutkan dalam
hadits sebagai orang-orang yang senang tolong-menolong dan memiliki kelebihan suara
yang merdu dan tajwid dalam membaca Al-Qur’an.

Abu Musa juga memiliki kelebihan tersebut, sehingga Nabi Muhammad secara
khusus pernah memujinya:“Sungguh, engkau telah diberi (suara seperti) seruling dari
seruling-seruling keluarga Nabi Daud”.

Variasi nama: Abu Musa al-Asha'ari, Abu Musa, Abu Musa Al-Asy’ari r.a., Abdullah bin
Qais bin Sulaim al-Asy'ari

Guru-gurunya: Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Abu Bakr As-Siddique, 'Umar ibn al-Khattab,
Ali ibn Abi Talib, ibn Abbas, Ubayy ibn Ka'b, 'Ammar ibn Yasir, Mu'adh ibn Jabal.

Murid-muridnya: Ibrahim bin Abi Musa al-Asha'ari, Abu Bakr bin Abi Musa al-Asha'ari,
Abu Barda bin Abi Musa al-Asha'ari, Musa bin Abi Musa al-Asha'ari, Umm 'Abdullah
bint Abi Duma, Anas bin Malik, Abu Sa'id al-Khudri, Tariq bin Shahab, Abu 'Abdur
Rahman al-Salmi, Zar bin Habaysh bin Habasha, Zayd bin Wahb al-Jhny, 'Ubaid bin
'Umayr bin Qatada, 'Auf bin Malik bin Nadlah, Abu al-Aswad al-Du'ali, Sa'id ibn al-
Musayyib, Abu 'Uthman al-Nahdi, Qays bin Abi Hazim, Abu Rafi' al-Sa'agh, Abu
'Ubaida bin 'Abdullah bin Mas'ud, Msrwq bin Aws, Hzyl bin Shrhbyl al-Awdy al-Kwfy,
Murrah bin Shrahayl al-Hamdani, Haitan bin 'Abdullah, Raba'i bin Harash bin Jahsh,
Zahdam bin Madrab, Abu Muslim, Shaqayq bin Salmah al-Asadi, Safwan bin Mhrz bin
Ziyad, al-Aswad bin Yazid, 'Abdur Rahman bin Yazid al-Nakha'i, Mu’az bin Jabal dan
sebagainya

 Adam

Nama aslinya Abdurrahman bin Muhammad, nama kunyahnya Abu al-Hasan. Beliau
hidup di baghdad wafat pada tahun 220 H.

Riwayat Hadits

194 hadits dalam Shahih Bukhari. 2 hadits dalam Sunan Tirmidzi. 3 hadits dalam Sunan
Nasa'i. 2 hadits dalam Sunan Ibnu Majah.

Pendapat Ulama

Abu Daud berpendapat Adam bin Abu Iyas Tsiqah

An Nasa'i berpendapat Adam bin Abu Iyas la ba`sa bih


Abu Hatim berpendapat Adam bin Abu Iyas "tsiqah terpercaya ahli ibadah, termasuk
hamba-hamba Allah yang terbaik"

Ibnu Hajar al 'Asqalani berpendapat Adam bin Abu Iyas tsiqah ahli ibadah

Al 'Ajli berpendapat Adam bin Abu Iyas Tsiqah

Ibnu Hibban berpendapat Adam bin Abu Iyas Tsiqah24

 Abu Bakar bin Abu Syaibah

Nama panjangnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Al Qadhi Abi Syaibah
Ibrahim bin Utsman bin Khuwasta rahimahullah. Sangat populer dengan kunyahnya Abu
Bakar yang merupakan nisbat kepada kakeknya. Beliau lahir pada tahun 159 H atau
bertepatan dengan 775 M.

Sejak kecil Abu Bakar tumbuh di lingkungan religius dan keluarga berbasic agama.
Ayahnya adalah Muhammad yang merupakan seorang qadhi (hakim) di Persia. Sang
ayahanda adalah orang yang tsiqah (tepercaya) sebagaimana ditegaskan oleh Yahya bin
Ma’in rahimahullah dan yang lainnya.

Gurunya: Gurunya yang paling senior dari sekian banyak yang ada adalah Syarik bin
Abdillah Al Qadhi rahimahullah.

Kondusifnya lingkungan sangat mendukung perjalanan ilmiyah Abu Bakar dalam belajar
ilmu agama. Pada usia empat belas tahun Abu Bakar telah mendengarkan hadis dari
Syarik bin Abdillah.

Di samping itu juga meriwayatkan dari ulama-ulama ternama seperti Abul Ahwash,
Abdullah bin Idris, Abu Bakar bin Ayyasy, Abdullah bin Mubarak, Sufyan bin Uyainah,
Waki’ bin Al Jarrah, Yahya Al Qaththan, Ismail bin Iyasy, dan yang lainnya.

Sejumlah ulama besar pernah mengambil riwayat darinya semisal Ahmad bin
Hanbal, Abu Zur’ah, Abu Bakar bin Abi Ashim, Baqiy bin Makhlad, Muhammad bin
Wadhdah, beliau adalah seorang pakar hadis dari negeri Andalus, Al Bukhari, Muslim,
Abu Dawud, Abu Hatim Ar Razi, Ya’qub bin Syaibah, Ibnu Majah, dan lain-lainnya.

Pujian ulama

Abdan Al Ahwazi berkisah, “Suatu saat Abu Bakar duduk bersandar di sebuah tiang,
sementara saudaranya Masybudanah, Abdullah bin Barrad, dan lain-lain semuanya diam
24
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 2 hal.302-307
kecuali Abu Bakar bin Abi Syaibah. Beliau lah satu-satunya yang berbicara saat itu
dengan bersandar pada tiang tersebut.

Tiang itu, kata Ibnu Adi adalah tiang yang biasa diduduki oleh Ibnu Uqdah. Ibnu Uqdah
pernah mengatakan kepadaku, bahwa inilah tiang tempat Ibnu Mas’ud mengajar
kemudian diganti oleh Alqamah kemudian diganti Ibrahim, Manshur, Sufyan Ats Tsauri,
Waqi’, Ibnu Abi Syaibah lalu Muthayyin dan Ibnu Sa’id.

Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, “Abu Bakar adalah seorang Shaduq (jujur), dia
lebih aku sukai daripada saudaranya yang bernama Utsman.” Al ‘Ijli menyatakan, “Abu
Bakar adalah seorang yang tsiqah (tepercaya) dan penghafal hadis.”25

 Abu Usamah

Nama aslinya adalah Usamah bin Zaid bin Haritsah bin Syurahbil bin Ka'ab bin Abdil
'Uzza bin Yazid bin Umrul Qais. Ayahnya bernama Zaid bin Harisah ibn Syurahbil,
orang kesayangan rasulullah. Sedangkan ibunya bernama barkah al-Habsyiyah.

Karena termasuk orang kesayangan Rasulullah, Usamah juga digelari “Hubbu Rasulillah”
(kesayangan Rasulullah). Usamah lahir di Mekah 7 tahun sebelum hijrah. Sejak lahir,
Usamah tumbuh di tengah keluarga muslim. Karena itulah ia tak mengenal masa
jahiliyah. Saat perintah hijrah ditetapkan, Usamah kecil turut hijrah bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Madinah.26

Dia meriwayatkan hadis dari: Nabi saw., Bilal bin Rabbah, Ayahnya Zaid bin Harisah,
Ummu Salamah istrinya Nabi saw.,

Beliau meriwayatkan hadis kepada: Aban bin Usman bin Affan, Ibrahim bin Sa’ad bin
Abu Waqos, Harmalah Maula, Anaknya Hasan bin Usamah bin Yazid.....dan
sebagainya.27

 Burdah bin Abdillah

Nama asli Buraid bin Abdullah bin Abi Burdah bin Abi Musa, nama kunyah Abu Burdah.

Dia meriwayatkan hadis dari: Hasan al-Basri, Ayahnya Abdullah bin Abu Burdah, Atou
bin Abu Rabbah, Abu Ayub sahabat Anas bin Malik dan Kakeknya Abu Burdah bin Abu
Musa.

25
https://www.atsar.id/2019/07/biografi-abu-bakar-bin-abi-syaibah.html
26
https://kisahmuslim.com/6553-usamah-bin-zaid-kesayangan-rasulullah.html
27
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 2 hal.338-340
Beliau meriwayatkan hadis kepada: Ismail bin Zakariya, al-Haris bin Nabhan, Hafs bin
Ghiyas, Abu Usamah Hammad bin Usamah, Sufyan as-Sauriy, Sufyan bin Uyainah,
Abdullah bin Idris, Abdullah bin al-Mubarak.....dan sebagainya28

 Abu Burdah

Nama asli Buraid bin Abdullah bin Abi Burdah bin Abi Musa, nama kunyah Abu
Burdah. Dia meriwayatkan hadis dari: Hasan al-Basri, Ayahnya Abdullah bin Abu
Burdah, Atou bin Abu Rabbah, Abu Ayub sahabat Anas bin Malik dan Kakeknya Abu
Burdah bin Abu Musa. Beliau meriwayatkan hadis kepada: Ismail bin Zakariya, al-Haris
bin Nabhan, Hafs bin Ghiyas, Abu Usamah Hammad bin Usamah, Sufyan as-Sauriy,
Sufyan bin Uyainah, Abdullah bin Idris, Abdullah bin al-Mubarak.....dan sebagainya

Komentar Ulama :
Al 'Ajli : Tsiqah Yahya bin Ma'in : Tsiqah An Nasa'i : Tsiqah Abu Daud : Tsiqah Ibnu
Hibban : Disebutkan dalam Ats Tsiqaah Ibnu Hajar: Tsiqah yuhthi Adz Dzahabi : tsiqah29

28
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 4 hal.50
29
Ibnu Atsir Tazhibul kamal fi Asmai ar-Rijal , Jilid 4 hal.51

Anda mungkin juga menyukai