Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“ Kitab Al-Jami’u Ash-Shagir dan Aplikasinya “


Mata Kuliah : Takhrij Al-Hadis

Dosen Pengampu : Komarudin Soleh, M.Ag.

Disusun Oleh :

Nugraha Insan Nur Akbar


Mahesa Akbar Yusup Ibrahim
Rijal Kadang

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG

2023
Biografi Penulis
Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi memiliki nama lengkap ‘Abd al Rahman bin Abu Bakar
bin Muhammad bin Sabiq al din Abu Bakar bin Utsman ibnu Muhammad bin Khidhir bin Ayyub
bin Muhammad bin al Syeikh Hamam al Din al Khudhairi al Suyuthi al Syafi’i, lahir di Kairo,
sesudah maghrib, malam Ahad, awal Rajab 849 H. Sebuah riwayat menyebut beliau menjadi
yatim pada usia lima tahun lebih tujuh bulan. Ketika itu dia sudah hafal al Qur-an sampai surah
al Tahrim.
 Ulama Multidisipliner
Al Suyuthi selanjutnya diasuh dengan penuh perhatian dari al-Kamal bin Hummam sampai
hafal al-Qur’an dengan sempurna. Di samping itu, ia juga menghafal beberapa kitab antara lain,
‘Umdah al Ahkam, Al-Minhaj karya an-Nawawi, Alfiyah Ibnu Malik dan Minhaj al-Baidhawi.
Dia juga berguru pada Syamsu-d-Din Muhammad bin Musa al-Hanafi, pemimpin perguruan Al-
Syaikhuniyah, Fakhr ad-Din Utsman al-Muqsi, Ibn Yusuf, Ibn al-Qalani dan ulama besar
lainnya.
As-Suyuthi akhirnya terkenal sebagai ulama yang terkemuka dalam banyak bidang ilmu
pengetahuan. Dia dikenal sebagai mufassir (ahli tafsir), muhaddits (ahli hadits), faqih (ahli fiqh),
nawhi (ahli nahwu/gramatika bahasa) dan balaghi (ahli ilmu balaghah/sastra) secara bersamaan.
Pada usia empat puluh as-Suyuthi meninggalkan aktifitasnya sebagai guru dan mufti untuk
mengasingkan diri dari masyarakatnya dan menyendiri di rumahnya yang terletak di tepi masjid
Qaytbey atau dekat istana Amir Muhammad Ali sekarang. Dalam “persembunyian” nya itu dia
menulis buku-bukunya.
Sederhana dan Asketis, Namun Sibuk dengan Ilmu
Beliau merupakan seorang ulama yang terkenal akan kesederhanaannya. Riwayat
menyebutkan bahwa sebenarnya ada banyak sekali orang-orang kaya dan pembesar negara yang
menngunjunginya untuk menawarkan bantuan keuangan atau hadiah. Tetapi al Suyuthi
menolaknya. Dia seringkali menolak menghadiri undangan sultan. Dia memang sangat berhati-
hati dan cenderung asketis (zuhd). Hari-harinya baik siang maupun malam dihabiskan untuk
membaca dan mengarang. Diberitakan bahwa jumlah karyanya mencapai lebih dari lima ratus.
Ketekunan dan kesabarannya memang luar biasa.
Muridnya, Ad-Dawudi pernah mengatakan, “aku sering melihat sendiri tuan syaikh As-
Suyuthi setiap hari menulis tidak kurang dari tiga kora baik berupa karangan maupun koreksi
buku. Di hari yang sama juga ia sibuk mendikte (imlaa’) hadis Nabi dan menjawab berbagai
persoalan yang diajukan kepadanya. Dia adalah orang paling pandai pada masanya. Dia
memahami hadits dan ilmu hadits; rijal al-hadits (para perawi), matan, sanad (transmisi) dan
mampu menarik kesimpulan hukumnya. As-Suyuthi sendiri mengaku hafal dua ratus ribu hadits.
Ia pernah berkata, “andaikata saya menemukan lebih banyak dari itu, niscaya aku hafal, tetapi
saya kira tidak ada lagi.”

Riwayat lain menceritakan bahwa ia bahkan rela melakukan perjalanan jauh sekedar
untuk mencari ilmu dan riwayat hadis. Ia pernah berpergian hingga ke wilayah Maghrib (wilayah
di sisi barat bagian utara benua Afrika), Yaman, India, Syam Mahallah (Mesir bagian Barat),
Dimyath (sebuah kota di tepi sungai Nil, Mesir), Fayyum (kota di sisi selatan Mesir) serta
negeri-negeri Islam lainnya. Selain itu beliau juga dikenal karena kemampuannya untuk
memaksimalkan pemanfaatan perpustakaan Madrasah Mahmudiyah. Al-Maqrizi meriwayatkan
bahwa di dalam perpustakaan ini terdapat segala jenis kitab-kitab Islam, dan madrasah ini
merupakan sebaik-baik madrasah yang ada, yang dinisbatkan kepada Mahmud bin al-Astadaar,
yang berdirinya pada tahun 897 H.
Karya-Karya:
Sebagaimana sudah disebutkan diatas bahwa Imam Jalaluddin As-Suyuthi menulis setidaknya
500 buah kitab lebih. Berikut ini akan kami sebutkan beberapa kitab beliau yang sudah dicetak
dan masyhur dijadikan sebagai pegangan studi keislaman hingga saat ini:
1. Al-Itqan fi ‘Ulum al Qur-an (ilmu-ilmu mempelajari Al-Quran)
2. Itmam al Dirayah li Qurra al Nuqayah (pembahasan topik-topik dalam ilmu keislaman)
3. Al Asybah wa Al Nazhair (nahwu),
4. Al Asybah wa al Nazhair (kaedah fiqh),
5. Alfiyah (ilmu hadits),
6. Al Iqtirah fi Ilm Ushul al Nahwi,
7. Bughyah al Wi’a fi Thabaqat al Nuhat (biografi para tokoh ahli nahwu ),
8. Tarikh al Khulafa (sejarah para Khalifah),
9. Tabyidh al Shahifah fi Manaqib Abi Hanifah ( biografi Abu Hanifah ),
10. Tadrib al Rawi fi Syarh Taqrib al Nawawi (ilmu hadits),
11. Tazyin al Mamalik bi Manaqib al Imam Malik ( biografi Imam Malik bin Anas )
12. Ta’qibat ‘ala Maudhu’at Ibnu al Jauzi,
13. Tafsir al Jalalin,
14. Al Jami’ al Shaghir fi Hadits al Basyir al Nadzir ( kumpulan hadits Nabi ),
15. Husn al Muhadharah fi Akhbar Misr wa al Qahirah ( sejarah Mesir dan Kairo ),
16. Al Khasha-ish al Kubra,
17. Al Badr al-Mantsur fi al Tafsir bi al-Ma’tsur,
18. Ham’ al Hawami’ syarh Jam’ al Jawami’ (nahwu),
19. Al Muz-hir (balaghah/gaya bahasa Arab)
20. Syarh Syawahid Mughni al Labibi (nahwu),
21. Al Syamarikh fi ‘Ilm al Tarikh (ilmu sejarah),
22. Thabaqat al Mufassirin (biografi para ahli tafsir),
23. Mutasyabih al Qur-an,
24. Manahil al Shafa fi Takhrij al Ahadits al Syifa,
25. Muqhamat al Aqran fi Mubhamat al Qur-an (menjelaskan nama-nama yang tidak dikenal
dalam AL-Quran)
26. Jazil al Mawahib fi Ikhtilaf al Mazahib (ushul fiqh).
Imam As-Suyuthi wafat pada usia 61 tahun pada malam Jum’at 19 Jumadil Ula 911 H di
rumahnya, Raudhah al-Miqyas. Ini terjadi tujuh hari setelah ia sakit akibat pembengkakan pada
lengan kirinya. Jenazahnya dikebumikan di Hausy Qaushun di luar Bab al-Qarafah, Mesir.

Biografi Kitab
Kitab Jami’us Shaghir [arab: ‫ ]الجامع الصغير‬nama lengkapnya Jami’us Shaghir fi Ahadits an-
Nadzir wa al-Basyir [arab: ‫]الجامع الصغير في أحاديث النذير البشير‬: Kumpulan kecil untuk hadits-hadits
sang pemberi peringatan dan kabar gembira (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Berikut beberapa keteragan tentang kitab Jami’us Shaghir
Kitab Jami’us Shaghir ditulis oleh Jalaluddin as-Suyuthi, seorang ulama bermadzhab
Syafiiyah dari Mesir yang wafat sekitar tahun 911 H.
Dalam bukunya ini, Imam as-Suyuthi mengumpulkan sekitar 10.000 hadits. Atau dengan
angka lebih pasti, 10.031 hadits, berdasarkan penomoran dalam versi cetaknya.
Sebenarnya, Jami’us Shaghir adalah ringkasan dari kitab as-Suyuthi sebelumnya, yang
berjudul Jam’ul Jawami’.Beliau pilih hadits-hadits di Jam’ul Jawami’ dan beliau susun
berdasarkan urutan huruf hijaiyah pada awal hadits. Sehingga memudahkan bagi pembaca untuk
menemukan hadits dalam waktu cepat.
Beliau pilih hadits-hadits yang ringkas dan tidak banyak mencantumkan hadits tentang
hukum.Beliau juga menghidari hadits yang dalam sanadnya ada perawi pemalsu hadits atau
pendusta, yang sendirian, menurut penilaian beliau. Namun beliau masukkan dalam kitabnya,
hadits shahih, hasan, dan dhaif dengan berbagai macamnya.
(Mukadimah Jami’us Shaghir, as-Suyuthi).
 Metode as-Suyuthi dalam Menulis Jami’us Shaghir:
1. Metode yang diterapkan as-Suyuthi dalam membawakan hadits di Jami’us Shaghir,
2. Tidak mencantumkan sanad hadis, hingga nama sahabat-pun tidak beliau sebutkan.
3. Hanya menyebutkan matan hadis.
4. Setelah menyebutkan menyebutkan nama kitab hadis yang meriwayatkan hadis
tersebut dengan KODE dan nama sahabat yang membawakan hadis ini.Kemudian
beliau menyebutkan KODE derajat hadis, apakah shahih shahih, ataukah dhaif.
(Ushul Takhrij, Dr. Mahmud Thahhan, hlm. 72 – 73).

Di mukadimah Jami’us Shaghir, Imam as-Suyuthi menyebutkan KODE huruf untuk


nama kitab dan derajat hadis yang beliau gunakan dalam kitabnya. Berikut diantaranya:
 ‫ خد‬Periwayatnya Adalah Imam Al-Bukhari dalam Kitab Al-Adab.
 ‫ تخ‬Periwayatnya Adalah Imam Al-Bukhari dalam Kitab At-Tarikh.
 ‫ حب‬Periwayatnya Adalah Imam Ibn Hibban dalam Kitab Shahih Ibn Hibban.
 ‫ خ‬Periwayatnya Adalah Imam Al-Bukhari.
 ‫ م‬Periwayatnya Adalah Imam Muslim.
 ‫ ق‬Periwayatnya Adalah Imam Al-Bukhari dan Muslim.
 ‫ د‬Periwayatnya Adalah Imam Abi Dawud.
 ‫ ت‬Periwayatnya Adalah Imam At-Tirmidzi.
 ‫ ن‬adala diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i
 ‫ ﻪ‬Periwayatnya Adalah Imam Ibn Majah
 ٤ Periwayatnya Adalah Imam Abi Dawud, An-Nasai, At-Tirmidzi dan Ibn Majah
 ٣ Periwayatnya Adalah Imam Abi Dawud, An-Nasai dan At-Tirmidzi
 ‫ حم‬Periwayatnya Adalah Imam Ahmad dalm Kitab Musnad-nya
 ‫ عم‬Periwayatnya Adalah Abdullah dalam kitab Al-Zawa’id (Musnad Ahmad bin
Hanbal)
 ‫ ك‬Periwayatnya Adalah Imam Hakim
 ‫ طب‬Periwayatnya Adalah Imam At-Tabarani dalam Kitab Al-Kabir
 ‫ طس‬Periwayatnya Adalah Imam At-Tabarani dalam Kitab Al-Ausath
 ‫ طص‬Periwayatnya Adalah Imam At-Tabarani dalam Kitab As-Saghir
 ‫ ص‬Periwayatnya Adalah Said bin Manshur dalam Kitab Sunan-nya
 ‫ ش‬Periwayatnya Adalah Ibn Abi Syaibah
 ‫ عب‬Periwayatnya Adalah Abdur Rozaq dalam Kitab Al-Jami’
 ‫ ع‬Periwayatnya Adalah Abi Ya’la dalam Kitab Musnad-nya
 ‫ ق‬Periwayatnya Adalah Imam Ad-Daraqtani
 ‫ فر‬Periwayatnya Adalah Imam Ad-Dailami dalam Kitab Musnad Al-Firdaus
 ‫ حل‬Periwayatnya Adalah Abi Nu’aim dalam Kitab Khilyah
 ‫ هب‬Periwayatnya Adalah Imam Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’ab Al-Iman
 ‫ هق‬Periwayatnya Adalah Imam Al-Baihaqi dalam Kitab Sunannya
 ‫ عد‬Periwayatnya Adalah Ibn ‘Adi dalam Kitab Al-Kamil
Sementara status hadis, beliau sebutkan dengan 3 derajat: shahih, hasan, dan dhaif:
1. Huruf [‫]صح‬: hadis Shahih
2. Huruf [‫]ح‬: hadis Hasan
3. Huruf [‫]ض‬: hadis Dhaif
Sebagai contoh, as-Suyuthi menyebutkan satu hadis di no. 1035:
‫آَيُة َم ا َبْيَننا َو َبْيَن الُم ناِفِقيَن أَّنُهْم َال يتضلعون من زمزم‬
(‫عن ابن عباس (صح) )تخ هـ ك‬.
Matan hadits: ‘Ciri pembeda antara kita (orang beriman) dengan orang munafik: mereka tidak
pernah merasa kenyang dengan zam-zam.’
Dari KODE as-Suyuthi, kita bisa membaca:
1. Hadis ini diriwayatkan Bukhari dalam at-Tarikh, Ibnu Majah dalam sunannya, dan
Hakim dalam al-Mustadrak. Kode: [‫]تخ هـ ك‬
2. Dari sahabat Ibnu Abbas
3. Derajat hadis: shahih, kode: ‫صح‬
Mengapa Jami’us Shaghir Terkenal?
Kitab Jami’us Shaghir termasuk salah satu kitab hadis yang banyak dijadikan rujukan. Ada
beberapa alasan yang menyebabkan kitab ini banyak digunakan:
1. Metode penyusunan hadits yang sangat memudahkan bagi pengguna untuk mencari
hadits. Karena diurutkan sesuai huruf hijaiyah, mengacu pada huruf pertama hadits.
2. Hanya berisi matan, sehingga memudahkan pengguna untuk mencari matan hadits.
3. Matan hadits ringkas-ringkas, sehingga mudah digunakan untuk pendalilan.
4. Dicantumkan nama kitab induk yang meriwayatkan hadits.
5. Dicantumkan penilaian status hadits.
Penulis, Imam as-Suyuthi dikenal dengan kapabilitas dan kemampuannya dalam berbagai
disiplin ilmu.
Beberapa catatan tentang Jami’us Shaghir:
1. Para ulama hadis mengatakan, ada unsur terlalu longgar untuk penilaian as-Suyuthi
terhadap derajat hadits. (Ushul at-Takhrij, Dr. Mahmud Thahan, hlm. 74)
2. Karena itu, al-Munawi dalam Syarh Jami’us Shaghir banyak memberikan catatan hadits
dan penilaian yang berbeda dengan as-Suyuthi, disertai penjelasan mengapa beliau
berbeda.
3. Disamping al-Munawi, ulama hadis kontemporer yang meneliti ulang penilaian as-
Suyuthi terhadap hadits adalah Imam Muhammad nashiruddin al-Albani. Beliau meneliti
status hadits di Jami’us Shaghir, dan membagi menjadi 2:
 Shahih Jami’us Shaghir
 Dhaif Jami’us Shaghir
Kitab ini juga disyarah oleh beberapa ulama, diantaranya:
1. At-Tanwir Syarh al-Jami’ as-Shaghir, karya as-Shan’ani
2. Faidhul Qodir Syarh al-Jami’ as-Shaghir, karya al-Munawi.
3. al-Jami’ as-Shaghir wa Syarhuhu an-Nafi’ al-Kabir, karya al-Laknawi.
4. at-Taisir bi Syarhi al-Jami’ as-Shaghir, karya al-Munawi. Kitab ini adalah ringkasan dari
faidhul Qadir.

` B. Aplikasi Kitab Hadits


Cara pengaplikasian kitab hadits ini bisa dilihat dengan contoh berikut :
‫إذا َأَك َل أحُد ُك م فليأكْل بيميِنِه‬
Karena sistematika penulisan kitab ini secara alpabetis dari lafaz awal matan, maka kita
mencari hadits ini pada huruf “A” dengan “dza” dan “a”. lalu setelah ketemu hadits tersebut bisa
kita kutip secara lengkapnya , yaitu :
‫ فإَّن الَّش يطاَن يأكُل بشماِلِه ويشرُب بشماِلِه (حم م د) عن عمر بن الخطاب (ن) عن ابي‬. ‫ وإذا شِرَب فليشرْب بيميِنِه‬. ‫إذا َأَك َل أحُد ُك م فليأكْل بيميِنِه‬
)‫هريرة (صح‬

Berdasarkan kode yang dicantumkan oleh imam as-suyuti, berarti hadist diatas bisa ditemukan
dalam kitab Musnad Imam Ahmad, Shohih Muslim, dan Abu Dawud dalam riwayat mereka
penerima hadits adalah Umar bin Khattab, Lalu An-Nasa’I penerima(sahabat) adalah Abu
Hurairah, dan disini juga dicantumkan kode kualitas hadits yaitu shohih

Anda mungkin juga menyukai