A. Pendahuluan
Pada abad 3 H proses kodifikasi Hadis mencapai titik puncaknya. Pada saat itu,
Hadis-hadis nab saw. disaring dan dipisahkan dari fatwa Sahabat dan Tabiin.
Disamping itu para ulama Hadis mengadakan studi kritik terhadap sanad dan matan
Hadis sehingga Hadis-Hadis itu dapat diketahui mana yang marf,mauqf dan mana
yang ahh, hasan, aif dan lain sebagainya. Pada masa itu muncul kitab-kitab Hadis
yang dikenal dengan al-Kutub al-ahh al-Sittah (kitab Hadis Shahih yang enam)
yang masing-masing disusun oleh :
1. Imam al-Bukhr
2. Imam Muslim
3. Imam Ab Dwd
4. Imam al-Turm
5. Imam al- Nasi
6. Imam Ibn Mjah
Setelah Imam al-Bukhr dan Imam Muslim, kini giliran Imam Ab Dwd,
yang juga merupakan ahli hadis dan penghimpun hadis yang terkenal dan masuk dalam
kategori kutub as-sittah. Karyanya yang termasyhur yaitu Kitab al-Jmi (Jmi at-
Tirmz). Kalau Imam al-Bukhr dan Imam Muslim terkenal dengan kitab ahhnya,
maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai kitab sunan yaitu Sunan Ab Dwd
yang terkenal sebagai ahli hadis dan juga ahli fikih.
Sebagaimana diketahui bahwa kitab sunan adalah kitab yang disusun
berdasarkan bab-bab hukum seperti taharah, shalat, zakat yang bersumber dari Nabi
Muhammad saw. sedangkan pendapat para sahabat tidak disebutkan didalamnya.1
Maka dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang Ab Daud dan
karyanya Sunan Ab Dwd, sistematika penulisan dan kandungan sunannya, penilaian
dan komentar ulama dan pakar, serta kitab-kitab syarahnya.
1
Mustafa Azami. Memahami Ilmu Hadis; Telaah Metodologi dan literatur Islam (Jakarta:
Lentera, 2003) h. 172
2
B. Pembahasan
1. Biografi Ab Dwd
Nama lengkap Imam Ab Dwd adalah Sulaiman bin al-Asy ats ibn Ishq ibn
Basyr ibn Syidd ibn Amr ibn umran al-Azdy al-Sijistn. Beliau lahir pada tahun 202
H/817 M dekat kota Basrah.2 Beliau merupakan seorang imam ahli hadis yang sangat
teliti, tokoh terkemuka para ahli hadis dan pengarang kitab sunan. Ab Dwd
meninggal dunia di Basrah pada tanggal 16 Syawal 275 H/889 M.3
Pribadi Ab Dwd sejak masih kecil merupakan pecinta ilmu pengetahuan dan
bergaul dengan para ulama guna menerima ilmu yang diinginkannya. Sebelum dewasa
beliau telah melakukan rihlah ilmiyah dan belajar hadis keberbagai negeri seperti,
Hijz, Sym, Mesir, Irak, Jazrah, Sagar, Khurasn dan negeri-negeri lainnya. Hasil
pengembaraannya dikonklusikan dengan menyaring hadis-hadis untuk kemudian ditulis
dalam sunannya.4
Beliau memperoleh pendidikan awalnya dikota kelahirannya tersebut.
Pendidikannya dimulai dengan mempelajari bahasa Arab, Alquran, dan pengetahuan
agama lainnya. Beliau bertemu dengan sejumlah guru di kota-kota yang beliau singgahi,
sehingga memungkinkan beliau untuk memperoleh ilmu yang luas, khususnya dalam
bidang hadis. Beliau menghimpun Hadis-hadis, menyeleksinya secara cermat dan
menghimpunnya didalam kitab Sunannya di Tarsus ketika beliau bermukim disana
selama dua puluh tahun. Imam Ab Dwd sering berkunjung ke Baghdad, dan
kunjungannya yang terakhir kesana adalah pada tahun 272 H. Setelah itu, atas
permintaan gubernur Basrah, saudara Khalifah al-Muwwafiq, agar kota Basrah menjadi
Kabah bagi para ilmuan dan peminat hadis, beliau menetap di Basrah sampai
meninggal dunia pada tanggal 16 Syawwal 275/889 M, dan dikuburkan disamping
kuburan Sufyn al-awr. Beliau mempunyai beberapa guru antara lain: Ahmad bin
Hambal al-Qanab, Ab Amr ad-Darr, Muslim bin Ibrhm, Abdullah bin Raja, Ab
al-Wlid at-Taylis dan lain-lain. Sebagai seorang ulama besar, Imam Ab Dwd
mempunyai sejumlah murid yang meriwayatkan hadis darinya, diantaranya adalah Ab
Isa at-Turmi, Ab Abd al-Rahmn al- Nasi, Ab Bakar ibn Ab Dwd (putranya
2
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah Perkembangan Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1973) h. 95
3
Muhammad Abu Suhbah, Kitab Hadis Shahih yang Enam (terj). Maulana Hasanudin (Jakarta:
Pustaka Lentera antanusa, 1991) h. 81
4
Nawir Yuslem, Kitab Induk Hadis, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006) h. 86
3
5
Abu Syuhbah, kitab Hadis.h. 82
6
Nawir Yuslem, Kitab Induk Hadis...., h. 86
4
sekitar 50.000 hadis memilih dan menuliskan 4.800 di antaranya dalam kitab Sunan
Ab Dwd. Kriteria yang digunakan Ab Dwd sebagaimana telah ditetapkan
olehnya bahwa kitabnya terdiri dari hadis ahh, hadis yang mirip dengannya
(yusybihuhu) dan hadis yang berdekatan dengannya (yuqarribuhu).7
Karya-karya di bidang kitab-kitab hadis seperti kitab Jmi, Musnad dan
sebagainya disamping berisi hadis-hadis hukum, juga memuat hadis-hadis yang
berkenaan dengan amal-amal yang terpiji (fadil amal), kisah-kisah, nasehat-nasehat
(mawi), adab dan tafsir. Cara demikian tetap belangsung sapai datang Ab Dwd.
Maka Ab Dwd menyusun kitabnya khusus memuat hadis-hadis hukum dan sunah-
sunah yang menyangkut hukum. Ketika selesai Ab Dwd memperlihatkan kitabnya
itu kepada Imam Ahmad bin Hambal, dan Ibn Hambal memujinya sebagai kitab yang
indah dan baik.8
Ab Dwd dalam Sunannya tidak hanya mencantumkan hadis-hadis ahh
sebagaimana telah dilakukan oleh al-Bukhr dan Muslim, tetapi ia memasukkan pula di
dalamnya hadis ahh, hadis hasan, hadis aif yang tidak terlalu lemah dan hadis yang
tidak disepakati para ulama untuk ditinggalkan. Hadis-hadis yang sangat lemah ia
jelaskan kelemahannya.9
Cara yang ditempuh dalam kitabnya itu dapat diketahui dari suratnya yang ia
kirimkan kepada penduduk Mekah sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan
mengenai kita Sunannya.
Ab Dwd menulis sebagai berikut:
Aku mendengar dan menulis hadis Rasulallah saw sebanyak 50.000 buah. Dari
jumlah tersebut aku seleksi sebanyak 4.800 hadis yang kemudian aku tuangkan
ke dalam kitab Sunan ini. Dalam kitab tersebut aku himpun hadis-hadis yang
ahh, semi ahh dan mendekati ahh. Dalam kitab itu aku tidak mencantumkan
sebuah hadispun yang telah disepakati oleh orang banyak untuk ditinggalkan
Segala hadis macam ini ada hadis yang tidak ahh sanadnya. Adapun hadis
yang tidak kami beri penjelasan sedikitpun, maka hadis ini bernilai salih (dapat
dipakai), dan sebagian hadis salih ini ada yang lebih ahh dari yan lain. Kami
7
Taufik Abdullah dkk, Ensiklopedi Tematis Jilid 4: Pemikiran dan Peradaban (Jakarta Ictiar
Baru Van hoeve, 2003) h. 78
8
Abu Syuhbah, Kitab Hadis...., h. 86
9
Abdullah Taufik, dkk. Ensiklopedi Tematis Jilid 4...., h. 78
5
tidak mengetahui sebuah kitab sesudah al-quran yan harus dipelajari selain dari
pada kitab ini. Empat buah hadis saja dari kitab ini sudah cukup menjadi
pegangan bagi keberagamaan tiap orang. Hadis tersebut adalah:
Pertama:
Artinya: Segala amal itu hanyalah menurut niatnya, dan tiap-tiap orang
memperoleh apa yang ia niatkan.
Kedua:
Artinya: Termasuk kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa yang
tidak berguna baginya.
Ketiga:
Artinya: Tidaklah seorang beriman menjadi mukmin sejati sebelum ia
merelakan untuk saudaranya apa-apa yang ia rela untuk dirinya.
Keempat:
.....
Artinya: Yang halal itu jelas dan yang haram pun telah jelas pula. Di antara
keduanya terdapat hal-hal syubhat atau samar yang tidak diketahui
oleh banyak orang. Barang siapa menghindari syubhat berarti ia telah
membersihkan agama dan kehormatan dirinya; dan barang siapa
terjerumus kedalam syubhat, maka ia terjerumus kadalam perbuatan
haram, ibarat pengembala yang mengembalakan ternaknya ditempat
terlarang.10
10
Ibid, h.99
6
Kitab Sunan Ab Dwd diakui oleh mayoritas dunia muslim sebagai salah satu
kitab hadis yang paling autentik. Namun diketahui bahwa kitab ini mengandung
beberapa hadis lemah (yang sebagian ditandai beliau dan sebagian tidak). Dengan kata
lain beliau mengakui dan menerangkan sebab-sebabnya, seperti menurut beliau karena
ada tambahan kata-kata di dalam hadis tersebut, dan hal itu disengaja karena
kekhawatiran beliau apabla ditulis panjang tidak dapat diketahui oleh orang awam
dalam hal hukum.11
Kitab Sunan Ab Dwd tidak hanya mencatat hadis yang ahh tetapi jga
memasukkan Hadis-hadis hasan, dan Hadis-hadis aif yang tidak terlalu lemah serta
Hadis-hadis yang tidak disepakati oleh para imam untuk ditinggalkan, sedangkan Hadis-
hadis yang sangat lemah diberikannya penjelasan tentang kelemahannya, bahkan ada
Hadis-hadis yang tidak diberikan keterangan dan dianggap oleh para ulama sebagai
hadis aif, namun menurut Ab Dwd, Hadis-hadis tersebut lebih baik dari pada
pendapat orang semata- mata.
11
Az-Zughrafi, Tadwn as-Sunnah, h.132. jika hadis dalam kitabnya terlalu wahan, Ab Dwd
akan menjelaskannya. Kitab beliau istimewa karena menyebut masalah-masalah fur, contohnya dalam
bab al-Adb yang mempunyai 80 bab yang juga mengandung perincian terhadap sunnah perbuatan,
perkataan, taqrr, dan sifat Nabi.
8
Banyak ulama yang meriwayatkan hadis dari beliau di antaranya Imam at-
Tirm dan Imam Nasi. Al-Khatab mengomentari bahwa kitab tersebut adalah
12
Abu Syuhbah, Kitab Hadis....., h. 89
9
sebaik-baik tulisan dan isinya lebih banyak memuat fiqih daripada kitab ahh Bukhr
dan ahh Muslim.
Ibn al-Arab berkata, barang siapa yang sudah menguasai alquran dan kitab
Sunan Ab Dwd maka dia tidak membutuhkan kitab-kitab yang lain lagi. Imam al-
Gazl juga mengatakan bahwa kitab Sunan Ab Dwd sudah cukup bagi seorang
mujtahid untuk menjadi landasan hukum.13
2. Adanya Hadis yang aif dalam pandangan para ahli Hadis, sementara
penjelasan sikap toleransi Ab Dwd terhadap Hadis yang oleh sejumlah
ulama dinyatakan aif adalah serupa dengan sikap Imam Ahmad ibn Hambal.15
13
Az-zugrafi, Tadwn as-Sunnah....., h.133
14
Nawir Yuslem, Kitab Induk Hadis...., h. 91
15
Ibid, h. 91
10
C. Penutup
Nama lengkap Imam Ab Dwd adalah Sulaimn bin al-Asy as bin Ishq bin
Basyir bin Syidd bin Amr al-Azi as-Sijistn. Beliau merupakan seorang imam ahli
hadis yang sangat teliti, tokoh terkemuka para ahli hadis dan pengarang kitab sunan.
Minat utamanya adalah syariat, jadi kumpulan hadisnya berfokus murni pada hadis
tentang syariat. Setiap hadis dalam kumpulannya diperiksa kesesuaiannya dengan
alquran, begitu pula sanadnya.
Ab Dwd adalah salah seorang perawi yang mengumpulkan sekitar 50.000
hadis memilih dan menuliskan 4.800 di antaranya dalam kitab Sunan Ab Dwd.
Kriteria yang digunakan Ab Dwd sebagaimana telah ditetapkan olehnya bahwa
kitabnya terdiri dari hadis ahh, hadis yang mirip dengannya (yusybihuhu) dan hadis
yang berdekatan dengannya (yuqarribuhu).
Ab Dwd dalam Sunannya tidak hanya mncantumkan hadis-hadis ahh
sebagaimana telah dilakukan oleh al-Bukhr dan Muslim, tetapi ia memasukkan pula di
dalamnya hadis ahh, hadis hasan, hadis aif yang tidak terlalu lemah dan hadis yang
16
Ibid, h. 92
11
tidak disepakati para ulama untuk ditinggalkan. Hadis-hadis yang sangat lemah ia
jelaskan kelemahannya.
Kitab Sunan Ab Dwd diakui oleh mayoritas dunia muslim sebagai salah satu
kitab hadis yang paling autentik. Namun diketahui bahwa kitab ini mengandung
beberapa hadis lemah (yang sebagian ditandai beliau dan sebagian tidak). Dengan kata
lain beliau mengakui dan menerangkan sebab-sebabnya, seperti menurut beliau karena
ada tambahan kata-kata di dalam hadis tersebut, dan hal itu disengaja karena
kekhawatiran beliau apabila ditulis panjang tidak dapat diketahui oleh orang awam
dalam hal hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Syuhbab, Muhammad. Kitab Hadis Shahih Yang Enam. terj. Maulana
Hasanuddin. Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1991.
Ash-Shiddieqy, Hasbi. Sejarah Perkembangan Hadis, Jakarta : Bulan Bintang, 1973.
12
Azami, Mustafa. Memahami Ilmu Hadis; Telaah Metodologi dan Literatur Islam,
Jakarta: Lintera, 2003.
Taufik, Abdullah dkk. (ed) Ensiklopedi Temetis; Pemikiran dan Peradaban, jilid 4,
Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2003.
Yuslem, Nawir. Kitab Induk Hadis, Jakarta: Hijri pustaka utama, 2006.