FIQIH MUAMALAH
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Fiqih Muamalah
Penulis : Wismanto Abu Hasan, M.Pd.I
Layout : Rismansyah
Design Cover : Cahaya Firdaus Team
ISBN : 978-602-5432-64-4
vi, 215 hal (145x205mm)
Cetakan Pertama, Februari 2019
Penerbit :
Cahaya Firdaus
Publishing and Printing
Jl. Sepakat No. 101 Panam-Pekanbaru
Phone : +6285265504934
e-mail : cahayafirdaus16@gmail.com
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta
Pasal 2
1. Hak Cipta merupakan Hak Eklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis
setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut
peraturan perundanga-undangan yang berlaku
Lingkup Hak Cipta
Pasal 72
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 1 atau pasal 49 ayat 1 dan 2 dipidana
penjara masing-masing paling singkat 1 bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.
1.000.000,- atau pidana penjara paling lama 7 tahun dan/atau paling banyak Rp.
5.000.000.000,-
2. Barang siapa dengan dengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dipidana dengan penjara paling lam 5
tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,-
ii
KATA PENGANTAR
ِ اْلم َد لِلَّ ِو َحَنم ُده ونَستعِي نُو ونَست حغ ِفره ونَست ه ِدي ِو ونَعوذُ بِاهللِ ِمن ُشروِر أَنح ُف ِسنَا وسيِّئ ِ
ات َََ ح ُح ُ َ َ ُ َ ح َ ح ُ َ ح َ ُح َ ح َ ح ح إ َّن حَ ح
ِ ِ ض َّل لَو ومن ي ِِ ِ
َّ أَ حش َه ُد أَ حن الَ إِلَ َو إِالَّ اهلل َوأَ حش َه ُد أ.ُي لَو
َن َم حن يَ حهده اهللُ فَالَ ُم ِ ُ َ َ ح ُ ح،أ حَع َمالنَا
َ ضل حل فَالَ َىاد
.ُُُمَ َّم ًدا َعحب ُدهُ َوَر ُس حولُو
Segala puji hanya milik Allah , kita memuji, memohon
pertolongan, dan memohon ampunan kepada-Nya, kita
berlindung kepada Allah dari segala perbuatan kita.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak
seorangpun dapat menyesatkannya. Barangsiapa yang
disesatkan, maka tak seorangpun yang akan dapat memberinya
petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah (yang patut untuk
disembah) kecuali Allah semata yang tiada sekutu baginya
dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya.
-
ين ِ َّ
َ يَا أَيُّ َها الذ-
صلِ حح لَ ُك حم أ حَع َمالَ ُك حم َويَ حغ ِف حر لَ ُك حم ذُنُوبَ ُك حم َوَمن يُ ِط حع ِ
ً َآمنُوا اتَّ ُقوا اللَّوَ َوقُولُوا قَ حوًال َسد
يُ ح- يدا
ِ
ً اللَّوَ َوَر ُسولَوُ فَ َق حد فَ َاز فَ حوًزا َعظ
.يما
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. - Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya 1 Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
1
Maksud dari padanya menurut Jumhur Mufassirin ialah dari bagian
tubuh (tulang rusuk) Adam . berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan muslim.
di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang
serupa yakni tanah yang dari padanya Adam . diciptakan.
iii
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain2, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu. - Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah
perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya
ia Telah mendapat kemenangan yang besar.
Amma ba’du.
Sebaik baiknya perkataan adalah Kalam Allah yang
maha mulia, dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk
Rasulullah , karena tidaklah ia (Muhammad ) berkata kecuali
ada dalilnya dari Allah . Dan itu pulalah yang menjadi alasan
bagi kami untuk menerbitkan buku ini sebagai media bagi
seluruh ummat islam yang membutuhkannya, baik dari
kalangan mahasiswa maupun jamaah masjid, untuk menjadi
acuan dalam beramal, karena dengan izin Allah, semua materi
yang dijabarkan dalam buku ini berdasarkan kepada dalil-dalil
shoheh, baik dari al-Qur’an maupun hadits nabi .
Buku ini adalah buku lanjutan Fiqh yang pertama yang
mengambil tema Fiqh Ibadah, sedangkan pada buku kali ini
yang diangkat adalah Fiqih Muamalah. Buku ini disusun
berdasarkan silabus perkuliahan mata kuliah Al Islam II
Universitas Riau.
Selain itu kami sampaikan juga bahwa, ilmu fiqih ini
adalah ilmu yang paling utama dan paling mulia. Karena dengan
ibadah yang benar kepada Allah maka pengabdian kita akan
diterima oleh-Nya.
Meski belum dapat dikatakan sempurna, buku ini sudah
penulis usahakan untuk menyertakan semua argumen dengan
dasar dalil-dalil yang jelas dari al-Qur’an dan al-Hadits.
Buku ini terdiri dari 10 bab, yaitu : Muamalah, Jual beli,
Riba, Munakahat, Putusnya perkawinan, Mahrom, Faraidh, Al
Washaya (Wasiat), Jinayah (Pidana), dan Hudud (Hukuman).
Kesemua materinya berangkat dari dalil yang jelas,
penulis dengan sengaja menulis lafazh lengkap setiap hadits
yang dijadikan rujukan pada catatan kaki, sehingga bila ada
2
Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu
atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :
As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama
Allah.
iv
koreksi tentang maksud dan makna hadits, maka kita dapat
dengan mudah merujuk lafazh aslinya. Bahkan kita juga mampu
menunjukkan keshohihan dalil dengan menyebutkan rijalul
hadits maupun matan dan rawinya.
Semoga saja buku ini bisa bermanfaat dan memberi
manfaat untuk penulis dan kita semua, amin ya rabbal alamain.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB I
MU’AMALAH
1. PENGERTIAN MU’AMALAH
Kata ‚muamalah‛ dalam etimologi bahasa Arab
diambil dari kata ( )العملyang merupakan kata umum untuk
semua perbuatan yang dikehendaki mukallaf. Kata
‚muamalah‛ dengan wazan ( ) ُم َفا َعلَةdari kata ( )عاملyang
bermakna bergaul ()ال َّتعَامُل.
Adapun dalam terminologi ahli fikih dan ulama
syariat, kata ‚muamalah‛ digunakan untuk sesuatu di luar
ibadah, sehingga ‚muamalah‛ membahas hak-hak makhluk
dan ‚ibadah‛ membahas hak-hak Allah. Namun, mereka
berselisih pendapat dalam apa saja yang masuk dalam
kategori muamalah tersebut dalam dua pendapat :
a. Muamalah adalah pertukaran harta dan yang
berhubungan dengannya, seperti al-bai’ (jual-beli), as-
salam, al-ijaarah (sewa-menyewa), syarikat
(perkongsian), ar-rahn (gadai), al-kafaalah, al-wakalah
(perwakilan), dan sejenisnya. Inilah Mazhab Malikiyah,
Syafi’iyah, dan Hambaliyah.
b. Muamalah mencakup semua hal yang berhubungan
dengan maslahat manusia dengan selainnya, seperti
perpindahan hak pemilikan dengan pembayaran atau
tidak (gratis) dan dengan transaksi pembebasan budak,
kemanfaatan, dan hubungan pasutri. Dengan demikian,
muamalah mencakup fikih pernikahan, peradilan,
amanah, dan warisan. Inilah mazhab al-Hanafiyah dan
pendapat asy-Syathibi dari mazhab al-Malikiyah.
Mu’amalah 1
Wismanto Abu Hasan
2. PEMBAGIAN MU’AMALAH
Menurut Ibn Abidin, fiqih muamalah dalam arti luas
dibagi menjadi lima bagian :
a. Muawadhah Maliyah (Hukum Perbendaan)
b. Munakahat (Hukum Perkawinan)
c. Muhasanat (Hukum Acara)
d. Amanat dan ‘Aryah (Hukum Pinjaman)
e. Tirkah (Hukum Peninggalan)
Dari pembagian diatas, yang merupakan disiplin ilmu
tersendiri adalah munakahat dan tirkah. Sedangkan
menurut Al-Fikri dalam kitab Al-Muamalah Al-Madiyah wa Al-
Adabiyah membagi Fiqh Muamalah menjadi dua bagian :
a. Al-Muamalah Al-Madiyah
Al-Muamalah Al-Madiyah adalah muamalah yang
mengakaji segi objeknya, yakni benda. Sebagian ulama
berpendapat bahwa Al-Muamalah Al-Madiyah bersifat
kebendaan, yakni benda yang halal, haram, dan syubhat
untuk dimiliki, diperjual belikan, atau diusahakan, benda
yang menimbulkan kemadharatan dan mendatangkan
kemaslahatan bagi manusia, dll. Semua aktivitas yang
berkaitan dengan benda, seperti al- bai’ (jual beli) tidak
hanya ditujukan untuk memperoleh keuntungan semata,
tetapi jauh lebih dari itu, yakni untuk memperoloh ridha
Allah . Jadi kita harus menuruti tata cara jual beli yang
telah ditentukan oleh syara’.
2 Mu’amalah
Wismanto Abu Hasan
b. Al-Muamalah Al-Adabiyah
Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah muamalah
ditinjau dari segi cara tukar-menukar benda, yang
sumbernya dari pancaindra manusia, sedangkan unsur-
unsur penegaknya adalah hak dan kewajiban, seperti
jujur, hasut, iri, dendam, dll. Al-Muamalah Al-Adabiyah
adalah aturan-aturan Allah yang ditinjau dari segi
subjeknya (pelakunya) yang berkisar pada keridhaan
kedua pihak yang melangsungkan akad, ijab kabul,
dusta, dll.
Pada prakteknya, Al-Muamalah Al-Madiyah dan Al-
Muamalah Al-Adabiyah tidak dapat dipisahkan.
Mu’amalah 3
Wismanto Abu Hasan
4 Mu’amalah
Wismanto Abu Hasan
b. Asas Mu’awanah
Asas mu’awanah mewajibkan seluruh muslim
untuk tolong menolong dan membuat kemitraan dengan
melakukan muamalah, yang dimaksud dengan kemitraan
adalah suatu startegi bisnis yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk
meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling
membutuhkan dan saling membesarkan.
c. Asas Musyarakah
Asas musyarakah menghendaki bahwa setiap
bentuk muamalah kerjasama antar pihak yang saling
menguntungkan bukan saja bagi pihak yang terlibat
melainkan bagi keseluruhan masyarakat, oleh karena itu
ada harta yang dalam muamalat diperlakukan sebagai
milik bersama dan sama sekali tidak dibenarkan dimiliki
perorangan.
d. Asas Manfaah (tabadulul manafi’)
Asas manfaah berarti bahwa segala bentuk
kegiatan muamalat harus memberikan keuntungan dan
manfaat bagi pihak yang terlibat, asas ini merupakan
kelanjutan dari prinsip atta’awun (tolong
menolong/gotong royong) atau mu’awanah (saling
percaya) sehingga asas ini bertujuan menciptakan
kerjasama antar individu atau pihak –pihak dalam
masyarakat dalam rangka saling memenuhi keperluannya
masing-masing dalam rangka kesejahteraan bersama.
Asas manfaah adalah kelanjutan dari prinsip
pemilikan dalam hukum Islam yang menyatakan bahwa
segala yang dilangit dan di bumi pada hakikatnya adalah
milik Allah , dengan demikian manusia bukanlah
pemilik yang berhak sepenuhnya atas harta yang ada di
bumi ini, melainkan hanya sebagai pemilik hak
memanfaatkannya.
Mu’amalah 5
Wismanto Abu Hasan
e. Asas Antarodhin
Asas antarodhin atau suka sama suka menyatakan
bahwa setiap bentuk muamalat antar individu atau antar
pihak harus berdasarkan kerelaan masing-masing,
Kerelaan disini dapat berarti kerelaan melakukan suatu
bentuk muamalat, maupun kerelaan dalam arti kerelaan
dalam menerima dan atau menyerahkan harta yag
dijadikan obyek perikatan dan bentuk muamalat lainnya.
f. Asas Adamul Gharar
Asas adamul gharar berarti bahwa pada setiap
bentuk muamalat tidak boleh ada gharar atau tipu daya
atau sesuatu yang menyebabkan salah satu pihak
merasa dirugikan oleh pihak lainnya sehingga
mengakibatkan hilangnya unsur kerelaan salah satu
pihak dalam melakukan suatu transaksi.
g. Kebebasan Membuat Akad
Kebebasan berakad/kontrak merupakan prinsip
hukum yang menyatakan bahwa setiap orang dapat
membuat akad jenis apapun tanpa terikat pada nama-
nama yang telah ditentukan dalam undang-undang
syariah dan memasukkan klausul apa saja dalam akad
yang dibuatnya itu sesuai dengan kepentingannya sejauh
tidak berakibat makan harta bersama dengan jalan batil.
h. Al Musawah
Asas ini memiliki makna kesetaraan atau
kesamaan, artinya bahwa setiap pihak pelaku muamalah
berkedudukan sama.
i. Ash shiddiq
Dalam Islam manusia diperintahkan untuk
menjunjung kejujuran dan kebenaran, jika dalam
bermuamalah kejujuran dan kebenaran tidak
dikedepankan, maka akan berpengaruh terhadap
keabsahan perjanjian. Perjanjan yang didalamnya
terdapat unsur kebohongan menjadi batal atau tidak sah.
6 Mu’amalah
Wismanto Abu Hasan
Mu’amalah 7
Wismanto Abu Hasan
8 Mu’amalah
Wismanto Abu Hasan
Mu’amalah 9
Wismanto Abu Hasan
e. Menghindari eksploitasi
Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk
membantu orang-orang yang membutuhkan,dimana
Rasulullah bersabda :‛sesama muslim adalah saudara,
tidak mendzalimi satu sama lainnya, barangsiapa
mmenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan
mencukupi kebutuhannya,dan barang siapa membantu
mengurangi beban sesame saudaranya, maka Allah akan
menghilangkan bebannya di hari kiamat nanti‛
Hadits tersebut memberikan tuntunan untuk tidak
mengeksploitasi sesama saudara muslim yang sedang
membutuhkan sesuatu, dengan cara menaikkan harga
atau syarat tambahan yang memberatkan. Kita tidak
boleh memanfaatkan keadaan orang lain demi
kepentingan kita sendiri.
f. Memberikan kelenturan dan toleransi
Toleransi merupakam karakteristik dari ajaran
islam yang ingin direalisasikan dalam setiap dimensi
kehidupan. Nilai toleransi ini bias dipraktekkan dalam
kehdiupan politik, ekonomi atau hubungan
kemasyarakatan lain. Khusus dalam transaksi finansial,
nilai bias diwujudkan dengan mempermudah transaksi
bisnis tanpa harus memberatkan pihak yang terkait.
Karena Allah akan memeberikan rahmat bagi yang
mempermudah transaksi jual beli.
Selain itu, kelenturan dan toleransi itu bisa
diberikan kepada debitur yang sedang mengalami
kesulitan finansial, karena bisnis yang dijalnkan sedang
megalami resesi. Melakukan re-scheduling piutang yang
telah jatuh tempo, disesuaikn dengan kemapanan
finansial yang diproyeksikan dismping itu, tetap
membuka peluang bagi para pembeli yag ingin
membatalkan transaksi jual beli, karena terdapat indikasi
ketidakbutuhannya terhadap obyek transaksi.
10 Mu’amalah
Wismanto Abu Hasan
Mu’amalah 11
BAB II
AL-BUYU’ (JUAL BELI)
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (Q.S.
An-Nisa’, 4 : 29)
اْلِيَا ِر َما ََلْ يَتَ َفَّرقَا ِ الْب يِّ ع
ْ ِان ب ََ
Artinya : "Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar
(hak memilih) selama mereka belum belum berpisah
atau memilih untuk menentukan." 1.
1
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
َ َال فَ َكا َن ابْ ُن ُع َمَر إِ َذا ابْت
اع بَْي ًعا َوُى َو َ َاْلَِيا ِر َما ََلْ يَتَ َفَّرقَا أ َْو يَْتَ َارا ق ِ ول الْب يِّ ع
ْ ِان ب ِ
َ َ ُ صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم يَ ُق
ِ َ ََِسعت رس
َ ول اللَّو َُ ُ ْ
ِ ِ
اس َو َعْبد اللَّو بْ ِن َع ْم ٍرو ِ ِ ِ ِ
ٍ َّيسى َوِِف الْبَاب َع ْن أَِِب بَ ْرَزةَ َو َحكي ِم بْ ِن حَزٍام َو َعْبد اللَّو بْ ِن َعب ِ
ع و َبأ ال
َ ق
َ ع ي ْب
ل ا و ل
َ ب جِ اع ٌد قَام لِي
ِ َق
َ ُ ُ َْ ُ َ َ َ
ض أ َْى ِل الْعِْل ِم ِم ْن ِ يح َوال َْع َمل َعلَى َى َذا ِعْن َد بَ ْع ِ يث حسن ِ ِ ِ
ُ ٌ صح َ ٌ َ َ ٌ يث ابْ ِن ُع َمَر َحد ُ يسى َحد َ ال أَبُو ع َ ََو ََسَُرَة َوأَِِب ُىَريْ َرَة ق
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ صلَّى اللوُ َعلَْيو َو َسل َم َو َغ ْْيى ْم َوُى َو قَ ْو ُل الشَّافع ِّي َوأ
َّ َّ ِ َصح
ال
َ ََْحَ َد َوإ ْس َح َق َوقَالُوا الْ ُف ْرقَةُ ب ْاْلَبْ َدان ََل بالْ َك ََلم َوقَ ْد ق َ َِّب ِّ ِاب الن َْأ
َن ابْ َن ُع َمَرَّ َص ُّح ِْل أ لُ َو
َ َّ ْ َ َ اْل
ْ ل
ُ و قْل ا
و ِ
م َل
َ ك
َ ل
ْ اِ
ب ة قر فْل ا ِ
ِن ع ي ا ق
ر ف ت ي َل
َ
َ َ ْ ُ ْ َ َ َّ َ ََ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ا م مَّ
ل سو ِ
و يل
َ ع و َّ
ل ال ى َّ
ل ص
َ ِّ ِ
َِّب الن ِ
ل و ق َن
َْ َ ْ َ ع م مِ ل
ْ ِ
ْعل ا لِ َى
ْ ُ بَ ْع
أ ض
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُب لَو َ ب الْبَ ْي َع َم َشى لَيج َ ي َعْنوُ أَنَّوُ َكا َن إذَا أ ََر َاد أَ ْن يُوج َ صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َوُى َو أ َْعلَ ُم ِبَْع ََن َما َرَوى َوُرِو َ َِّبِّ ُِى َو َرَوى َع ْن الن
ِ
َسلَم ِّيْ َوَى َك َذا ُرِو َي َع ْن أَِِب بَْرَزَة ْاْل
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Washil bin Abdul A'la telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail dari Yahya bin Sa'id dari
Nafi' dari Ibnu Umar ia berkata; Aku mendengar Rasulullah bersabda:
"Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar selama mereka belum belum
berpisah atau memilih untuk menentukan." Ia mengatakan; Ibnu Umar jika
membeli sesuatu, ia duduk lalu berdiri untuk melakukan transaksi jual beli.
Abu Isa berkata; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Barzah, Hakim bin
Hizam, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Amru, Samurah dan Abu Hurairah.
Abu Isa berkata; Hadits Ibnu Umar adalah hadits hasan shahih dan menjadi
pedoman amal menurut sebagian ulama dari kalangan sahabat Nabi dan
selain mereka, ini adalah pendapat Asy Syafi'i, Ahmad dan Ishaq serta mereka
mengatakan; Perpisahan adalah dengan badan bukan dengan ucapan. Namun
sebagian ulama berpendapat; Makna sabda Nabi : "Selama belum berpisah."
Yakni berpisah dengan ucapan. Namun pendapat pertama lebih shahih karena
Ibnu Umar adalah yang meriwayatkan dari Nabi dan ia lebih mengetahui
maksud dari apa yang ia riwayatkan. Dan diriwayatkan pula darinya bahwa ia
apabila hendak melakukan transaksi jual beli, maka ia berjalan untuk
melakukan transaksi itu, beginilah yang diriwayatkan dari Abu Barzah Al
Aslami. Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa
Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Sunan Tirmidzi No 1166
5
Fikih Ekonomi Keuangan Islam, hal. 92.
6
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ول اللَّ ِو يَأْتِ ِيِن
َ ت يَا َر ُسُ ْال قُل َ َك َع ْن َح ِكي ِم بْ ِن ِحَزٍام ق َ ف بْ ِن َم
َ اى َ وس ِ
ُ َُخبَ َرنَا أَبُو ب ْش ٍر َع ْن ي
ْ ال أ َ ََحدَّثَنَا ُى َشْي ٌم ق
س ِعْن َد َك ِ َ وق فَ َق
َ ال ََل تَب ْع َما لَْي ُّ س ِعْن ِدي َما أَبِ ُيعوُ ِمْنوُ ُثَّ أَبِ ُيعوُ ِم ْن
ِ الس ِ
َ الر ُج ُل يَ ْسأَلُِن الْبَ ْي َع لَْي
َّ
Artinya : telah menceritakan kepada kami Husyaim berkata; telah
mengabarkan kepada kami Abu Bisyr dari Yusuf bin Mahak dari Hakim bin
Hizam berkata; saya berkata; Wahai Rasulullah, ada seorang yang datang
kepadaku dan memintaku untuk menjual sesuatu yang bukan milikku, yang
saya jualkan, dan saya menjualnya dari pasar. Beliau bersabda: "Janganlah
kamu menjual barang yang bukan milikmu". Lihat dalam Ensiklopedi Hadits
Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Musnad Ahmad No 15021 dapat juga dilihat HR. Abu Dawud
3503, Tirmidzi 1232, An Nasaa’i VII/289, Ibnu Majah 2187, Ahmad III/402
dan 434; dishahihkan Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaly
7
Lihat Fiqh wa Fatawal Buyu’ hal. 24
8
Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa
Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Musnad Ahmad No
18554
9
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
َ َالزنَ ِاد َع ْن ْاْل َْعَرِج َع ْن أَِِب ُىَريْ َرَة ق
ال ِّ َخبَ َرِِن أَبُو
ْ ال أَ َال َحدَّثَنَا َُْي ََي َع ْن ُعبَ ْي ِد اللَّ ِو ق ٍ ِأَخب رنَا عب يد اللَّ ِو بن سع
َ َيد ق َ ُ ْ ُ ْ َُ َ َ ْ
صاةِ َو َع ْن بَْي ِع الْغََرِر ْل
ْ ا عِ ي ب ن ع
َ َ َْ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ م َّ
ل س و ِ ول اللَّ ِو صلَّى اللَّو علَي
و َ ُ نَ َهى َر ُس
Artinya : Telah mengabarkan kepada kami 'Ubaidullah bin Sa'id, ia berkata;
telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah, ia berkata; telah
mengabarkan kepadaku Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, ia
berkata; Rasulullah melarang dari menjual dengan cara hashah (jual beli,
dan jual beli gharar (tidak jelas). Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah,
kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab
Sunan Nasa'i No 4442
10
HR. Ibnu Majah nomor 2246, Ahmad IV/158, Hakim II/8, Baihaqi
V/320; dishahihkan Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaly
11
HR. Ibnu Hibban 567, Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir 10234, Abu
Nu’aim dalam Al Hilyah IV/189; dihasankan Syaikh Salim Al Hilaly
14
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ول اللَّ ِو يَأْتِ ِيِن َ َك عَ ْن َح ِكي ِم بْ ِن ِحَزٍام ق
َ ال يَا َر ُس َ اىَ ف بْ ِن َمَ وس ِ
ُ َُّد َحدَّثَنَا أَبُو َع َوانَةَ َع ْن أَِِب ب ْش ٍر َع ْن ي ٌ َحدَّثَنَا ُم َسد
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
س عنْ َد َك
َ ال ََل تَب ْع َما لَْي
َ السوق فَ َق
ُّ س عنْدي أَفَأَبْتَاعُوُ لَوُ م ْن ُ الر ُج ُل فَ ُِْي
َ يد م ِِّن الْبَ ْي َع لَْي َّ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan
kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyr dari Yusuf bin Mahik dari Hakim bin
Hizam ia berkata, "Wahai Rasulullah, seorang laki-laki datang kepadaku ingin
membeli sesuatu yang tidak aku miliki, apakah boleh aku membelikan
untuknya dari pasar? Beliau bersabda: "Janganlah engkau menjual apa yang
tidak engkau miliki!" Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9
imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Sunan Abu
Daud No 3040
19
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
اْلَلِ ِيل َع ْن َعْب ِد اللَّ ِو بْ ِن
ْ صالِ ٍح أَِِب
َ َخبَ َرِِن َع ْن ْ ال قَتَ َادةُ أَ ََخبَ َرنَا َحبَّا ُن بْ ُن ِى ََل ٍل َحدَّثَنَا ُش ْعبَةُ ق ُ َح َّدثَِِن إِ ْس َح
ْ اق أ
ِْ ِان بِ ال الْب يِّ ع ِ ِ ِ ِ ِ َ َث ق ِ ا ْْلا ِر
ْاْليَا ِر َما ََل َ َ َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم ق َ َِّبِّ ِيم بْ َن حَزٍام َرض َي اللَّوُ َعنْوُ َع ْن الن َ ت َحك ُ ال ََس ْع َ
ت بََرَكةُ بَْيعِ ِه َماْ
َِ ُ ي تَ َفَّرقَا فَِإ ْن ص َدقَا وب يَّ نَا بوِرَك ََلما ِِف ب يعِ ِهما وإِ ْن َك َذبا وَكتَما
ق م َ َ َ َ َ ْ َ َُ ُ َ َ َ َ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ishaq telah mengabarkan kepada
kami Habban bin Hilal telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata,
Qatadah mengabarkan kepadaku dari Shalih Abu Al Khalil dari 'Abdullah bin Al
Harits berkata, aku mendengar Hakim bin Hizam dari Nabi bersabda: "Dua
orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk
melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama keduanya belum
berpisah", Atau sabda Beliau: "hingga keduanya berpisah. Jika keduanya jujur
dan menampakkan cacat dagangannya maka keduanya diberkahi dalam jual
belinya dan bila menyembunyikan cacatnya dan berdusta maka akan
dimusnahkan keberkahan jual belinya". Lihat dalam Ensiklopedi Hadits
Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Shohih Bukhari No 1968
20
Sumber : Harta Haram Mu'amalat Kontemporer, Ust Erwandi Tarmizi
MA
21
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
َ ََعَرِج َع ْن أَِِب ُىَريَْرةَ ق
ال نَ َهى ِ ِّ حدَّثَنَا ُْم ِرز بن سلَمةَ الْع َدِِنُّ حدَّثَنَا عب ُد الْع ِزي ِز بن ُم َّم ٍد عن عب ي ِد اللَّ ِو عن أَِِب
ْ الزنَاد َع ْن ْاْل َْ ْ َُ ْ َ َ ُ ْ َ َْ َ َ َ َ ُْ ُ َ
ِاْلصاة ِ ِ ِ ُ رس
َ َْ صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َع ْن بَْي ِع الْغََرر َو َع ْن بَْي ِع
َ ول اللَّو َُ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhriz bin Salamah Al 'Adani
berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari
Ubaidullah dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah ia berkata,
25
HR. Abu Daud. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
Jual-beli melalui telepon untuk emas dan perak
diharamkan. jual-beli melalui telepon untuk barang
selain emas dan perak dibolehkan.
Pemilik barang yang menjual barangnya melalui
internet hukumnya boleh.
1. PENGERTIAN RIBA
Dalam kamus Lisaanul ‘Arab, kata riba diambil dari
kata رَ بَا. Jika seseorang berkata رَ بَا ال َّشيْئ َيرْ ب ْو رَ ب ًْوا َورَ بًاartinya
sesuatu itu bertambah dan tumbuh. Jika orang menyatakan
أَرْ بَي ْـتهartinya aku telah menambahnya dan menumbuh
kannya.
Dalam al-Qur-an disebutkan:
ِ َالص َدق
ات َّ َويُْرِِب
Artinya : “…Dan menyuburkan sedekah…‛ (Q.S. Al-
Ba-qarah, 2 : 276)
54 Riba
Wismanto Abu Hasan
2. HUKUM RIBA
Riba hukumnya haram baik dalam al-Qur-an, as-
Sunnah maupun ijma’.
Allah Ta’ala berfirman,
ِِ ِّ ين َآمنُوا اتَّ ُقوا اللَّوَ َوذَ ُروا َما بَِق َي ِم َن
َ الربَا إِ ْن ُكْنتُ ْم ُم ْؤمن
ي ِ َّ
َ يَا أَيُّ َها الذ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.‛ (Q.S.
Al-Baqarah, 2 : 278)
Riba 55
Wismanto Abu Hasan
56 Riba
Wismanto Abu Hasan
3. KLASIFIKASI RIBA
Secara garis besar, riba itu ada dua macam : Nasiah
dan Fadhl.
Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan
oleh orang yang meminjamkan. Contohnya pinjaman
dengan pengembalian uang yang disyaratkan harus
berlebih. Pinjam Rp. 1.000.000,- , kembalinya menjadi Rp.
1,200.000,- dst. Inilah yang biasa dilakukan oleh renten-
renten, perkoperasian dan bahkan perbankkan yang ribawi.
Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena
orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti
penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan
sebagainya. Misalnya, Pinjam padi satu Kg, tapi
pengembaliannya harus 1½ Kg. dst.
Dalam haditsnya Nabi bersabda :
ِ ضةُ بِالْ ِفض
َّة َوْزنًا بَِوْزٍن ِمثْ ًَل ِبِِثْ ٍل فَ َم ْن َز َاد َّ ب َوْزنًا بَِوْزٍن ِمثْ ًَل ِبِِثْ ٍل َوالْ ِف َّ ِالذ َىب ب
ِ الذ َى َّ
ُ
أ َْو ْازَد َاد فَ َق ْد أ َْرَب
Artinya : "Emas dengan emas, satu timbangan dengan
satu timbangan dan semisal dengan yang semisalnya,
perak dengan perak satu timbangan dengan satu
timbangan, semisalnya dengan semisalnya. Barang
siapa yang menambah atau meminta tambahan maka
ia telah melakukan riba."28
28
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ول
ُ ال َر ُس َ َال قَ َضيْ ٍل َع ْن أَبِ ِيو َع ْن ابْ ِن أَِِب نُ ْع ٍم َع ْن أَِِب ُىَريْ َرةَ ق ِ ِ أَخب رنَا و
َ ُال َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ف
َ ََعلَى ق
ْ اص ُل بْ ُن َعبْد ْاْل َ ََ ْ
ِِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
ضةُ بالْفضَّة َوْزنًا ب َوْزن مثْ ًَل ِبثْ ٍل فَ َم ْن َز َاد أ َْو ِ ِِ ِ ٍ ِ ِ
َّ ب بالذ َىب َوْزنًا ب َوْزن مثْ ًَل ِبثْ ٍل َوالْف َّ ِ َّ َّ ِ َّ َّ َ اللَّ ِو
ُ صلى اللوُ َعلَيْو َو َسل َم الذ َى
ْازَد َاد فَ َق ْد أ َْرَب
Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Washil bin Abdul A'la, ia berkata;
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail dari ayahnya dari
Ibnu Abu Nu'aim dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah bersabda: "Emas
dengan emas, satu timbangan dengan satu timbangan dan semisal dengan
yang semisalnya, perak dengan perak satu timbangan dengan satu timbangan,
semisalnya dengan semisalnya. Barang siapa yang menambah atau meminta
tambahan maka ia telah melakukan riba." Lihat dalam Ensiklopedi Hadits
Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Sunan Nasa'i No 4493
Riba 57
Wismanto Abu Hasan
58 Riba
Wismanto Abu Hasan
ب ِربًا إََِّل َىاءَ َوَىاءَ َوالْبُ ُّر بِالْبُ ِّر ِربًا إََِّل َىاءَ َوَىاءَ َوالت َّْمُر بِالت َّْم ِر ِربًا إََِّل َّ ِالذ َىب ب
ِ الذ َى
ُ
َّ
َِّ ِ ِ ِ ِ ِ
ََىاءَ َوَىاءَ َوالشَّع ُي بالشَّعي ربًا إَل َىاءَ َوَىاء
Artinya : "Jual beli emas dengan emas adalah riba'
kecuali begini-begini (maksudnya secara kontan),
beras dengan beras adalah riba' kecuali begini-begini
(maksudnya secara kontan), kurma dengan kurma
adalah riba' kecuali begini-begini (maksudnya secara
kontan), gandum dengan gandum adalah riba' kecuali
begini-begini (maksudnya secara kontan) ".31
30
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
الَ َضيْ ٍل َع ْن أَبِ ِيو َع ْن ابْ ِن أَِِب نُ ْع ٍم َع ْن أَِِب ُىَريْ َرةَ ق ِ ِ ب وو ٍ
َ َُعلَى قَ َاَل َحدَّثَنَا ابْ ُن ف
ْ اص ُل بْ ُن َعبْد ْاْل َ َ َْحدَّثَنَا أَبُو ُكَري
ِِ ِ ٍ ِ ِ
ضةُ بِالْفضَّة َوْزنًا بَِوْزن مثْ ًَل ِبثْ ٍل ِ ِِ ِ ٍ
َّ ب َوْزنًا بَِوْزن مثْ ًَل ِبثْ ٍل َوالْف َّ ِالذ َىب ب
ِ الذ َى ِ
َّ صلَّى اللَّوُ َعلَْيو و َسلَّم ِ ُ ال رس
ُ َ َ َ ول اللَّو ُ َ َ َق
استَ َز َاد فَ ُه َو ِربًا
ْ فَ َم ْن َز َاد أ َْو
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib dan Washil bin Abdul
A'la keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail dari
Ayahnya dari Ibnu Abu Nu'min dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah
bersabda: "Emas dengan emas harus sama dan sebanding, perak dengan
perak harus sama dan sebanding. Barangsiapa melebihkan atau menambah
maka dia telah melakukan praktek riba." Lihat dalam Ensiklopedi Hadits
Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Shohih Muslim No 2973
31
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ِ ِ ِي َعن مال ُّ َحدَّثَنَا َعلِي َحدَّثَنَا ُس ْفيَا ُن َكا َن َع ْمُرو بْ ُن ِدينَا ٍر ُُيَ ِّدثُوُ َع ْن
فٌ ص ْرَ ُال َم ْن عنْ َده َ َك بْ ِن أ َْو ٍس أَنَّوُ ق َ ْ ِّ الزْى ِر
الَ س فِ ِيو ِزيَ َادةٌ فَ َق
َ ي لَْي ُّ ال ُس ْفيَا ُن ُى َو الَّ ِذي َح ِفظْنَاهُ ِم ْن
ِّ الزْى ِر َ َال طَلْ َحةُ أَنَا َح َّّت ََِييءَ َخا ِزنُنَا ِم ْن الْغَابَِة قَ فَ َق
ِول اللَّ ِو صلَّى اللَّو علَيو ِ ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ
ك بْ ُن أ َْو ِس بْ ِن ا ْْلَ َدثَان ََس َع عُ َمَر بْ َن ا ْْلَطاب َرض َي اللوُ َعنْوُ ِيُْبُ َع ْن َر ُس ِ ِ
َْ ُ َ ُ َخبَ َرن َمالْأ
Riba 59
Wismanto Abu Hasan
60 Riba
Wismanto Abu Hasan
33
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
صلَّى ُّ ِال نَ َهى الن
َ َّب ٍ ََّّد َحدَّثَنَا أَبُو ُم َعا ِويَةَ َع ْن الشَّْيبَ ِانِّ َع ْن ِع ْك ِرَمةَ َع ْن ابْ ِن َعب
َ َاس َر ِض َي اللَّوُ َعْن ُه َما ق ٌ َحدَّثَنَا ُم َسد
اللَّوُ َعلَيْ ِو َو َسلَّ َم َع ْن ال ُْم َحاقَلَِة َوال ُْمَزابَنَ ِة
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan
kepada kami Abu Mu'awiyah dari Asy-Syaibaniy dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas
berkata; "Nabi melarang Al Muhaqalah (jual beli buah yang masih
ditangkai dengan gandum) dan Al Muzabanah (jual beli kurma yang masih
dipohon dengan kurma yang sudah dipetik). Lihat dalam Ensiklopedi Hadits
Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Shohih Bukhari No 2038
Riba 61
BAB IV
MUNAKAHAT
A. PENGERTIAN NIKAH
Menurut Bahasa,
ُ النِّ َكmenurut bahasa berarti ُ( الضَّمmenghimpun). Kata
ُـاح
62 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 63
Wismanto Abu Hasan
34
Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab ash-Shahiihah (no.
625).
35
HR. At-Tirmidzi (no. 2411) dan ia mengatakan: ‚Hadits hasan gharib,‛
al-Hakim (IV/357) dan ia mengatakan: ‚Sanadnya shahih‛ dan disetujui oleh
64 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 65
Wismanto Abu Hasan
66 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
39
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ُصلَّى ِ ُُ الُرس ُْ َاس ُِمُعَ ُْنُ َعائِ َش ُةَُقَال
ِ ونُع ُنُالْ َق ٍ ِ
َ ُولُاللَُّو ُ َ َُ َت ق ْ َ ُ يسىُبْ ُُنُ َمْي ُم َ آد ُُمُ َح َّدثـَنَاُع َ َُْحَ ُُدُبْ ُُنُ ْاْل َْزَى ُِرُ َح َّدثـَنَاْ َح َّدثـَنَاُأ
ِ ِ
ُِنُ ُم َكاثٌُرُب ُك ُْمُ ْاْل َُم َُمُ َوَم ُْنُ َكا َُنُذَا ِ
ُِّ نُ َوتَـَزَّو ُجواُفَإ ِ
ُِّ سُم ِ
ُ ِ َّتُفَ َم ُْنُ َُلُْيَـ ْع َم ُْلُب ُسن
َُ َّتُفَـلَْي ُ ِ احُم ُْنُ ُسنِ ُُ اللَُّوُُ َعلَْي ُِوُ َو َسل َُمُالنِّ َك
َّ
ُ الص ْوَُمُلَُوُُ ِو َج
ٌاء ِّ ِطَْوٍُلُفَـلْيَـنْ ِك ُْحُ َوَم ُْنُ َُلُْ ََِي ُْدُفَـ َعلَْي ُِوُب
َّ ُالصيَ ُِامُفَِإ َُّن
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Al Azhar berkata, telah
menceritakan kepada kami Adam berkata, telah menceritakan kepada kami
Isa bin Maimun dari Al Qasim dari 'Aisyah ia berkata, "Rasulullah
bersabda: "Menikah adalah sunnahku, barangsiapa tidak mengamalkan
sunnahku berarti bukan dari golonganku. Hendaklah kalian menikah, sungguh
dengan jumlah kalian aku akan berbanyak-banyakkan umat. Siapa memiliki
kemampuan harta hendaklah menikah, dan siapa yang tidak hendaknya
berpuasa, karena puasa itu merupakan tameng." Lihat dalam Ensiklopedi
Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan
telkom Indonesia kitab Sunan Ibnu Majah No 1836
40
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
Munakahat 67
Wismanto Abu Hasan
68 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 69
Wismanto Abu Hasan
42
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ِ ِ ُاْل ِ ٍ ِ ح َّدثـَناُوىبُبنُج ِري ٍرُح َّدثـَن
ُُع ْن
َ َس َودُالدِّيْل ِّي ْ ْ ُع ْنُأَِِب َ َُي َيُبْ ِنُيـَ ْع َمَر َْ ُع ْن َ َُي َيُبْ ِنُعُ َقْي ٍل
َْ ُع ْنَ ُع ْن َُواص ٍل َ ُمْي ُمون َ اُم ْهديُبْ ُن َ َ َ َ ُْ ُ َْ َ َ
ُول ِض فِبُ ن و قدَّ ُ
ص تـ يُو وم ص ن ُا م ك ُ ن و وم ص ييُو ِّ
ل ص ن ُ ام ك ُ ن و ل ص ُي ِ
ر و ُج اْل ِ
ب ُ ِ
ر و ث ُالد ل ِ َّ َ اُر ُس ِ َُ َأَِِب ُ َذ ٍّر ُق
ُ ُ َ ُ َ ََ َ ُ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ َ ول ُالل
َى أ ُ ب ى ذ ُ و َ َيل ُي َ ال ق
ٍ ِ ٍ ٍ ِ ِ َ أ َْم َواَلِِ ْمُفَـ َق
ُُص َدقَةٌ َُوبِ ُك ِّل َ ُص َدُقَةٌ َُوبِ ُك ِّلُتَ ْكبِ َرية
َ ُص َدقَةٌ َُوبِ ُك ِّلُتـَ ْهليلَة َ يحة َ ِص َّدقُو َنُإنَّوُُب ُك ِّلُتَ ْسب َ ُج َع َلُاللَّوُُلَ ُك ْم
َّ َُماُت َ سُقَ ْد َ الُأ ََولَْي
ِ َ ض ِع ُأَح ِد ُكم ُص َدقَةٌ ُقَالُواُياُرس ِ ٍ ِ
َ ول ُاللَّو ُأَيَأِِْت ُأ
َُح ُدنَا َُ َ َ ْ َ ْ ُُص َدقَةٌ َُوِِف ُب َ ُع ْن ُال ُْمْن َك ِر َ ُص َدقَةٌ َُونـَ ْه ٌي َ ُص َدقَةٌ َُوأ َْمٌر ُبِال َْم ْعُروف َ ََْتم َيدة
ُكُإِ َذا ِ َ َُعلَْي ِو ُ ِوْزٌرُأ َْو ُالْ ِوْزُر ُقَالُواُبـَلَىُق ِ ْ اُِف ِ ض َع َه ِ
َ الُفَ َك َذل َ سُ َكا َنُيَ ُكو ُن َ ُاِلََرامُأَلَْي َ الُأ ََرأَيْـتُ ْمُلَ ْو َُو َ َجٌر ُفَـ َق
ْ َش ْه َوتَوُُ َويَ ُكو ُنُلَوُُف َيهاُأ
َجُُر ْ ُُاِلَ َال ِلُيَ ُكو ُنُلَو
ْ ُاْل ْ اُِفِ ض َع َه َ َو
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Wahab bin Jarir telah menceritakan
kepada kami Mahdi bin Maimun dari Washil dari Yahya bin Uqail dari Yahya bin
Ya'mar dari Abul 'Aswad Ad Dili dari Abu Dzar berkata, ia berkata, "Dikatakan,
"Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan membawa pahala yang
banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa
sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta
mereka!. Nabi bersabda: "Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu
untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap
tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada
kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, dan
persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan isterinya) adalah
sedekah." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di
antara kami memenuhi syahwatnya ia akan mendapat pahala?" Rasulullah
menjawab: "Apa pendapat kalian jika ia menempatkannya kepada sesuatu
yang haram, apakah ia berdosa?" Para sahabat menjawab, "Tentu." Beliau
bersabda: "Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal,
maka ia akan mendapat pahala." Lihat dalam Ensiklopedi Hadits
Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Musnad Ahmad No 20508
70 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 71
Wismanto Abu Hasan
َ ُاُوتَُالعِب ِ ِ
ُك َ الُأَفَ َالُبكٌْرُتَُالعبُـ َه ُ ْالُبِكًْراُأ َْمُثـَيِّبًاُفَـ ُقل
َ َتُثـَيِّبًاُق َ َتُنـَ َع ْمُق
ُ ْتُقـُل
َ أَتَـَزَّو ْج
Artinya : (Rasulullah berkata kepadaku): "Apakah
engkau telah menikah?" Aku katakan; Iya. Beliau
bertanya: "Gadis atau janda?" Aku katakan; janda.
Beliau berkata: "Mengapa engkau tidak menikah
dengan seorang gadis, sehingga engkau dapat
bercanda dengannya dan dia bercanda
denganmu?"44
43
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
َ ُح َج ٍْري ِ ُِ ُعن ِ ٍ اُُم َّم ُد ُبن
ُُع ْن ُأَِِبَ ُع ْن ُطَ ُاو ٍس ُ ُى َشام ُبْ ِن ْ َ اُس ْفيَا ُن َ ُعبَّاد َُوابْ ُن ُأَِِب ُعُ َمَر َُواللَّ ْف ُظ َُلبْ ِن ُأَِِب ُعُ َمَر ُقَ َاَل
ُ َُح َّدثـَن َ ُ ْ َُ َوُح َّدثـَن َ
ُُامَُرأًَة ُ ُكل ُه َّن ُتَأِِْت ُبِغُ َالٍم ِال ُسلَيما ُن ُبن ُداود ُنَِب ُاللَّ ِو َُْلَطُوفَ َّن ُاللَّيـَلةَُعلَىُسبع ِ
ي
ْ َ َْ َ ْ َ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ ََْ ُ َُّصل
ق ُ ال قُ م َّ
ل سُو و يل ُع وَّ
ل ال ُى َ َّب ِّ ُِىَريْـَرَُة َع ْن ُالن
ِ اح َدةٌ ُِمن ُنِسائِِو ُإََِّل ُو ِ ْت ُوِ ِ َ ك ُقُ ْل ُإِ ْن ِ ال ُلَو ُص ِ ِ
ٌُاح َدة َ َ ْ َ ُشاءَ ُاللَّوُ ُفَـُلَ ْم ُيـَ ُق ْل َُونَس َي ُفَـلَ ْم ُتَأ ُ َاحبُوُ ُأ َْو ُال َْمل َ ُ َ ُسبِ ِيل ُاللَّو ُفَـ َق َ يـُ َقات ُل ُِِف
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ
ُوُح َّدثـَنَا
َ اجت ُو َ ُح َ ُد َرًكاُلَوُ ُِِف َ ث َُوَكا َن َْ ُْشاءَُاللَّوُُ َل
ْ ََُُين َ الُإ ْن َ َُعلَْيو َُو َسلَّ َم َُولَ ْو ُق
َ ُُصلَّىُاللَّو َ ولُاللَّو ُ ال َُر ُس
َ تُبش ِّقُغُ َالم ُفَـ َق ْ ََجاء
ِ َّ ِ َّ َّ ِ ِ ِ
َُُُن َوه
َْ ُصلىُالل ُوُُ َعلَْيو َُو َسل َمُمثْـلَوُُأ َْو َ َّبِّ ُِع ْنُالن
َ َُىَريْـَرة
ُ ُع ْنُأَِب َ َعَرِجْ ُاْل
ْ ُع ْن َ ُالزنَاد
ِّ ُع ْنُأَِب َ اُس ْفيَا ُن َ ابْ ُُنُأَِِبُعُ َمَر
ُ َُح َّدثـَن
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abbad dan Ibnu
Abu Umar dan ini adalah lafadz Ibnu Abu Umar, keduanya berkata; telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Hisyam bin Hujair dari Thawus dari Abu
Hurairah dari Nabi , beliau bersabda: "Nabi Allah Sulaiman bin Daud pernah
berkata, 'Sungguh aku akan menggilir tujuh puluh isteriku dalam satu malam,
yang nantinya masing-masing mereka akan melahirkan seorang anak laki-laki
yang akan berjuang di jalan Allah', lantas sahabatnya -atau Malaikat- memberi
saran, 'Ucapkanlah 'Insya Allah'.' Namun dia lupa mengucapkannya. Ternyata
tidak seorang pun dari isterinya yang melahirkan kecuali hanya seorang isteri
yang melahirkan seorang anak yang cacat." Lalu Rasulullah bersabda:
"Seandainya dia mengucapkan 'Insya Allah', tentu dia tidak akan melanggar
sumpahnya, dan apa yang dihajatkannya akan terkabul." Dan telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami
Sufyan dari Abu Az Zannad dari Al A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi seperti
hadits di atas." Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam,
Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Shohih Muslim No
3124
44
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
َُ َُعْب ِد ُاللَّ ِو ُق ِ ْ ال ُب ِن ُأَِِب ِ اُاْلَعمش ُعن
ُ ال ُِِل َُر ُس
ُول َ َال ق َ ُع ُْن ُ َجابِ ِر ُبْ ِن
َ ُاْلَ ْعد ْ ُس َ ْ َ ُ َ ْ ْ ََخبَـَرن ْ وُم َعا ِويَةَُأ َ ُحْنبَ ٍل
ُ ُُح َّدثـَنَاُأَب َ َْحَ ُد ُبْ ُن
ْ َح َّدثـَنَاُأ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َُ ُاُوتَُالعب
ك َ الُأَُفَ َالُبكٌْرُتَُالعبُـ َهَ َتُثـَيِّبًاُق
ُ الُبكًْراُأ َْمُثـَيِّبًاُفَـ ُق ْل
َ َتُنـَ َع ْمُق َ ُعلَْيو َُو َسلَّ َمُأَتـََزَّو ْج
ُ تُقـُ ْل َ ُُصلَّىُاللَّو
َ اللَّو
72 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 73
Wismanto Abu Hasan
74 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 75
Wismanto Abu Hasan
47
Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa
Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Shohih Bukhari No 1832
48
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
76 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 77
Wismanto Abu Hasan
49
Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa
Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Shohih Bukhari o 4678
78 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 79
Wismanto Abu Hasan
50
80 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 81
Wismanto Abu Hasan
82 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
51
Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i,
Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi.
Munakahat 83
Wismanto Abu Hasan
84 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 85
Wismanto Abu Hasan
86 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
52
Hadits Shahih Riwayat Muslim 3:82, Ahmad 5:1167-168 dan Nasa’i
dengan sanad yang Shahih)
Munakahat 87
Wismanto Abu Hasan
88 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
53
Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi No. 1093 dan
Darimi.
Munakahat 89
Wismanto Abu Hasan
Rasulullah bersabda:
ِ ُفَنِ َكاحها ُب،اطل ِ ِ ِ ِ ِ ِ أَُّيَا ُامرأَةٍ ُنَ َكح
ُ،اط ٌل َ َُ ُ ت ُبغَ ِْري ُإ ْذن َُوليِّـ َها ُفَن َك
ٌ َاح َها ُب ْ َ َْ
ِ ِ ِ ِ
ُ ُفَإن،ُاستَ َح َّل ُم ْن ُفَـ ْر ُج َها ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ُد َخ َل ُِبَا ُفَـلَ َها ُالْ َم ْهُر ُِبَا
َ ُفَإ ْن،اح َها ُبَاط ٌل ُ فَن َك
.ُِلُلَُوَّ ُِم ْنَُلَ َُو
َ ا ْشتَ َجُرْواُفَالس ْلََا ُن َُوِِل
Artinya : ‚Siapa saja wanita yang menikah
tanpa seizin walinya, maka nikahnya bathil
(tidak sah), pernikahannya bathil,
pernikahannya bathil. Jika seseorang
menggaulinya, maka wanita itu berhak
mendapatkan mahar dengan sebab
menghalalkan kemaluannya. Jika mereka
berselisih, maka sulthan (penguasa) adalah
wali bagi wanita yang tidak mempunyai
wali.‛54
3. Adanya Mahar.
ِ
ًُص ُدقَاِتِِ َّنَُنْلَُة
َ َِّساء
َ َوآتُواُالن
Artinya : Dan berikanlah mahar (maskawin)
kepada perempuan yang kamu nikahi
54
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2083), at-Tirmidzi
(no. 1102), Ibnu Majah (no. 1879), Ahmad (VI/47, 165), ad-Darimi (II/137),
Ibnul Jarud (no. 700), Ibnu Hibban no. 1248-al-Mawaarid), al-Hakim (II/168)
dan al-Baihaqi (VII/105) dan lainnya, dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha. Hadits
ini dishahihkan Syaikh al-Albani dalam kitabnya Irwaa-ul Ghaliil (no. 1840),
Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1524) dan Shahiih Sunan at-Tirmidzi (no. 880).
90 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
55
Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/77, 91), Ibnu Hibban (no.
1256 al-Mawaarid) dan al-Hakim (II/181). Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-
Albani رحمه اللّهdalam Irwaa-ul Ghaliil (VI/350).
56
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2117), Ibnu Hibban
(no. 1262 al-Mawaarid) dan ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath (I/221, no.
724), dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallaahu ‘anhu. Dishahihkan Syaikh al-Albani
ّ رحمهdalam Shahiihul Jaami’ (no. 3300).
للا
Munakahat 91
Wismanto Abu Hasan
4. Adanya Saksi-saksi.
Selanjutnya lakukan khutbah nikah terlebih
dahulu yang dinamakan Khutbatun Nikah atau
Khutbatul Hajat.
c. Walimah
Walimatul ‘urusy hukumnya wajib dan
diusahakan sesederhana mungkin dan dalam walimah
hendaknya diundang orang-orang miskin. Rasulullah
bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja
berarti makanan itu sejelek-jelek makanan.
Sabda Nabi .
ِ
ْ اُاْلَ ْغنِيَاءُ َُويـُْتـَرُكُالْ ُف َقَراءُ َُوَم ْنُتَـَرَكُالد
َُّع َوةَُفَـ َق ْد ْ َيم ِةُيُ ْد َعىُ ََل ِ
َ َشرُالََّ َعامُطَ َع ُامُالْ َول
ُعلَُْي ِو َُو َسلَّ َُم
َ ُُصلَّىُاللَّو
َ ُصىُاللَّوَ َُوَر ُسولَو َ َع
Artinya : "Seburuk-buruk jamuan adalah jamuan
walimah, yang diundang sebatas orang-orang
kaya, sementara orang-orang miskin tidak
diundang. Siapa yang tidak memenuhi
undangan maka sungguh ia telah bermaksiat
kepada Allah dan Rasul-Nya ."58
57
Berdasarkan hadits yang diriwauyatkan oleh al-Bukhari (no. 5087) dan
Muslim (no. 1425).
58
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ُول َشرُالََّ َعاِم
ُُ ُعْنوُُأَنَّوُُ َكا َنُيـَ ُق ِ
َ ُُىَريْـَرةَ َُرض َيُاللَّو
ُ ُع ْنُأَِِب
َ َعَرِج
ْ ُع ُْنُ ْاْل ٍ ُشه
َ اب
ِ
َ ُع ْنُابْ ِن َ ك ٌ ِاُمال
َ ََخبَـَرن ْ فُ أ َ وس
ِ
ُ ُاُعْب ُدُاللَّوُبْ ُنُي
َ ََح َّدثـَن
َّ ِ
ُعلَْيو َُو َُسل َُم َّ َّ َّ ِ ِ ِ
َ ُُصلىُاللو َ ُصىُاللوَ َُوَُر ُسولَو َ ُع
َ َّع َوةَُفَـ َق ْد
ْ اُاْلَ ْغنيَاءُ َُويـُْتـَرُكُالْ ُف َقَراءُ َُوَم ْنُتـََرَكُالد
ْ َيمةُيُ ْد َعىُ ََل
َ طَ َعامُُال َْول
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf Telah
mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Al A'raj dari Abu
Hurairah , bahwa ia berkata; "Seburuk-buruk jamuan adalah jamuan
walimah, yang diundang sebatas orang-orang kaya, sementara orang-orang
miskin tidak diundang. Siapa yang tidak memenuhi undangan maka sungguh
ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya ." Lihat dalam Ensiklopedi
Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan
telkom Indonesia kitab Shohih Bukhari No 4779
92 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
59
Hadist Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim 4:128 dan Ahmad
3:38 dari Abu Sa’id Al-Khudri.
Munakahat 93
Wismanto Abu Hasan
2. HAK SUAMI
a. Ketaatan istri kepada suami dalam melaksanakan
urusan rumah tangga termasuk di dalamnya
memelihara dan mendidik anak, selama suami
menjalankan ketentuan-ketentuan Allah yang
berhubungan dengan kehidupan suami istri.
4. KEWAJIBAN ISTRI
a. Hormat dan patuh pada suami dalam batas-batas yang
ditentukan oleh norma dan susila.
b. Mengatur dan mengurus rumah tangga, menjaga
keselamatan dan mewujudkan kesejahteraan
keluarga.
c. Memelihara dan mendidik anak sebagai amanah Allah
.
94 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
5. KEWAJIBAN SUAMI
a. Memelihara, memimpin dan membimbing keluarga
lahir dan batin, serta menjaga dan bertanggungjawab
atas keselamatan dan kesejahteraannya.
b. Memberi nafkah sesuai kemampuan serta
mengusahakan keperluan keluarga terutama sandang,
pangan dan papan.
c. Membantu tugas-tugas istri terutama dalam hal
memelihara dan mendidik anak-anak dengan penuh
rasa tanggung jawab.
d. Memberi kebebasn berfikir dan bertindak kepda istri
sesuai dengan ajaran agama, tidak mempersulit
apalagi membuat istri menderita lahir – batin yang
dapat mendorong istri berbuat salah.
e. Dapat mengatasi kedaan, mencari penyelesaian
secara bijaksana dan tidak berbuat sewenang-wenang.
Munakahat 95
Wismanto Abu Hasan
96 Munakahat
Wismanto Abu Hasan
Munakahat 97
BAB V
PUTUSNYA PERKAWINAN
A. TALAK
Sebagaimana telah kita pahami, bahwasanya Islam
sangat menginginkan terwujudnya keluarga muslim yang
harmonis dan penuh dengan kebahagiaan, dan kita juga
telah mengerti beberapa tindakan solusi yang telah
diajarkan Islam dalam rangka menyelesaikan perselisihan
yang terjadi di antara suami dan isteri.
Akan tetapi bisa jadi usaha untuk menyelesaikan
perselisihan tersebut tidak berhasil dikarenakan
persengketaan dan permusuhan antara keduanya sudah
terlampau panas. Dalam keadaan seperti ini seseorang
dituntut untuk menggunakan tindakan lain yang lebih kuat,
yaitu talak.
Orang yang memperhatikan hukum-hukum yang
berhubungan dengan talak, ia akan paham bahwa
sebenarnya Islam sangatlah menginginkan terjaganya
keutuhan rumah tangga dan keabadian jalinan kasih antara
suami isteri. Sebagai bukti akan hal itu, bahwa Islam tidak
menjadikan talak hanya satu kali, di mana tatkala
perceraian telah dilakukan, maka tidak ada lagi hubungan
antara suami isteri serta tidak boleh bagi keduanya untuk
menyambung kembali. Akan tetapi dalam syari’at
dibolehkannya talak, Islam telah menjadikannya lebih dari
satu kali. Allah berfirman:
ان ٍ ِ ٌ ان ۖ فَِإمس
ٍ وف أَو تَس ِريح بِِإحس ِ َالطَّ ََل ُق مَّرت
َ ْ ٌ ْ ْ اك ِبَْعُر َْ َ
Artinya : Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah
itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau
98 Putusnya Perkawinan
Wismanto Abu Hasan
Putusnya Perkawinan 99
Wismanto Abu Hasan
1. PEMBAGIAN TALAK60
PERTAMA : DARI SEGI BAHASA.
Dari segi bahasa talak dibagi menjadi dua, yaitu:
Sharih dan Kinayah (kiasan).
Sharih yaitu suatu kalimat yang langsung dapat
difahami tatkala diucapkan dan tidak mengandung
makna lain, seperti, Anti Thaaliq atau Muthallaqah
(engkau adalah wanita yang tertalak). Demikian juga
setiap pecahan kata dari lafazh ath-Thalaq.
Seorang suami yang mengatakan kalimat tersebut
kepada isterinya, maka jatuhlah talak atasnya meskipun
dalam keadaan bercanda atau tanpa niat. Sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah , bahwasanya Rasulullah bersabda:
َّ اح َوالطَّ ََل ُق َو
ُالر ْج َعة ِ ِ ث ِجد
ُ ُّى َّن جد َوَى ْزُُلُ َّن جد النِّ َك
ُ ٌ ثَََل
Artinya : "Ada tiga perkara baik dilakukan dengan
serius atau dengan main-main hukumnya tetap
berlaku; nikah, talak dan rujuk." 61
62
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
صلَّى َّ الزْى ِر ِ يد بن مسلِ ٍم حدَّثَنَا ْاْلَوز ِ ِ الر ْْح ِن بن إِب ر ِاىيم الد
ِّ َِي أ َْزَو ِاج الن
َ َِّب ُّ ي أ ُّ ْت ُ ال َسأَل َ َاع ُّي قَْ َ ْ ُ ُ ْ ُ ِّم ْشق ُّي َحدَّثَنَا ال َْول َ َ َْ ُ ْ َ َّ َحدَّثَنَا َعْب ُد
صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِوَ وِ َّول اللِ ت َعلَى رس
َُ خد ا مل نِ واْل
ْ ة ن اب َّ
َن أ ة شِ
ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َْ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ ت مْنوُ فَ َق
ل ائ ع ن ع ةورع ِنِر ب َخأ ال ِ اللَّو علَي ِو وسلَّم استَ عا َذ
ْ َ ْ َ ََ َْ ُ
ِ ِ
ِ اْلقي بِأ َْىل ِ ِ ِ
َْ صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم ُع ْذت بِ َعظي ٍم ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ
ك َ و ل ال ول
ُ سر ال
َ ق
َُ َ َ ْ ف
َ ك نم و ل الب ذ
ُ و َع ْ ََو َسلَّ َم فَ َدنَا مْن َها قَال
ُت أ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Ibrahim Ad
Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim
berkata, telah menceritakan kepada kami Al Auza'i ia berkata; aku bertanya Az
Zuhri, "Siapakah dari isteri-isteri Nabi yang berlindung dari beliau?" ia lalu
berkata, " Urwah telah mengabarkan kepadaku dari 'Aisyah, bahwa Puteri Al
Jaun ketika bertemu dengan Rasulullah dan beliau telah dekat dengannya,
ia berkata, "Aku berlindung kepada Allah darimu." Maka Rasulullah pun
bersabda: "Engkau telah berlindung dengan sesuatu yang besar, kembalilah
kepada keluargamu." Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9
imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Sunan
Ibnu Majah No 2040
63
Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa
Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Sunan Abu Daud No
1883
65
Shahih: [Irwaa-ul Ghaliil (no. 128)], Shahiih al-Bukhari (IX/351, no.
5253).
TALAK TIGA
Adapun jika seorang suami mentalak isterinya
dengan talak tiga dengan satu lafazh atau satu majelis,
maka dihukumi sebagai talak satu, sebagaimana yang
telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu ‘Abbas
, ia berkata, ‚Pada zaman Rasulullah , Abu Bakar dan
66
Sanadnya Shahih: [Irwaa-ul Ghaliil (VII/134)], ad-Daruquthni (IV/9, no.
24).
67
Shahiih Muslim (II/1099, no. 1472).
B. KHULU’
Gugatan cerai, dalam bahasa Arab disebut Al-Khulu
( ُ) ال ُخلع. Kata Al-Khulu ( ُالخ ْلع
ْ ُ ) dengan didhommahkan hurup
kha’nya dan disukunkan huruf Lam-nya, berasal dari kata
(شو ب ْ ) ُخ ْلعُ ْال. Maknanya melepas pakaian. Lalu digunakan
untuk istilah wanita yang meminta kepada suaminya untuk
melepas dirinya dari ikatan pernikahan yang dijelaskan
Allah sebagai pakaian. Allah berfirman.
اس َُلُ َّن ِ ِ
ٌ َاس لَ ُك ْم َوأَنْتُ ْم لب
ٌ َُى َّن لب
Artinya :“Mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun
adalah pakaian bagi mereka‛(Q.S. Al-Baqarah, 2 :187)
HUKUM AL-KHULU’
Al-Khulu disyariatkan dalam Islam berdasarkan firman
Allah .
ود اللَّ ِو ۖ فَِإ ْن ِ ِ ِ ِ
َ يما ُح ُدَ وى َّن َشيْئًا إََّل أَ ْن ََيَافَا أَََّل يُق
ُ َوََل َُي ُّل لَ ُك ْم أَ ْن تَأْ ُخ ُذوا ِمَّا آتَيْتُ ُم
ود اللَّ ِو فَ ََل ِ ِ ِ ِخ ْفتم أَََّل ي ِقيما ح ُد
ُ ك ُح ُد َ ْت بِِو ۖ تِل ْ يما افْ تَ َد
َ اح َعلَْيه َما فَ َود اللَّو فَ ََل ُجن َ ُ َ ُ ُْ
ِ َّ ِ َٰ ِ َّ
ك ُى ُم الظال ُمو َن َ ود اللو فَأُولَئ َ وىا ۖ َوَم ْن يَتَ َع َّد ُح ُد َ تَ ْعتَ ُد
Artinya : “Tidak halal bagi kamu mengambil kembali
sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka,
kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir
bahwa keduanya (suami-isteri) tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada
dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan
oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-
hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya.
Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah,
mereka itulah orang-orang yang zhalim’ (Q.S. Al-
Baqarah, 2 : 229)
68
Shahih Fiqhis Sunnah, 3/340
69
Taudhihul Ahkam Min Bulughul Maram, 5/468
70
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
َّ ِت الن
َِّب ْ َس أَتٍ ت بْ ِن قَْي ِ َِن امرأََة ثَاب ٍ َّاب الثَّ َق ِف ُّي َحدَّثَنَا َخالِ ٌد َع ْن ِع ْك ِرَمةَ َع ْن ابْ ِن َعب
َ ْ َّ اس أ
ِ َج ٍيل حدَّثَنَا َعْب ُد الْوَّى
َ
ِ
َ َ َحدَّثَنَا أ َْزَىُر بْ ُن
اإل ْس ََلِمِْ ب َعلَْي ِو ِِف ُخلُ ٍق َوََل ِدي ٍن َولَ ِك ِّّن أَ ْكرهُ الْ ُك ْفر ِِف ِ
ُ س َما أ َْعت ٍ ت بْ ُن قَ ْي ِ َ صلَّى اللَّو علَي ِو وسلَّم فَ َقالَت يا رس
ُ ِول اللَّو ثَاب َُ َ ْ
َ َ َ ََ َْ ُ َ
اْلَ ِدي َق َة
ْ صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم اقْ بَ ْل
َ
ِ َّول الل
و ُ س ر ال
َ ق م ع ن ت ل
َ اق وت ق يدِ ح
ُ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ََ َ ْ َ َ َُ َ َ َ ْ َ ُ
ِ
و يل
َ ع ين د
ِّر َت
أ م َّ
ل س و ِ
و ي ل
َ ع و َّ
ل ال ى َّ
ل ص
َ
ِ
و َّ
ل ال ول
ُ س
ُ َ َ َف
ر ال
َ ق
اس ِ ِ ِ
ٍ َّال أَبُو َعْبد اللَّو ََل يُتَابَ ُع فيو َع ْن ابْ ِن َعب ِ
َ ََوطَلِّ ْق َها تَطْلي َقةً ق
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Azhar bin Jamil Telah menceritakan
kepada kami Abdul Wahhab Ats Tsaqafi Telah menceritakan kepada kami
Khalid dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwasanya; Isteri Tsabit bin Qais datang
kepada Nabi dan berkata, "Wahai Rasulullah, tidaklah aku mencela Tsabit
bin Qais atas agama atau pun akhlaknya, akan tetapi aku khawatir kekufuran
dalam Islam." Maka Rasulullah bersabda: "Apakah kamu mau
mengembalikan kebun miliknya itu?" Ia menjawab, "Ya." Rasulullah
bersabda: "Terimalah kebun itu, dan ceraikanlah ia dengan talak satu." Abu
Abdullah berkata; Tidak ada hadis penguat dari Ibnu Abbas. Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Shohih Bukhari No 4867
71
Al-Mughni, 7/51
72
Majmu Al-Fatawa, 32/282
73
Fathul Bari, 9/315
74
Nailul Authar Min Ahadits Sayyid Al-Akhyar Syarh Muntaqa Al-Akhbar,
6/260
75
Taudhihul Ahkam Min Bulughul Maram, 5/468
76
Nailul Authar Min Ahadits Sayyid Al-Akhyar Syarh Muntaqa Al-Akhbar,
6/260
79
Taudhihul Ahkam Min Bulughul Maram, 5/469
4. Wajib
Terkadang Al-Khulu hukumnya menjadi wajib pada
sebagiaan keadaan. Misalnya terhadap orang yang tidak
pernah melakukan shalat, padahal telah diingatkan.
Demikian juga seandainya sang suami memiliki
keyakinan atau perbuatan yang dapat menyebabkan
keyakinan sang isteri keluar dari Islam dan
menjadikannya murtad. Sang wanita tidak mampu
membuktikannya di hadapan hakim peradilan untuk
dihukumi berpisah atau mampu membuktikannya,
namun hakim peradilan tidak menghukuminya murtad
dan tidak juga kewajiban bepisah, maka dalam keadaan
seperti itu, seorang wanita wajib untuk meminta dari
suaminya tersebut Al-Khulu walaupun harus
menyerahkan harta. Karena seorang muslimah tidak
patut menjadi isteri seorang yang memiliki keyakinan
dan perbuatan kufur.
80
HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dan dishahihkan
Syaikh Al-Albani dalam kitab Irwa’ul Ghalil, no. 2035
C. ILA’
Ila’ adalah sumpah suami bahwa ia tidak akan
mencapuri istrinya dalam masa lebih empat bulan atau
dengan tidak menyebut masanya. Ila’ merupakan tradisi
orang-orang jahiliyah Arab dengan maksud untuk menyakiti
istrinya dengan cara tidak menggauli dan membiarkan
istrinya menderita berkepanjangan tanpa ada kepastian
apakah dicerai atau tidak.
Setelah Islam datang, tradisi tersebut dihapus dengan
cara membatasi waktu Ila’ paling lama empat bulan.
Dengan demikian, apabila masa empat bulan itu sudah
lewat, suami harus memilih rujuk atau talak. Apabila yang
dipilih rujuk, suami harus membayar kafarat sumpah.
Namun, jika yang dipilih talak, akan jatuh talak sugra.
، فجعل اْلرام حَلَل،وحرم
ّ من نسائو. آىل رسول اهلل صلعم: قالت.ض.عن عائشة ر
( ورواتو ثقات،مذى
ّ الّت
ّ وجعل لليمني ك ّفارة(رواه
Artinya : Aisyah berkata, ‚Rasulullah telah
bersumpah Ila’ diantara istrinya dan mengharamkan
berkumpul dengan mereka. Lalu beliau menghalalkan
yang telah diharamkan dan membayar kafarat bagi
yang bersumpah.‛81
D. ZHIHAR
Zihar adalah ucapan suami kepada istrinya bahwa
istrinya menyerupai ibunya. Contohnya : ‚Engkau tampak
olehku seperti punggung ibuku.‛ Zihar pada zaman jahiliyah
merupakan cara untuk menceraikan istrinya.
Setelah Islam datang, Islam melarang perbuatan itu.
Apabila zihar terlanjur dilakukan oleh suami, ia wajib
membayar kafarat dan dilarang mencampuri istrinya
sebelum kafarat terbayar.
81
HR. Tirmidzi dan para rawinya dapat dipercaya
Artinya : orang-orang yang menzhihar isteri mereka,
kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang
mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya)
memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami
isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan
kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan
(budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan
berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka
siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi
Makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya
kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah
hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan
yang sangat pedih. (Q.S. Mujadalah, 58 : 3-4)
82
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
E. LI’AN
Apabila seorang suami menuduh isterinya berzina lalu
isterinya mendustakan hal itu, maka suami dijatuhi hukum
hadd, kecuali jika suami bisa mendatangkan bukti (saksi)
atau mereka saling me-li’an. Allah Ta’ala berfirman:
اتٍ والَّ ِذين ي رمو َن أ َْزواجهم وََل ي ُكن َُّلم ُشه َداء إََِّل أَن ُفسهم فَ َشهادةُ أَح ِد ِىم أَربع َشهاد
َ َ ُ َْ ْ َ َ َ ْ ُ ُ ُ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ ُ َْ َ َ
ني َويَ ْد َرأُ َعْن َهاِب ِ اْل ِامسةُ أ ََّن لَعنَت اللَّ ِو علَي ِو إِن َكا َن ِمن الْ َك
اذ ِ ِ َّ بِاللَّ ِو ۖ إِنَّو لَ ِمن
َ َ َْ َ ْ َ َْ ني َو
َ الصادق َ ُ
ِاْل ِامسةَ أ ََّن َغضب اللَّو ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ٍ
َ َ َ َْ ني َو َ اب أَن تَ ْش َه َد أ َْربَ َع َش َه َادات باللو ۖ إنَّوُ لَم َن الْ َكاذبَ الْ َع َذ
نيِ ِ ِ
َّ َعلَْي َها إِن َكا َن م َن
َ الصادق
Artinya :“Dan orang-orang yang menuduh isterinya
(berzina), padahal mereka tidak mempunyai saksi-
saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian
orang itu adalah empat kali bersumpah dengan Nama
Allah, sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang
benar. Dan (sumpah) yang kelima, bahwa laknat Allah
atasnya, jika ia termasuk orang-orang yang berdusta.
Isterinya itu dihindarkan dari hukuman oleh
اىَر ِم ْن ْامَرأَتِِو ُُثَّ َواقَ َع َها قَْب َل َّ اْلَ َك ُم بْ ُن أَبَا َن َع ْن ِع ْك ِرَمةَ أ
َ ََن َر ُج ًَل ظ ْ يل الطَّالََق ِاِنُّ َحدَّثَنَا ُس ْفيَا ُن َحدَّثَنَا ِ ِ ِ
َ َحدَّثَنَا إ ْس َح ُق بْ ُن إ ْْسَع
ِ ِ ِ َّ ِ َّ َّ َّ أ
الَ َاض َساق َها ِف الْ َق َمر ق َ َت بَي ُ ْال َرأَي
َ َت ق َ صنَ ْع َ ك َعلَى َما َ َال َما َْحَل َ َخبَ َرهُ فَ َق
ْ صلى اللوُ َعلَْيو َو َسل َم فَأ َّ َِن يُ َكفَِّر فَأَتَى الن
َ َِّب
ك َ َْ َ َ ُ َّ َ َْ َْ َف
نع ِّر
ف ك ت َّت ح ا ُل
زِ تاع
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Isma'il Ath Thalaqani,
telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Al
Hakam bin Aban dari Ikrimah bahwa seorang laki-laki telah menzhihar
isterinya kemudian ia menggaulinya sebelum membayar kafarat. Kemudian ia
datang kepada Nabi dan mengabarkan hal tersebut kepadanya. Lalu beliau
berkata: "Apa yang mendorongmu untuk melakukan apa yang telah engkau
perbuat?" Ia berkata; aku melihat putih betisnya dalam cahaya rembulan.
Beliau berkata: "Jauhi dia hingga engkau membayar kafarah." Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Sunan Abu Daud No 1897
2. Pengharaman selamanya
Berdasarkan perkataan Sahl bin Sa’d, ‚Telah
ditetapkan oleh as-Sunnah untuk dua orang yang saling
melaknat (li’an) agar keduanya dipisahkan dan keduanya
tidak boleh bersatu kembali selamanya.‛ 85
86
Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IX/456, no. 5311), Shahiih Muslim
(II/ 1130, no. 1493), Sunan Abi Dawud (VI/347, no. 2241, 40), Sunan an-Nasa-
i (VI/177).
87
Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IX/460, no. 5315), Shahiih Muslim
(II/ 1132, no. 1494), Sunan Abi Dawud (VI/348, no. 2242), Sunan at-Tirmidzi
(II/338, no. 1218), Sunan an-Nasa-i (VI/178), Sunan Ibni Majah (I/669, no.
2069).
F. MUT’AH
Pernikahan merupakan sunnatullah pada alam ini,
tidak ada yang keluar dari garisnya, manusia, hewan
maupun tumbuhan. Allah berfirman ‚Dan segala sesuatu
Kami ciptakan berpasang-pasangan, supaya kamu
mengingat akan kebesaran Allah‛ – (QS adz Dzariyat : 49)-.
Allah memilih sarana ini untuk berkembang-biaknya alam
dan berkesinambungannya ciptaan, setelah mempersiapkan
setiap pasangan tugas dan posisi masing-masing.
Allah menciptakan manusia seperti ciptaan yang
lainnya, tidak membiarkan nalurinya berbuat
sekehendaknya, atau membiarkan hubungan antara laki-laki
dan perempuan kacau tidak beraturan. Tetapi Allah
meletakkan rambu-rambu dan aturan sebagaimana telah
diterangkan oleh utusanNya, Muhammad .
Oleh karenanya, salah satu maqashid syari’ah (pokok
dasar syariah), yaitu menjaga keturunan. Islam
menganjurkan umat Islam untuk menikah dan
mengharamkan membujang. Islam melarang mendekati
zina dan menutup sarana-sarana yang menjurus kepada
88
Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IX/452, no. 5309), Shahiih Muslim
(II/ 1129, no. 1492), Sunan Abi Dawud (VI/339, no. 2235)
89
Jami’ Ahkamin Nisaa`, Mushthafa al Adawi, Darus Sunnah (3/137).
90
Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, Muassasah Risalah (5/108).
91
Jami’ Ahkamu Nisaa` (3/169-170), dan silahkan lihat juga definisinya
di dalam Subulus Salam, Ash Shan’ani, Darul Kutub Ilmiyah (3/243); al
Mughni, Ibnu Qudamah, Dar Alam Kutub (10/46).
92
Subulus Salam, ash Shan’ani, Darul Kutub Ilmiyah (3/243).
93
Fiqhus Sunnah, Sayid Sabiq (2/132).
94
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ني َد َخلْنَا ِ ِ ِ ِ
َ ْ ََ ََ َمَرناَ َر ُس ْو ُل اهلل صلى اهلل عليو وسلم بالْ ُمتْ َعة َع َام اْل َفتْ ِح ح
َ أ: ال َ ََو َعنْوُ ق
َم َّكةَ ُُثَّ ََلْ ََنُْر ْج َح ََّّت نَ َهاناَ َعْن َها
Artinya : Dari beliau, juga berkata : ‚Rasulullah
memerintahkan kami untuk mut’ah pada masa
penaklukan kota Mekkah, ketika kami memasuki
Mekkah. Belum kami keluar, beliau telah
mengharamkannya atas kami‛.95
97
Silahkan lihat pembahasan ini di dalam Jami’ Ahkamin Nisaa`, Mushthafa
al Adawi, Darus Sunnah (3/171-205).
98
Haditsnya diriwayatkan oleh Ibnu Manshur di dalam Sunan-nya
(1/217), akan tetapi haditsnya mursal.
99
Haditsnya diriwaytakan oleh Ibnu Hibban, no.1267. Di dalam
sanadnya terdapat rawi Mukmal bin Ismail dan Ikrimah bin Ammar. Keduanya
tidak lepas dari kritikan, Jami’ Ahkam Nisaa’ (3/193).
100
Hadistnya diriwayatkan oleh Ahmad (3/404), Thabrani (6532), al
Baihaqi di Sunan Kubra (7/204) dan yang lainnya. Riwayatnya Syaz (yaitu
penyelisihan hadits ini dengan riwayat yang lebih kuat). Lihat Irwa` Ghalil
(6/312).
101
HR Muslim, 9/161, (1407).
102
HR Muslim, 9/158, (1406).
103
Silahkan lihat Fathul Bari (9/168-169),
104
Di dalam riwayat Muslim disebutkan, bahwa terjadi perdebatan
antara Ali yang memandang haramnya mut’ah dengan Ibnu Abbas yang
awalnya membolehkan mut’ah. Kemudian Ali berkata kepadanya: ‚Engkau,
orang yang bingung. Bahwasanya Nabi telah melarang kita dari daging keledai
dan mut’ah pada perang Khaibar‛.
105
Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim (4/111).
106
Tafsir al Qur`anil ‘Azhim, Ibnu Katsir, Maktabah Ulum wal Hikam
(1/449).
107
Jami’ Ahkamil Qur`an, al Qurthubi, Dar Syi’ib (5/130-131).
108
Ibid. (5/131).
109
Silahkan lihat Zadul Ma’ad (3/460).
110
Jami’ Ahkamil Qur`an (5/87).
111
Mukhtashar Itsna Asy’ariah, Mahmud Syukri al Alusi, hlm. 228.
112
Ibid.
113
Jami’ Ahkamil Qur`an, al Qurthubi (5/130).
114
Syarh Ma’anil Atsar (3/27).
115
Fathul Bari, Ibnu Hajar (9/173).
116
Aunul Ma’bud, Khattabi, Darul Kutub Ilmiyah (6/59).
117
Silahkan lihat asy Syi’ah wal Mut’ah, Muhammad Malullah, Maktabah
Ibnu Taimiyah, hlm.19; Mukhtashar Itsna Asy’ariah, Mahmud Syukri al Alusi,
hlm. 227-228 dan Fiqih Sunnah, Sayid Sabiq (2/130-131).
118
Sebagian ulama menyebutkan nama sebagian sahabat yang
berpendapat bolehnya mut’ah, akan tetapi sengaja tidak kami sebutkan,
karena lemahnya riwayat dari mereka, atau rujuknya mereka tentang hal itu.
Silahkan lihat Fahul Bari (9/174).
119
Silahkan lihat Irwa` Ghalil (6/319) dan Jami` Ahkamin Nisaa` (3/195).
120
HR Mushannaf, Abdurrazzaq (14022)
121
HR Muslim (9/174), dan ucapan Ibnu Abbas di atas disebutkan oleh
al Baihaqi di dalam Sunan-nya (7/205).
122
Dikeluarkan oleh at Tirmidzi (1122) dan al Baihaqi (7/205). Dalam
sanadnya terdapat Musa bin ‘Ubaidah ar Rabzi, dan dia dha’if.
123
HRAbdur Razaq di Mushannaf-nya (14020) dengan sanad shahih.
Lihat Jami` Ahkamin Nisaa’ (3/199).
124
A’unul Ma’bud, Khattabi, Darul Kutub Ilmiyah (6/59).
125
Zadul Ma’ad (5/112).
126
Fathul Bari, Ibnu Hajar (9/173).
G. IDDAH
DEFINISI ‘IDDAH
Al-‘Iddah berasal dari kata al-‘adad dan al-ihsha
(bilangan) maksudnya bilangan hari yang dihitung oleh
isteri.
Sedangkan secara istilah bahwa ‘iddah ialah masa
seorang wanita menunggu untuk dibolehkannya nikah lagi,
setelah kematian suami atau cerai, baik dengan lahirnya
anak, dengan quru’ atau dengan bilangan beberapa bulan.
MACAM-MACAM ‘IDDAH
Seorang isteri yang ditinggal mati suaminya maka
‘iddahnya ialah selama empat bulan sepuluh hari, baik
suami telah mencampurinya ataupun belum, sebagaimana
firman Allah Ta’ala :
ص َن بِأَن ُف ِس ِه َّن أ َْربَ َعةَ أَ ْش ُه ٍر َو َع ْشًرا ِ ِ َّ
ً ين يُتَ َوفَّ ْو َن من ُك ْم َويَ َذ ُرو َن أ َْزَو
ْ َّاجا يَتَ َرب َ َوالذ
Artinya : Orang-orang yang meninggal dunia di
antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri
(hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya
(ber’iddah) empat bulan sepuluh hari.‛ (Q.S. Al-
Baqarah, 2 : 234)
Kecuali jika isteri yang telah dicampuri dalam keadaan
hamil, maka ‘iddahnya adalah sampai melahirkan anak.
Allah Ta’ala berfirman:
ض ْع َن ْحَْلَ ُه َّن
َ ََجلُ ُه َّن أَن ي ِ ْ ت ْاْل
َ َْحَال أ ُ ُوَل
َ َوأ
Artinya : “Dan wanita-wanita yang hamil, waktu
‘iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya.‛ (Q.S. Ath-Thalaaq, 65 : 4)
127
Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun IX/1427H/2006M
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8
Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296
128
Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IX/470, no. 5320), Shahiih
Muslim (II/1122, no. 1485).
129
Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1646)], Sunan Ibni Majah (I/
653, no. 2026).
130
Shahih lighairihi: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 252)], Sunan Abi
Dawud (I/463, no. 278).
131
Muttafaq ‘alaih: Shahiih al-Bukhari (IX/491, no. 5341), Shahiih
Muslim (II/1128, no. 938 (67)), dan yang semisalnya: Sunan Abi Dawud (VI/
411, no. 2285), Sunan an-Nasa-i (VI/203), Sunan Ibni Majah (I/674, no. 2087).
132
Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 202)], Sunan Abi Dawud
(VI/413, no. 2287), Sunan an-Nasa-i (VI/203) tanpa menyebutkan lafazh al-
Hulli.
H. RUJU’
Ruju’ memiliki beberapa syarat sahnya rujuk, di
antaranya :
1. Rujuk setelah talak satu dan dua saja, baik talak tersebut
langsung dari suami atau dari hakim.
2. Rujuk dari istri yang ditalak dalam keadaan pernah
digauli. Apabila istri yang ditalak tersebut sama sekali
belum pernah digauli, maka tidak ada rujuk. Demikian
menurut kesepakatan ulama.
3. Rujuk dilakukan selama masa ‘iddah. Apabila telah lewat
masa ‘iddah -menurut kesepakatan ulama fikih- tidak ada
rujuk.
Dalam rujuk, tidak disyaratkan keridhaan dari wanita.
Sedangkan bila masih dalam masa ‘iddah, maka anda lebih
berhak untuk diterima rujuknya, walaupun sang wanita
tidak menyukainya. Dan bila telah keluar (selesai) dari masa
‘iddah tetapi belum ada kata rujuk, maka sang wanita bebas
133
Shahih: [Irwaa-ul Ghaliil (no. 2134)], Shahih Muslim (II/1121, no.
1483), Sunan an-Nasa-i (II/209), Sunan Abi Dawud (VI/398, no. 2280) dengan
riwayat yang semisal, Sunan Ibni Majah (I/656, no. 2034).
ّ رحمهmengatakan:
Di dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar للا
‚Para ulama telah bersepakat, bahwa bila orang yang
merdeka menceraikan wanita yang merdeka setelah
berhubungan suami istri, baik dengan talak satu atau dua,
maka suami tersebut lebih berhak untuk rujuk kepadanya,
walaupun sang wanita tidak suka. Apabila tidak rujuk
sampai selesai masa iddahnya, maka sang wanita menjadi
orang asing (ajnabiyah), sehingga tidak halal baginya,
kecuali dengan nikah baru‛.
Cara untuk rujuk, ialah dengan menyampaikan rujuk
kepada istri yang ditalak, atau dengan perbuatan. Rujuk
dengan ucapan ini disahkan secara ijma’ oleh para ulama,
dan dilakukan dengan lafazh yang sharih (jelas dan
gamblang), misalnya dengan ucapan ‚saya rujuk kembali
kepadamu‛ atau dengan kinayah (sindiran), seperti
ucapan‚sekarang, engkau sudah seperti dulu‛. Kedua
Mahram 141
Wismanto Abu Hasan
142 Mahram
Wismanto Abu Hasan
Ali bin Abi Thalib, Daud bin Ali, Ibnu Hazm, dan Imam
Malik, menyaratkan dua syarat sehingga kelompok yang ke
empat itu ( Rabibah ) menjadi mahram.
Mahram 143
Wismanto Abu Hasan
144 Mahram
Wismanto Abu Hasan
2. Jumhur Ulama
Mazhab ini hanya menyaratkan adanya pernikahan
dan jimak. Dalilnya :
a. Kalimat Fi Hujrihi dalam ayat tersebut dalam bentuk
Kharaja Makhraj al ghalib (Pada umumnya).
Maksudnya, pada umumnya rabibah itu dipelihara
oleh suami ibu.
b. Demikian pula halnya dengan hadits ummu habibah,
dia datang dalam bentuk Kharaja makhraj al ghalib.
Terlebih lagi dalam lanjutan lafalnya, rasul bersabda :
‚Janganlah kalian menawarkan kepadaku anak anak
perempuan kalian “ beliau tidak membatasi dengan
‚ pemeliharaan ‚.
c. Mereka mengatakan bahwa atsar Ali tersebut lemah
karena sanadnya yang bernama Ibrahim bin Ubaid
yang dikomentari oleh qurthubi dengan tidak dikenal.
3. Bantahan
Menetapkan bahwa kalimat tersebut dalam bentuk
kharaja makhraj al ghalib ( pada umumnya ) adalah
penetapan yang tidak berdasar/ dalil dan bertentangan
dengan zahir ayat. Demikian pula dengan hadits ummu
habibah, sifatnya lebih khusus.
Mahram 145
Wismanto Abu Hasan
4. Catatan
a. Tiga kelompok yang pertama tersebut di haramkan
dengan terjadinya akad nikah. Adapun kelompok
terakhir (rabibah) disyaratkan dengan adanya akad
dan jima.
b. Ibu dan anak dari istri bapak (nenek bawaan ibu tiri
dan anak bawaan juga ibu dan anak ibu tiri) dari istri
anak (besan dan cucu tiri) bukanlah mahram. Karena
itu boleh bagi seorang laki laki menikahi anak
perempuan (bawaan) dari istri bapaknya maupun
istri anaknya (bawaan) menurut kesepakatan para
ulama. Adapun ibu dari ibu istri (mahram). Sedangkan
anak perempuan dari ibu istri (mertua) bukanlah
mahram, karena dia tidak termasuk ibu istri.
5. Kesimpulan
Anak anak perempuan dari istri bapak, anak anak
perempuan ibu mertua, dan anak anak perempuan
menantu ( cucu tiri ) bukanlah mahram.
146 Mahram
Wismanto Abu Hasan
Mahram 147
Wismanto Abu Hasan
148 Mahram
Wismanto Abu Hasan
LABANUL FAHL
Labanul Fahl tersusun dari kata laban ‚ susu ‚ dan Fahl ‚
jantan ‚, sedangkan yang dimaksud dalam istilah ini adalah
laki laki yang kepadanya di nasabkan sus dari seorang ibu
susuannya.
Adapun bentuk masalahnya, sebagai contoh adalah
seorang laki laki memiliki dua orang istri, kemudian salah satu
dari keduanya menyusui seorang anak laki laki, sedangkan
yang lain menyusui seorang anak perempuan.
Menurut jumhur ulama diantaranya, Ali, Ibnu Abbas,
‚Atha’, Thawus, Mujahid, Hasan, Sya’biy, Al Qasyim, ‚Urwah,
Malik, Ats-Tsauriy, Auza’iy, Asy-Syafi’i, Ishaq, Abu Ubaid, Abu
Tsaur, Ibnu Al Munzir dan Ashhaburra’yi : haram bagi seorang
laki laki tersebut menikahi seorang anak perempuan yang
dimaksud. Sedangkan menurut ulama yang menyelisihi
mereka, menyatakan kebolehannya. Dalil jumhur ulama
adalah.
“Dari aisyah, bahwa aflah-saudara laki laki Abu Al Qu’ais
datang minta izin kepadanya. Dia adalah paman Aisyah
karena penyusuan, setelah ayat hijab. Aisyah berkata, ‚
aku enggan mengizinkannya ‚, Tatkala Rasulullah saw
datang, aku beritakan kepada beliau dengan apa yang
telah aku lakukan, beliau memerintahkan supaya
mengizinkannya ( Bukhari dan muslim ).
Mahram 149
Wismanto Abu Hasan
150 Mahram
Wismanto Abu Hasan
Mahram 151
Wismanto Abu Hasan
SIFAT PENYUSUAN
Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum susuan
berlaku dengan cara sang bayi menetek langsung kepada ibu
susuan, atau sang ibu susuan memerah susunya kemudian
meminumkannya kepada sang anak, atau dengan cara
penghisapan melalui hidung, ditelan sedikit demi sedikit
meskipun telah di masak atau di campur dengan roti, ( Fathul
Bari, 9/148, Al Umm 5/38 ‚ Bada’i ‚ 4/9 )
Adapun ibnu hazm dan beberapa ulama berpendapat
bahwa untuk menetapkan adanya hubungan kemahraman
karena adanya susuan harus melalui penghisapan payudara
secara langsung karena cara inilah yang disebut penyusuan
menurut bahasa arab. Pendapat yang rajih adalah pendapat
yang pertama apalgi jika di hubungkan dengan penyusuan
orang dewasa. Wallahu a’lam ( lihat penyusuan orang dewasa ).
152 Mahram
Wismanto Abu Hasan
Mahram 153
Wismanto Abu Hasan
154 Mahram
Wismanto Abu Hasan
Mahram 155
Wismanto Abu Hasan
156 Mahram
BAB VII
FARAIDH
1. PENGERTIAN FARAIDH
Faraidh adalah bentuk jamak dari kata Faraiidhah,
yang terambil dari kata Fardh yang berarti Taqdir,
ketentuan. Allah berfirman :
ت
ٌ ُخ
ْ س لَوُ َولَ ٌد َولَوُ أ َ َك قُ ِل اللَّوُ يُ ْفتِي ُك ْم ِِف الْ َك ََللَِة إِ ِن ْامُرٌؤ َىل
َ ْك لَي َ َيَ ْستَ ْفتُون
Faraidh 157
Wismanto Abu Hasan
134
Lihat Fathul Baari 8/91, Shahih Muslim 3/1235, An-Nasa’i Fil Kubra
6/320
135
Hadits Riwayat Ahmad, 3/352, Abu Dawud 3/314, Tuhwatul Ahwadzi
6/267, dan Ibnu Majah 2/908,Al-Hakim 4/333,Al-Baihaqi 6/229. Dihasankan
oleh Al-Albani. Lihat Irwa 6/122
158 Faraidh
Wismanto Abu Hasan
Faraidh 159
Wismanto Abu Hasan
136
Lihat Fiqhul Islam Wa Adillatih 8/270.
137
Lihat kitab Al-Mualim Fil Fara’idh hal.119
138
Lihat Fatawa Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah wal Ifta 16/429
139
Lihat Fatawa Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah wal Ifta 16/466
140
Lihat keterangannya di dalam kitab Al-Muntaqa Min Fatawa, Dr Shalih
Fauzan 5/238
160 Faraidh
Wismanto Abu Hasan
141
Hadits Riwayat Bukhari 2/656, Muslim 2/866, Maksudnya, peralatan
dan perawatan jenazah diambilkan dari harta si mayit.
142
Lihat Fiqhul Islami wa Adillatihi 8/274. Tas-hil Fara’idh, 9. Dalilnya
ialah, karena perkara ini termasuk hutang yang harus diselesaikan oleh si
mayit sebagaimana disebutkan di dalam surat An-Nisa ayat 12, yaitu :
“Sesudah dibayar hutangnya”.
Faraidh 161
Wismanto Abu Hasan
162 Faraidh
Wismanto Abu Hasan
Faraidh 163
Wismanto Abu Hasan
164 Faraidh
Wismanto Abu Hasan
Faraidh 165
Wismanto Abu Hasan
166 Faraidh
Wismanto Abu Hasan
7. ASHABAH
Menurut bahasa kata ashabah adalah bentuk jama’
dari kata aashib seperti kata thalabah adalah bentuk jama’
dari kata thaalib. Kata ashabah yang berarti anak laki-laki
seseorang dan kerabatnya dari ayahnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan ashabah dalam
bahasan Faraidh ini adalah orang-orang yang mendapat
alokasi sia dari harta warisan setelah ashabul furudh,
maksudnya, jika harta warisan tersebut telah terbagi dengan
benar sesuai dengan tuntunan al qur’an dan sunnah dan
tidak meninggalkan sisa, maka ashabah tidak mendapat
bagian sedikitpun, kecuali jika ashabah itu anak laki-laki,
maka ia tidak terhalang.
Faraidh 167
Wismanto Abu Hasan
B. Hajib Hirman
Adalah seorang yang menjadi tidak berhak untuk
mendapatkan harta warisan karena sebab adanya orang
lain, misalnya terhalangnya saudara laki-laki untuk
mendapatkan warisan bila simayit meninggalkan anak
laki-laki, dan masalah ini juga tidak masuk padanya dari
168 Faraidh
Wismanto Abu Hasan
Faraidh 169
Wismanto Abu Hasan
Artinya : Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari
harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika
mereka tidak mempunyai anak. (Q.S. An Nisa’, 4 : 12)
Artinya : Jika seorang meninggal dunia, dan ia
tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara
perempuan, Maka bagi saudaranya yang
perempuan itu seperdua dari harta yang
ditinggalkannya, (Q.S. An-Nisa’, 4 : 176)
170 Faraidh
Wismanto Abu Hasan
Faraidh 171
Wismanto Abu Hasan
Artinya : Dan jika (simayit) laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan
tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai
seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau
seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka
bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu
seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara
seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka
bersekutu dalam yang sepertiga itu, (Q.S. An
Nisa’, 4 : 12)
172 Faraidh
Wismanto Abu Hasan
Faraidh 173
BAB VIII
AL-WASHAYA (WASIAT)
1. Pengertian wasiat
Wasiat berasal dari kata washai tusy syai a uushiihi
yangberarti aushaltuhu (saya menyambungkannya.
Jadi, orang yang berwasiat adalah orang yang
menyambung apa yang telah ditetapkan pada waktu
hidupnya sampai dengan sesuadah wafatnya.
Adapun menurut istilah syar’i ialah seseorang
memberi barang, atau piutang, atau sesuatu yang
bermanfaat, dengan catatan bahwa pemberian tersebut
akan menjadi hak milik sipenerima wasiat setelah
meninggalnya sipemberi wasiat.
Berbeda dengan hibah, Orang yang mendapatkan
hibah, dia langsung berhak memiliki pemberian tersebut
pada saat itu juga, sedangkan orang yang mendapatkan
wasiat, ia tidak akan bisa memiliki pemberian tersebut
sampai si pemberi wasiat meninggal dunia terlebih dahulu.
2. Hukum wasiat
Wasiat hukumnya wajib atas orang yang memiliki
harta yang harus diwasiatkan. Allah berfirman :
143
Ma'ruf ialah adil dan baik. wasiat itu tidak melebihi sepertiga dari
seluruh harta orang yang akan meninggal itu. ayat ini dinasakhkan dengan ayat
mewaris.
144
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو ِ َ َن رس ِ ِ ِ ِ ٌ َِخبَ َرنَا َمال ِ
َ ول اللَّو ُ َ َّ ك َع ْن نَاف ٍع َع ْن َعْبد اللَّو بْ ِن ُع َمَر َرض َي اللَّوُ َعْن ُه َما أ ْفأ َ وسُ َُحدَّثَنَا َعْب ُد اللَّو بْ ُن ي
ْي إََِّّل َوَو ِصيَّتُوُ َمكْتُوبَةٌ ِعْن َدهُ تَابَ َعوُ ُُمَ َّم ُد بْ ُن ُم ْسلِ ٍم َع ْن َع ْم ٍرو ِِ ِ ِ
ُ ِال َما َح ُّق ْام ِر ٍئ ُم ْسل ٍم لَوُ َش ْيءٌ يُوصي فيو يَب
ِ ْ َيت لَْي لَت َ ََو َسلَّ َم ق
صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ِّ َِع ْن ابْ ِن ُع َمَر َع ْن الن
َ َِّب
Artinya : Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan
kepada kami Malik dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar bahwa Rasulullah
bersabda: "Tidak ada haq seorang muslim yang mempunyai suatu barang yang
akan diwasiatkannya, ia bermalam selama dua malam kecuali wasiatnya itu
ditulis di sisinya". Hadits ini diikuti pula oleh Muhammad bin Muslim dari 'Amru
dari Ibnu 'Umar dari Nabi . Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah,
kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab
Shohih Bukhari no 2533
145
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ول اللَّ ِو
ُ ال َع َادِِن َر ُس َ َك ق ٍ ِالسلَ ِم ِّي َعن سع ِد ب ِن مال
َ ْ َْ ْ ُّ الر ْْحَ ِن َّ ب َع ْن أَِِب َعْب ِد َّ َحدَّثَنَا قُتَ ْيبَةُ َحدَّثَنَا َج ِر ٌير َع ْن َعطَ ِاء بْ ِن
ِ ِالسائ
ت لَِولَ ِد َكَ ال فَ َما تََرْكَ َت ِِبَ ِاِل ُكلِّ ِو ِِف َسبِ ِيل اللَّ ِو ق ُ ال بِ َك ْم قُ ْل َ َت نَ َع ْم ق ُ ت قُ ْل َ صْيَ ال أ َْو
َ يض فَ َق ِ
ٌ صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َوأَنَا َم ِر َ
َّ ال أَبُو َعْب ِد
الر ْْحَ ِن َوََْن ُن َ َث َكثِ ٌْي ق ُ ُث َوالثُّل ِ ُص بِالثُّل ِ ال أ َْو َ َصوُ َح ََّّت ق ِ
ُ ْت أُنَاقُ ص بِال ُْع ْش ِر فَ َما ِزل ِ ال أ َْو َ َت ُى ْم أَ ْغنِيَاءُ ِِبَ ٍْْي ق ُ قُ ْل
ٍ ال َوِِف الْبَاب َع ْن ابْ ِن َعَّب َ َث َكثِ ٌْي ق ُ ُصلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َوالثُّل ِ ِ ِ ِ ِ ِ ب أَ ْن ي ْن ُق ِ
ال أَبُو َ َاس ق َ ص م ْن الثُّلُث ل َق ْول َر ُسول اللَّو َ َ ُّ نَ ْسَتح
ِ
ث َكبِ ٌْي َوال َْع َم ُل َعلَى َى َذا عْن َد ٍ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ
ُ ُي َعْنوُ َوالثُّل َ يح َوقَ ْد ُرِو َي َعْنوُ م ْن َغ ْْي َو ْجو َوقَ ْد ُرِو ٌ صح َ يث َح َس ٌن ٌ يث َس ْعد َحد ُ يسى َحد َ ع
ال ُس ْفيَا ُن الث َّْوِر ُّي َكانُوا يَ ْستَ ِحبُّو َن َ َث ق ِ ُث ويستَ ِحبُّو َن أَ ْن ي ْن ُقص ِمن الثُّل
ْ َ َ
ِ ِ ِ َّ وصي
ْ َ َ ُالر ُج ُل بأَ ْكثََر م ْن الثُّل
ِ ِِ ِ
َ ُأ َْىل الْع ْلم ََّل يََرْو َن أَ ْن ي
ثُ ُوز لَوُ إََِّّل الثُّل ِ
ُ ُصى بِالثُّلُث فَلَ ْم يَْت ُرْك َشْيًئا َوََّل َُج
ِ
َ الربُ َع ُدو َن الثُّلُث َوَم ْن أ َْو
ُّ الربُِع َو
ُّ س ُدو َن ْ ِِف ال َْو ِصيَّ ِة
َ اْلُ ُم
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan
kepada kami Jarir dari 'Atha` bin As Sa`ib dari Abu Abdurrahman As Sulami
dari Sa'ad bin Malik berkata; "Rasulullah menjengukku, ketika aku sedang
sakit. Beliau bertanya: 'Apakah kamu telah berwasiat? ' Aku menjawab;
'Sudah.' Beliau bertanya lagi: 'Berapa? ' Aku menjawab; 'Dengan seluruh
hartaku di jalan Allah.' Beliau bertanya: 'Apa yang kau tinggalkan untuk
anakmu? ' Aku menjawab; 'Mereka orang yang kaya dengan kebaikan.'
(Rasulullah ) menambahkan: 'Berwasiatlah dengan sepersepuluh hartamu.'
Aku terus menguranginya hingga beliau bersabda: 'Berwasiatlah dengan
sepertiga, dan sepertiga itu sudah banyak'." Abu Abdurrahman berkata; "Kami
menyukai jika dikurangi lagi dari sepertiga karena sabda Rasulullah :
sepertiga itu jumlah yang banyak." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits
semakna diriwayatkan dari Ibnu Abbas." Abu 'Isa berkata; "Hadits Sa'ad
merupakan hadits hasan shahih. Telah diriwayatkan darinya melalui banyak
jalur juga diriwayatkan darinya; "Dan sepertiga itu besar". Hadits ini diamalkan
oleh para ulama, mereka tidak membolehkan seseorang untuk berwasiat lebih
dari sepertiga, tapi mereka lebih menyukai kurang dari sepertiga. Sufyan Ats
Tsauri berkata; 'Mereka menganjurkan berwasiat dengan seperlima kurang dari
seperempat. Seperempat kurang dari sepertiga. Barangsiapa yang berwasiat
dengan sepertiga sementara dia tidak menyisakan sesuatupun, maka dia
hanya boleh berwasiat dengan sepertiga harta." Lihat dalam Ensiklopedi
Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan
telkom Indonesia kitab Sunan Tirmidzi No 897
146
Fatawa Nur Ala Ad-Darb, Syaikh Ibnu Utsaimin, juz 2, hal 558
147
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
اْلَ َجُر إِ َّن اللَّوَ أ َْعطَى ُك َّل ِذي َح ٍّق َحقَّوُ َوََّل َو ِصيَّ َة ِ اش ولِْلع ِِ ِِ ِ
ْ اى ِر َ َ ِ َّعى إِ ََل َغ ِْْي أَبِيو أ َْو تَ َوََّل َغْي َر َم َواليو ال َْولَ ُد ل ْلفَر
َ لَ َع َن اللَّوُ َم ْن اد
ثٍ لِوا ِر
َ
Artinya : Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya
dari Amru bin Kharijah; "Allah melaknat orang yang menyandarkan dirinya
kepada selain bapaknya, atau (bagi seorang budak) kepada tuan yang bukan
tuannya. Anak itu untuk sang suami, sedangkan bagi seorang pezina adalah
batu (hukum rajam). Sesungguhnya Allah memberikan kepada setiap orang
apa yang menjadi haknya. Dan tidak ada wasiat bagi ahli waris." Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Musnad Ahmad No 17004
148
Shohih : Irwa-ul Ghalil No : 1647, Daruqutni IV : 154 no 16 dan
Baihaqi VI : 287
149
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
{ ال إِنَّ ُك ْم تَ ْقَرءُو َن َى ِذهِ ْاْليََة َ َث َع ْن َعلِ ٍّي أَنَّوُ ق ِ اْلا ِر ِ
َْ َخبَ َرنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن أَِِب إ ْس َح َق َع ْن ُ َحدَّثَنَا بُْن َد ٌار َحدَّثَنَا يَِز
ْ يد بْ ُن َى ُارو َن أ
ِ ِ
ضى بِالدَّيْ ِن قَْب َل ال َْوصيَّة َوإِ َّن أ َْعيَا َن بَِِن ْاْلُ ِّم ِ ِ ِ
َ وصو َن ِبَا أ َْو َديْ ٍن } َوإِ َّن َر ُس ٍِ ِ ِ
َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم ق َ ول اللَّو ُ ُم ْن بَ ْعد َوصيَّة ت
َخبَ َرنَا َزَك ِريَّا بْ ُن ُ َخ ِيو ِْلَبِ ِيو َحدَّثَنَا بُْن َد ٌار َحدَّثَنَا يَِز
ْ يد بْ ُن َى ُارو َن أ
ِ ث أَخاه ِْلَبِ ِيو وأ ُِّم ِو دو َن أ
ُ َ ُ َ ُ الر ُج ُل يَِر
َّ ت ِ ي تَ وارثُو َن دو َن ب ِِن الْع ََّّل
َ َ ُ ََ َ
صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ِبِِثْلِ ِو الن ن ع ي ِث عن عل ِ اْلا ِر
َ ِّ ْ َ ٍّ َ ْ َ َْ ْ َ َ َ أَِِب َزائ َد َة َع ْن أَِِب إِ ْس
ِ
َِّب ن ع ق ح ِ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Bundar; telah menceritakan kepada
kami Yazid bin Harun; telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Abu Ishaq
dari Al Harits dari 'Ali bahwasanya dia berkata; Sesungguhnya kalian telah
sering membaca ayat ini, "MIM BA'DI WASHIYYATIN TUUSHUUNA BIHAA AUW
DA`IN." setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dbayar)
utangnya) (QS. An Nisaa`: 12) Dan sesungguhnya Rasulullah lebih dahulu
mengedepankan pembayaran hutang sebelum wasiat. Sesungguhnya saudara-
saudara kandung saling mewarisi lain halnya dengan saudara-saudara yang
tidak sekandung. Seorang laki-laki mewarisi saudaranya sebapak dan
seibuknya, namun saudaranya sebapak tidak demikian. Telah menceritakan
kepada kami Bundar; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun; telah
mengabarkan kepada kami Zakariya bin Abu Zaidah dari Abu Ishaq dari Al
Harits dari 'Ali dari Nabi sepertinya. Lihat dalam Ensiklopedi Hadits
Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Sunan Tirmidzi No 2020
150
Telah berlalu haditsnya
ِ ِ ِ ِ
َ ِت إِن تَ َرَك َخ ْْياً الْ َوصيَّةُ ل ْل َوال َديْ ِن َواْلقْ َرب
ْي ُ َح َد ُك ُم الْ َم ْو
َ ضَر أَ ب َعلَْي ُك ْم إِ َذا َح َ ُكت
ِ ِ
َ بِالْ َم ْعُروف َح ّقاً َعلَى الْ ُمتَّق
ْي
Artinya :“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di
antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia
meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-
bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf , (ini
adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.”
(Q.S. Al-Baqarah, 2: 180)
151
Sumber:http://alifta.org/fatawa/fatawaDetails.aspx?View=Pag
e&PageID=3719&PageNo=1&BookID=5
152
Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/13149
153
Taisir Karimir Rahmah hal. 85, Mu’assasah Risalah, cet. I, 1420 H,
syamilah
154
Syarh An-Nawawi lishahihi Muslim 11/75, Dar Ihya At-Turats, Beirut,
cet. II, 1392 H, Syamilah
A. DEFENISI JINAYAT
Secara bahasa kata Jinaayaat adalah bentuk jamak
dari kata jinaayah yang berasal dari jinaa dzanba yajnihi
jinaayatan yang berarti melakukan dosa. Sekalipun isim
mashdar “kata dasar” kata jinaayah dijamakkan karena ia
mencakup banyak jenis perbuatan dosa. Kadang-kadang ia
mengenai jiwa dan anggota badan, baik disengaja ataupun
tidak.
Menurut istilah syar’i kata jinayah berarti menganiaya
badan sehingga pelakunya wajib dijatuhi hukuman qishash
atau membayar diyat.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu155; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan
155
Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan
membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri
sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
156
Yakni: membunuh orang bukan karena qishaash.
157
Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai
manusia seluruhnya. Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu
adalah sebagai membunuh manusia seluruhnya, karena orang seorang itu
adalah anggota masyarakat dan karena membunuh seseorang berarti juga
membunuh keturunannya.
158
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
160
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
يم َع ْن َعْب ِد ال َْع ِزي ِز بْ ِن ُرفَْي ٍع َع ْن ُعبَ ْي ِد بْ ِن ُع َم ٍْْي َع ْن ِ ِ
ُ ال َح َّدثَِِن إبَْراى َ َال َح َّدثَِِن أَِ ي ق َ َص بْ ِن َعْب ِد اللَّ ِو قِ َْحَ ُد بْ ُن َح ْف
ْ َخبَ َرنَا أْأ
ٍ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ص ٌنَ صال َزان ُُْم َ ال ََّل ََي ُّل قَْت ُل ُم ْسل ٍم إََِّّل ِف إِ ْح َدى ثَََلث خ َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم أَنَّوُ ق
َ ْي َع ْن َر ُسول اللَّو َ َعائ َشةَ أ ُِّم ال ُْم ْؤمن
ِ
ب أ َْو يُْن َفى م ْن َّ َّ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ صل َ ُب اللوَ َعَّز َو َج َّل َوَر ُسولَوُ فَيُ ْقتَ ُل أ َْو يُ فَيُ ْر َج ُم َوَر ُج ٌل يَ ْقتُ ُل ُم ْسل ًما ُمتَ َع ِّم ًدا َوَر ُج ٌل َيَُْر ُج م ْن ْاْل ْس ََلم فَيُ َحار
ضِ ْاْل َْر
Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Hafsh bin Abdullah telah
menceritakan kepadaku ayahku telah menceritakan kepadaku Ibrahim dari
Abdul Aziz bin Rufai' dari 'Ubaid bin 'Umair dari 'Aisyah, Ummul mukminin dari
Rasulullah bahwa beliau bersabda: "Tidak halal membunuh seorang muslim
kecuali dengan tiga sifat; seorang pezina yang telah menikah, maka dia
dirajam, seseorang yang membunuh orang muslim secara sengaja dan
seseorang yang keluar dari Islam lalu memerangi Allah dan RasulNya, maka
dia dibunuh, atau disalib, atau disingkirkan dari negeri." Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Sunan Nasa'i No 4662
161
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ش َع ْن َش ِق ٍيق َع ْن َعْب ِد اللَّ ِو
ُ َع َم
ْ يع َحدَّثََنا ْاْل ِ ٍ ِ ِ ِ
ٌ َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َعْبد اللَّو بْ ِن ُنٍَُْْي َو َعل ُّ بْ ُن ُُمَ َّمد َوُُمَ َّم ُد بْ ُن بَشَّا ٍر قَالُوا َحدَّثَنَا َوك
ِّم ِاء ِ ِ
َ َّاس يَ ْوَم الْقيَ َامة ِف الد
ِ ْي الن َ ْ َضى ب
ِ
َ صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم أ ََّو ُل َما يُ ْق
ِ ُ ال رس
َ ول اللَّو ُ َ َ َال ق َ َق
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin
Numair dan Ali bin Muhammad dan Muhammad bin Basyar, semuanya berkata;
telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami
Al'A'masy dari Syaqiq dari Abdullah, Ia berkata; Rasulullah bersabda:
"Perkara yang pertama kali diadili pada manusia di hari Kiamat kelak adalah
masalah pembunuhan." Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9
imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Sunan
Ibnu Majah No 2605
162
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ِ ِ ْ اب حدَّثَنَا خالِ ُد بن ِ ِ ِ
ِّث َع ْن أَِ ي ُىَريَْرَة
ُ ت ذَ ْك َوا َن ََُيدُ اْلَا ِرث َحدَّثَنَا ُش ْعبَةُ َع ْن ُسلَْي َما َن قَا َل َُس ْع ُْ َ َ َحدَّثَنَا َعْب ُد اللَّو بْ ُن َعْبد ال َْوَّى
َّم يَتَ َردَّى فِ ِيو َخالِ ًدا ِ ِ ِ
َ ال َم ْن تََردَّى م ْن َجبَ ٍل فَ َقتَ َل نَ ْف َسوُ فَ ُه َو ف نَار َج َهن َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ق ِ
ِّ َِري َ اللَّوُ َعْنوُ َع ْن الن
َ َِّب
ِ ِ ُمَُلَّدا فِيها أَبدا ومن ََت َّسى ُُسِّا فَ َقتل نَ ْفسو فَس ُّمو ِف ي ِدهِ ي تح َّساه ِف نَا ِر جهن
َُّم َخال ًدا ُمَُلَّ ًدا ف َيها أَبَ ًدا َوَم ْن قَتَ َل نَ ْف َسو
َ ََ ُ َ ََ َ ُ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ًَ َ ً
َّم َخالِ ًدا ُمَُلَّ ًدا فِ َيها أَبَ ًدا
ن ه ج
َ ََ َ
ِ
ر ا ن ف ِ ِ
و ِ
ن ْ َ َ ََ ِِبَ ِد َيدةٍ فَ َح ِد َيدتُوُ ِف يَ ِد
ط ب ف ِ ا ِ
ِب ُ
أ َي ِ
ه
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdul Wahhab telah
menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits telah menceritakan kepada
kami Syu'bah dari Sulaiman dia berkata; saya mendengar Dzakwan
menceritakan dari Abu Hurairah dari Nabi beliau bersabda: "Barangsiapa
menjatuhkan diri dari gunung, hingga membunuh jiwanya (bunuh diri), maka
ia akan jatuh ke neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-
lamanya. Barangsiapa menegak racun, hingga meninggal dunia, maka racun
tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan menegaknya di neraka
jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Dan barang siapa
bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan) besi, maka besi itu akan ada di
tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka
jahannam, ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya." Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Shohih Bukhari No 5333
163
Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' seperti qishash membunuh
orang murtad, rajam dan sebagainya.
164
Maksudnya: kekuasaan di sini ialah hal ahli waris yang terbunuh atau
Penguasa untuk menuntut kisas atau menerima diat. qishaash ialah
mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak dilakukan, bila yang
membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu dengan
membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat diminta dengan baik,
umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh
hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-
nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-
hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si
pembunuh setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil
qishaash dan di akhirat Dia mendapat siksa yang pedih. diat ialah pembayaran
sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau
anggota badan.
165
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ت ِ َ َال ح َّدثََنا ُشعبةُ عن واقِ ِد ب ِن ُُم َّم ٍد ق ِ ْ ال حدَّثَنَا أَبو رو ٍح ُّ َحدَّثَنَا َعْب ُد اللَّ ِو بْ ُن ُُمَ َّم ٍد ال ُْم ْسنَ ِد
ُ ال َُس ْع َ ْ َ ْ َ َْ َ َ َاْلََرم ُّ بْ ُن ُع َم َارَة ق َْ ُ َ َ َي ق
َّ َّاس َح ََّّت يَ ْش َه ُدوا أَ ْن ََّل إِلَوَ إََِّّل اللَّوُ َوأ ِ ِ ِ
َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم ق ِ
َن َ ت أَ ْن أُقَات َل الن ُ ال أُم ْر َ ول اللَّو َ َن َر ُس َّ ِّث َع ْن ابْ ِن ُع َمَر أ ُ أَِ ي َُيَد
ِ ِ
اْل ْس ََلم َوح َسابُ ُه ْم َعلَى ِ َِّ ِ ِ
ِْ ص ُموا م ِِّن د َماءَ ُى ْم َوأ َْموا ََلُ ْم إَّل َِب ِّق ِ ِ َّ الص ََلةَ َويُ ْؤتُوا ِ ِ َّ
َ َ ك َع َ الزَكاةَ فَإ َذا فَ َعلُوا ذَل َّ يموا ُ ول اللو َويُق ُ ُُمَ َّم ًدا َر ُس
اللَّ ِو
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al
Musnadi dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Rauh Al Harami
bin Umarah berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Waqid bin
Muhammad berkata; aku mendengar bapakku menceritakan dari Ibnu Umar,
bahwa Rasulullah telah bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi
manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah
memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan
perhitungan mereka ada pada Allah" Lihat dalam Ensiklopedi Hadits
Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Shohih Bukhari no 24
166
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ٍ يد َعن أَِ ي أُمامةَ بْ ِن س ْه ِل بْ ِن حنَ ْي ٍِ ٍ
ف َ َن ُعثْ َما َن بْ َن َعفَّا َن أَ ْشَر َّ ف أ ُ َ ََ ْ اد بْ ُن َزيْد َع ْن ََْي َي بْ ِن َسع ُ ََّْحَ ُد بْ ُن َعْب َد َة أَنْبَأَنَا َْح
ْ َحدَّثَنَا أ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َعلَْي ِه ْم فَ َسم َع ُه ْم َوُى ْم يَ ْذ ُكُرو َن الْ َقْت َل فَ َق
صلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َمَ ول اللَّو َ ت َر ُس ُ اع ُد ِون بالْ َقْت ِل فَل َم يَ ْقتُلُ ِون َوقَ ْد َُس ْعَ َّه ْم لَيَتَ َو
ُ ال إن
س أ َْو َر ُج ٌل ْارتَ َّدٍ ص ٌن فَ ُرِج َم أ َْو َر ُج ٌل قَتَل نَ ْف ًسا بِغَ ِْْي نَ ْف ٍ ِ ٍ
َ ول ََّل ََي ُّل َدمُ ْام ِرئ ُم ْسل ٍم إََِّّل ِف إِ ْح َدى ثَََلث َر ُج ٌل َز ََن َوُى َو ُُْم
ِ ُ ي ُق
َ
َ
ت م ل َسأ ذن م ت د د ت
ار َّل
و ة م ِ
ل س م اس ف ن ت ل ت ق َّل
و ٍ
م َل س ِ
إ ف ِ َّل ٍ ِ ِ ِ
ََ َّ َ ُ ََْ َ َ َ َ ْ َ ْ َب
و ة يل اى ج ف ت ي ن
ز ا م ِ
و َّ
ل ال
و ف ِ
و ِ
م َل س ِ
إ د ع
ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ َ ً َ ْ ُ ً ْ َ ُ ْ َ َ ََ َ ْ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdah, telah
memberitakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Yahya bin Sa'id dari Abu
Umamah bin Sahal bin Hunaif bahwa Utsman bin Affan suatu ketika
memimpin sebuah rombongan. Lalu Utsman mendengar bahwa mereka
E. KLASIFIKASI PEMBUNUHAN
Kalau mau diklasifikasi, maka pembunuhan itu secara
hukum terbagi kepada tiga macam, yaitu :
1. Pembunuhan dengan sengaja
Yang dimaksud Pembunuhan dengan sengaja ialah
seorang mukallaf (dewasa) secara sengaja (dan
direncanakan) membunuh orang yang terlindungi
darahnya (tidak bersalah) dengan dasar dugaan kuat
bahwa dia harus dibunuh olehnya.
2. Pembunuhan yang mirip dengan sengaja
Yang dimaksud Pembunuhan yang mirip dengan
sengaja ialah seorang mukallaf yangbermaksud hendak
memukulnya, yang secara kebiasaan tidak dimaksudkan
untuk membunuh namun ternyata orang yang dipukul
mati atau terbunuh.
3. Pembunuhan yang keliru
Yang dimaksud Pembunuhan yang keliru ialah
seorang mukallaf melakukan perbuatan yang mubah
baginya, seperti memanah atau menembak binatang
buruan, ternyata anak panahnya atau peluru senapannya
nyasar dan mengenai orang lain hingga meninggal dunia.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang
yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita.
Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan
dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah
(yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang
memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang
demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan
kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui
batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat
pedih167. (Q.S. Al Baqarah, 2 : 178)
اْلِيَا ِر إِ ْن َشاءُوا قَتَ لُوا َوإِ ْن َشاءُوا َع َف ْوا َولَ ْو َكا َن الْ َقْت ُل ِ ُمن قُتِل متَ ع َّم ًدا فَأَولِياء الْم ْقت
ْ ِول ب َ ُ َْ َ ُ َ َْ
بَ ُك ْفًرا لََو َج
Artinya : 'Barangsiapa yang dibunuh secara sengaja
maka para wali orang yang terbunuh berhak memilih,
jika mereka berkehendak, maka mereka (berhak)
membunuh (menuntut qishash), dan jika mereka
berkehendak maka mereka (berhak) memaafkan.'
167
Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu
tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang
terbunuh Yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat
diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh,
dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak
menangguh-nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan
menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau
membunuh si pembunuh setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia
diambil qishaash dan di akhirat Dia mendapat siksa yang pedih.
168
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
صلَّى ِ ُ ال رس ٍ حدَّثَنَا َُْممود بن َغي ََل َن حدَّثَنَا وكِيع عن س ْفيا َن عن زب ي ٍد عن أَِ ي وائِ ٍل عن عب ِد اللَّ ِو ب ِن مسع
َ ول اللَّو ُ َ َ َال ق َ َود ق ُْ َ ْ َْ ْ َ َ ْ َ َُْ ْ َ َ ُ ْ َ ٌ َ َ ْ ُ ْ ُ ُ َ
ِ ِ
اْلَدي ِ قتَالُوُ ُك ْفٌر
ْ يح َوَم ْع ََن َى َذا حِ ال أَبو ِعيسى ى َذا ح ِدي ٌ حسن ص ِ ِ ِ ِ َّ ِ َّ
ٌ َ ٌَ َ َ َ َ ُ َ ٌ ْ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ ال
َ ق ر ف ك ول
ُ ات قو وق
ٌ س ف م ل س ْمل ا اب ب س م ل سو و يل
َ ع ول
ِال من قُتِل متَ ع َّم ًدا فَأَولِياء الْم ْقتُول ِ ِ
َ اْلُ َّجةُ ِف ذَل ْ س بِِو ُك ْفًرا ِمثْ َل ِاَّل ْرتِ َد ِاد َو
َ ُ َْ َ ُ َ ْ َ َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم أَنَّوُ ق ِّ ِي َع ْن الن
َ َِّب َ ك َما ُرِو َ لَْي
ِ ٍ ِ ِ ٍ ٍ ٍ ِ
ي َع ْن ابْن َعبَّاس َوطَ ُاوس َو َعطَاء َو َغ ْْي َواحد م ْن ِ ِ ِ ِ ِْ ِب
َ ب َوقَ ْد ُرو َ اْليَار إ ْن َشاءُوا قَتَ لُوا َوإ ْن َشاءُوا َع َف ْوا َولَ ْو َكا َن الْ َقْت ُل ُك ْفًرا لََو َج
ٍ وق دو َن فُس ٍ ِِ
وق ُ ُ ٌ أ َْى ِل الْع ْلم قَالُوا ُك ْفٌر ُدو َن ُك ْفر َوفُ ُس
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah
menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Zubaid dari Abu Wail dari
Abdullah bin Mas'ud dia berkata, Rasulullah bersabda: "celaan terhadap
seorang muslim adalah kefasikan, sedangkan membunuhnya adalah
kekufuran." Abu Isa berkata; 'Ini hadits hasan shahih. Dan makna hadits ini,
'Dan membunuhnya adalah kekafiran' bukanlah kekafiran seperti murtad. Dan
alasan dalam hal tersebut adalah sesuatu hadits yang diriwayatkan dari Nabi
bahwa dia bersabda: 'Barangsiapa yang dibunuh secara sengaja maka para
wali orang yang terbunuh berhak memilih, jika mereka berkehendak, maka
mereka (berhak) membunuh (menuntut qishash), dan jika mereka
berkehendak maka mereka (berhak) memaafkan.' Kalau seandainya
membunuh itu suatu kekufuran niscaya wajib (qishash). Dan sungguh telah
diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Thawus, Atha' dan tidak hanya satu ahli ilmu
berkata bahwa (membunuh) adalah kekufuran di bawah kekufuran, dan
kefasikan di bawah kefasikan. Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah,
kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab
Sunan Tirmidzi 2559
169
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
َس َوِد ِ ِ ٍ َ َالر ْْحَ ِن بْ ُن َم ْه ِدي ق ِ ِ
ْ يم َع ْن ْاْل َ اد بْ ُن َسلَ َمةَ َع ْن َْحَّاد َع ْن إبْ َراى
ُ َّال َحدَّثَنَا َْح َّ ال َحدَّثَنَا َعْب ُدَ َيم قَ وب بْ ُن إبَْراى ُ َخبَ َرنَا يَ ْع ُق
ْأ
الصغِ ِْي َح ََّّت يَ ْكبُ َر َو َع ْن ن ع و ظ قِ ي ت س ي َّتح ِ
م ِ
َّائ
ن ال ن ع ثٍ َل ث ن ع م ل ق ل ا عِ
فر ال ق م َّ
ل سو ِ
و ي ل ع وَّ
ل ال ى َّ
ل ص ِ ِ
َّ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ َ ْ
ْ َ َ ْ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ ََْ ُ َ َ ِّ ْ َ َ َ َ ْ َع
َِّب
ن ال ن ع ة ش ائع ن
يق ِ ِ ِ
َ ال َْم ْجنُون َح ََّّت يَ ْعق َل أ َْو يُف
Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim, ia berkata; telah
menceritakan kepada kami Abdur Rahman bin Mahdi, ia berkata; telah
menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Hammad dari Ibrahim
dari Al Aswad dari Aisyah dari Nabi , beliau bersabda: "Diangkat pena dari
tiga orang, yaitu orang yang tidur hingga ia bangun, dari anak kecil hingga ia
dewasa, dan dari orang yang gila hingga ia berakal atau sadar." Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Sunan Nasa'i No 3378
170
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ٍ ش عن عب ِد اللَّ ِو ب ِن مَّرةَ عن مسر ِ ٍ ِ
وق َع ْن ُْ َ ْ َ ُ ْ َْ ْ َ ِ َع َم ْ يع َع ْن ْاْلٌ ص بْ ُن غيَاث َوأَبُو ُم َعا ِويَةَ َوَوك ُ َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَِ ي َشْيبَةَ َحدَّثَنَا َح ْف
ول اللَّ ِو إََِّّل
ُ َن َر ُس ِّ صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ََّل ََِي ُّل َد ُم ْام ِر ٍئ ُم ْسلِ ٍم يَ ْش َه ُد أَ ْن ََّل إِلَوَ إََِّّل اللَّوُ َوأ ِ ُ ال رس
َ ول اللَّو ُ َ َ َال ق َ ََعْب ِد اللَّ ِو ق
اعة َحدَّثَنَا ابْ ُن ُنٍَُْْي َحدَّثََنا أَِ ي ح و َحدَّثَنَا ابْ ُن أَِ ي ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ الزِان َوالنَّ ْفس بِالنَّ ْف ٍ ِِ
َ س َوالتَّا ِرُك لدينو ال ُْم َفا ِر ُق ل ْل َج َم ُ َّ ب ُ ِّبإ ْح َدى ثَََلث الثَّي
ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
ش ِبَ َذا ْ س ُكلُّ ُه ْم َع ْن ْاْل
ِ َع َم
َ ُيسى بْ ُن يُون َ َخبَ َرنَا ع ْ يم َو َعل ُّ بْ ُن َخ ْشَرم قَ َاَّل أ َ ُع َمَر َحدَّثَنَا ُس ْفيَا ُن ح و َحدَّثَنَا إ ْس َح ُق بْ ُن إبَْراى
ِ ِ ِْ
ُاْل ْسنَاد مثْلَو
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats dan Abu Mu'awiyah dan Waki'
dari Al A'masy dari Abdullah bin Murrah dari Masruq dari Abdullah dia berkata,
"Rasulullah bersabda: "Tidak halal darah seorang muslim yang telah bersaksi
bahwa tiada tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah dan aku adalah
utusan Allah, kecuali satu dari tiga orang berikut ini; seorang janda yang
berzina, seseorang yang membunuh orang lain dan orang yang keluar dari
agamanya, memisahkan diri dari Jama'ah (murtad)." Telah menceritakan
kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Ayahku. (dalam
jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah
menceritakan kepada kami Sufyan. (dalam jalur lain disebutkan) Telah
menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Ali bin Khsyram keduanya
berkata; telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus semuanya dari Al
A'masy dengan sanad-sanad ini, seperti hadits tersebut." Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Shohih Muslim No 3175
171
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ِّ ِاس َع ْن الن
َِّب ٍ ََّحدَّثَنَا َُُم َّم ُد بْ ُن بَشَّا ٍر َحدَّثَنَا ابْ ُن أَِ ي َع ِدي َع ْن إِ ُْسَعِيل بْ ِن ُم ْسلِ ٍم َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن ِدينَا ٍر َع ْن طَ ُاو ٍس َع ْن ابْ ِن َعب
َ
يسى َى َذا َح ِدي ٌ ََّل نَ ْع ِرفُوُ ِبَ َذا
ِ ِ ال أَبوَ ِ َ ِ دِ
َ ُ َ َ ُ َ ُ َ ُ َ ود ف ال َْم َساج
ع ق د لْو ل اب الْو
ل ا ل تقْ ي َّل
و
َ ِ
د ِ ِ ُ اْلُ ُد
ْ امُ ال ََّل تُ َق َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ق
َ
ض أ َْى ِل الْعِْل ِم ِم ْن قِبَ ِل ِح ْف ِظ ِو ع ب
ُ َْ َ
ِ ِاْلسنَ ِاد مرفُوعا إََِّّل ِمن ح ِدي ِ إِ ُْسعِيل ب ِن مسلِ ٍم وإِ ُْسعِيل بن مسلِ ٍم الْم ِّك قَ ْد تَ َكلَّم ف
يو ُّ َ ْ ُ ُْ ُ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ ْ ً ْ َ ْ ِْ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Adi dari Isma'il bin Muslim dari Amr bin
Dinar dari Thawus dari Ibnu Abbas dari Nabi , beliau bersabda: "Hukuman
tidak boleh dilaksanakan di dalam masjid, dan seorang bapak tidak boleh
dihukum bunuh (qishas) karena membunuh anaknya." Abu 'Isa berkata; Hadits
ini tidak kami ketahui dengan sanad ini secara marfu' kecuali dari Hadits
Isma'il bin Muslim dan Isma'il bin Muslim Al Makki telah dicela oleh sebagian
ulama dari segi hafalannya. Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah,
kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab
Sunan Tirmidzi No 1321
172
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ُصلَّى اللَّو
ِ َ َن رس
َ ول اللَّو
ِ ِِ
ُ َ َّ ب َع ْن أَبيو َع ْن َجدِّه أ ٍ ُس َامةَ بْ ِن َزيْ ٍد َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن ُش َعْي
َ ب َع ْن أ ٍ َْحَ َد َحدَّثَنَا ابْن و ْى
ْ يسى بْ ُن أ ِ
َُ َ َحدَّثَنَا ع
ف ِديَِة َع ْق ِل ِ ِ ِ َ َاْلسنَ ِاد عن النَِِّب صلَّى اللَّو علَي ِو وسلَّم ق ِ ِ ِ َ ََعلَْي ِو َو َسلَّ َم ق
ُ ص ْ ال ديَةُ َع ْق ِل الْ َكاف ِر ن َ ََ َْ ُ َ ِّ ْ َ ْ ِْ ال ََّل يُ ْقتَ ُل ُم ْسل ٌم بِ َكاف ٍر َوِبَ َذا
ِ ِ
ف أ َْى ُل الْعِْل ِم ِف ديَِة الْيَ ُهود ِّي ِ ِ ِ
ِ ال أَبو ِعيسى حدي ُ َعْبد اللَّ ِو بْ ِن َعم ٍرو ِف َى َذا الْب ِ
َ َاختَ ل
ْ اب َحدي ٌ َح َس ٌن َو َ ْ َ َ ُ َ َال ُْم ْؤم ِن ق
ِ
َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْيو َو َسلَّ َم و ق ِ ِ ْ ي والن ِ ِ ِ ِ ِ ِ ْ والن
ال ُع َمُر بْ ُن ِّ ِي َع ْن الن
َ َِّب َ َّصَرانِّ إ ََل َما ُرِو َ ِّ ض أ َْى ِل الْع ْل ِم ف ديَة الْيَ ُهود ُ ب بَ ْع َ َّصَرانِّ فَ َذ َى َ
173
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
اح ٍد
ِ اْلطَّابَِقتَل نَ َفرا َخَْسةً أَو سب عةً بِرج ٍل و
َ ُ َ َ ْ َ ْ َ ً َ َْ َن ُع َمَر بْ َن
ِ ِيد عن سع
ِ َّيد بْ ِن الْمسي
َّ ب أ َُ
ٍِ ِ
َ ْ َ و َح َّدثَِِن ََْي َي َع ْن َمالك َع ْن ََْي َي بْ ِن َسع
َِ ال عمر لَو َتََ َاْلَ علَي ِو أَىل صْن عاء لََقتَ ْلتُهم
َج ًيعا ٍ ِ
ُْ َ َ َ ُ ْ َْ ْ ُ َ ُ َ َقَتَ لُوهُ قَْت َل غيلَة َوق
Artinya : Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Yahya bin Sa'id
dari Sa'id bin Musayyab bahwa Umar bin Khattab membunuh lima atau tujuh
orang, sebab mereka telah membunuh seorang laki-laki dengan tipu muslihat.
Umar berkata; "Seandainya (seluruh) penduduk Shan'a berkomplot
melakukannya, niscaya aku akan membunuh mereka semuanya." Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Muwattok Imam Malik No 1368
174
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ٍ ِ َن ي ه ِ ٍِ ِ َاج بْ ُن ِمْن َه ٍال َحدَّثَنَا ََهَّامٌ َع ْن قَتَ َادةَ َع ْن أَن
ْي َح َجَريْ ِن َ ْ َْس َجا ِريَة ب
َ ض َرأ َّ وديِّا َر ُ َ َّ س بْ ِن َمالك َري َ اللَّوُ َعْنوُ أ ُ َحدَّثَنَا َح َّج
صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم فَلَ ْم يََزْل بِِو َح ََّّت أَقََّر بِِو ِ
َِّب
الن ِِي فَأُِِت ب
و ِ
ود ه ْي
ل ا ُس َّت ح ن َل ف َوأ ن َل ف َأ اذى كِ ِ
ب ل ِ
َ ُّ ِّ
َ ُّ ُ َ َ ُ َّ َ ٌ َُ ْ ٌ َ ُ َ َ َ َ َ فَقي َل ََلَا َم ْن
ع ف
ِْ ِْسوُ ب
اْل َج َارِة ُ ض َرأَّ فَ ُر
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal telah
menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dari Anas bin Malik , ada
Yahudi! Dan mungkin mereka akan lebih berani lagi untuk melakukan yang
lebih besar dari ini." Rafi' bin Khadij berkata, "Beliau lalu memilih lima puluh
orang dari mereka untuk disumpah, namun mereka menolak. Maka diyat itu
akhirnya dibayar oleh Nabi dari harta sendiri." Lihat dalam Ensiklopedi
Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan
telkom Indonesia kitab Sunan Abu Daud No 3921
176
Shohih : Irwa-ul Ghalil no 2222 dan X : 18188
177
Shohih : Irwa-ul Ghalil no 2225 dan Baihaqi VIII : 59
Artinya : dan jika kamu memberikan balasan, Maka
balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan
yang ditimpakan kepadamu179. akan tetapi jika kamu
bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi
orang-orang yang sabar. (Q.S. An nahal, 16 : 126)
178
Maksudnya menyusui untuk yang pertama kalinya, masa menyusui
balita atau bayi dibawah lima tahun ini amat sangat penting bagi kesehatan
sang bayi, sedangkan melaksanakan hukum qishash pada seorang ibu
sebelum menyusui bayinya, masa menyusui pertama sangat membahayakan
sibayi. Selanjutnya jika ada yang mau atau bersedia menyusui bayi tersebut,
maka serahkanlah kepadanya, supaya sang ibu bisa segera di qishash.
179
Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah
melebihi dari siksaan yang ditimpakan atas kita.
180
Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa
Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Shohih Bukhari No 4140
1. PENGERTIAN HUDUD
Hudud adalah bentuk jamak dari had yang asal artinya
sesuatu yang membatasi diantara dua hal. Menurut bahasa,
kata had berarti al man’u (cegahan). 181
Adapun menurut syariat, hudud adalah hukuman-
hukuman kejahatan yang telah ditetapkan oleh syara’ untuk
mencegah dari terjerumusnya seseorang kepada kejahatan
yang sama.
181
Fiqhus sunnah II : 302
182
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
204 Al Hudud
Wismanto Abu Hasan
صلَّى ِ ٍ ِ
ّْ ِيسى بأ ِن يَِز َيد َع أن َج ِري ِر بأ ِن يَِز َيد َع أن أَِِب ُزأر َعةَ َع أن أَِِب ُىَريأَرَة َع أن الن
َ َِّب َحدَّثَنَا َزَك ِريَّا بأ ُن َعد ٍّي أ أ
َ َخبَ َرنَا ابأ ُن ُمبَ َارك َع أن ع
احا ِ ِ ِ ِ ِ ام ِِف أاْل أَر
ِ ض َخأي ٌر للن َ َاللَّوُ َعلَأي ِو َو َسلَّ َم ق
ً َصبَ ني َ ني أ أَو أ أَربَع
َ َّاس م أن أَ أن ُيُأطَُروا ثَََلث ُ ال َح ّّد يُ َق
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Zakaria bin 'Adi telah mengabarkan
kepada kami Ibnu Mubarak dari Isa bin Yazid dari Jarir bin Yazid dari Abu
Zur'ah dari Abu Hurairah dari Nabi , beliau bersabda: "Satu had (hukuman)
yang ditegakkan di bumi lebih baik bagi manusia dari pada mereka diguyur
hujan tiga puluh atau empat puluh hari." Lihat dalam Ensiklopedi Hadits
Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Musnad Ahmad No 8383
183
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
َّ اب َع أن عُ أرَوةَ َع أن َعائِ َشةَ أٍ ث َعن ابأ ِن ِشه ٍ ِحدَّثَنا قُت يبةُ بن سع
َن قَُريأ ًشا َ َخبَ َرنَا اللَّأي ُ أ ث ح و َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بأ ُن ُرأم ٍح أ أ ٌ يد َحدَّثَنَا لَأي َ ُ َ َ َ أَ أ
ََُِّّ َعلَأي ِو إ ِ
َ َ ن مو ا
و ل
ُ ا ق ف
ُ َ ُ َ أ َ َ َ َ َ َ َ أ َأ م َّ
ل سو ِ
و يل
َ ع و َّ
ل ال ى َّ
ل ص ِ
و َّ
ل ال ول
َ س ر ا يه ِ
ف مّْ
ل ك
َ ي ن م ا
و ُل اق ف ت قر س ِتِ َّ
ل ا ِ
ة َّ ُ أ َََه َُّه أم َش أ ُن ال َأم أرأ َِة َ أ
ي ِ
وم زخ أمل ا
َ ُ َ َ ُ ُ َ ََ أ َ َ َ أ
ِِ ول اللَّ ِو صلَّى اللَّو علَي ِو وسلَّم أَتَ أش َفع ِِف ح ٍّد ِمن ح ُدو ِ ِ ِ ُّ أُسامةُ ِح
ُ ُ َ أ َ ََ ُ َأ َ ُ ال َر ُسَ ُس َامةُ فَ َق َ صلَّى اللَّوُ َعلَأيو َو َسلَّ َم فَ َكَّل َموُ أ َ ب َر ُسول اللَّو ََ
يف تََرُكوهُ َوإِذَا َسَر َق فِي ِه أم َّ ين قَ أب لَ ُك أم أَن َُّه أم َكانُوا إِذَا َسَر َق فِي ِه أم
ُ الش ِر َ
ِ َّال أَيُّها النَّاس إََِّّنَا أَىلَك ال
ذ َ أ ُ َ َ ق
َ ف
َ بَ ط
َ ت
َاخ
أ َف ام
َ ق
َ ُث
َُّ اللَّ ِو
ين ِم أن ِ َّ َيث اب ِن رم ٍح إََِّّنَا ىل ِ ِ ٍ ِ َّ اْل َّد و أاْي اللَّ ِو لَو أ ِ ِ
َ ك الذ َ َ ت يَ َد َىا َوِِف َحد أ ُ أ ُ ت لََقطَ أع ت ُُمَ َّمد َسَرقَ أ َ َن فَاط َمةَ بِأن أ ُ َ َيف أَقَ ُاموا َعلَأيو أ ُ الضَّع
قَأبلِ ُك أم
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah
menceritakan kepada kami Laits. (dalam jalur lain disebutkan) Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh telah mengabarkan kepada
kami Al Laits dari Ibnu Syihab dari 'Urwah dari 'Aisyah, bahwa orang-orang
Quraisy merasa kebingungan dengan masalah seorang wanita Makhzumiyah
yang ketahuan mencuri, lalu mereka berkata, "Siapakah yang kiranya berani
membicarakan hal ini kepada Rasulullah ?" Maka mereka mengusulkan,
"Tidak ada yang berani melakukan hal ini kecuali Usamah, seorang yang
dicintai oleh Rasulullah ." Sesaat kemudian, Usamah mengadukan hal itu
kepada beliau, maka Rasulullah bersabda: "Apakah kamu hendak memberi
Syafa'at (keringanan) dalam hukum dari hukum-hukum Allah?" Kemudian
beliau berdiri dan berkhutbah, sabdanya: "Wahai sekalian manusia,
hanyasanya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah, ketika
Al Hudud 205
Wismanto Abu Hasan
206 Al Hudud
Wismanto Abu Hasan
184
Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa
Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Shohih Muslim No 3196
185
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
َخو ِ
ُ ال ال ُأم أسل ُم أ َ َصلَّى اللَّوُ َعلَأي ِو َو َسلَّ َم ق ِ َ َن رس
َ ول اللَّو
ِِ ٍِ الزأى ِر ّْي َع أن َس
ُ َ َّ اِل َع أن أَبيو أ ُ َحدَّثَنَا قُتَ أيبَةُ َحدَّثَنَا اللَّأي
ُّ ث َع أن عُ َقأي ٍل َع أن
اجتِ ِو َوَم أن فََّر َج َع أن ُم أسلِ ٍم ُك أربَةً فََّر َج اللَّوُ َعأنوُ ُك أربًَة ِم أن ِ ِ ِ الأمسلِ ِم ََّ يظألِمو وََّ يسلِمو ومن َكا َن ِِف ح
َ اجة أَخيو َكا َن اللَّوُ ِِف َح َ َ َ ُ ُ َ ُ أ ُ ُ ََ أ ُأ
ِ ِ
يب م أن َحديث ابأ ِن ِ ِ
ر غ يح ِ
ح ص ن س ح يث ِ
د ح اذ ى ى يسعِ وَبأ ال ق ِ
ة ام ِ ب ي وِم ال ِأقيام ِة ومن ست ر مسلِما ست ره اللَّو ي وم ال ِ
َ
ٌ ٌ َ ٌَ َ ٌ َ َ َ َُ َ َ َ َ َ ُكَر َ أ َ َ َ َ أ َ َ َ ُ أ ً َ َ َ ُ ُ َ أ
يأق
عُ َمَر
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan
kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Az Zuhri dari Salim dari ayahnya bahwa
Rasulullah bersabda: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya,
tidak menzhalimi dan tidak menganiyanya. Barangsiapa yang menolong
kebutuhan saudaranya, maka Allah akan senantiasa menolongnya.
Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim maka Allah akan
menghilangkan kesusahan-kesusahannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa
menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari
kiamat." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib dari Hadits Ibnu Umar.
Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka,
bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Sunan Tirmidzi 1346
Al Hudud 207
Wismanto Abu Hasan
186
Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa
Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab Shohih Muslim 3223
208 Al Hudud
Wismanto Abu Hasan
ِ
ال
َ َي ق ّّ َال ُُثَّ أَ َك ق َ ال أَ أن تَ أدعُ َو للَّ ِو نِدِّا َوُى َو َخلَ َقَ َب أَ أكبَ ُر ِعنأ َد اللَّ ِو ق
ِ الذنأ َّ َي ُّ ول اللَّ ِو أ
َ يَا َر ُس
ِ
ال أَ أن تَُزِاِنَ َحليلَ َة َجا ِرَك فَأَنأ َزَل اللَّوُ َعَّز َ ََي ق ّّ ال ُُثَّ أ
َ َك ق َ أَ أن تَ أقتُ َل َولَ َد َك َِمَافَةَ أَ أن يَطأ َع َم َم َع
ََِّّس الَِِّت َحَّرَم اللَّوُ إ ِ ِ َّ ِ َوج َّل ت
َ آخَر َوََّ يَ أقتُلُو َن النَّ أف َ ين ََّ يَ أد ُعو َن َم َع اللَّو إِ ََلًا َ صدي َق َها { َوالذ ََ أ
} ك يَلأ َق أَثَ ًاما ِ بِ أ
َ اْلَ ّْق َوََّ يَأزنُو َن َوَم أن يَ أف َع أل ذَل
Artinya : "Seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah,
dosa apa yang paling besar di sisi Allah." Beliau
menjawab: "Kamu mendakwahkan tandingan untuk
Allah padahal dia menciptakanmu." Dia bertanya,
"Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Kamu membunuh
anakmu karena khawatir dia makan bersamamu?" Dia
bertanya, "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Kamu
menzinahi istri tetanggamu." Sebagai pembuktian
kebenarannya Allah lalu menurunkan ayat: '(Dan juga
mereka yang tidak menyembah sesuatu yang lain
bersama-sama Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan oleh Allah kecuali dengan cara yang
dibenarkan oleh syari'at dan tidak berzina.
Barangsiapa yang melakukan perbuatan tersebut akan
mendapat pembalasan dosanya) ' (Q.S Al-Furqan:
68).187
187
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
ِ َع أن أَِِب َوائِ ٍل َع أن ال ُعثأ َما ُن َحدَّثَنَا َج ِر ٌير َع أن أاْل أ
ِ َع َم َ ََج ًيعا َع أن َج ِري ٍر ق َِ حدَّثَنَا عثأما ُن بن أَِِب َشيب َة وإِسحق بن إِب ر ِاىيم
َ َ أَ َ أ َ ُ أ ُ أ ُُ َ أ َ
ك ق ل خ و ىو ِّا
د ِ
ن ِ
و َّ
ل ِل و ع دت نَأ ال ق ِ
و َّ
ل ال د ن ِ
ع ر بك َأ ِ
ب ن َّ
الذ َي أ ِ
و َّ
ل ال ول سر اي ل ج ر ل ا ق وِ َّ
ل ال د ِ ِ ِ
َ
َ َ َ َُ َ َُ َ أ َ أ َ َ َُ أ أ ُّ أ َ َُ َ ٌ َُ َ َ ُ َع أ أ ُ َ أ َ َ َ َأ
بع الَ ق ال
َ ق يل بح ر ش ن ب ور م
ِ ِ
{ صدي َق َها ال أَ أن تَُزِاِنَ َحليلَةَ َجا ِرَك فَأَنأ َزَل اللَّوُ َعَّز َو َج َّل تَ أ َ ََي ق
ّّ ال ُُثَّ أ
َ َك ق َ ال أَ أن تَ أقتُ َل َولَ َد َك ِمََافَةَ أَ أن يَطأ َع َم َم َع
َ ََي ق
ّّ ال ُُثَّ أ َ َق
} ك يَأل َق أَثَ ًاما ِ ِ َّ ِ َّ ِ َّ ِ ِ َّ ِ َّ
َ اْلَ ّْق َوََّ يَ أزنُو َن َوَم أن يَ أف َع أل ذَل
س الِت َحَّرَم اللوُ إَّ ب أ َ آخَر َوََّ يَ أقتُلُو َن النَّ أفَ ين ََّ يَ أدعُو َن َم َع اللو إ ََلًا َ َوالذ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq
bin Ibrahim semuanya dari Jarir, Utsman berkata, telah menceritakan kepada
Al Hudud 209
Wismanto Abu Hasan
kami Jarir dari al-A'masy dari Abu Wail dari Amru bin Syurahbil dia berkata,
Abdullah berkata, "Seorang laki-laki berkata, "Wahai Rasulullah, dosa apa yang
paling besar di sisi Allah." Beliau menjawab: "Kamu mendakwahkan tandingan
untuk Allah padahal dia menciptakanmu." Dia bertanya, "Kemudian apa?"
Beliau menjawab: "Kamu membunuh anakmu karena khawatir dia makan
bersamamu?" Dia bertanya, "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Kamu
menzinahi istri tetanggamu." Sebagai pembuktian kebenarannya Allah lalu
menurunkan ayat: '(Dan juga mereka yang tidak menyembah sesuatu yang lain
bersama-sama Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah
kecuali dengan cara yang dibenarkan oleh syari'at dan tidak berzina.
Barangsiapa yang melakukan perbuatan tersebut akan mendapat pembalasan
dosanya) ' (Qs. A; Furqan: 68). Lihat dalam Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah,
kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom Indonesia kitab
Shohih Muslim 125
210 Al Hudud
Wismanto Abu Hasan
Artinya : perempuan yang berzina dan laki-laki
yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman
kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman. (Q.S. An
Nur, 24 : 2)
ٍ ٍ ِ ِِ ِ ِ
ب ُ ُخ ُذوا َع ِّّْن قَ أد َج َع َل اللَّوُ ََلُ َّن َسب ًيَل الأبكُأر بالأب أك ِر َجلأ ُد مائَة َوتَغأ ِر
ُ ّْيب َسنَة َوالثَّي
َّ ب َجلأ ُد ِمائٍَة َو
الر أج ُم ِ ّْبِالثَّي
Artinya : "Ambillah (ketetapan hukum) dariku. Allah
telah menjadikan jalan bagi mereka, perawan dan
perjaka dengan didera seratus kali dan diasingkan
selama satu tahun. Sementara seorang janda dan
duda dengan didera seratus kali dan dirajam." 189
188
Shohih : Irwaul-Ghalil no 2313 dan Baihaqi VIII : 236
189
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
س بأ ِن ُجبَ أٍْي َع أن ِحطَّا َن بأ ِن ِ ِ ِِ ٍِ ٍ ِ ٍ
َ َُحدَّثَنَا بَكُأر بأ ُن َخلَف أَبُو ب أشر َحدَّثَنَا َأَي ََي بأ ُن َسعيد َع أن َسعيد بأن أَِب َعُروبََة َع أن قََت َا ِ َة َع أن يُون
ِ ِ ِ ِ ِ
صلَّى اللَّوُ َعلَأيو َو َسلَّ َم ُخ ُذوا َع ِّّْن قَ أد َج َع َل اللَّوُ ََلُ َّن َسب ًيَل الأبكُأر بالأب أك ِر ِ
َ ول اللَّو ُ ال َر ُس َ َالص ِامت ق
َ َال ق ِ َّ َعأب ِد اللَّ ِو َع أن عُبَ َا ِةَ بأ ِن
َّ ب َج أل ُد ِمائٍَة َو
الر أج ُم ِ َّْج أل ُد ِمائٍَة وتَ أغ ِريب َسنَ ٍة والثَّيّْب بِالثَّي
ُ َ ُ َ
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Bakr bin Khalaf Abu Bisyir, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Sa'id bin Abu Arubah dari
Qatadah dari Yunus bin Jubair dari Hithan bin Abdullah dari Ubadah bin
Shamit, ia berkata; "Rasulullah bersabda: "Ambillah (ketetapan hukum)
dariku. Allah telah menjadikan jalan bagi mereka, perawan dan perjaka
dengan didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Sementara
seorang janda dan duda dengan didera seratus kali dan dirajam." Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Sunan Ibnu Majah No 2540
Al Hudud 211
Wismanto Abu Hasan
212 Al Hudud
Wismanto Abu Hasan
191
Yang dimaksud wanita-wanita yang baik disini adalah wanita-wanita
yang Suci, akil balig dan muslimah.
Al Hudud 213
Wismanto Abu Hasan
ُب عُنُ َقو صلَّى اللَّوُ َعلَأي ِو َو َسلَّ َم إِ ََل َر ُج ٍل تَ َزَّو َج أامَرأَةَ أَبِ ِيو أَ أن أ أ
َ َض ِر
ِ ُ ب عثَِِّن رس
َ ول اللَّو ُ َ ََ
ّْي َمالَ ُو
َ ُصف
َ َوأ
Artinya : "Aku diutus oleh Rasululllah untuk
menjumpai seorang laki-laki yang menikah dengan
isteri ayahnya, agar aku memenggal lehernya dan
menyita hartanya."192
214 Al Hudud
Wismanto Abu Hasan
194
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
اح ِد ال َأم ّْك ّْي َع أن َعأب ِد اللَّ ِو بأ ِن َُُم َّم ِد بأ ِن عُ َقأي ٍل
ِ اس ِم ب ِن عب ِد الأو ِ
َ يد بأ ُن َى ُارو َن َحدَّثَنَا ََهَّامٌ َع أن الأ َق أ َأ ُ َُحَ ُد بأ ُن َمنِي ٍع َحدَّثَنَا يَِز
َحدَّثَنَا أ أ
يسى ِ ال أَبو
ع ق وطٍ ل مِو ق ل م ع ِتِ ُمأ ى ل ع اف َخ أ ا م ف و َخ أ ن َّ ِ
إ مَّ
ل سو ِ
و يل ع و َّ
ل ال ى َّ
ل ص وِ َّ
ل ال ولُ ُ َ َ َ ُ ُ َ ً َ أَنَّوُ ََِس َع
س ر ال ق ل و ق ي ا
ر ِ
ب اج
َ ُ َ َ ُ أ َ َ َ َ ُ ََ َّ َ َ ُ َ أ َ َ َ ُ َ َأ َ
ب َع أن َجابٍِر ِ ِ ِ
ٍ يب إََِّّنَا نَ أع ِرفُوُ ِم أن َى َذا الأو أج ِو َع أن َعأبد اللَّ ِو بأ ِن ُُمَ َّمد بأ ِن ُع َقأي ِل بأ ِن أَِِب طَال ٌ َى َذا َح ِد
َ ٌ يث َح َس ٌن َغ ِر
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani', telah
menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah menceritakan kepada kami
Hammam dari Al Qasim bin Abdul Wahid Al Makki dari Abdullah bin
Muhammad bin 'Uqail bahwa ia mendengar Jabir berkata; Rasulullah
bersabda: "Sesungguhnya sesuatu yang paling aku khawatirkan dari ummatku
adalah perbuatan kaum Luth." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib,
sesungguhnya kami hanya mengetahui dari jalur ini dari Abdullah bin
Muhammad bin 'Uqail bin Abu Thalib dari Jabir. Lihat dalam Ensiklopedi
Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan
telkom Indonesia kitab Sunan Tirmidzi No 1377
195
Lafazh lengkap hadits diatas adalah :
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Ali An
Nufaili berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad
dari Amru bin Abu Amru dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah
bersabda: "Siapa yang kalian dapati sedang melakukan perbuatan kaum Luth,
maka bunuhlah; pelaku dan objeknya." Abu Dawud berkata, " Sulaiman bin
Bilal meriwayatkannya dari Amru bin Abu Amru seperti hadits tersebut. Dan
Abbad bin Manshur meriwayatkannya dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dan ia
memarfu'kannya. Ibnu Juraij meriwayatkannya dari Ibrahim, dari Dawud Ibnul
Hushain, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dan ia memarfu'kannya." Lihat dalam
Ensiklopedi Hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama
dengan telkom Indonesia kitab Sunan Abu Daud no 3869
Al Hudud 215
LITERATUR
216 Literatur
Wismanto Abu Hasan
Literatur 217
Wismanto Abu Hasan
218 Literatur
Wismanto Abu Hasan
Literatur 219