Anda di halaman 1dari 11

A.

Objek penelitian:

-Nama kitab: al-Kamil Fi Dhuafa al-Rijal

-Pengarang kitab: al-Imam al-Hafidz Abi Ahmad Abdullah bin Adi al-
Jurjani

-Penerbit: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, Lebanon

-Pentahqiq: as-Syaikh Adil Abd al-Maujud dan as-Syaikh Ali


Muhammad Muawwidh, al-Ustadz Doktor Abd al-Fattah Abu Sunnah

-Tahun terbit: -

-Jumlah jilid: 9 jilid

-Jumlah halaman: 5020 halaman

B. Biografi Penulis

Nama lengkap beliau adalah al-Imam al-Hafidz


al-Allamah Abdullah bin Adi bin Abdillah bin Muhammad bin
Mubarak Abu Ahmad al-Jurjani yang terkenal dengan Ibnu al-
Qattan. Beliau lahir pada hari Sabtu, Ghurrah bulan
Dzulqadah pada tahun 277 H. Beliau wafat pada usia yang
delapan puluh delapan tahun bertepatan pada malam sabtu di
Ghurah, pada bulan Jumadil Akhir tahun 365 H.1 Beliau
mencari ilmu ke berbagai negara meliputi Dimsyaq, Shaidan,
Quds, Kufah, Baghdad, Syam, Mesir dan Iraqaini.2

Dalam karya tesis yang ditulis Zuhair Usman Ali Nur, di


sana disebutkan negara-negara yang telah dikunjungi Ibnu
Adi yang beliau sebutkan sendiri dalam kitab al-Kamil fi
Dhuafa al-Rijal dengan susunan huruf hijaiyyah (alfabetis).
Ibnu Adi mengawali perjalanan mencari ilmu pada tahun 297
1 Ibnu Adi, Al-Kamil fi Dhuafa al-Rijal, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,
tt), hlm. 67.

2 Ibid, hlm. 67.

1
H kemudian berkelana ke berbagai negara lainnya. Kota-kota
tersebut adalah al-Ubullah, Ikhmim, Adana, Isfarayan, al-
Iskandariyah, Anthakiyah, Bukhara, Bashrah, Balabaka,
Baghdad, Baitul Maqdis, Tustar, Tikrit, Tunnis, al-Jabal, Harran,
Hams, Kharrasan, Damsy, Dimyath, Ramalah, Samarkand,
Irqah, Asqalan, Ghazzah, dan masih banyak lagi yang lain
yang kesemuanya berjumlah lima puluh delapan kota.3

C. Guru-guru dan Murid-murid Ibnu Adi

Di antara guru-guru beliau adalah Ibnu Jarir al-Thabari,


Abu Yala al-Mushili, Ibnu al-Mundzir, al-Hasan bin Sufyan al-
Naswi, an-Nasai, Imam al-Thahawi, Abu Qasim al-Baghawi,
Ibnu Uqdah, Ibnu Abi Daud, Umar bin Sinan al-Barjami,
Imran bin Majasyi al-Hamdani, al-Husain bin Abdillah al-
Qattan, Abdullah bin Muhammad bin Salamah bin Qutaibah,
Ibnu Sha id, Ibnu Jusha, Hajib bin Arkin, Abu Urwiyah al-
Harani, al-Saji, Ahmad bin Hasan al-Shufi, Abdan al-Ahwazi,
Buhlul bin Ishaq al-Anbari, Abu Uqail Anas bin Muslim, Ibnu
Hammad al-Daulani, Ishaq bin Ibrahim al-Manjanyaqi, al-
Junaidi4, Ibnu Khuzaimah, Abu Arubah, Abu Jafar al-Absi al-
Kufi, Abu Khalifah al-Jumahi, Anas bin Salm bin Hasan Abu
Muhammad al-Tanuhi, Ibnu Rawwas, Al-Firyabi.5

Sedangkan murid-murid yang pernah menimba ilmu


kepada beliau antara lain adalah Ibrahim bin Muhammad bin
Ahmad bin Yusuf, Ahmad bin Jafar bin Muhammad bin

3 Lihat dalam Zuhair Usman Ali Nur, Ibnu Adi wa Manhajuhu fi Kitab al-
Kamil fi Dhuafa al-Rijal, (Riyadh: Maktabah al-Rasyd, 1997), jilid 1, hlm.
95-103.

4 Ibnu Adi, Al-Kamil fi Dhuafa al-Rijal, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,


tt), hlm. 67.

5 Zuhair Usman Ali Nur, Ibnu Adi wa Manhajuhu fi Kitab al-Kamil fi


Dhuafa al-Rijal, (Riyadh: Maktabah al-Rasyd, 1997), jilid 1, hlm. 61-72.

2
Ibrahim, Ahmad bin al-Hasan bin Ahmad bin Muhammad Abu
Bakr al-Hiri, Ahmad bin Khair Abu Bakr al-Athar, Ahmad bin
Ali Abu al-Abbas al-Qumisi, Ahmad bin al-Fadhl Abu Mansur
an-Nuaimi al-Jurjani, Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Abu
Hamid al-Isfarayini, Ahmad bin Muhammad bin Abdillah bin
Hafs bin Khalil, Ahmad bin Muhammad bin Zakariyya al-Sufi al-
Basri. Terdapat pula beberapa murid perempuan beliau yaitu
Fatimah binti Muhammad bin al-Abbas al-Shufiyyah, Fatimah
binti Muhammad bin Abdirrahman Abi Abdillah al-Thalqi,
Fatimah al-Farisiyyah dan masih banyak lagi murid-muridnya
yang lain.6

D. Komentar Ulama Terhadap Ibnu Adi:7


- Imam as-Subki: salah satu cendekiawan yang menjelajahi
berbagai negara
- Al-Dzahabi: seorang imam yang hafidz, seorang kritikus,
dan seorang pengembara
- Ibnu al-Samani: seorang hafidz pada masanya, berkelana
(mencari ilmu) di antara kota Iskandariah, Samarkand, dan
berbagai negara lainnya, mendapatkan banyak guru.
- Al-Sahmi: seorang hafidz yang dapat dipercaya, tidak ada
yang menyamainya pada zamannya.
- Ibnu Asakir: seorang mushannif yang hafidz, dan tsiqah
- Ibnu Katsir: al-Hafiz al-Kabir, al-Mufid, al-Imam, al-Alim, al-
Jawwal, ar-Rahal.8

E. Karya-karya Ibu Adi


Karya-karya yang beliau hasilkan sangatlah banyak sekali
yang meliputi berbagai fan ilmu, di antaranya sebagai
berikut:

6 Zuhair Usman Ali Nur, Ibnu Adi wa Manhajuhu fi Kitab al-Kamil fi


Dhuafa al-Rijal, (Riyadh: Maktabah al-Rasyd, 1997), jilid 1, hlm. 73-84.

7 Ibnu Adi, Al-Kamil fi Dhuafa al-Rijal, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,


tt), hlm. 69.

8 Zuhair Usman Ali Nur, Ibnu Adi wa Manhajuhu fi Kitab al-Kamil fi


Dhuafa al-Rijal, (Riyadh: Maktabah al-Rasyd, 1997), jilid 1, hlm. 112.

3
1. Al-Kamil Fi Marifat al-Dhu afa
2. Asma al-Shahabah
3. Al-Intishar Al Mukhtashar al-Muzni
4. Usami Man Rawa Anhum al-Bukhari
5. Mujam al-Suyukh
6. Musnad Hadits Anas bin Malik
7. Al-Mujam
F. Komentar Ulama terhadap kitab ini:
- As-Sahmi berkata bahwa ia pernah meminta kepada Al-
Daruqutni untuk mengarang sebuah kitab tentang para perawi
hadis yang lemah. Lalu Al-daruqutni menjawab: Bukankah
kamu memiliki kitabnya Ibnu Adi?, aku menjawab Ya.
Beliau menanggapi Kitab itu sudah cukup, tidak perlu lagi
tambahan.
- Imam al-Dzahabi dalam muqaddimah kitab Mizan berkata:
Kitab al-Kamil milik Ahmad bin Adi adalah kitab yang paling
sempurna dan paling mulia dalam bidang perawi yang dhaif.
- Abu Yala al-Khalili: Dia memiliki sebuah karangan tentang
perawi dhaif, tidak ada pengarang lain yang menandinginya.
- Ibnu Qadli Syuhbah: Kitab al-Kamil tentang rawi-rawi dhaif
dan matruk ini meruapakan karangan paling sempurna dalam
babnya sesuai namanya.

G. Sekilas Tentang Kitab

Kitab ini, oleh Ibnu Adi sendiri diberi nama dengan Al-
Kamil fi Dhuafa al-Rijal yang beliau sebutkan dalam
muqaddimah kitab. Adapun beberapa ulama menamakan
kitab ini dengan nama yang lain semisal Imam al-Dhahabi
dalam Siyar Alam an-Nubala dan Tadzkirah al-Huffaz, Ibnu
Katsir, al-Suyuthi, Ibnu Syakir al-Kutubi dan al-Aini menyebut
kitab ini dengan Al-Kamil fi Jarh wa al-Tadil. Imam as-Subki
menamakan dengan Al-Kamil fi Marifati al-Dhuafa. Ulama
yang lain menyebutnya dengan Al-Kamil fi Marifah al-Dhuafa
wa al-Matrukin min al-Ruwah. Ismail Basyan menembahi
dengan Wa Ilalil Hadis. Sedang dalam mujam al-Muallifin
dinamakan Al-Kamil fi Marifah Dhuafa al-Muhaddisin wa Ilal
al-Ahadis. Dalam Fahrasah Ibnu Khair bernama Al-Kamil fi

4
Marifah al-Rijal. Namun, semua ulama tersebut bersepakat
bahwa permulaan nama kitab ini adalah Al-Kamil, yang
diperselisihkan hanya lanjutannya.9

Kitab ini merupakan karangan yang berisi tentang


riwayat hidup perawi-perawi yang dhaif, rawi-rawi yang
majhul disertai penjelasan sebab jarhnya. Rawi dhaif tersebut
termasuk pula yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan
Shahih Muslim. Jumlah perawi dalam kitab ini adalah 2206
perawi. Hadis munkar yang terdapat dalam kitab berjumlah
dua belas ribu hadis. Dalam kitabnya, Ibnu Adi menyebutkan
nama-nama perawi, dan menjelaskan dari segi mana rawi
tersebut dapat diterima perkataannya dalam meriwayatkan
hadis. Beliau menyebutkan empat jenis perawi dalam
kitabnya, yaitu:

1. Perawi yang dhaif


2. Perawi tsiqah yang dijarh oleh sebagian ulama meskipun
sedikit
3. Perawi mukhtalif (diperselisihkan), sebagian ulama
mantadilnya dan sebagian menjarhnya. Kemudian Ibnu
Adi mentarjih salah satu dari keduanya sesuai dengan
kadar keilmuannya.
4. Perawi yang tidak ada tajrih tetapi meriwayatkan hadis
dhaif.

Catatan: Meskipun kitab ini secara keseluruhan berisi


perawi-perawi yang dhaif, namun Ibnu Adi ternyata juga
memasukkan rawi tsiqah di dalamnya. Alasannya adalah
Ibnu Adi tanpa basa-basi menyebutkan (memasukkan)
rawi tersebut ke dalam kitabnyabarangkali ada yang
menilai jelek perbuatannya atau menilai baikatau karena
ada unsur kebencian bahkan unsur rasa suka pada rawi
tersebut.
9 Zuhair Usman Ali Nur, Ibnu Adi wa Manhajuhu fi Kitab al-Kamil fi
Dhuafa al-Rijal, (Riyadh: Maktabah al-Rasyd, 1997), jilid 1, hlm. 119-121.

5
Hal ini telah beliau singgung dalam muqaddimah kitab,
beliau menjelaskan sebagai berikut:10

G. Metode Penulisan

1. Memasukkan sebagian rawi tsiqah dalam kitabnya


Sebagian dari yang diketahui adalah bahwa Ibnu Adi
menyebutkan setiap orang yang dikatakan oleh para imam
sebagai rawi yang dhaif. Ibnu Adi benar-benar menjelaskan
secara lebar hal tersebut sehingga ia mencantumkan
sebagian rawi tsiqah dalam kitabnya, semisal Tsabit al-Banani,
Abdullah bin Wahb, Abdullah bin Yusuf, Abu Qasim al-
Baghawi (guru Ibnu Adi), Abdullah bin Dzakwan Abu al-Zanad.
2. Menyusun kitabnya berdasarkan apa yang diriwayatkan
oleh perawi, yakni dalam setiap biografi perawi, Ibnu Adi
menyebutkan sebuah hadis atau lebih yang munkar atau
gharib guna menjelaskan illat pada sanad atau kemunkaran
pada matan.
3. Pada sisi yang lain, Ibnu Adi menyebutkan sebagian hadis
yang terindikasi munkar atau terindikasi gharib, meskipun
rawi tersebut tsiqah. Contohnya pada perawi Abdullah bin
Yusuf (guru dari al-Bukhari), Ibnu Adi menyebutkan hadis:

10 Ibnu Adi, Al-Kamil fi Dhuafa al-Rijal, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,


tt), hlm. 79.

Yaitu bahwasanya metode Ibnu Adi dalam hal tersebut


menyebutkan beberapa riwayat untuk mengkritik perawi sebab
menyatakan cara yang jelas untuk menunjukkan status perawi.

4. Metodenya berdasarkan pada keadilan, menyebutkan qaul para


imam dan ulama terdahulu. Jadi, Ibnu Adi mengumpulkan antara
qaul ulama dan riwayat.

5. Ibnu Adi dalam kitabnya mengkombinasikan antara qaul ulama


yang berupa kritik dan pendapat mereka dalam menjarh mentadil
perawi dengan riwayat yang mereka riwayatkan. Kemudian Ibnu Adi
menimbang antara qaul-qaul tersebut dan mengunggulkan serta
memilih yang paling benar di antara qaul tersebut sebagai dalil.

Dan yang paling jelas dalam kitab al-Kamil adalah


bahwa Ibnu Adi banyak terpengaruh oleh Imam Bukhari. Yaitu
Ibnu Adi menyebutkan qaul Bukhari saja dalam biografi
perawi atau menggabungkan qaulnya dengan qaul ulama
lainnya. Serta kebanyakan qaul Ibnu Adi tidak bersumber
kecuali dari pendapatnya Imam Bukhari.
Di antara qaul-qaul para ulama yang dijadikan
pegangan Ibnu Adi adalah:
- Ibnu Main - An-Nasai

- Imam Ahmad bin Hanbal - Imam


Bukhari

- Ali bin al-Madini - Amr bin Ali al-


Fallas

- Yahya bin Said al-Qattan - Abu Daud

- Abi Urwiyyah al-Harrani - al-Juzajani

7
H. Pembahasan Mengenai Perawi yang Tidak Disebutkan Ibnu
Adi dalam Kitabnya

Ibnu Adi menyebutkan dalam muqaddimah kitabnya:

,







....

Ibnu Adi menerapkan qaul ini untuk menetapkan bahwa


orang-orang yang tidak ia sebutkan dalam kitabnya adalah
rawi-rawi yang tsiqah yang telah diverifikasi keadilannya, dan
kebanyakan para ulama mutaakhirin mengikuti cara ini. Sebab
wajib bagi kita untuk membedakan antara perawi yang
dianggap tsiqah oleh Ibnu Adi (tetapi tidak beliau masukkan
dalam kitabnya) dengan rawi-rawi yang tidak diketahui.
Tetapi, kebanyakan rarawi dhaif yang telah disebutkan para
ulama tidak disebutkan dalam kitab al-Kamil.

-Ibnu Adi menyebutkan banyak perawi dalam kitab biografinya, lalu


ia mencela dan mensifati dhaif rawi tersebut, dan tidak
menyendirikan biografinya (bertentangan dengan metodenya dalam
kitab ini). Contohnya adalah ucapan Ibnu Adi:










.

Kemudian setelah itu kami tidak melihat Ibnu Adi menyendirikan
riwayat hidupnya
Dan contoh seperti sangatlah banyak.

-Ibnu Adi juga menyebutkan rawi-rawi majhul yakni rawi yang tidak
diketahui dalam kitabnya dan terdapat riwayat hidupnya, baik
dibicarakan dalam riwayat hidup yang lain atau tidak. Contohnya:
Mash ab bin Ibrahim, Harun bin Katsir, Muhammad bin
Abdirrahman al-Kufi.

8
Dan kami melihat bahwasanya Ibnu Adi menyebutkan rawi-
rawi pemilik riwayat hidup mengenai sebab-sebab kedhaifan, tetapi
ia meninggalkan (tidak menyebutkan) riwayat hidupnya. Contohnya
ucapan Ibnu Adi dalam biografi Yusuf bin Limaz.





.
Dan kami tidak melihat Ibnu Adi menyebutkan riwayat
hidupnya sebab sudah disebutkan oleh ulama yang lain.

Kesimpulannya dari ucapan Ibnu Adi tersebut adalah bahwa ia


tidak mewajibkan ketsiqahan (menilai tsiqah) setiap rawi yang tidak
beliau sebutkan dalam kitab al-Kamil miliknya.

I. Pendapat Ibnu Adi mengenai rawi majhul

Ibnu Adi berpendapat rawi majhul adalah rawi yang tidak


diketahui perilakunya dari segi tadil dan tajrih, bukan dilihat dari
sisi banyaknya murid. Oleh karena itu, Ibnu Adi berargumen bahwa
orang rawi yang tidak mungkin diketahui kejujurannya sebab
sedikitnya hadis yang diriwayatkan dan orang yang kami lemahkan
sampai pada tingkat tarjih, maka ia adalah rawi yang majhul.


.
Ibnu Adi berkata demikian dari qaulnya Imam Nasai Laisa bi al-
Qawiyyi, dan menukilnya dari riwayat Muhammad bin Abbas.

J. Pengertian Sebagian Istilah Menurut Ibnu Adi


-Shaduq: Syai un yang berarti populer, tetapi tidak sampai tsiqah

-La Basa Bihi: derajat tsiqah yang paling rendah

- Laisa Bi Dzaka: Ibnu Adi tidak bermaksud melemahkan

-Dhaif: perawi tersebut dhaif sekali

9
-Layyinun: menunjukkan rawi yang lemahnya sedang/tidak terlalu

K. Sistematika Penulisan Kitab

Kitab al-Kamil Fi Dhuafa al-Rijal disusun secara sistematis


berdasarkan huruf hijaiyyah (alfabetis). Maka, Ibnu Adi
mengawali dengan perawi yang berawalan huruf alif, lalu ba,
begitu seterusnya sampai perawi yang berawalan huruf ya.
Tetapi sebenarnya beliau hanya mengurutkan berdasarkan huruf
pertama saja, tidak diurutkan huruf kedua dan ketiganya.
Semisal, nama Zuhair lebih didahulukan daripada Zubair. Beliau
juga mendahulukan perawi berawalan lam alif setelah huruf ha
sebelum huruf ya. Ibnu Adi juga lebih suka mendahulukan nama
perawi yang namanya banyak diulang daripada yang tidak,
contohnya adalah nama Hafs lebih dahulu daripada nama Harb.11
Dimulai dari rawi yang pertama Ahmad bin Basyir dan diakhiri
dengan Maula Siba. Setelah membahas nama perawi yang
berawalan Yazid, Ibnu Adi membahas nama perawi yang
berawalan huruf ya. Kemudian membahas nama-nama perawi
yang terkenal dengan nama kuniyahnya dan terakhir nama-nama
perawi yang dinisbahkan kepada kabilah atau kepada budaknya
dan tidak disebutkan nama aslinya dan nama kuniyahnya. Pada
setiap rawi yang dibahas, dicantumkan hadis-hadis munkar
darinya. Jumlah perawi dalam kitab ini sebanyak 2206 perawi.

L. Kelebihan dan Kekurangan Kitab

Kelebihan pada kitab ini adalah:

1. Disusun secara alfabetis berdasarkan nama perawi sehingga


memudahkan bagi orang yang membacanya.

11 Zuhair Usman Ali Nur, Ibnu Adi wa Manhajuhu fi Kitab al-Kamil fi


Dhuafa al-Rijal, (Riyadh: Maktabah al-Rasyd, 1997), jilid 1, hlm. 123.

10
2. Di dalam kitab ini, disebutkan alasan yang menyebabkan rawi
tersebut dinilai dhaif.
3. Ibnu Adi menyebutkan nukilan-nukilan dari ulama jarh dan
tadil yang tidak ditemukan dalam kitab lain.

Kekurangan pada Kitab Ini:

1. Tidak semua perawi disebutkan riwayat hidupnya dalam kitab


ini

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Ibnu. tt. Al-Kamil fi Dhuafa al-Rijal. Beirut: Dar al-Kutub


al-Ilmiyyah.

Nur, Zuhair Usman Ali. 1997. Ibnu Adi wa Manhajuhu fi Kitab


al-Kamil fi Dhuafa al-Rijal. Riyadh: Maktabah al-Rasyd.

11

Anda mungkin juga menyukai