Objek penelitian:
-Pengarang kitab: al-Imam al-Hafidz Abi Ahmad Abdullah bin Adi al-
Jurjani
-Tahun terbit: -
B. Biografi Penulis
1
H kemudian berkelana ke berbagai negara lainnya. Kota-kota
tersebut adalah al-Ubullah, Ikhmim, Adana, Isfarayan, al-
Iskandariyah, Anthakiyah, Bukhara, Bashrah, Balabaka,
Baghdad, Baitul Maqdis, Tustar, Tikrit, Tunnis, al-Jabal, Harran,
Hams, Kharrasan, Damsy, Dimyath, Ramalah, Samarkand,
Irqah, Asqalan, Ghazzah, dan masih banyak lagi yang lain
yang kesemuanya berjumlah lima puluh delapan kota.3
3 Lihat dalam Zuhair Usman Ali Nur, Ibnu Adi wa Manhajuhu fi Kitab al-
Kamil fi Dhuafa al-Rijal, (Riyadh: Maktabah al-Rasyd, 1997), jilid 1, hlm.
95-103.
2
Ibrahim, Ahmad bin al-Hasan bin Ahmad bin Muhammad Abu
Bakr al-Hiri, Ahmad bin Khair Abu Bakr al-Athar, Ahmad bin
Ali Abu al-Abbas al-Qumisi, Ahmad bin al-Fadhl Abu Mansur
an-Nuaimi al-Jurjani, Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Abu
Hamid al-Isfarayini, Ahmad bin Muhammad bin Abdillah bin
Hafs bin Khalil, Ahmad bin Muhammad bin Zakariyya al-Sufi al-
Basri. Terdapat pula beberapa murid perempuan beliau yaitu
Fatimah binti Muhammad bin al-Abbas al-Shufiyyah, Fatimah
binti Muhammad bin Abdirrahman Abi Abdillah al-Thalqi,
Fatimah al-Farisiyyah dan masih banyak lagi murid-muridnya
yang lain.6
3
1. Al-Kamil Fi Marifat al-Dhu afa
2. Asma al-Shahabah
3. Al-Intishar Al Mukhtashar al-Muzni
4. Usami Man Rawa Anhum al-Bukhari
5. Mujam al-Suyukh
6. Musnad Hadits Anas bin Malik
7. Al-Mujam
F. Komentar Ulama terhadap kitab ini:
- As-Sahmi berkata bahwa ia pernah meminta kepada Al-
Daruqutni untuk mengarang sebuah kitab tentang para perawi
hadis yang lemah. Lalu Al-daruqutni menjawab: Bukankah
kamu memiliki kitabnya Ibnu Adi?, aku menjawab Ya.
Beliau menanggapi Kitab itu sudah cukup, tidak perlu lagi
tambahan.
- Imam al-Dzahabi dalam muqaddimah kitab Mizan berkata:
Kitab al-Kamil milik Ahmad bin Adi adalah kitab yang paling
sempurna dan paling mulia dalam bidang perawi yang dhaif.
- Abu Yala al-Khalili: Dia memiliki sebuah karangan tentang
perawi dhaif, tidak ada pengarang lain yang menandinginya.
- Ibnu Qadli Syuhbah: Kitab al-Kamil tentang rawi-rawi dhaif
dan matruk ini meruapakan karangan paling sempurna dalam
babnya sesuai namanya.
Kitab ini, oleh Ibnu Adi sendiri diberi nama dengan Al-
Kamil fi Dhuafa al-Rijal yang beliau sebutkan dalam
muqaddimah kitab. Adapun beberapa ulama menamakan
kitab ini dengan nama yang lain semisal Imam al-Dhahabi
dalam Siyar Alam an-Nubala dan Tadzkirah al-Huffaz, Ibnu
Katsir, al-Suyuthi, Ibnu Syakir al-Kutubi dan al-Aini menyebut
kitab ini dengan Al-Kamil fi Jarh wa al-Tadil. Imam as-Subki
menamakan dengan Al-Kamil fi Marifati al-Dhuafa. Ulama
yang lain menyebutnya dengan Al-Kamil fi Marifah al-Dhuafa
wa al-Matrukin min al-Ruwah. Ismail Basyan menembahi
dengan Wa Ilalil Hadis. Sedang dalam mujam al-Muallifin
dinamakan Al-Kamil fi Marifah Dhuafa al-Muhaddisin wa Ilal
al-Ahadis. Dalam Fahrasah Ibnu Khair bernama Al-Kamil fi
4
Marifah al-Rijal. Namun, semua ulama tersebut bersepakat
bahwa permulaan nama kitab ini adalah Al-Kamil, yang
diperselisihkan hanya lanjutannya.9
5
Hal ini telah beliau singgung dalam muqaddimah kitab,
beliau menjelaskan sebagai berikut:10
G. Metode Penulisan
7
H. Pembahasan Mengenai Perawi yang Tidak Disebutkan Ibnu
Adi dalam Kitabnya
,
....
.
Kemudian setelah itu kami tidak melihat Ibnu Adi menyendirikan
riwayat hidupnya
Dan contoh seperti sangatlah banyak.
-Ibnu Adi juga menyebutkan rawi-rawi majhul yakni rawi yang tidak
diketahui dalam kitabnya dan terdapat riwayat hidupnya, baik
dibicarakan dalam riwayat hidup yang lain atau tidak. Contohnya:
Mash ab bin Ibrahim, Harun bin Katsir, Muhammad bin
Abdirrahman al-Kufi.
8
Dan kami melihat bahwasanya Ibnu Adi menyebutkan rawi-
rawi pemilik riwayat hidup mengenai sebab-sebab kedhaifan, tetapi
ia meninggalkan (tidak menyebutkan) riwayat hidupnya. Contohnya
ucapan Ibnu Adi dalam biografi Yusuf bin Limaz.
.
Dan kami tidak melihat Ibnu Adi menyebutkan riwayat
hidupnya sebab sudah disebutkan oleh ulama yang lain.
.
Ibnu Adi berkata demikian dari qaulnya Imam Nasai Laisa bi al-
Qawiyyi, dan menukilnya dari riwayat Muhammad bin Abbas.
9
-Layyinun: menunjukkan rawi yang lemahnya sedang/tidak terlalu
10
2. Di dalam kitab ini, disebutkan alasan yang menyebabkan rawi
tersebut dinilai dhaif.
3. Ibnu Adi menyebutkan nukilan-nukilan dari ulama jarh dan
tadil yang tidak ditemukan dalam kitab lain.
DAFTAR PUSTAKA
11