Disusunoleh:
KHOIRUDDIN
WAHYUDIN
2020
A. Sekilas tentang pengarang kitab Syarah Sunan Abi Daud li al-
Aini
Kitab ini merupakan salah satu kitab syarah alternatif atas Sunan Abu
Daud, disamping Aunul Ma’bud karya Abu Thayibb, yang dinilai merupakan
karya terbaik dalam hal ini. Diantaranya karya-karya ulama yang lain yang
berusaha mensyarahin Sunan Abu Daud ialah diantaranya Ma’alim al Sunan karya
Abu sulaiman Hamd ibn muhammad ibn ibrahim al khatabi.
Kitab ibi terdiri dari 6 juz, termasuk juga daftar isi kitabnya, adapaun
materi hadisnya terbagi kepada 4 bagian besar yaitu: 1. Kitab toharoh, terbagi
kepada 131 bab. (2) kitab al Shalah terbagi kepada 353 bab. (3) kitab al-janaiz
terbagi kepada 79 kitab (4) kitab al-zukah terbagi kepada 44 bab. Jika
dibandingkan dengan karyanya dalam bidang syarah hadis yang lain yakni
umdatul qari syarah shohih bukhari jauh lebih ringkas, karena didalamnya hanya
memuat 1818 hadis saja. Hal ini memang wajar, karena memang kitab
inimerupakan kitab syarahyang belum terselesaikan, sehingga tidak semua hadis
sidalam sunan abu daud disyarahi didalamnya, lain halnya dalam umdah al qari.
Adapaun metode yang digunakan al-Aini dalam kitab syarah Abu Daud li
Al-Aini adalah antara lain:
Mencantumkan hadis dari Sunan Abu Daud, diantara huruf صpada awal hadis
(hadis disertai sanadnya secara lengkap.
Memulai pensyarahan dengan tanda شpada awal paragrafnya.
Menjelaskan isi hadis dari kalimat perkalimatnya dari segi nahwu sharafnya.
Terkadang memaparkan informasi singkat mengenai rawi dalam hadis, disertai
petunjuk cara membaca nama-namnya.
Terkadang menambahkan beberapa pendapat pribadinya ditandai dengan huruf
ﺻﺢ
Pada akhirnya menyebutkan mukharij selain Abu Daud yang juga meriwayatkan
hadis yang disyarahinya.
Terkadang menampilkan beberapa perbedaan pendapat dikalangan ulama dalam
suatu hal.
Kelebihan
1. kelengkapan materi yang disampaikan dalam syarah meliputi syakal, makna
kata, kalimat kaidah, nahwu sharaf, maupun informasi dasar tentang rawi.
2. dalam pensyarahannya, sudah menggunakan simbol-simbol teretentu yang dapat
lebih memudahkan pembaca untuk menegtahui dan memebedakan pandanganya
sendiri mengenai suatu masalah.
3. pensyarahnya terhitung lebih meluas, tak hanya sebatas menjelaskan makna
kalimat per kalimat, tetapi terkadang juga menyebutkan keutamaan ataupun
faidah yang terkandung dalam hadis.
Kekurangan
Wahb ibn Baqiyah ibn Utsman ibn Sabur ibn ‘Ubayd ibn Adam ibn Ziyad ibn
Dhab’ ibn Qays ibn Sa’ad ibn ‘Ubadah abu Muhammad al-Wasithi, dikenal
dengan sebutan “Wahban”, gurunya antara lain: khalid ibn ‘Abdullah, Ja’far ibn
Sulaiman, Hasyim ibn Basyir, nuh ibn Qiyas; adapun muridnya antara lain ialah
Imam Muslim, Imam Abu Daud, Hanbal ibn Ishaq, dan lain-lain. Ia lahir pada 155
H dan wafat pada 239 H.
Khalid ibn Mahran al-Hudza’ Abu al-Munazil al-Bashri al-Qurasyi, dan
disebutkan bahwa ia merupakan seorang pemuka Bani Majasyi’. Gurunya antara
lain adalah: Abu ‘Utsman al-Nahdiy, Atha’ ibn Abi Maymunah, Atha’ ibn abi
Rabbah, dan lain-lain. Adapun muridnya diantaranya adalah: Muhammad ibn
sirrin, al-A’masy, Manshur, ibn Juaraij, al-Tsauriy, Syu’bah, dan lainnya.
Menurut Ibn Mu’ayyan: Tsiqah, sedang menurut Ahmad: Tsabt. Ia wafat pada 148
H. seluruh Imam yang enam meriwayatkan hadis darinya.
‘Atha’ ibn Maymunah al-Basri, budaknya Anas ibn Malik, dikatakan juga bahwa
ia adalah budak ‘Imran ibn Hushayn. Gurunya antara lain adalah: Anas ibn Malik,
Abu Rafi’ al-Sha’ig, adapun muridnya antara lain: Khalid al-Hudza’, Rawah ibn
al-Qasim dan Syubah. Menurut Abu Zur’ah: Tsiqah, adapun menurut Abu Hatim:
Yahtaj bihaditsihi. Ibn ‘Adiy berpendapat: Dari sebagian hadis yang
diriwayatkannya terdapat hadis munkar. Ia wafat pada 131 H. seluruh imam yang
enam meriwayatkan hadis darinya, kecuali al-Timidzi.
KESIMPULAN