Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Q. S. Al baqarah ayat 196-197


Tentang HAJI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA

2008
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi allah yang telah menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi segenap
manusia .dan semoga rahmat dan kesejahteraan dilimpahkan kepada jujungan kita ,nabi
Muhammad rasul yang terahir yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam
ilmiyah , dan kepada para ulama dan para pemeluk islam dimanapun berada .
Teriring rasa syukur ke hadirat allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan taufiqnya kepada
kami , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Q.S. AL- BAQARAH AYAT 196-197 ,yang
membahas tentang Haji
Kepada para ulama dan pembaca ,kami mengharapkan tegur sapanya dalam mengevaluasi
makalah kami ini untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah kami selanjutnya
Billahi taufiq Walhidayah
Summassalamu Alaikum Wr. Wb.

BAB I
Q.S.Al baqarah ayat 196-197
Tentang HAJI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Haji merupakan rukun Islam kelima yang diwajibkan atas setiap muslim yang merdeka,
baligh ,dan mempunyai kemampuan, dalam seumur hidup sekali [1] . namun dari kalangan
umum atau masyarakat banyak mulai dari golongan petani , pedanganng , pengawai dan
lain sebagainya masih banyak yang masih belum mengerti tentang apa yang harus saya
lakukan dalam melakukan umrah atau haji , sehingga dengan demikian maka dengan
semestinya bila kita menjelaskan dengan sedikit pendapat yang di ambil dari beberapa
pendapatnya para imam- imam madhab yang telah menjadi suri tauladan dan pengangan
untuk di jadikan rujukan bagi kita kalangan awam , sehingga kita dalam melaksanakan
ibadah haji tidak haya sekedar pergi begitu saja ketanah Mekkah dengan menelan biaya
jutaan rupiah atau hanya sekedar nikmatnya mengendarai pesawat terbang atau jalan jalan
di tanah suci Mekkah - Madinah .
Dengan keadaan tersebut maka penulis akan menjelaskan apa yang harus di kaukan bagi
orang haji atau umroh , namun dalam hal ini tidak terlalu luas haya sekilas terbatas pada
perbuatan haji dan umroh yang di dasarkan pada qs. Al;- Baqarah ayat 196 sampai 197.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan dalam
penulisan makalah ini dengan rumusan bagai manakah pembahasan surat al Baqarah ayat
196 dan ayat 197
TUJUAN
1. adalah untuk mengetahui arti dari QS. Al Baqarah 196 197

2. untuk mengetahui Asbabun nusul QS. Al Baqarah 196 197


3. untuk mengerti Makna ayat secara gelobal QS. Al Baqarah 196 197
4. untuk mengetahui tafsif mufradatnya QS. Al Baqarah 196 197
5. untuk mengeti Kandungan hukum yang terdapat pada QS. Al Baqarah 196 197
BAB II
PEMBAHASAAN

A. AYAT DAN TERJEMAH SURAT AL- BAQARAH 196 dan 197




( 196).
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena alloh , jika kamu terkepung ( terhalang oleh
musuh atau karena sakit ), maka sembelilah korban [2]. Yang mudah di dapat dan jangan kamu
mencukur kepalamu [3] sebelum korban sampai ketempat penyembelihannya . jika ada diantara
kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya ( lalu ia bercukur ), maka wajiblah atasnya
berfid-yah , yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkorban . Apabila kaumu telah merasa aman ,
maka bagi siapa yang ingin mengerjakan Umrah sebelum haji ( di dalam bulan haji ) ( wajiblah
ia menyembelih ) korban yang mudah di dapat . Tetapi jika ia tidak menemukan ( binatang
korban atau tidak mampu ), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari ( lagi )
apabila kamu telah pulang kembali . itulah sepuluh hari yang sempurna . Dermikian itu

( kewajiban membayar fid-yah ) bagi orang orang yang keluarganya tidak berada ( di sekitar )
masjidil haram ( orang orang yang bukan penduduk kota mekkah) dan bertaqwalah kepada
. Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaanNya.[4] ( Q. S. Albaqorah 196 )


(197)
(musim) haji adalah beberapa bulan yang di maklumi [5]barang sipa yang menetapkan niatnya
pada bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafas [6] berbuat fasik dan berbantah
bantahan di dalam masa mengerjakan haji . Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan ,
niscaya Allah akan mengetahuinya . Berbekkalllah , dan sesungguhnya sebaik baik bekal
adalah taqwa [7] ) dan bertaqwalah kepadaku hai orang orang yang berakal. [8]
B. ASBABABUN NUZUL SURAT AL- BAQARAH AYAT 196- 197
Mengenai turunnya Q.S. Al- Baqarah ayat 196 ini terdapat bebrapa peristiwa diantaranya adalah ,
yang diriwayatkan oleh ibnu abi hatim yang bersumber dari Shafwan bin umaiyah,yaitu:, ada
seorang laki- laki berjubah yang semerbak dengan wangi- wangian zafaran menghadap kepada
nabi Muhammad SAW. Dan berkata ,Ya rasulullah, apayang harus saya lakukan dalam
menunaikan umrah ? maka turun lah Wa atimmul hajja wal umrata lillah . Lalu rasul
bertanya mana orang yang bertanya tentang umrah itu ?lalu orang itu menjawab : saya ya
rasulullah. Selanjudnya rasul bersabda : Tanggalkan bajumu ,dan bersihkan hidung dan
mandilah dengan sempurna, kemudian kerjakan apa yang biasa kamu kerjakan pada waktu Haji
. [9]
Dalm riwayat lain yang yang diriwayatkan oleh Bukhari danbersumber dari Kaib bin Ujrah. Dia
ditannya tentang tentang tentang firman allah Fafidyatun min shiyamin aw shadaqatin aw nusuk
ia bercerita sebagai berikut: ketika sedang melakukan umrah , saya merasa kepayahan ,karena
dirambut dan muka saya bertebaran kutu .ketika itu Rasulullah SAW. Melihat saya kepayahan
Karena penyakit pada rambutku itu maka turunlah ayat ini ,khusus tentang saya dan berlaku
untuk semua . kemudian Rasul betanya ,apakah kamu biri-bira untuk Fidyah ? saya menjawab
tidak , kemudian dia bersabda : bershaumlah kamu tiga hari ,atau beri makanlah enam orang

miskin , tiap ornga setengah sok (1 liter) makanan dan bercukurlah kamu . [10] Tentang hal
ini diriwayatkan juga oleh ahmad yang bersumberdari kab, dan juga diriwayatkan oleh alwahidi
dari atha yangbersumber dari ibnuabbas dalam redaksi yang berbeda tapi dengan maksud yang
sama,
Adapun asbabun nuzul dari QS.ALBaqrah ayat 197, menurut suatu riwayat orang-orang yaman
apabila pergi Haji tidak membawa bekal apa-apa, dengan alasan tawakkal kepada allah . maka
turunlah Watazawwadu faina khaira zadit Taqwa yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang
bersumber dari ibnu abbas. [11]
C. MAKNA AYAT SECARA GELOBAL
Allah telah memerintahkan kaum muslimin agar menyempurnakan Haji dan umrah serta
menjalankan ibadah secara sempurna semata mata karena Allah swt. Apabila orang muknim
yang lagi ihram terhalang untuk menyempurnakan ibadah yang di sebabkan oleh musuh atau
sakit atau memang dia ingin bertahallul ( melepaskan ihramnya , maka wajib bagi dia untuk
menyembelih binatang yang sekiranya ringan baginya berupa unta , sapi, atau kambing. Allah
swt melarang mencukur dan tahallul sebelum hadiah sampai pada tempat di mana halal
menyembelihnya. . Adapun bagi orang yang sakit atau ada penyakit di kepalanya , maka dia di
perbolehkan bercukur dan wajib bagi dia untuk membayar fidyah ( denda ) . Adakalanya puasa
tiga hari , atau menyembelih kambing , atau pula bersedekah kepada enem orang miskin . Tiap
tiap orang miskin satu fidyah atau satu Sha berupa makanan. [12]
D. TAFSIR MUFRADAT ( KATA- KATA KUNCI )

kata alhajju yang juga lazim disebut juga dengan alhijju (Qs. Al-imran :97), seca harfiyah
berarti sengaja (alqasdu )atau niyat Al-Raghib AL-AShfihani dalam mujam mufradat ayat
alquran ,mengemukakan bahwa asal mana haji adalh sengaja berziyarah. Adapun yangdimaksud
hHaji menurut terminology para ahli syariat ,sepertiyang dikemukakan Mahmud syalthut
iyalah :berkunjung atau berziyarah ketempat-tempat tertentu (dikota makkah al-mukarramah )
dalam rangka mendekatkan dira pada allah . dapat juga dikatalkan bahwa haji adalah sengaja
bberkunjung ketempat- tempat tertentu dimakkah al-mukarramh guna melakukan ibadah ibadah
tertentu dan menurut tutunan syariat .

terambil dari kata al-Itimar yang secara etimologi berarti ziyarah . demikian kata zaid
sabiq .adapun yang dimaksud dengan umrah disni iyalah mengunjungi kabah untuk melakukan
tawaf disekelilingnya ,saI diantara safa dan marwah dan kemudian mencukur rambut .

artinya tertahan ,kesulitan atau kesempitan .demikian kata almaraghi .


lafal alhadyu biasanya digunakan pada kata tunggal atau jama , alhadyu adalh sesuatu
yang dihadiahkan oleh orang yang berhaji (pelaku haji ) atau pelaku umrah di abiitil haram
(mekkah ) berupa hewan ternak untuk kemudian disembelih dan (dagingnya) dibagi- bagikan
pada orang fakir .

adalh penduduk mekkah dan sekitarnya hingga dibeberpapa daerah yang


dijadikan miqat (tempat star niat Haji atau umrah ).

secara harfiyah kata rafast berarti ungkapan yang keji .adapun yang dimaksut rafast dalam
ayat inin terdapat beberapa perbedaan dikalangan mufassirin .ada yang mengartikannya dengan
bersetubuh (al-jima) seperti pendapat ibnabbas, ibn jabir Al-sudi, qatadah, iqrimah, dan
beberapa sahabat lainnya .tetapi adapula yang menafsirkannya dengan perkataan myang kotor,
kecji dan cabul ,seperti pendirian ibn umar thawus, dan atha. Sementara abu ubaidah dan lainlain yang sependapat denganya menafsirkan kata rafast dengan perkataan yang tidak berguna
atau tidak bernilai .dari penafsiran myang ada ,dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksut rafast
adalah setiap ucapan, sikap dan perbuatan yang menjurus kearah seksual yang berpuncak pada
senggama .

secara harfiyah berarti gelar yang buruk .dan ada pula yang menafsirkan sebelihan yang
dipersembahkan kepada berhala , dan adapula yang mengartikan ornag yang banyak mmencavi .
sementara al-syaukaini dan al- maraghi serta beberapa mufassir lain dalam redaksi yang sama
dengan maksut yang berbeda mengartikan fusuk dengan tindakan tindakan yang keluar dari
batas batas yang ditentukan syara.

artinya berbantah- bantahan dalam kebiasaan umum berlaku , aljidal sering terjadi antara
pihak yang dilayani dengan pihak melayani diperjalanan atau dalam pelaksanaan (Haji) yang
menimbukan ketidak sukaan dalam amsing- masing pihak .
E. KANDUNGAN HUKUM
Menurut Ali As-shabuni ada beberapa asspek hukum syari yang terdapat dalam ayat 196-197
surat al baqarah tersebut :
1. Menurut ulama syafiiyah dan hanabillah ,umrah itu hukumnya wajib seperti halnya Haji
yang dipeloporo oleh Ali ibn umar dan ibn Abbas [13] alasannya karena perintah
melaksanakan Haji dan umrah secara itmam pada ayat tersebut . Selain ayat tersebut
juda di landasi dengan sejumlah hadis Nabi diantaranya yang menyatakan bahwa
memasukkan umrah ke dalam haji adalah ( kewajiban yang terus berlanjut) hingga hari
qiamat, sesungguhnya haji dan umrah adalah dua kewajiban yang tidak
memudaratkan kamu dengan lebih mendahulukan yang mana pun untuk melakukannya
, H.R. al- Dar Qutni.[14]
2. Menurut ulama Malikiyah dan Hanafiyah , umrah itu hukumnya sunnah dan ini
diriwayatkan dari Ibnu masud dan Jabir ibn Abdullah[15] Dengan alasan karena ayatayat al- Quran tidak selamanya menyertakan perintah umrah ketika memerintahkan
haji . alasan lain adalah salah satu hadis yang di riwayatkan oleh Abi saibah Haji itu
jihad ( perjuangan ) sedangkan umrah ( hayalah ) tathawwu ( anjuran ) . Hadis lain
yang di riwayatkan oleh Al- Thurmudi juga memperkuat alasan beliau yaitu Ada
seseorang bertaya kepada rosulullah SAW, tentang Umroh apakah ia wajib atau tidak ?
Rasulullah menjawab : Tidak ! Tetapi jika kamu berumrah , itu lebih baik bagimu. (
HR. al Thurmudi dari Jabir ibn Abdillah )
BAB III
PENUTUP

Ibadah haji yang di wajibkan pada setiap muslim yang memiliki kemampuan atau kesanggupan
melaksanakan perjalannya ke baitullah di mekkah adalah merupakan ibadah yang sangat berat
karena memerlukan biaya yang sangat mahal bagi mereka yang bertempat tinggal jauh dari
mekkah. Menurut Muhammad Abduh ibadah haji merupakan ibadah formal kepada tuhan , maka
harus di lakukan dengan benar sesuai dengan manasiknya dan di jalankan dengan ihklas semata
mata karena Allah. Adapun haji menurut dasar hukumnya menurut dari beberapa ulama Terdapat
perbedaan pendapat dikalangan ahli tafsir ahkam , dalam masalah umrah dan haji . Menurut
ulama ulama Syafiiyah dan hanabilah , yang di pelopori ali ibnu umar dan ibn Abbas hukum
umrah adalah wajib dengan alasan , perintah melakukan haji dan umrah secara itmam . Menurut
ulama Malikiyah dan Hanafiyah , umrah itu hukumnya sunnah hal ini di perkuat dengan dasar
hadis at thurmudi Ada seseorang bertaya kepada rosulullah SAW, tentang Umroh apakah ia
wajib atau tidak ? Rasulullah menjawab : Tidak ! Tetapi jika kamu berumrah , itu lebih baik
bagimu. Berdasarkan hadis tersebut sehingga ula malikiyah dan hanafiyah mengatakan hukum
umroh adalah sunnah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Syaih al- Allamah Muhammad Bin Abdurrahman ad damasqy , Fiqih empat madhab ,
( Bandung Hasimi pres, ),
2. Al- Quran Terjemahannya, (Kerajaan Saudi Arabiyah , Mujamma Al- Malik Fahd li
Tibaat Al Mush- haf Asyarif Medinah Munawwaraoh P. O. BOX 6262 )
3. KH. Nurholis MA.,Asbabun nuzul sejarah turunnya ayat-ayat al-quran ,( pustaka anda cet.
I . Surabaya 1997.)
4. H. Moh Zuhri dan M Qodirun ,Rawaiulbayan Tafsir ayat ayat hukum Jilid I ( Semarang ,
CV Andi Gravika )
5. Dr. H. Muhammad Amin Suma , M.A.,S.H tafsir ahkam I (pt logos wacana ilmu cet I
Maret 1997 )

6. Syaih Muhammad Ali Ash Shabuni , Rawaa Iul bayaan Tafsir aayatil ahkaam minal
quran , juz I ( Semarang Asy Syifa )

Syaih al- Allamah Muhammad Bin Abdurrahman ad damasqy , Fiqih empat madhab ,
( Bandung Hasimi pres, ), h, 168

[1]

[2] Yang

di maksud dengan di sini ialah menyembelih binatang korban sebagai pengganti


pekerjaaan wajib haji yang ditinggalkan : atau sebagai denda karena melklanggar hal hal
yang terlarang mengerjakannya di dalam ibadah haji.

Mencukur kepala adalah merupakan salah satu pekerjaan wajib dalam haji , sebagai tanda
selesai ihram.
[3]

[4]. Al-

Quran Terjemahannya, (Kerajaan Saudi Arabiyah , Mujamma Al- Malik Fahd li Tibaat
Al Mush- haf Asyarif Medinah Munawwaraoh P. O. BOX 6262 ) h. 48

[5].

Ialah bulan syawal ,zulqaidah , dan zulhijjah

[6].

Rafast artinya mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau
bersetubuh.
Maksud bekal taqwa disini adalah bekal yang cukup agar dapat memelihara diri dari
perbuatan hina atau minta minta selama dalam perjalanan haji .

[7]

[8]

Ibid . Al qura, h 48

KH. Nurholis MA.,Asbabun nuzul sejarah turunnya ayat-ayat al-quran ,( pustaka anda cet. I .
Surabaya 1997.) hal.58

[9]

[10]

opcit , KH.Nurkhalis. Hal. 58

[11]

Ibid .KHNurkholis .Hal. 60

H. Moh Zuhri dan M Qodirun ,Rawaiulbayan Tafsir ayat ayat hukum Jilid I ( Semarang , CV
Andi Gravika ) h. 374

[12]

Dr. H. Muhammad Amin Suma , M.A.,S.H tafsir ahkam I (pt logos wacana ilmu cet I Maret
1997 ) hal. 119

[13]

[14]

Ibib , moh Amin , 120

Syaih Muhammad Ali Ash Shabuni , Rawaa Iul bayaan Tafsir aayatil ahkaam minal quran ,
juz I ( Semarang Asy Syifa ) h. 384

[15]

Anda mungkin juga menyukai