Anda di halaman 1dari 12

AYAT TENTANG ZAKAT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tematik Ibadah Muammalah

Dosen pengampu : Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan

Disusun oleh :

Mujibulloh Al Wahid

191111039 IAT 4B

ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kita haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tugas Tafsir Tematik Ibadah
dan Muammalah yang berjudul Tafsir Tematik Ayat Tentang Zakat. Sholawat dan salam
tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW. Dan juga penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan selaku Dosen Mata
kuliah Tafsir Tematik Ibadah Muammalah yang telah memberikan tugas ini.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca,
khususnya penulis. Penulis mengakui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap memohon kritik dan saran dari
pembaca. Dengan kritik dan saran tersebut, penulis berharap mampu membuat makalah yang
lebih baik untuk kedepannya.

Harapan makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang baik dan menjadi refrensi
dikemudian hari. Penulis berharap makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Surakarta, 4 April 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................3


2.1 Ruang Lingkup Bahasan.............................................................................................4
3.1 Tujuan.........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zakat.........................................................................................................5


2.2 Ayat dan Terjemahannya............................................................................................6
2.3 Penafsiran...................................................................................................................8
2.4 Tabel Kosa Kata.........................................................................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11

2
.BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam penafsiran ayat tentang zakat terdapat beberapa kosa kata yang sangat
penting dalam ayat tersebut. Kosa kata tersebut bisa diketahui penjelasan yang
menyangkut tentang zakat yang merujuk pada ayat yang ditunjukan pada umat manusia
yang mewajibkan akan zakat tersebut. Akan tetapi tidak hanya dari penjelasan kosa kata
saja tapi dengan penafsiran para ulama’ para ahli tafsir yang membidangi dalam tafsir
tersebut.
Dilihat dari segi pembangunan kesejahteraan umat, zakat adalah ibadah mᾱliyah
ijtima’iyah yang memiliki posisi sangat penting, strategis dan menentukan. Sebagai suatu
ibadah yang pokok, zakat sangat asasi dalam Islam dan termasuk salah satu rukun (rukun
ketiga) dari lima rukun Islam. Keberadaan zakat dianggap sebagai ma’lum min ad-dien
bi adl-dlarurah (diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari
keislaman seseorang). Mengenai zakat tidak ada silang pendapat di antara para ulama.
Seluruh ahli hukum Islam sependapat bahwa zakat yang merupakan rukun Islam ketiga
adalah sejenis sedekah yang wajib hukumnya untuk dikumpulkan dan di distribusikan
sesuai dengan ketentuan tertentu untuk disampaikan kepada orang yang berhak
menerima zakat (mustahiq) yang disebutkan dalam Al-Quran surat At-Taubah (9) ayat
60.
Seorang Muslim yang membayar zakat karena Allah SWT, maka ia tidak sekedar
memberikan uang kepada fakir-miskin saja, akan tetapi juga karena perintah Allah, dan
mengabdi kepada Allah. Oleh karena itu, dilihat dari segi pengabdian kepada Allah,
menunaikan zakat bukanlah memberikan sesuatu kepada-Nya, melainkan
mempersembahkan ketakwaan dengan melaksanakan perintah-Nya.
Secara umum dan global Al-Qur’an menyatakan bahwa zakat itu diambil dari setiap
harta yang kita miliki, seperti dikemukakan dalam surat AtTaubah (9) ayat 103 dan juga
diambil dari setiap hasil usaha yang baik dan halal, seperti juga digambarkan dalam surat
Al-Baqarah (2) ayat 267. Kemudian Sunnah Nabi mengemukakan rincian harta yang
wajib dikeluarkan zakatnya seperti dari hasil usaha, yang berupa mata uang, barang
dagangan, hewan ternak, maupun yang berbentuk tanaman, buah-buahan, dan biji-bijian.
Zakat difahami sebagai sumber daya yang dapat memeberikan solusi atas kesulitan
hidup yang dihadapi kaum duafa. Makna zakat sedemikian ini dapat dirasakan apabila

3
tersedia badan atau lembaga ᾱmil zakat yang dapat menggali potensi zakat untuk
kemaslahatan kaum duafa, bahkan untuk tujuantujuan ekonomi produktif. Oleh sebab itu,
agar dana zakat dapat berdayaguna dan bermanfaat diperlukan adanya pengelolaan zakat
secara profesional dan terorganisir yang dilakukan secara bersama-sama (kolektif) antara
masyarakat dan pemerintah.
2.1 Ruang Lingkup Bahasan
1. Pengertian Zakat
2. Ayat, Terjemahanya.
3. Penafsiran.
4. Tabel kosa kata
3.1 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Zakat
2. Untuk Mengetahui Ayat yang berhubungan dengan Zakat.
3. Untuk Mengetahui Penafsiran Ayat tersebut.
4. Membuat Tabel dengan urutan Sesuai Kronologisnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zakat


Zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki banyak arti, yaitu al-barakatu yang
mempunyai arti keberkahan, ath-thaharatu yang memiliki arti kesucian, al-namaa yang
mempunyai arti pertumbuhan dan perkembangan, dan ash-shalahu yang memiliki arti
keberesan. Sedangkan zakat ditinjau dari segi istilah terdapat banyak ulama’ yang
mengemukakan dengan redaksi yang berbeda-beda, akan tetapi pada dasarnya
mempunyai maksud yang sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan
persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan
kepada seseorang yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.1
Kata Zakat adalah bentuk dasar (masdar) dari kata ‫ زكي‬yang secara bahasa berarti
berkah (al-barakah), tumbuh subur dan berkembang (al-nama’), suci (al-taharah), dan
penyucian (al-tazkiyah). Zakat dengan arti al-barakah mempunyai pengertian bahwa
harta yang dizakatkan diharapkan membawa berkah terutama bagi dirinya sendiri. Zakat
dengan arti al-nama’ mempunyai pengertian bahwa harta yang wajib dizakatkan adalah
harta yang dimaksudkan untuk dikembangkan atau yang mempunyai potensi
berkembang. Zakat dengan arti al- taharah dimaksudkan agar harta yang telah
dizakatkan, menjadikan sisa hartanya yang suci dari hak milik orang lain. Sedangkan
zakat dengan arti al-tazkiyah dimaksudkan agar orang yang membayar zakat
mendapatkan ketenangan batin karena telah tersucikan jiwanya dari sifat kekikiran dan
hasil usaha yang mungkin terselip hak orang lain.2
Dari pengertian diatas sangat jelas bahwa orang yang mengeluarkan sebagian dari
hartanya untuk zakat akan dapat menambah kesuburan hartanya dan memperoleh pula
keberkahan dan rahmat dari Allah, serta mendapatkan kesucian diri dari hartanya, selain
itu hartanya akan senantiasa tumbuh dan berkembang menjadi lebih banyak, dan harta
yang dimiliki akan selalu beres dan dijauhkan dari berbagai macam kemadharatan.
[ CITATION Did02 \l 1057 ][ CITATION Sya10 \l 1057 ]Zakat merupakan rukun Islam yang
ketiga dan Allah SWT mewajibkan untuk menunaikan zakat. Zakat dapat membersihkan
pelakunya dari dosa dan menunjukan kebenaran imanya, adapun caranya dengan

1
Didin Hafhiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hlm. 7.
2
Syakir Jamaluddin, Kuliah Fiqih Ibadah, (Yogyakarta: Surya Sarana Grafika, 2010), 193-15.

5
memberikan sebagian harta yang telah mencapai nishab dalam waktu satu tahun kepada
orang yang berhak menerimanya.3
2.2 Ayat dan Terjemahnya
Ayat Tentang Zakat diulang sebanyak 32 kali di dalam Al Qur’an dengan konteks
yang berbeda-beda. Seperti dalam teks ini yaitu َ‫وة‬Jٰ ‫ ٱل َّز َك‬yang berada di dalam QS At-
Taubah ayat 18 :
‫صاَل ةَ َوأَقَا َم اآْل ِخ ِر َو ْاليَوْ ِم بِاهَّلل ِ آ َمنَ َم ْن هَّللا ِ َم َسا ِج َد يَ ْع ُم ُر إِنَّ َما أَ ْن‬
َّ ‫ش َولَ ْم ال َّز َكاةَ َوآتَى ال‬َ ‫أُو ٰلَئِكَ فَ َع َس ٰى هَّللا َ ِإاَّل يَ ْخ‬
(18) ‫ْل ُم ْهتَ ِدينَ ِمنَ يَ ُكونُوا‬
Yang Artinya : Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk..(QS At-Taubah ayat 18).
Dalam Tafsir Jalalain diterangkan bahwa (Sesungguhnya yang memakmurkan mesjid-
mesjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta
tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut) kepada seorang pun (selain
kepada Allah, maka mereka orang-orang yang diharapkan termasuk orang-orang yang
mendapat petunjuk).
Selain itu ada juga QS An Nur ayat 37 :
ۙ ‫صلَ ٰو ِة َوإِقَ ِام ٱهَّلل ِ ِذ ْك ِر عَن بَ ْي ٌع َواَل تِ ٰ َج َرةٌ تُ ْل ِهي ِه ْم اَّل ِر َجا ٌل‬
َّ ‫ْص ُر ْٱلقُلُوبُ فِي ِه تَتَقَلَّبُ يَوْ ًما يَ َخافُونَ ٱل َّز َك ٰو ِة َوإِيتَٓا ِء ٱل‬
َ ٰ ‫َوٱأْل َب‬

Yang Artinya : Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh
jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.( QS An Nur ayat 37)
Ada Juga QS Fushilat ayat 6-7 :

َّ َ‫ َوا ْستَ ْغفِرُوهُ إِلَ ْي ِه فَا ْستَقِي ُموا َوا ِح ٌد ِإ ٰلَهٌ إِ ٰلَهُ ُك ْم أَنَّ َما إِل‬,ٌ‫) لِ ْل ُم ْش ِر ِكينَ َو َو ْيل‬6( َ‫ال َّز َكاةَ ي ُْؤتُونَ الَّ ِذين‬
ْ‫ي يُو َح ٰى ِم ْثلُ ُك ْم بَ َش ٌر أَنَا إِنَّ َما قُل‬

(7)‫َكافِرُونَ بِاآْل ِخ َر ِة َوهُ ْم‬

Yang Artinya : "(Katakanlah, "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti


kalian, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa,
maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju[ CITATION Moh05 \l 1057 ] kepada-Nya)
Moh Syaifullah Al Azis S. Fiqih Islam Lengkap pedoman Hukum Ibadah Umat Islam dengan
3

Berbagai Permasalahanya, Surabaya: Terbit Terang, 2005, hlm. 269.

6
yakni dengan beriman dan taat kepada-Nya (dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan
kecelakaan yang besarlah) lafal Al-Wail ini merupakan kalimat azab (bagi orang-orang
yang musyrik.)"(6). "(Yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka
kepada kehidupan akhirat benar-benar mereka) Hum yang kedua ini mengandung
makna mengukuhkan lafal Hum yang pertama (kafir.)"(7) [QS. Fussilat 41:6-7].

Selanjutnya adalah QS Saba’ ayat 37 :

‫ق لِ َمن يَ َشٓا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِهۦ َويَ ْق ِد ُر لَهۥُ ۚ َو َمٓا أَنفَ ْقتُم ِّمن َش ْى ٍء فَهُ َو ي ُْخلِفُهۥُ ۖ َوه َُو خَ ْي ُر ٱل ٰ َّر ِزقِين‬
َ ‫َ قُلْ ِإ َّن َربِّى يَ ْب ُسطُ ٱلر ِّْز‬

Yang Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa


yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang
dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.(QS Saba’ ayat 37).

Yang selanjutnya QS Al-Hasyr ayat 9 :

۟ ُ‫اجةً ِّم َّمٓا أُوت‬


‫وا َوي ُْؤثِرُونَ َعلَ ٰ ٓى‬ ِ ‫َوٱلَّ ِذينَ تَبَ َّو ُءو ٱل َّدا َر َوٱإْل ِ ي ٰ َمنَ ِمن قَ ْبلِ ِه ْم يُ ِحبُّونَ َم ْن هَا َج َر إِلَ ْي ِه ْم َواَل يَ ِج ُدونَ فِى صُ د‬
َ ‫ُور ِه ْم َح‬
ٓ
)9( َ‫ك هُ ُم ْٱل ُم ْفلِحُون‬َ ِ‫ق ُش َّح نَ ْف ِسِۦه فَأ ُ ۟و ٰلَئ‬
َ ‫صةٌ ۚ َو َمن يُو‬
َ ‫صا‬ َ ‫أَنفُ ِس ِه ْم َولَوْ َكانَ بِ ِه ْم َخ‬

Yang Artinya : Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor)
'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor)
tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri
mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS Al-Hasyr ayat 9).

Yang berikutnya adalah QS Ali Imran ayat 112 :

َ‫ت َعلَ ْي ِه ُم ْٱل َم ْس َكنَةُ ۚ ٰ َذلِك‬ ِ ‫ب ِّمنَ ٱهَّلل ِ َوض‬


ْ َ‫ُرب‬ ٍ ‫ض‬َ ‫اس َوبَٓا ُءو بِ َغ‬ ۟
ِ َّ‫ت َعلَ ْي ِه ُم ٱل ِّذلَّةُ أَ ْينَ َما ثُقِفُ ٓوا إِاَّل بِ َح ْب ٍل ِّمنَ ٱهَّلل ِ َو َح ْب ٍل ِّمنَ ٱلن‬
ْ َ‫ضُرب‬
ِ
۟ ۟
)112( َ‫صوا َّو َكانُوا يَ ْعتَ ُدون‬ َ ‫ك بِ َما َع‬ ٰ ٍّ ‫ت ٱهَّلل ِ َويَ ْقتُلُونَ ٱأْل َ ۢنبِيَٓا َء بِ َغي ِْر َح‬
َ ِ‫ق ۚ َذل‬ ۟
ِ َ‫ا ٰي‬Jََٔ‫بِأَنَّهُ ْم َكانُوا يَ ْكفُرُونَ بِٔـ‬

Yang Artinya : Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan
mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang
demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan
melampaui batas.( QS Ali Imran ayat 112 ).

Hadis yang meliputi akan hal zakat salah satunya disebutkan dalam riwayat Bukhari
(1308) dan Muslim : “Dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya Nabi Saw mengutus Muadz ke

7
Yaman, lalu menuturkan is hadisnya, dan di dalamnya disebutkan, “Sesungguhnya Allah
telah mewajibkan zakat kepada mereka pada harta mereka yag diambil dari orang kaya
mereka dan diberikan kepada orang-orang miskin mereka.” (HR. BukhariMuslim, dan
lafal milik Bukhari). Makna yang dapat diambil dari hadis Nabi di atas adalah perintah
agar mengeluarkan zakat (shadaqah) yang dikenakan pada kekayaan orang-orang kaya”.
Yang dimaksud dengan shodaqoh disana adalah zakat. Terdapat pula penggunaan istilah
mushadiq untuk amil, oleh karena ia bertugas mengumpulkan dan membagi-bagikan
shadaqah tersebut. Namun dalam penggunaan sehari-hari kata shadaqah itu
disalahartikan, yaitu hanya berarti shadaqah yang diberikan kepada pengemis dan
peminta-minta. Tetapi hal ini tidak boleh membuat kita lupa bagaimana sebenarnya
pengertian satu kata dalam bahasa arab pada zaman alQur’an turun. Kata shadaqah
sesungguhnya berasal dari kata shidq yang berarti benar.4

2.3 Penafsirannya

ٓ
َ ِ‫ش إِاَّل ٱهَّلل َ ۖ فَ َع َس ٰ ٓى أُ ۟و ٰلَئ‬
‫ك أَن‬ َّ ‫اخ ِر َوأَقَا َم ٱل‬
َ ‫صلَ ٰوةَ َو َءاتَى ٱل َّز َك ٰوةَ َولَ ْم يَ ْخ‬ ِ ‫إِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم ٰ َس ِج َد ٱهَّلل ِ َم ْن َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َء‬
)18( َ‫وا ِمنَ ْٱل ُم ْهتَ ِدين‬ ۟ ُ‫يَ ُكون‬

Artinya : Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang
yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk..(QS At-
Taubah ayat 18).

Dalam Tafsir Jalalain diterangkan bahwa (Sesungguhnya yang memakmurkan mesjid-


mesjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta
tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut) kepada seorang pun (selain
kepada Allah, maka mereka orang-orang yang diharapkan termasuk orang-orang yang
mendapat petunjuk).5

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dalam ayat ini terdapat hadis Jika kamu melihat seseorang
terbiasa pergi ke Masjid, maka saksikanlah bahwa dia beriman.(HR at-Tirmidzi, Ibnu
Mardawaih, dan Al-Hakim dalam Mustadraknya). Dan orang beriman tersebut
mendirikan shalat yang merupakan amal ibadah yang paling utama selanjutnya yaitu
menunaikan Zakat yakni merupakan amal perbuatan yang paling utama diantara amal
perbuatan yang bermanfaat bagi makhluk lain.6

2.4 Tabel Ayat


[ CITATION Nur14 \l 1057 ][ CITATION Ima90 \l 1057 ][ CITATION Abd03 \l 1057 ]
4
Nuruddin, Transformasi Hadis-hadis Zakat Dalam Mewujudkan Ketangguhan Ekonomi Pada Era
Modern, Jurnal Zakat dan Wakaf Vol.1, No.2 (IZWAF : Desember 2014), Hal 297.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Ziswaf/article/viewFile/1489/1367
5
Imam Jalaludin As-Suyuti, Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzulnya, Jilid 1 (Bandung : Sinar Baru)
1990. Hal, 158.
6
Abdullah bin Muhammad, Lubathut tafsir min Ibnu Katsiir, jilid 4 (Bogor : Pustaka Imam Asy-
syafi’i) Mei 2003. Hal, 104.

8
‫‪Tabel 0.1‬‬
‫‪Ayat tentang Zakat‬‬

‫‪NO.‬‬ ‫‪Surat‬‬ ‫‪Kata‬‬ ‫‪Makna‬‬ ‫‪Ayat‬‬


‫‪1‬‬ ‫‪At-Taubah‬‬ ‫ال َّز َكاةَ َوآتَى‬ ‫‪Menunaikan‬‬ ‫إِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم ٰ َس ِج َد ٱهَّلل ِ َ َ َ نَ ِ ِ‬
‫هَّلل‬ ‫ٱ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫ن‬ ‫ْ‬ ‫م‬
‫‪ayat 18‬‬ ‫‪Zakat‬‬ ‫صلَ ٰوةَ َو َءاتَى‬ ‫َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخ ِر َوأَقَا َم ٱل َّ‬
‫ش إِاَّل ٱهَّلل َ ۖ فَ َع َس ٰ ٓى‬ ‫ٱل َّز َك ٰ ٓوةَ َولَ ْم يَ ْخ َ‬
‫أُ ۟و ٰلَئِكَ أَن يَ ُكونوا ِمنَ ٱل ُم ْهتَ ِد َ‪J‬‬
‫ين‬ ‫ْ‬ ‫۟‬ ‫ُ‬

‫‪2‬‬ ‫‪An Nur ayat‬‬ ‫َوإِيتَٓا ِء ٱل َّز َك ٰو ِة‬ ‫‪Membayarkan‬‬ ‫ِر َجا ٌل اَّل تُ ْل ِهي ِه ْم تِ ٰ َج َرةٌ َواَل بَ ْي ٌع عَن‬
‫‪37‬‬ ‫‪Zakat‬‬ ‫صلَ ٰو ِة َوإِيتَٓا ِء ٱل َّز َك ٰو ِة ۙ‬ ‫ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ َوإِقَ ِام ٱل َّ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬
‫يَخَافُونَ يَوْ ًما تَتَقلبُ فِي ِه ٱلقلوبُ‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫ص ُر‬ ‫َوٱأْل َ ْب ٰ َ‬
‫‪3‬‬ ‫‪Fushilat ayat‬‬ ‫ٱل َّز َك ٰوةَ‬ ‫‪Zakat‬‬ ‫َّ‬
‫ى أن َمٓا‬ ‫َ‬ ‫قُلْ إِنَّ َمٓا أَن َ۠ا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم يُو َح ٰى إِل َّ‬
‫َ‬ ‫ٓ‬
‫‪6-7‬‬ ‫إِ ٰلَهُ ُك ْم ِإ ٰلَهٌ ٰ َو ِح ٌد فَٱ ْستَقِي ُم ٓو ۟ا إِلَ ْي ِه‬
‫َوٱ ْستَ ْغفِرُوهُ ۗ َو َو ْي ٌل لِّ ْل ُم ْش ِر ِكينَ (‪)6‬‬
‫ٱلَّ ِذينَ اَل ي ُْؤتُونَ ٱل َّز َك ٰوةَ َوهُم‬
‫بِٱلْ َءا ِخ َر ِة هُ ْم ٰ َكفِرُونَ‬
‫‪4‬‬ ‫‪At Taubah‬‬ ‫َسبِي ِل ٱهَّلل ِ‬ ‫‪Jalan Allah‬‬ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا إِ َّن َكثِيرًا ِّمنَ‬
‫‪ayat 34‬‬ ‫ار َوٱلرُّ ْهبَا ِن لَيَأْ ُكلُونَ أَ ْم ٰ َو َل‬ ‫ٱأْل َحْ بَ ِ‬
‫ص ُّدونَ عَن َسبِ ِ‬
‫يل‬ ‫اس بِٱلبَ ِط ِل َويَ ُ‬‫ٰ‬ ‫ْ‬ ‫ٱلنَّ ِ‬
‫ضةَ‬ ‫َب َو ْٱلفِ َّ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫َّ‬
‫ذ‬ ‫ٱل‬ ‫ٱهَّلل ِ ۗ َو ِ ينَ َ ِ ونَ‬
‫ُ‬
‫ز‬ ‫ن‬‫ك‬‫ْ‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫َّ‬ ‫ل‬ ‫ٱ‬
‫هَّلل‬
‫َواَل يُنفِقُونَهَا فِى َسبِي ِل ٱ ِ فَبَ ِّشرْ هُم‬
‫ب أَلِ ٍيم‬ ‫بِ َع َذا ٍ‬
‫‪5‬‬ ‫‪Az-Zariyat‬‬ ‫ق لِّلسَّٓائِ ِل‬
‫َح ٌّ‬ ‫‪Hak Untuk‬‬ ‫ُوم‬ ‫ْ‬
‫ق لِّلسَّٓائِ ِل َوٱل َمحْ ر ِ‬ ‫َوفِ ٓى أَ ْم ٰ َولِ ِه ْم َح ٌّ‬
‫‪ayat 19‬‬ ‫‪orang miskin‬‬
‫‪6‬‬ ‫‪Saba’ ayat 39‬‬ ‫أَنفَ ْقتُم‬ ‫‪Nafkah‬‬ ‫ق لِ َمن يَ َشٓا ُء‬ ‫قُلْ إِ َّن َربِّى يَ ْب ُسطُ ٱل ِّر ْز َ‬
‫ِم ْن ِعبَا ِد ِهۦ َويَ ْق ِد ُر لَهۥُ ۚ َو َمٓا أَنفَ ْقتُم ِّمن‬
‫َش ْى ٍء فَهُ َو ي ُْخلِفُهۥُ ۖ َوهُ َو خَ ْي ُر ٱل ٰ َّر ِزقِينَ‬
‫‪7‬‬ ‫‪Al Baqarah‬‬ ‫يُنفِقُونَ‬ ‫‪Menafkahkan‬‬ ‫َّمثَ ُل ٱلَّ ِذينَ يُنفِقُونَ أَ ْم ٰ َولَهُ ْم فِى َسبِي ِل‬
‫‪ayat 261‬‬ ‫َت َس ْب َع َسنَابِ َل فِى‬ ‫ٱهَّلل ِ َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة أَ ۢنبَت ْ‬
‫ض ِعفُ‬ ‫ُك ِّل س ُۢنبُلَ ٍة ِّم ۟ائَةُ َحبَّ ٍة ۗ َوٱهَّلل ُ يُ ٰ َ‬
‫لِ َمن يَ َشٓا ُء ۗ َوٱهَّلل ُ ٰ َو ِس ٌع َعلِي ٌم‬
‫‪8‬‬ ‫‪Al Haysr ayat‬‬ ‫ِّم َّمٓا أُوتُ ۟‬
‫وا‬ ‫‪Terhadap apa‬‬ ‫َوٱلَّ ِذينَ تَبَ َّو ُءو ٱل َّدا َر َوٱإْل ِ ي ٰ َمنَ ِمن قَ ْبلِ ِه ْم‬
‫‪9‬‬ ‫‪yang diberikan‬‬ ‫يُ ِحبُّونَ َم ْن هَا َج َر إِلَ ْي ِه ْم َواَل يَ ِج ُدونَ‬
‫صدُور ِه ْم َحا َجةً ِّم َّمٓا أُوتُ ۟‬
‫وا‬ ‫فِى ُ ِ‬
‫ُ‬
‫َوي ُْؤثِرُونَ َعلَ ٰى أنف ِس ِه ْم َولوْ َكانَ بِ ِه ْم‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٓ‬
‫ق ُش َّح نَ ْف ِسِۦه‬ ‫صةٌ ۚ َو َمن يُو َ‬ ‫خَ صا‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ُ ۟ َ ٰ َٓ‬
‫ك ه ُم ٱل ُمفلِحُونَ‬ ‫ُ‬ ‫فأولئِ َ‬
‫‪9‬‬ ‫‪Ali Imran‬‬ ‫َو َح ْب ٍل ِّمنَ ٱلنَّ ِ‬
‫اس‬ ‫‪Hubungan‬‬ ‫ت َعلَ ْي ِه ُم ٱل ِّذلَّةُ أَ ْينَ َما ثُقِفُ ٓو ۟ا ِإاَّل‬ ‫ُربَ ْ‬
‫ض ِ‬
‫‪ayat 112‬‬ ‫‪dengan‬‬ ‫اس َوبَٓا ُءو‬ ‫َّ‬
‫بِ َح ْب ٍل ِّمنَ ٱ ِ َو َح ْب ٍل ِّمنَ ٱلن ِ‬ ‫هَّلل‬
‫‪manusia‬‬ ‫ت َعلَ ْي ِه ُم‬ ‫ُربَ ْ‬ ‫ب ِّمنَ ٱهَّلل ِ َوض ِ‬ ‫َض ٍ‬ ‫بِغ َ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫۟‬
‫ْٱل َم ْس َكنة ۚ ذلِكَ بِأنهُ ْم كانوا يَكفرُونَ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٰ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫قۚ‬ ‫ت ٱهَّلل ِ َويَ ْقتُلُونَ ٱأْل َ ۢنبِيَٓا َء بِ َغي ِْر َح ٍّ‬ ‫بِٔـََٔ‪J‬ا ٰيَ ِ‬
‫۟‬
‫صوا َّو َكانُوا يَ ْعتَ ُدونَ‬ ‫۟‬ ‫ك بِ َما َع َ‬ ‫ٰ َذلِ َ‬

‫‪9‬‬
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam Tafsir tematik dibutuhkan untuk mengetahui munasabah ayat antara ayat
yang berada di dalam Al Qur’an. Dan pada kosa kata dari ayat-ayat tersebut bisa
dikupas supaya memudahkan untuk penafsirannya. Zakat adalah mengeluarkan
sebagian hartanya untuk mensuburkan hartanya serta bertujuan bertaqwa kepada
Allah SWT, Ibadah zakat memiliki hikmah baik yang berhubungan vertikal dengan
Allah SWT, maupun hubungan horizontal dengan manusia serta dalam kronologis
ayat zakat dijelaskan pertama tentang kewajiban, larangan, dan bagi siapa saja yang
berhak mendapatkan harta tersebut. Dalam mengupas ayat tentu saja tidak hanya
menggunakan konteks kosa kata akan tetapi juga menggunakan hadis-hadis yang
digunakan untuk acuan dalam penafsiran.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asy-Suyuti, I. J. (1990). Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzulnya Jilid 1. Bandung: Sinar
Baru.

Aziz, M. S. (2005). Fikih Islam Lengkap Pedoman Hukum Ibadah. Surabaya: Terbit Terang.

Hafhiduddin, D. (2002). Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani Press.

Jamaluddin, S. (2010). Kuliah Fiqih Ibadah. Yogyakarta: Surya Sarana Grafika.

Muhammad, A. b. (2003). Lubathut Tafsir min Ibnu Katsiir. Bogor: Pustaka Imam Asy-
Syafi'i.

Nuruddin. (2014). Transforsi Hadis-hadis Zakat dalam Mewujudkan Ketangguhan Ekonomi


Pada Era Modern. Zakat dan Wakaf, 294-314.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Ziswaf/article/viewFile/1489/1367

11

Anda mungkin juga menyukai