PENDAHULUAN
Persoalan tentang arah kiblat tidak lain adalah persoalan
azimuth, yaitu jarak dari titik utara ke lingkaran vertikal
melalui benda langit atau melalui suatu tempat diukur
sepanjang lingkaran horizon menurut arah perputaran jam.
Menghadap kiblat adalah syarat sahnya shalat, sehingga tidak
sah apabila shalat tanpa menghadap kiblat, kecuali bagi orang
sakit, orang dalam tawanan, shalat khauf, dan shalat sunnah
di
atas
kendaraan
atau
perahu,
yang
diperkenankan
beberapa
hal
yang
berhubungan
dengan
II.
PEMBAHASAN
A. Definisi Arah Kiblat
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah
ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu
ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke
1 Slamet Hambali, Ilmu Falak 1(Penentuan Awal Waktu Shalat & Arah
Kiblat Seluruh Dunia), Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo
Semarang, 2011, hlm. 167.
2 Ahmad Wahidi dan Evi Dahliyatin Nuroini, Arah Kiblat & Pergeseran
Lempeng Bumi: Perspektif Syariyah dan Ilmiah, Malang: UIN-Maliki
Press, 2012, hlm. 12.
Teori dan Metode Penentuan Arah Kiblat dalam Perspektif
Fiqh dan Sains
shalat.
Kemudian,
ditinjau
dari
segi
(
Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya:
"Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di
Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah
olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan
dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah
orang-orang yang beriman. (Q.S Yunus [10]: 87).
Sependapat dengan Quraish Shihab,6 kata kiblat di
dalam ayat ini tidak diartikan dengan rumah yang berarti
tempat
tinggal,
melakukan
melainkan
ibadah
kepada
kiblat
Allah
sebagai
SWT.
tempat
Kiblat
yang
kiblat,
(Arah
dalam
melakukan
Ibadah
Shalat.
Selain
bulan
dipalingkan
sesudah
hijrah
kembali
ke
ke
Madinah,
Kabah
kemudian
sesuai
dengan
arah
terdekat
dari
Kabah,
maka
tidak
sah
shalatnya
jika
tidak
Al-Quran
dan
hadis-hadis
Nabi
banyak
12 Ahmad Wahidi dan Evi Dahliyatin Nuroini, Arah Kiblat & Pergeseran
Lempeng Bumi: Perspektif Syariyah dan Ilmiah, hlm. 14.
13 Ahmad Izzudin, Hisab Rukyat Menghadap Kiblat (Fiqh, Aplikasi,
Praktis, Fatwa, dan Software), Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012,
hlm 3-16.
14 Ahmad Wahidi dan Evi Dahliyatin Nuroini, Arah Kiblat ., hlm. 15.
Teori dan Metode Penentuan Arah Kiblat dalam Perspektif
Fiqh dan Sains
menceritakan
tentang
Sungguh
Kami
(sering)
melihat
mukamu
menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan
dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke
arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil)
memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil
Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan.16
15 Ahmad Izzudin, Hisab Rukyat ., hlm. 4.
16 Departemen Agam Republik Indonesia, Al-Quran dan
Terjemahannya, (Semarang: Toha Putera, t.th.) hlm. 22. Dalam Tafsir
Ibnu Abbas dikatakan bahwa Allah sering melihat wajah Nabio SAW
menengadah ke langit berharap agar Jibril turun membawa berita
pemindahan kiblat ke Kabah, maka kemudian Allah mengizinkan Nabi
SAW untuk memalingkan mukanya ke arah Masjidil Haram pada saat
shalat (sejajar/mengarah baik di darat maupun di laut). Dan
sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab
(Taurat dan Injil) memang mengetahui kemudian mengingkarinya maka
Teori dan Metode Penentuan Arah Kiblat dalam Perspektif
Fiqh dan Sains
di
Mekah.
Dahulu
Rasulullah
mendapatkan
(
(
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu
(umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang
menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti
Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh
(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali
bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia.18
Dari ayat ini dapat kita ketahui bahwa Allah tidak
akan menyia-nyiakan iman mereka (orang terdahulu
yang shalat menghadap Masjidil Aqsa) dan shalat yang
mereka lakukan hukumnya tetap sah. Dalam ayat ini,
perpindahan arah kiblat dianggap sebagai ujian bagi
siapa saja yang benar-benar mengikuti Rasulullah dan
siapa yang mengingkarinya.
Kemudian turun surat Al-Baqarah ayat 142 yang
menceritakan
tentang
orang-orang
Yahudi
Madinah
18 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan ...., hlm. 22.
Teori dan Metode Penentuan Arah Kiblat dalam Perspektif
Fiqh dan Sains
10
dipalingkan
ke
Kabah
setelah
sebelumnya
Mekah
berkata,agamanya
telah
ke
arahmu
(orang-orang
Yahudi)
dan
Dan dari mana saja kamu (keluar), maka
palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan
dimana saja kamu (sekalian) berada, maka
palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada
hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang
yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu
takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja).
Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan
supaya kamu mendapat petunjuk.19
Sedangkan surat Al-Baqarah ayat 149 menekankan
bahwa perubahan arah Kiblat tersebut benar-benar
19 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan ...., hlm. 23.
Teori dan Metode Penentuan Arah Kiblat dalam Perspektif
Fiqh dan Sains
11
yang
belum
mempercayai
benar
bahwa
Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka
palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram,
sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu
yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang kamu kerjakan.20
2.Hadis tentang Kiblat dan Asbabul Wurudnya
a) Hadis riwayat Muslim dari Anas bin Malik RA.
(
(
( (
( ( )
(21
Menceritakan kepada kami Abu Bakar bin
Syaibah, menceritakan kepada kami Hammad bin
Salamah dari Tsabit dari Anas bin Malik RA
bahwasanya Rasulullah SAW (pada suatu hari)
sedang mendirikan shalat dengan menghadap ke
Baitul Maqdis. Kemudian turunlah ayat Al-Quran:
Sesungguhnya Kami (sering) melihat mukamu
menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke Kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Hara7m.
Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah
20 Ibid.
21 Maktbah Syamilah, Imam Muslim, Shahih Bukhari, Hadis no. 1208,
juz 2, hlm. 66.
Teori dan Metode Penentuan Arah Kiblat dalam Perspektif
Fiqh dan Sains
12
dengan
menghadap
Kabah
adalah
shalat
nuzul
ayat-ayat
tentang
arah
kiblat
(
Jika kamu hendak shalat maka sempurnakanlah
wudhu,
kemudian
menghadaplah
ke
kiblat
bisa
dipilih
antara
dilaksanakan
atau
dikatakan
telah
melakasanakan
shalat
13
.
Dalam hadis Abu Dawud dari Anas disebutkan,
Bahwasanya jika Rasulullah SAW berada dalam
satu perjalanan lalu hendak mengerjakan shalat
sunnah beliau menghadap kea rah kiblat bersama
untanya,
lalu
beliau
mengucapkan
takbir
kemudian mengerjakan shalatnya kemanapun
hewan kendaraanya menghadap. (Sanad hadis
ini hasan)24
24 Maktabah Syamilah, Abu Zakariya Yahya bin Syaraf bin Muri anNawawi, al-Minhaj Syarah Muslim bin al-Hajjaj, Beirut: Daar Ihya at-Turats alAraby, 1392, Cet. 2, juz 4, hlm. 106-107.. ; Muhammad bin Ismail Al-Amir AshShanani, Subulus Salam-Syarah Bulughul Maram, (Jakarta: Darus Sunah Press,
2012,t.th., hlm. 356-357. Menurut tafsir, hadis ini menunjukan bahwa saat
beliau ingin mengucapkan takbiratul ihram beliau menghadap ke arah kiblat.
Ini adalah tambahan yang seyogyanya diterima dan diamalkan karena
hadisnya hasan. Dari ungkapan dalam satu perjalanan, disimpulkan oleh
sebagian ulama bahwa safar atau perjalanan merupakan syarat
dibolehkannya mengerjakan shalat di atas kendaraan, namun ungkapan
tersebut tidak diungkapakan secara tegas. Dalam hadis ini maupun hadis
sebelumnya dijelaskan bahwa hal ini hanya boleh dilakukan pada saat shalat
Sunnah saja dan bukan untuk shalat wajib. Hanya saja at-Tirmidzi dan Annasai meriwayatkan, Bahwasanya Rasulullah SAW tiba pada sebuat selat
bersama sahabat-sahabatny, saat itu matahari berada di atas mereka dan
daerah basah dibawah mereka, lalu tibalah saat untuk menunaikan shalat.
Maka beliau memerintahkan seorang muadzin untuk mengumandangkan
adzan lalu iqamah, kemudian Rasulullah SAW maju bersama hewan
kendaraanya dan mengerjakan shalat bersama mereka, beliau membuat
isyarat, isyarat sujud lebiih rendah dari isyarat ruku;. At tirmidzi berkata,
hadis ini gharib.
Cara tersebut telah ditemui dalam ucapaan maupun perbuatan Anas
yang kemudian dishahihkan oleh Abdul Haqq. An nawawi menhasankannya,
dan Al-Baihaqi mendhaifkannya. Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat
wajib boleh dikerjakan di atas hewan kendaraan apabila selalu menghadap
kiblat dan ia berada di atas sekedup, walaupun ia berjalan. Hal ini seperti
kapal, maka sesungguhnya ijma boleh menunaikan shalat wajib padanya.
Sedangkan apabila hewan itu berhenti, maka menurut AS-Syafiiyah
diperbolehkan
shalat
wajib
apadanya,
sebagaimana
diperbolehkan
menunaikan shalat wajib di atas ayunan yang diikat dengan tali atau di atas
tandu yang dipanggul oleh orang yang jika mereka berhenti.
14
bahwa
menghadap
kiblat
adalah
syarat shalat yang ke-5 (lima), yang mana syaratsyarat shalat sebelumnya adalah
suci dari
hadas
15
tetapi
ada
beberapa
pendapat
diantaranya
dan
Hanabilah
kewajiban
menghadap
menyatakan
kiblat
tidaklah
bahwa
berhasil
kemanapun
yang
iya
yakini
16
dengan
hadits
Rasulullah
SAW
yang
bercerita
bercerita
al-Maally
bin
SAW
bersabda:
Arah
yang ada
menghadap
kiblat
merupakan
suatu
kendaraan,
maka
diwajibkan
baginya
untuk
17
menggunakan
teori
trigonometri
bola
saja,
arah
dengan
kiblat
dari
membuat
suatu
garis
tempat
dapat
penghubung
di
18
dalam
istilah
fiqh
arah
menghadap
kiblat,
19
menggunakan
apakah
?kiblat
menghadap
harus
apakah
tersendiri,
masalah
menjadi
Hadits dari Anas bin Malik RA. riwayat Bukhari Muslim :
(
(
(
Hadits dari Abu Hurairah r.a. riwayat Bukhari :
:
(
:
20
dari
Kabah,
wajib
berijtihad
dengan
petunjuk-
21
Dengan
demikian,
seorang
mushalli
mempunyai
yang
disebutkan
bahwa
posisi
para
seorang
ulama
tersebut
mushalli
ketika
kata
perintah
menghadap
kiblat
yaitu
22
berada
di
Madinah,
beliau
berijtihad
shalat
kiblat
berijtihad
menjadi
dengan
sebuah
merujuk
permasalahan.
pada
kedudukan
Mereka
bintang-
(2006:
10),
kaidah
penentuan
arah
kiblat
23
menjawab
persoalan
itu,
maka
kita
harus
mengikuti
garis
yang
mempunyai
arah
sudut
tetap
Tokyo.
Dari
gambar
tersebut
terlihat
bahwa
24
koordinat
Vietnam
yang
menghasilkan
Dalam
penjelasan
sebelumnya
telah
disebutkan
25
dengan
(misalnya
ke
pelaksanaan
panduan
arah
ibadah
sudut
barat).
shalat,
arah
yang
Sedangkan
posisi
mushalli
tetap
dalam
tidak
istilah
fiqh,
teori
ini
juga
tidak
dapat
di
atas
permukaan
bumi
termasuk
ketika
26
sama
hanya
saja
ada
sedikit
perbedaan
mengenai
pemahaman
tentang
bumi dimana
bentuk
bentuk
bumi
yang
sebenarnya
arah
kiblat
seyogyanya
menggunakan
27
yang
masih
kurang
tepat
bila
28
Seperti
yang
dijelaskan
pada
teori
trigonometri bola
tadi, prinsip yang
digunakan
teori
geodesi
ini
ini
juga
cocok
dengan
arah
kiblat
yang
yaitu
Hal
ini
penggepengan
diperkuat
bumi
dengan
di
bentuk
kutubbumi
dan
tidak
dapat
dihitung
dengan
pasti,
29
kiblat
ini
mengalami
30
alat
yang
digunakan
untuk
31
dengan
menggunakan
perhitungan
kedua
menggunakan
sisi
diperhitungkan
penggaris.
Setelah
secara
kedua
teliti
sisinya
32
matahari
tersebut,
maka
arah
kiblat
dapat
kiblat,
masih
memiliki
kesalahan/
33
atau
medan
listrik,
dapat
mengganggu
antara
Kabah
dengan
suatu
arah
kiblat.
Metode
arah
kiblat
ditelusuri
diklasifikasikan
dari
aplikasi
berdasarkan
pengukurannya
tipologi
aplikasinya
dapat
sebagai
berikut :
34
a) Alamiah (Natural)
Dikatakan alamiah murni karena penentuan arah
kiblatnya menggunakan benda-benda langit sebagai
pedoman.
Contohnya
penggunaan
bintang
rasi
atau
fenomena
alam
yang
kemudian
Salah
satu
metode
itu
adalah
Pengukuran
azimuth
kiblat
dapat
dinilai
tetapi
tetap
harus
dengan
koreksi
yaitu
penentuan
arah
kiblat
dari
metode
35
III.
SIMPULAN
Mengetahui
arah
kiblat
merupakan
hal
yang
wajib
untuk
menghadap
kearah
tersebut
pada
saat
36
37
DAFTAR PUSTAKA
An-Nawawi, Abu Zakariya Yahya bin Syaraf bin Muri, 1392, Maktabah
Syamilah (al-Minhaj Syarah Muslim bin al-Hajjaj), Beirut: Daar
Ihya at-Turats al-Araby, Cet. 2, juz 4.
Ash-Shanani Muhammad Ibnu Ismail, Subulus Salam, Juz. I, Beirut:
Darul Kutubil Ilmiyyah, t.t.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya,
Semarang: Toha Putera, t.th.
Enskilopedi Indoneisa 3, 1982, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Hambali, Slamet, 2011, Ilmu Falak 1: Penentuan Awal Waktu Shalat &
Arah Kiblat Seluruh Dunia, Semarang: Program Pascasarjana IAIN
Walisongo Semarang.
Ismail Al-Amir Ash-Shanani, Muhammad bin, 2012, Subulus SalamSyarah Bulughul Maram, Jakarta: Darus Sunah Press, ,t.th.
38
Izzudin, Ahmad, 2011, Ringkasan Desertasi: Kajian Terhadap MetodeMetode Penetuan Arab Kiblat dan Akurasinya, Semarang:
Program Pascasarjana IAIN Walisongo.
, 2012, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyat
Praktis dan Solusi Permasalahannya), Semarang: Pustaka Rizki
Putra. .
, 2012, Hisab Rukyat Menghadap Kiblat: Fiqh,
Aplikasi, Praktis, Fatwa, dan Software, Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra.
Khazin, Muhyiddin, 2004. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek,
Yogyakarta: Buana Pustaka,.
King, David A, 1993, Astronomy in The Serice of Islam, USA: Variorum
Reprint King.
Shihab, Quraish, 2002, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati.
Wahidi dan Evi Dahliyatin Nuroini, Ahmad, 2012, Arah Kiblat &
Pergeseran Lempeng Bumi: Perspektif Syariyah dan Ilmiah,
Malang: UIN-Maliki Press.
39