Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOGRAFI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENAFSIRAN


IGNAZ GOLDZIHER TERHADAP AL-QUR’AN

Makalah ini Dibuat dalam Rangka Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Kajian
Barat atas Al-Qur’an

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad, Lc., M.Th.I

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Nabilatul Luthfiyah (19240032)


2. Ayu Festian Larasati (19240035)
3. Dylan Ramadhan (19240067)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS SYARI’AH
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah swt. yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Biografi, Kerangka Berfikir, dan
Penafsiran Ignaz Goldziher terhadap Al-Qur’an” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak alhamdulillah tantangan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Ustadz
Dr. Muhammad, Lc., M.Th.I selaku dosen pada mata kuliah Kajian Barat atas Al-Qur’an atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam pengerjaan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Malang, 10 September 2021

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I : PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II : PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

A. Biografi Ignaz Goldziher. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


B. Kerangka Berfikir Ignaz Goldziher dalam Berinteraksi dengan Al-Qur’an. . . . . . .
C. Penafsiran Ignaz Goldziher terhadap Al-Qur’an. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB III : PENUTUPAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tafsir Al-Qur’an yang menjadi pondasi dan sumber utama kajian Islam,
menemukan titik tolak pandanga baru melalui Goldziher, dimana sumber-sumber
Barat mulai dijadikan sebagai rujukan, terutama untuk mengkritik pandangan ulama
tradisional Islam. Meskipun begitu, dalam beberapa sisi Goldziher dan ulama islam
mempunyai kesamaan dalam memaknai apa itu tafsir, meski sedikit berbeda dalam
menandai sejarah perkembangannya. Baginya, Tafsir menjadi sesuatu yang sulit
dicapai, bukan saja kebanyakan riwayat tidak sampai ke tangan kita sekarang, tetapi
isinya juga menjadi sesuatu yang problematik karenanya. Banyak riwayat palsu,
pengaruh buruk israilliyah, dan kontroversi yang tidak bisa disatukan menyebabkan
penilaian orang terhadap riwayat-riwayat tafsir menjadi kurang reliable. Semua ini
tidaklah mengherankan, karena Goldziher disimbolkan sebagai bapak orientalisme
yang ahli dalam melakukan kritik sejarah dalam kajian Islam, terutama sejarah tafsir.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa sebenarnya Ignaz Goldziher?
2. Bagaimana latar belakang pendidikan Ignaz Goldziher?
3. Apa saja karya-karya yang telah dihasilkan oleh Ignaz Goldziher?
4. Bagaimana kerangka berfikir Ignaz Goldziher?
5. Bagaimana penafsiran Ignaz Goldziher terhadap Al-Qur’an?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui siapa sebenarnya Ignaz Goldziher
2. Memahami latar belakang pendidikan Ignaz Goldziher
3. Mengidentifikasi apa saja karya-karya Ignaz Goldziher
4. Memahami bagaimana kerangka berfikir Ignaz Goldziher
5. Mengetahui bagaimana penafsiran Ignaz Goldziher terhadap Al-Qur’an.

3
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Ignaz Goldziher


Ignaz Goldziher dilahirkan pada tanggal 22 Juni 1850 di sebuah kota yang
bernama Szekesfehervar, Hungaria. Dia memulai pendidikan sekolahnya
semenjak usia dini dengan perkembangan yang sangat menarik dan luar biasa.
Semenjak berusia 5 tahun, dia sudah mulai belajar membaca teks Hebrew yang
terdapat pada Old Testament (Perjanjian Lama). Pada usia 8 tahun, dia sudah
membaca Talmud, ketika berusia 12 tahun dia sudah mulai aktif dalam kegiatan
tulis-menulis dan mempublikasikan monograf pertamanya di Origins and
Clasification of the Hebrew Prayers. Ketika anak seusianya masih bersekolah,
Goldziher sudah mengikuti banyak rangkaian pelajaran, seperti pelajaran sastra
Yunani dan Romawi Kuno, Filsafat, Bahasa Timur -termasuk Persia dan Turki- di
Universitas Budapest, tempat dia melanjutkan studinya di kemudian hari. Dengan
bantuan gurunya, Goldziher memperoleh beasiswa dari Hungarian Minister of
Education (Menteri Pendidikan Hungaria) dalam sebuah program komperhensif
pembelajaran dan penelitian yang dirancang untuk melengkapi studinya pada
sebuah universitas yang ditunjuk.1
Untuk pertama kalinya Goldziher melakukan perjalanan ke luar negerinya di
negara Jerman di Universitas of Leipzig dan Berlin, tempat dia mengambil gelar
doktornya ketika berusia 19 tahun. Pada tahun berikutnya, Goldziher diangkat
menjadi dosen swasta (dosen luar biasa) di Universitas Budapest. Dari Jerman, dia
kemudian melanjutkan perjalanannya ke Leiden Belanda dan menetap di sana
selama enam bulan, serta mengajar terutama di sekolah-sekolah Islamic Studies
(kajian-kajian keislaman) di Eropa. Ketika masih berada di Hungaria dan Jerman,
Goldziher banyak mengkaji buku-buku tentang Judaic (agama Yahudi) dan Semantik,
termasuk pula bahasa Arab. Pengalamannya di Leiden, sebagaimana yang ditulis di
dalam buku hariannya, menjadikannya tertarik pada dunia keislaman.
Ketertarikannya terhadap bangsa Timur dan dunia keislaman ini dikonfirmasi

1
Fathul Huda, Pemikiran Ignaz Goldziher tentang Qiro’at Qur’an, Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan
Ampel, 2015), 29-32.

5
oleh Goldziher ketika dia melakukan perjalanan pertamanya ke Timur Tengah yang
dimulai dari September 1873 sampai April 1874. Waktunya banyak dihabiskan di
Damaskus dan Kairo. Dia kemudian mendapatkan izin sebagai non muslim
pertama untuk belajar dan menjadi murid di Universitas al Azhar, Kairo.2
Tahun 1874, setelah kembali dari perantauannya di Timur Tengah, Goldziher
menerbitkan hasil karyanya di Imperial Academy (sekolah menengah kerajaan),
Wina. Hal ini membuat nama Goldziher semakin dikenal dan mendapatkan gelar
kehormatan yang membawanya mendapatkan pengakuan internasional sebagai
salah satu great master peneliti dunia ketimuran serta menjadikannya sebagai
founder modern science of Islamic (pendiri sains Islam modern). Dia juga terpilih
sebagai extraordinary member of the Hungarian academy (anggota luar biasa
sekolah menengah Hungaria) pada tahun 1876 dan ordinary member (anggota luar
biasa) pada tahun 1892.3
Tahun 1894, Goldziher diberi gelar profesor. Kala itu, Goldziher menerima
penghargaan profesor sebatas gelar saja, tanpa menjadi staf pengajar yang memiliki
hak istimewa dan tanpa gaji. Pada tahun yang sama, Goldziher juga menjadi dewan
perwakilan rakyat. Secara formalitas, jabatan ini diakui penganut agama Yahudi
memiliki kekuatan hukum layaknya 3 sekta Kristen yang telah lama exis
dinegara tersebut. Di tahun 1889, ketika berlangsungnya International Congress of
Orientalist (kongres internasional orientalis) yang ke 8, Goldziher memperoleh
medali emas berkat kajian ilmiahnya yang telah dipublikasikannya. Tahun 1894,
Goldziher mendapatkan kesempatan untuk menggantikan W. Robertson Smith
sebagai ketua Cambridge University, namun Goldziher menolaknya. Tidak memiliki
gaji di dunia akademik, menjadikannya kembali ke lingkungan asalnya di komunitas
Yahudi. Di komunitas Yahudi tersebut, Goldziher menjabat sebagai sekretaris selama
30 tahun mulai dari tahun 1876 sampai 1905. Pada tahun sebelumnya, yaitu pada
tahun 1904, Goldziher mendapatkan gelar kehormatan sebagai guru besar
pertama bahasa Semit di Universitas Budapest, kemudian dia juga menjadi ketua

2
Fathul Huda, Pemikiran Ignaz Goldziher tentang Qiro’at Qur’an, Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan
Ampel, 2015), 30.

3
Fathul Huda, Pemikiran Ignaz Goldziher tentang Qiro’at Qur’an, Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan
Ampel, 2015), 31.

6
program Muslim Law and Institutions (lembaga perundang-undangan Muslim) di
fakultas Hukum. Pada tanggal 13 November 1921, Goldziher menghirup nafas
untuk yang terakhir kalinya.4
Karya-karya Ignaz Goldziher :
1. Madzab tafsir
2. Mythology Among and its Historical Development
3. Schools of Koranic Commentators
4. Mohammed and Islam
5. Muslim Studies

B. Kerangka Berfikir Ignaz Goldziher dalam Berinteraksi dengan Al-Qur’an


Goldziher adalah seorang pakar yang telah jauh mempelajari tradisi keilmuan
Islam, khususnya ilmu tentang Al-Qur’an, tafsir, dan hadits-hadits nabi.5 Pandangan
Goldziher dipengaruhi oleh pendekatan Historical Criticism yang dilakukannya dalam
mengkaji Islam, sehingga ajaran agama selalu dilihat hubungan historisnya. Ketika
ada kemiripan dalam ajaran agama Islam dengan ritual agama-agama selain Islam
yang terekam dalam Al-Qur’an, maka Ignaz akan menganggap ini sebuah upaya
plagiasi terhadap ajaran sebelumnya.
Dilihat dari beberapa kritik yang dikemukakan oleh Goldziher tentang Islam
bahwa pendekatan yang dipakai Goldziher dalam mengkritik Islam menggunakan
metode pendekatan sejarah. Oleh karena itu Goldziher selalu mengaitkan ajaran Islam
dengan agama terdahulu sebelum Islam. Goldziher menganggap Nabi Muhammad
Saw telah mengkaji ulang ajaran Yahudi dan Nasrani yang ditempatkan pada agama
Islam.6
Goldziher juga mempunyai pandangan yang buruk tentang Al-Qur’an.
Menurutnya, Al-Qur’an hanyalah alat bagi umat Islam untuk dijadikan senjata ampuh
dalam melawan musuh-musuh, isi dari kandungan Al-Qu’an bukanlah petunjuk yang
benar, demikian Goldziher mempunyai strategi yang baik disertai semangat yang
besar untuk menghancurkan umat Islam. Dengan berargumen bahwa Al-Qur’an telah

4
Fathul Huda, Pemikiran Ignaz Goldziher tentang Qiro’at Qur’an, Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan
Ampel, 2015), 32.

5
Abdurrahman Badawi, Ensiklopedia Tokoh Orientalis, hlm.133
6
Mohammad Anwar Syarifuddin, ed., Kajian Orientalis terhadap Al-Qur’an dan Hadits (Ciputat: Sekata
Cendekia, 2015), hlm.67

7
mencopy paste ajaran samawi. Kemudian Goldziher juga mengemukakan bahwa Al-
Qur’an merupakan hasil karya cipta Nabi Muhammad Saw. Strategi Goldziher untuk
meragukan otentisitas Al-Qur’an adalah dengan menggunakan pendekatan sejarah
(historical criticism), dengan demikian Goldziher dapat mengomentari banyak
tentang sejarah bahkan kisah-kisah yang ada di dalam Al-Qur’an.
Goldziher memandang bahwa tafsir memiliki bias kepentingan teks suci Al-
Qur’an bukan lagi sebagai sumber agama, akan tetapi lebih dari itu. Al-Qur’an mejadi
salah satu aliran keagamaan tertinggi bagi suatu kelompok ajaran tertentu. Bahkan
dari beberapa golongan aliran madzhab Islam mengklaim bahwa kebenaran Allah
adalah suatu bukti yang tidak bisa diganggu gugat.

C. Penafsiran Ignaz Goldziher terhadap Al-Qur’an


Sebenarnya untuk penafsiran Ignaz Goldziher sendiri terhadap Al-Qur’an
secara langsung, kami kurang mendapatkan banyak referensi. Karena memang
sebenarnya Ignaz sendiri merupakan seorang Sejarawan bukan Mufassir, bidang yang
didalami oleh Ignaz Goldziher berdasarkan referensi kami adalah sejarah tafsir, bukan
ilmu tafsir itu sendiri. Jadi mungkin pada sub-bab kali ini akan lebih membahas
kepada kritik Ignaz Goldziher terhadap tafsir Al-Qur’an dan beberapa masalah-
masalah lainnya yang menurut Ignaz Goldziher merupakan kelemahan islam.
Goldziher adalah seorang pakar yang telah jauh menela’ah tradisi keilmuan
Islam, khususnya ilmu al-Qur’an, tafsir, dan hadits Nabi. Kontribusi yang telah
diberikan oleh Goldziher untuk khazanah keilmuan duina Islam juga begitu besar.
Walaupun Goldziher seorang orientalis tetapi sumbangsih karya pemikiran yang
diberikannya memberi warna tersendiri bagi Islam, adapun pandangan Goldziher
tentang Islam bahwa Islam lahir di Madinah, mulai terbentuk di kota madinah,
menurutnya agama Islam adalah kepasrahan seorang hamba kepada tuhannya (Allah),
dan ini merupakan salah satu ajaran dari nabi Muhammad untuk menyatukan Tuhan
dengan hambanya, kepasrahan seorang hamba kepada Tuhan merupakan salah satu
pendidikan istimewa dalam ajaran agama Islam. Kemudian menurutnya Islam hanya
sebagai agama yang hanya bisa menyerap unsur-unsur dari agama lain dengan
membungkusnya secara rapih melalui cerita sejarah sehingga seolah-olah Islam
adalah agama yang sangat murni. Padahal Islam telah mengambil ajaran dari
Judaisme, menurut Ignaz Goldziher.

8
Adapun pandangan Goldziher tentang Nabi Muhammad sebagai seorang
pelopor pembawa Islam, Goldziher mengira bahwa Nabi Muhammad saw. telah
menerima ajaran dari unsur agama Kristen umumnya melalui tradisi serta bid’ah yang
bertebaran di dalam Gereja Timur. Dengan jalan bid’ah dalam Gereja Timur maka
Nabi Muhammad memperoleh hubungan-hubungan lahiriah dalam urusan
perdagangan ketika ia masih belum diangkat sebagai Rasul.
Goldziher memiliki pandangan yang buruk terhadap Al-Qur’an. Menurutnya,
Al-Qur’an hanyalah sebagai alat bagi umat Islam untuk dijadikan senjata ampuh
dalam melawan musuh-musuh, isi dari kandungan al-Qur’an bukanlah petunjuk yang
benar, demikian Goldziher mempunyai strategi yang baik disertai semangat yang
besar untuk menghancurkan umat islam. Dengan berargumen bahwa Al-Qur’an telah
mengcopi paste ajaran samawi. Kemudian Goldziher juga mengemukakan bahwa Al-
Qur’an merupakan hasil cipta karya Nabi Muhammad saw.
Disisi lain, Goldziher sangat takjub dengan sumber riwayat penafsiran bi al-
Ma’tsur karena tafsir telah menghilangkan kebingungan bagi umat Islam serta
memberikan pencerahan, tafsir bagaikan pancuran air yang tidak akan kering airnya.
Goldziher juga sangat kagum dengan tokoh mesir, yakni Jalaluddin As-Suyuti
(w.911H/1505M) menurut Goldziher umat muslim telah berhutang budi dengan
kepadanya dalam bidang Ulumul Qur’an, beliau berhasil mengumpulkan lebih dari
sepuluh ribu hadits dari penafsiran Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya.

9
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Goldziher adalah seorang pakar yang telah jauh menela’ah tradisi keilmuan
Islam, khususnya ilmu al-Qur’an, tafsir, dan hadits Nabi. Kontribusi yang telah
diberikan oleh Goldziher untuk khazanah keilmuan duina Islam juga begitu besar.
Walaupun Goldziher seorang orientalis tetapi sumbangsih karya pemikiran yang
diberikannya memberi warna tersendiri bagi Islam, adapun pandangan Goldziher
tentang Islam bahwa Islam lahir di Madinah, mulai terbentuk di kota madinah,
menurutnya agama Islam adalah kepasrahan seorang hamba kepada tuhannya (Allah),
dan ini merupakan salah satu ajaran dari nabi Muhammad untuk menyatukan Tuhan
dengan hambanya, kepasrahan seorang hamba kepada Tuhan merupakan salah satu
pendidikan istimewa dalam ajaran agama Islam. Kemudian menurutnya Islam hanya
sebagai agama yang hanya bisa menyerap unsur-unsur dari agama lain dengan
membungkusnya secara rapih melalui cerita sejarah sehingga seolah-olah Islam
adalah agama yang sangat murni. Padahal Islam telah mengambil ajaran dari
Judaisme, menurut Ignaz Goldziher.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Badawi, Ensiklopedia Tokoh Orientalis.


Mohammad Anwar Syarifuddin, ed., Kajian Orientalis terhadap Al-Qur’an dan Hadits
(Ciputat: Sekata Cendekia, 2015), hlm.67

Fathul Huda, Pemikiran Ignaz Goldziher tentang Qiro’at Qur’an, Skripsi, (Surabaya: UIN
Sunan Ampel, 2015), 32.

12

Anda mungkin juga menyukai