Anda di halaman 1dari 14

Konsep Teoritis Ignaz Glodziher Tentang Al-Qur’an

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kajian Barat Atas Al-Qur’an


Dosen Pengampu
Achris Ahsanud Taqwin, M. Ud.

Disusun oleh:

1. Ulfa Fadlillah (126301213103)


2. Zaki Bintang Alam (126301212077)
3. Zusmia Khimatul ‘A (126301211044)

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah menganugerahkan berbagai macam nikmat yang
tak terbendung luasnya, yang telah memberikan nikmat iman serta nikmat sehat sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas kami dalam pembuatan makalah yang kami beri judul “Konsep
Teoritis Ignaz Glodziher Tentang Al-Qur’an”.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam serta keluarga, para sahabat dan seluruh umat islam
hingga akhir zaman.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat Bapak Achris Ahsanud
Taqwin, M. Ud. Selaku Dosen pengampu Kajian Barat Atas Al-Qur’an yang telah memberikan
tugas kepada kami, sehingga kami dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuan.

Mengingat kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, kami menyadari bahwa


makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga kritik serta saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk terus memperbaiki kemampuan kami dalam kepenulisan. Kami berharap
makalah ini dapat menjadi perantara bagi para pembaca dalam belajar dan menambah
wawasan, serta bermanfaat bagi kami sendiri selaku penyusunnya. Aamiin

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Tulungagung, 12 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 3

BAB II ....................................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4

A. Biografi Ignaz Goldziher ................................................................................................ 4

B. Karya-Karya Ignaz Goldziher ......................................................................................... 5

C. Pandangan Ignaz Goldziher Terhadap Al-Qur’an .......................................................... 6

D. Pendapat Ignaz Goldziher Tentang Islam ....................................................................... 9

E. Hadits Dan Sunnah Dalam Prespektif Ignaz Goldziher ................................................. 10

BAB III .................................................................................................................................... 12

PENUTUP ............................................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12

B. Saran ............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian Orientalisme saat ini menjadi hal yang menarik. Oriantalisme lahir sebab
dari usaha barat unruk memahami dan mengetahui dunia timur. orientalisme adalah
suatu pemikiran dan pemahaman yang secara akidah sangat erat dengan ketimuran,
yang berasal dari kata “orient” yang artinya bersifat Timur dan “isme” yang berarti
paham. Orientalisme merupakan istilah yang berasal dari kata “orient” yang secara
harfiah berarti timur, dan kata ini secara geografis berarti dunia belahan timur, dan
secara etnologis berarti bangsa-bangsa di timur.

Para orientalis sangat tertarik untuk menjadikan al-Qur’an sebagai objek kritik
dan penelitiannya. Salah satunya tokoh orientalis yang tertarik untuk mengkaji Al
Qur'an ialah Ignaz Goldziher. Ignaz goldziher merupakan tokoh orientalis jerman.
Sebagai seorang pemikir orientalis,Ignaz Glodziher telah menyebarkan kritik terhadap
Al Qur'an dalam bukunya Die Richtungen der Islamischen Koranauslegung. Dalam
kritiknya, Goldziher berasumsi bahwa adanya kekacaun dan ketidakkonsistenan dalam
al-Qur'an. Dia beranggapan bahwa ketidakkonsistenan dalam al-Qur'an disebabkan
oleh munculnya qira'at.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi ignaz goldziher?


2. Apa saja karya-karya ignaz goldziher?
3. Bagaimana pemikiran ignaz goldziher terhadap al-Qur’an dan Hadist?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui biografi ignaz goldziher.


2. Untuk mengetahui karya-karya dari ignaz goldziher.
3. Untuk mengetahui pemikiran ignaz goldziher terhadap al-Qur’an dan Hadits.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Ignaz Goldziher

Ignaz Goldziher adalah seorang orientalis terkemuka yang lahir pada tanggal 22
Juni 1850 di kota Budapest-Hungaria. Ia berasal dari keluarga Yahudi yang terpandang
dan memiliki pengaruh luas, tetapi tidak seperti keluarga Yahudi Eropa yang sangat
fanatik saat itu. 1 Goldziher, adalah tokoh yang sezaman dengan Theodor Noldeke dan
tokoh oreintalis kenamaan yang pernah singgah di Indonesia, Snock Hurgronje, yang
banyak mengkaji tentang ke-Islaman. Dalam kehidupan Goldziher secara fisikal tidak
ada yang istimewa, hidup dalam suasana sejuk dan tenang sehingga dapat
berkonsentrasi dalam kerja ilmiah murni. Dia kurang banyak berhubungan dengan
komunitas umum di lingkungannya, hanya sekedarnya saja.Tetapi dinamika kehidupan
ruhaniah Goldziher sangat dinamis dan subur. Potensi spiritualnya sudah mulai muncul
sejak muda dan terus diasah sampai masa kematangannya. 2

Pendidikan Goldziher dimulai dari Budapes, kampung halamanya.3 Sejak usia


anak-anak (lima tahun), ia sudah terlatih untuk menelaah kitab-kitab klasik seperti kitab
perjanjian lama agama Yahudi, Hebrew. Pada umur delapan tahun, dia mempelajari
kitab Talmud, dan pada usia dua belas tahun, ia telah mampu menelorkan sebuah karya
yang berjudul “The Origins and Classification of the Hebrew Prayer”. Ia bergabung
dengan lembaga kursus filsafat, kitab-kitab klasik, bahasa-bahasa ketimuran seperti
bahasa Persia, bahasa Turki dan bahasa Arab di sebuah Universitas Budapest (The
University of Budapest) dibawah asuhan ahli bahasa ketimuran bernama Arminius
Vambery. 3

Pada tahun 1866, ketika usianya mencapai 16 tahun, ia sudah terbiasa dengan
membahas buku besar, memberi ulasan dan kritik-kritik terhadap buku-buku yang ada.
Pada usia 18-20 tahun (1868-1870), Goldziher melanjutkan fokus kajiannya dalam
bahasa Arab dan Yahudi di kota Berlin di bawah asuhan Friedrich Dieterich dan Emil

1
Abdurrrahman Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis (Yogyakarta: LKIS, 2003).
2
Ibid.
3
Ignaz Goldziher, Introduction to Islamic Theology and Law (Princeton: Princeton University Press, 1981).

4
Rudiger. Di kota itu pula, Goldziher mengalihkan kajiannya terhadap persoalan
persoalan yang berpautan dengan hubungan sejarah (historical relation) antara agama
Yahudi dan agama Islam yang dibimbing oleh dua guru besarnya, yaitu: Abraham
Geiger dan Moritz Steinschneider. Ia berpendapat bahwa ada semacam hubungan
historisitas (historical relation) yang cukup mendasar antara agama Yahudi dan Islam. 4

Setelah memperoleh gelar akademik tertingginya, Goldziher kembali ke


Budaphes dan ditunjuk sebagai asisten guru besar di Universitas Budaphes pada tahun
1872, tetapi dia tidak lama mengajar di sana sebab setelah itu, ia diutus oleh Kementrian
Ilmu Pengetahuan ke luar negeri untuk meneruskan pendidikannya di Wina dan Leiden.
Setelah itu, untuk memperluas cakrawala pengetahuannya tentang agama Islam, pada
tahun 1873-1874 ia melakukan ekspedisi ke kawasan Timur dan menetap di Kairo
Mesir, lalu dilanjutkan ke Suriah dan Palestina. Selama menetap di Kairo dia sempat
bertukar kajian di Universitas al-Azhar.

Reputasi akademisnya mulai tampak ketika diangkat menjadi Sekretaris sebuah


organisasi “Komunitas Masyarakat Yahudi Liberal” (Liberal Jewish Community) di
kota kelahirannya, Budaphes, pada tahun 1876. Di tahun yang sama, ia terpilih menjadi
anggota senior Akademis Hungaria dan kemudian sebagai anggota tetap ditahun 1892.
Pada tahun 1894, ia meraih gelar profesor dengan penelitiannya tentang Filsafat Agama
Yahudi. Itu terjadi setelah beberapa tahun ia menerima penghargaan “ medali emas”
dari Kongres International ke delapan tahun 1889. 5 Goldziher meninggal dunia pada 13
November 1921 di Budaphes. 6

B. Karya-Karya Ignaz Goldziher


Dalam semasa hidupnya Ignaz Goldziher telah berhasil melahirkan beberapa
karya buah pikirannya, antara lain sebagai berikut;7
1. Die Zahiriten, Ihr Lhrsystem und Geschicte (Leipzing 1884), tentang
perkembangan sejarah aliran Zahiri.

4
Sanuri, Kritik Mustafa Al-Sibai Terhadap Ignaz Goldziher Tentang Hadits (Tesis: IAIN Sunan Ampel Surabaya,
2007), hal 37-38.
5
Goldziher, Introduction to Islamic Theology and Law.
6
Badawi, Ensiklopedi Tokoh Orientalis.
7
Ibid, .

5
2. Vorlesungen den Islam (Heideberg 1910), tentang pengantar untuk memahami
teologi dan hukum Islam.
3. Muhammedabische Studien, tentang sejarah agama Islam secara umum dan hadits
secara khusus.
4. Die Richtungen Der Islamichen Koran Auslegung (Leiden 1921) tentang pro dan
kontra tafsir sebagai disiplin dalam khazanah intelektual Islam.
C. Pandangan Ignaz Goldziher Terhadap Al-Qur’an
Ignaz goldziher memiliki pandangan yang buruk terhadap al-Qur’an.
Pandangan Goldziher dipengaruhi oleh pendekatan yang dia pakai yaitu pendekatan
historical criticism atau kritik sejarah dimana ia selalu mengaitkan ajaran agama Islam
dengan agama-agama sebelumnya. Dengan pendekatan yang ia pakai, Goldziher
beranggapan bahwa isi wahyu di dalam al-Qur’an merupakan salinan kitab dari agama-
agama lain. Goldziher berfikir bahwasannya al-Qur’an merupakan karangan Nabi
Muhammad Saw. Dia berpendapat bahwa al-Qur’an hanya digunakan Nabi
Muhammad agar masayarakat Arab mau masuk Islam. 8

Di dalam bukunya yang berjudul Die Richtungen der Islamischen


Koranauslegung, Goldziher beragumen bahwa teks al-Qur’an terdapat kekacauan.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan kekacauan di dalam al-Qur’an menurut
Goldziher
1. Tidak Autentiknya al-Qur’an
Menurut pendapat Goldziher al-Qur’an merupakan copyan dari kitab-kitab
terdahulu. Selain itu dia beranggapan bahwa dengan beragamnya qira’at dalam al-
Qur’an dianggap sebagai problem dan bukti bahwa al-Qur’an tidak autentik, ia
menyatakan bahwa dengan adanya tambahan catatan pribadi para sahabat dalam
mushaf, telah melahirkan ragam qiraat dan mengakibatkan rusaknya keautentikan
al-Qur’an. Akan tetapi, pendapat tersebut di sanggah oleh Abdul Halim an-Najjar
penerjemah buku Die Richtungen der Islamischen Koranauslegung ke dalam
bahasa Arab dengan judul Madzhahib Tafsir al-Islami bahwasannya penambahan
tersebut sama sekali tidak mengubah teks yang melahirkan beragam qira’at.

8
Fitria Apriyani, Muhammad Nur Amin, Ikhwanuddin, dan Ahmad Musyadad Kholil, “Kritik Al-Maraghi Atas
Pendapat Ignaz Glodziher Dalam Buku Introduction to Islam Theology and Law”, TAjDID, Vol. 22, No. 1, 2023.

6
Sehingga hal itu tidak berpengaruh terhadap keautentikkan al-Qur’an, karena yang
menjadi acuan qira’at bukan dari teksnya.akan tetapi kemutawatirannya 9
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang sangat terjamin keautentikkannya sampai
akhir zaman. Hal ini dikarenakan, mulai dari proses pewahyuannya, penyampainan,
pengajaran, dan penyampaiannya melalui tradisi lisan dan hafalan serta dilakukan
secara mutawatir dari generasi ke generasi sehingga terjamin keasliannya. Selain
itu di dalam proses transmisi al-Qur’an sangat dijaga dan diawasi oleh para sahabat
serta tabi’in.1 0

2. Inkonsistensi Al-Qur’an
Di dalam bukunya Goldziher berpendapat bahwa adanya variasi bacaan atau
qira’at di dalam al-Qur’an menyebabkan kekacauan dan ketidak konsistenan al-
Qur’an. Goldziher berkata bahwa “Tidak ada kitab perundang-undangan (tashri’)
yang diakui oleh kelompok keagamaan dengan pengakuan teologis bahwa ia adalah
teks yang diturunkan atau diwahyukan, di mana pada masa awal peredaran
(transmisi)-nya tersebut datang dalam bentuk yang kacau dan tidak pasti
sebagaimana yang kita temukan dalam al-Qur’an”.
Glodziher memandang qira’at al-Qur’an adalah bukti kekacauan al-Qur’an hal
ini di karenakan al-Qur’an seakan-akan tidak konsisten dalam penyantuman ayat-
ayat al-Qur’an yang dapat di baca dengan berbagai macam bacaan. 1 Dalam kitab
Madzhahib Tafsir al-Islami an-Najjar mengomentari bahwa Goldziher berbicara
melantur dan tidak menelaah kitab samawi lainnya. Menurut beliau Glodziher tidak
konsisten dengan apa yang dikatakannya, karena di dalam pendapat lainnya ia
berkata bahwa taurat turun dengan berbagai macam bahasa. Hal ini bertentangan
dengan pendapat goldziher yang mengatakan bahwa kekacauan dan ketidak
1
konsisten al-Qur’an tidak ditemukan di dalam kitab-kitab samawi lainnya.
Menurut Abdul Fattah al-Qadi, Perbedaan riwayat dan keragaman bacaan dalam al-

9
Raihan, Syafieh, “Menyosl Kritik Ignaz Goldziher Terhadap Al-Qur’an Dalam Kitab Mazhahib Al-Tafsir Al-
Islami”, AL FAWATIH: Jurnal Kajian Al-Qur’an Dan Hadist, Vol. 3, No.2, 2022.
1 0
Aris Hilmi Hulaimi, “Qira’at dalam prespektif Ignaz Goldziher (Studi Kritik Terhadap Pemikiran Orientalis)”,
Studia Quranika: Jurnal Studi Quran, Vo. 1, No. 1, 2016.
1 1
Ecky Syahrullah, “Kriti katas Kritik Ignaz Goldziher Tentang Qira’at”, AL ITQAN, Vol.3, No. 2, 2017.
1 2
Raihan, Syafieh, “Menyosl Kritik Ignaz Goldziher Terhadap Al-Qur’an Dalam Kitab Mazhahib Al-Tafsir Al-
Islami”, 137

7
Qur’an tidak ada yang saling bertentangan dan berlawanan, namun perbedaan
tersebut saling mendukung dan menguatkan satu sama lain.
3. Tidak Ada Unifikasi Al-Qur’an
Goldziher berpendapat bahwa umat terdahulu belum ada keinginan untuk
menyeragamkan bacaan al-Qur’an. Serta kodifikasi yang dilakukan Ustman bin
Affan bertujuan untuk menyeragamkan bacaan al-Qur’an. Glodziher berkata bahwa
“Dalam setiap rangkaian sejarah islam masa lalu, belum pernah muncul
kecenderungan untuk menyeragamkan (unifikasi) teks kecuali hanya letupan-
letupan kecil.”1 3

Pendapat yang disampaikan oleh Goldziher di bantah oleh an-Najjar


bahwasannya kodifikasi yang dilakukan Ustman bukan karena ingin
menyeragamkan al-Qur’an. Akan tetapi bertujuan untuk mengumpulkan bacaan
qira’at yang memiliki mata rantai sanad kepada nabi dan membuang bacaan yang
tidak memiliki mata rantai sanad. Al-Qodi, beliau berpendapat bahwasannya
Ustman mengkodifikasi al-Qur’an dan mengirimkannya ke berbagai kota besar,
serta memerintahkan kepada seluruh kaum muslimin untuk menjadikan al-Qur’an
sebagai pedoman tunggal. Apa yang di lakukan Ustman bukan karena ingin
menyeragamkan al-Qur’an. Kodifikasi yang di lakukan Ustman memiliki tujuan
untuk mengumpulkan bacaan qira’at yang memiliki mata rantai sanad kepada nabi
dan membuang bacaan yang tidak memiliki mata rantai sanad.

Goldziher berpendapat bahwa perbedaan qira’at yang ada saat ini ialah hasil
ijtihad manusia karena al-Qur’an pada saat itu tidak memiliki titik dan harakat
sebagaimana sekarang. Contohnya di surat al-A’raf ayat 57

ْ ‫اﻟﺮ ٰﯾ َﺢ ﺑُﺸ ًْﺮ ۢا ﺑَ ْﯿﻦَ ﯾَﺪ‬


….... ‫َي َر ْﺣ َﻤﺘِ ٖ ۗﮫ‬ ّ ِ ‫ﺳ ُﻞ‬ ْ ‫َوھُ َﻮ اﻟﱠﺬ‬
ِ ‫ِي ﯾُ ْﺮ‬

Kata ‫ ﺑُﺸ ًْﺮا‬pada qiraat lainnya dibaca dengan nun bukan dengan huruf ba’. Menurut
Goldziher hal ini terjadi karena tidak ada tanda titik (naqt) pada masa awal penulisan
al-Qur’an. pada awal penulisan kata ini hanya berbentuk ‫ ﯩﺴﺮا‬Hal ini kemudian
diperjelas oleh an-Najjar, ia mengatakan bahwa qiraat ini telah pasti, yaitu dibaca

1 3
Ibid, 138.

8
nusyran dari jalur ibnu Amir (seorang perawi qira’at tujuh) dan dibaca nusyuran dari
jalur Nafi’, Ibnu Katsir, Abu Amr, Abu Ja’far, dan Ya’qub. Dan dibaca nasyran dari
jalur Hamzah, Kisa’i, dan Khalaf. Maka dapat dipahami bahwa acuan dalam qira’at
bukanlah tulisanakan akan tetapi, kemutawatiran riwayat. 1 4

D. Pendapat Ignaz Goldziher Tentang Islam


Ignaz Goldziher merupakan satu dari banyaknya orientalis yang mendalami
Islam, ia adalah seseorang yang mendapat julukan guru besar orientalis melalui
keberhasilannya dibidang akademik. Salah satu karya besarnya yang berjudul
Introduction to Islamic Theology and Law berisi pembahasan dan pendapatnya yang
luas mengenai Islam. Berikut beberapa pendapat Ignaz Goldziher didalam bukunya :

1. Agama islam lahir dimadinah ketika nabi Muhammad hijrah, ignaz mengatakan
bahwa aspek historis islam mulai terbentuk di Madinah karena wahyu-wahyu yang
disampaikan Muhammad ketika di Makkah belum cukup membentuk definisi Islam
meskipun dalam bentuk yang kecil. Di Madinah inilah Islam menjadi sebuah
institusi yang memiliki tujuan dan latar belakang jelas, di sinilah bentuk pertama
dari masyarakat Islam, hukum, dan tatanan politik Islam mulai muncul.
2. Islam mengambil pelajaran dari agama sebelumnya. Pendapat Ignaz bahwa dalam
praktik-praktik keagamaan Islam telah menyalin kegiatan ritual orang Yahudi dan
Kristen, seperti cara bersujud, pembacaan dengan sujud syukur, perintah hijab,
puasa dan tindak amal lainnya. Oleh karena itu, dia menyimpulkan bahwa ajaran
Islam memiliki kesamaan dengan ritual agama-agama lain di luar Islam. Hal ini
dianggap sebagai upaya plagiasi terhadap ajaran sebelumnya
3. Al-Qur’an merupakan karangan Nabi Muhammad. Menurut anggapan Ignaz dalam
evaluasi historisnya ia menganggap isi wahyu didalam Al-Qur’an merupakan
gabungan elektik dari ide agama lain, Al-qur’an yang selama ini didakwahkan Nabi
hanya sebagai umpan agar masyarakat Arab memeluk Islam, Al-Qur'an adalah
ciptaan Muhammad bersama dengan sekelompok cendekiawan ahli kitab yang telah
mempercayainya.

1 4
Raihan, Syafieh, “Menyosl Kritik Ignaz Goldziher Terhadap Al-Qur’an Dalam Kitab Mazhahib Al-Tafsir Al-
Islami”, 139.

9
4. Islam yang dibawa Muhammad belum sempurna karena penyempurnaan agama
akan lahir setelah hasil ijtihad generasi selanjutnya. Menurut Ignaz hukum-hukum
yang ada masih berlaku sebatas dilingkungan primitif Arab saja, kerja keras yang
dilakukan oleh Muhammad hanya sebatas pada masalah yang beliau temui disaat
itu (dimasa hidup Nabi). Karena itu, ide-ide yang terdapat dalam Al-Qur'an dan
aturan yang ditetapkan oleh nabi memiliki karakteristik spesifik di wilayah tertentu.
5. ajaran-ajaran Kristen yang terdapat didalam Al Qur’an sebagian besar diperoleh
Muhammad melalui tradisi apokratif dan doktrin-doktrin sesat yang berasal dari
gereja timur 1 5

E. Hadits Dan Sunnah Dalam Prespektif Ignaz Goldziher

Secara Bahasa, ignaz goldziher memaknai hadits dengan tale (hikayat, kisah, cerita
dan dongeng). Adapun sunnah dipahami sebagai tradisi atau kebiasaan yang berlaku
dalam komunitas muslim yang berkaitan dengan keagamaan atau hukum baik setelah
islam datang atau sebelumnya yang berlangsung terus menerus dan dianggap sebagai
penianggalan yang mesti diikuti. Ignez juga menyatakan bahwa sunnah dan hadits
merupakan dua konsep yang tidak identik. Sunnah adalah kebiasaan atau tradisi suci
sementara hadits adalah dokumentasi dari sunnah. Dalam pandangan Ignaz, hadis yang
menjadi pegangan kedua umat Islam setelah al-Quran diragukan keotentikannya
sebagai sabda Nabi Muhammasd SAW. Menurutnya, hadis merupakan produk yang
muncul karena berbagai konflik yang terjadi saat kejayaan Islam yang penulisannya
pun dipengaruhin oleh alira-aliran sesuai dengan kelompok masing-masing. Hadis
dipandang bukan produk sejarah awal munculnya Islam, yaitu zaman nabi Muhammad.
Hal ini menunjukkan bahwa Ignaz beranggapan hadist adalah buatan manusia beberapa
abad setelah wafatnya Nabi Muhammad yang mengindikasikan bukan asli dari
Muhammad. Pendapat Ignaz tersebut mengundang orientalis lain untuk mengkritik
1 6
Hadits . Karya Ignaz Goldziher yang berjudul Muhammadanische Studies dianggap
”kitab suci” tentang hadis di kalangan orientalis. Mustafa Yaqub mengatakan bahwa

1 5
Fitri Apriyani et al., “KRITIK AL-MARAGHI ATAS PENDAPAT IGNAZ GOLDZIHER DALAM BUKU
INTRODUCTION TO ISLAMIC THEOLOGY AND LAW,” Tajdid 22, no. 1 (n.d.):Hal 52–77.
1
Zaimah Zaimah, Orientalis Versus Ulama (Studi 6Kritik Terhadap Hadis Nabi), RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran
Islam, vol. 2, 2021. Hal 7-8

10
buku tersebut mempunyai posisi tersendiri dan cukup berpengaruh di kalangan
orientalis dan para sarjana khususnya dalam masalah hadis. Ia merupakan satu-satunya
rujukan di kalangan mereka. Karena buku ini juga, Goldziher dipandang sebagai orang
pertama yang meletakkan dasar kajian skeptis terhadap hadis yang telah diterima oleh
banyak kalangan sarjana Barat1 7

Menurut zubayr siddiqi, pemikiran ignaz goldziher dalam bukunya


muhammedanische studien dapat diringkas menjadi tujuh poin

1. Periwayatan hadits lebih banyak dilakukan secara lisan yang terjadi lebih dari satu abad
dan koleksi naskah hadits tidak merujuk pada catatan hadits yang dibuat pada priode
awal.
2. Jumlah hadits yang terdapat dalam koleksi setelahnya jauh lebih banyak daripada
haditsyang terdapat dalam catatan terdahulu. Hal ini menunjukan bahwa hadits masih
perlu dipertanyakan keautentikannya
3. Hadits yang disampaikan sahabat junior lebih banyak daripada hadits yang disampaikan
sahabat senior
4. System isnad diaplikasikan secara sewenang wenang sehingga tidak bisa dijadikan
bukti keaslian hadits
5. Banyak hadits yang saling bertentangan dengan hadits lain
6. Terdapat fakta bahwa dalam skala besar terjadi pemalsuan isnad yang terdapat dalam
hadits
7. Selama ini kritik uamt islam terhadap hadits hanya berkutat pada kritik sanad saja dan
jarang menyentuh kritik matan 1 8

1 7
Siska Helma Hera, “Kritik Ignaz Goldziher Dan Pembelaan Musthofa Al Azami Terhadap Hadis Dalam Kitab
Shahih Al-Bukhari,” Jurnal Living Hadis 5, no. 1 (2020): 133.
1 8
M.Ag.Idri, “Hadis Dan Orientalis: Perspektif Ulama Hadis Dan Orientalis Tentang Hadis Nabi,” 2017, hal 151-
159

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyak cara yang dilakukan para orientalis untuk merusak eksistensi islam,
mereka gencar berkampanye mempengaruhi pikiran orang orang barat dan mengotori
citra islam dimata dunia. Ignaz Goldziher yang dijuluki sebagai guru besar orientalis
menulis sebuah buku yang berisi pendapat nya seputar Islam, mulai dari keraguannya
terhadap Al-Qur’an, keraguannya mengenai kesempurnaan Islam, Sunnah nabi yang
tidak pas dijadikan pedoman umat Islam, agama Islam lahir di Madinah karena
dianggap dakwah Nabi ketika di Makkah tidak cukup mendefisikan Islam yang
seharusnya. Menurut pemikiran Ignaz, Agama Islam yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad dianggap sebagai agama yang mengambil konsep dari ajaran agama
sebelumnya, dan lain-lain

B. Saran

Dengan adanya pembuatan makalah ini semoga dapat memberi manfaat kepada
para pembaca dan juga diharapkan para pembaca dapat memahami tentang “Konsep
Teoritis Ignaz Glodziher Tentang Al-Qur’an”. Kami sangat menyadari bahwa didalam
makalah ini masih banyak sekali kekurangan, maka dari itu saran dari pembaca
sangatlah dibutuhkan dan kami sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
atas kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, Fitri, Muhammad Nur Amin, Ikhwanuddin Ahmad, Kritik Al-maraghi Atas,
Pendapat Ignaz, Fitria Apriyani, Muhammad Nur Amin, and Ahmad Musyadad Kholil.
“KRITIK AL-MARAGHI ATAS PENDAPAT IGNAZ GOLDZIHER DALAM BUKU
INTRODUCTION TO ISLAMIC THEOLOGY AND LAW.” Tajdid 22, no. 1 (n.d.): 52–
77.

Badawi, Abdurrrahman. Ensiklopedi Tokoh Orientalis. Yogyakarta: LKIS, 2003.

Goldziher, Ignaz. Introduction to Islamic Theology and Law. Princeton: Princeton University
Press, 1981.

Helma Hera, Siska. “Kritik Ignaz Goldziher Dan Pembelaan Musthofa Al Azami Terhadap
Hadis Dalam Kitab Shahih Al-Bukhari.” Jurnal Living Hadis 5, no. 1 (2020): 133.

Jabar, Luqman Abdul. Kritik Perspektif Teks Agama. Pontianak: STAIN Pontianak Press,
2013.

Prof. Dr.Idri, M.Ag. “Hadis Dan Orientalis: Perspektif Ulama Hadis Dan Orientalis Tentang
Hadis Nabi,” 2017.

Sanuri. Kritik Mustafa Al-Sibai Terhadap Ignaz Goldziher Tentang Hadits. Tesis: IAIN Sunan
Ampel Surabaya, 2007.

Zaimah, Zaimah. Orientalis Versus Ulama (Studi Kritik Terhadap Hadis Nabi). RUSYDIAH:
Jurnal Pemikiran Islam. Vol. 2, 2021.

Raihan, Syafieh, 2022. “Menyosl Kritik Ignaz Goldziher Terhadap Al-Qur’an Dalam Kitab
Mazhahib Al-Tafsir Al-Islami”. AL FAWATIH: Jurnal Kajian Al-Qur’an Dan Hadist.

Hulaimi, Aris Hilmi. 2016. “Qira’at dalam prespektif Ignaz Goldziher (Studi Kritik Terhadap
Pemikiran Orientalis)”, Studia Quranika: Jurnal Studi Quran.

Syahrullah, Ecky. 2017.“Kriti katas Kritik Ignaz Goldziher Tentang Qira’at”, AL ITQAN.

13

Anda mungkin juga menyukai