Dosen Pengampu :
Samsul Rifa’i, M. Pd. I
Disusun Oleh :
1. Nada Bilhaqi (1860308222137)
SEMESTER SATU
PROGAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM 1C
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Studi Keislaman,
dengan judul Islam dan Orientalisme
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Penulis
memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan. Oleh
karena itu, penulis menerima segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
C. Tujuan .............................................................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................................................16
B. Saran ............................................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata orientalisme berasal dari Bahasa latin “oriens” yang berarti sesuatu yang
berhubungan dengan dengan terbitnya matahari. Kata lainnya yang sering dinisbatkan
untuk orientalisme adalah "oriental" yang memiliki arti berkaitan atau terletak di
timur. Timur dalam artian letak geografis yang meliputi Asia dari Himalaya dan
semenanjung Melayu di sebelah barat wallace 1. Sedangkan dalam kamus Besar
bahasa Indonesia (KBBI), orientalisme dimaknai sebagai sebuah ilmu pengetahuan
tentang ketimuran atau tentang budaya ketimuran.2
1
Muhammad Bahar Akkase. Orientalis dan orientalisme dalam Perspektif Sejarah. "Jurnal Ilmu
Budaya 4, no. (2016):51.
2
Ahli bahasa, kekamusasteraan dan kebudayaan bangsa-bangsa Timur (Asia), Lukman Ali dkk.,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kedua (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebadayaan Balal Pustaka, 1993),70.
3
Muhammad Babar Akkase," Orientalis dan orientalisme Dalam Perspektif Sejarah." Jurnal Ilmu Buda
ya 4, no.1(2016): 51.
1
Kemudian ada pendapat juga yang lebih umum yaitu semua kegiatan kelompok-
kelompok yang melakukan studi-studi ketimuran, baik ilmunya pengetahuan, seni,
sastra, agama dan sejarah. Salah satu objek kajian para orientalis adalah tentang
makna di sebuah sejarah Islam. Makna dan sejarah tentang islam yang dikaji dan
ditulis oleh para orientalis ini menimbulkan kontoversi di kelas akademika Islam.
Bermula sebuah masalah dari itu, tulisan ini akan mencoba memaparkan dan
menjabarkan dengan analisis-deskriptif guna mendapatkan pemahaman yang
komprehensif tentang bagaimana makna sesungguhnya dari orien serta bagaimana
pandangannya tentang sejarah Islam. Semoga dengan hadirnya tulisan ini dapat
menjadi khazanah rujukan baru dalam pemikiran Islam kontemporer.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Orientalisme Islam
2. Bagaimana Hubungan Islam dan Orientalisme
3. Bagaimana Hukum Islam Menurut Pandangan Orientalis
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian orientalisme islam
2. Mengetahui hubungan islam dan orientalisme
2
3. Mengetahui hukum islam menurut pandangan orientalis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Orientalisme
3
Ada banyak definisi yang hampir mirip tentang istilah orientalisme. Disini,
akan kita beberkan beberapa definisi tersebut.
3. Definisi ketiga
Ini lain dari dua definisi di atas tadi, seperti yang diungkapkan oleh Dr.
Edward sa’id pengarang buku Orientalisme, bahwasannya orientalisme
merupakan kajian atau metode Barat untuk menguasai bangsa Timur,
4
dengan kedok hendak memperbaiki dan memajukan (politik dan
pemikiran), demi melancarkan kekuasaan di sana. Sebenarnya definisi
ketiga ini tidak bertentangan dengan dua definisi di atas hanya saja ada
unsur yang dikesampingkan.
Namun, pada tiga definisi diatas ada sedikit yang kelupaan dari satu unsur
penting, yaitu pembatasan terhadap bangsa Timur, yang mana ada hal tersebut tujuan
utama semua aktifitas orientalisme. Ada juga yang melupakan atau menyampingkan
sifat-sifat pokok kaum orientalisme itu sendiri. Satu hal lagi yang sangat penting
bahwa semjua kaum orientalsime Barat tanpa terkecuali adalah orang-orang yang
mengingkari kanabian Muhammad saw, dan sepenuhnya kafir terhadap islam.
Kebanyakan dari mereka adalah Ahli Kitab (bangsa Yahudi dan pemeluk Nasrani)
yang di kenal sangat memusuhi islam dan kaum muslimin, tak luput juga mereka
membuat tipu daya terhadap ummat islam sekaligus memberikan keragu-raguan
terhadap kebenaran ajaran isalm.
5
peradaban Islam menjadi sumber cahaya yang menerangi dunia. Di Andalusia
pendidikan mencapai peringkat kemajuan tertinggi, tetapi kemudian mundur dan
menjadi kerajaan Granada. Meskipun demikian, kota ini pernah menjadi pusat
peradaban dunia Barat yang kemudian dihancurkan oleh Kristen Eropa pada tahun
1492 M. (Ahdal, 1996:v).
4
Musaafâ al-Sibâ„î, Akar-akar Orientalisme, terj. Ahmadie Thaha (Surabaya: Bina Ilmu, 1983), 21.
6
penduduk asli Andalusia meggunakan bahasa Arab sebagai alat
komunikasi dan adat istiadat Arab dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka menuntut ilmu di perguran-perguruan Tinggi Arab. Sejarah
mencatat bahwa di antara rajaraja Spanyol yang non muslim ada
yang hanya mengenal huruf Arab (misalnya, Peter I (w. 1140, raja
Aragon). Raja Alfonso IV mencetak uang dengan huruf Arab. Hal ini
sama dengan di Sicilia, Raja Normandia, Ronger I menjadikan
istananya sebagai tempat para filosof, dokter-dokter, dan ahli Islam
lainnya dalam berbagai ilmu pengetahuan. Keadaan ini berlanjut
sampai Ronger II. Dimana pakaian kebesarannya digunakan pakaian
Arab, bahkan gerejanya dihiasi dengan ukiran Arab. Wanita kristen
Sicilia meniru wanita Islam dalam berbusana.
7
besar untuk melibatkan beberapa penerjemah dan sarjana, untuk
memulai studi sistematis tentang Islam. Ketika Peter memberika
notoritas untuk penerjemahan dan penafsiran teks-teks Islam yang
berbahasa Arab terjadilah cerita-cerita cabul tentang Nabi
Muhammad. Cerita itu melukiskan Muhammad sebagai Tuhan,
pendusta, penggemar wanita, seorang kristen yang murtad, tukang
sihir dan sebagainya (Esposito, et al, 2001:2).
8
mereka, karena dengan itu hubungan menjadi lancar dan mereka
lebih mudah ditundukkan. Pada masa ini muncullah karya-karya
yang mencoba memberikan gambaran tentang Islam yang sebenarnya
(Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, 1999:56).
a. Periode Benci
9
menjelaskan perjalanannya ke surga dan neraka. Katanya di surga ditempati
orang-orang yang berbuat baik semasa hidupnya. Sedangkan di neraka
ditempati orang yang mempunyai dosa besar. Di antaranya banyak pemuka
agama Katolik yang berada di neraka paling rendah, karena semasa hidupnya
berani menjual harta kekayaan gereja demi kepentingan pribadi. Nabi
Muhammad ditempatkan di neraka dalam salah satu tingkat neraka terendah,
karena dianggap sebagai penyebar suatu aliran agama Kristen yang sesat.
b. Periode Sangsi
c. Periode Mendekati.
d. Periode Toleransi.
Dalam masa yang disebut dengan toleransi ini adalah lebih menekankan
pada penelitian yang menghasilkan sesuatu yang lebih obyektif dan demi
kesejahteraan umat manusia secara umum.
10
C. Hukum Islam Menurut Kaum Orientalis
Berikut ini beberapa tokoh orientalis yang dapat mewakili tokoh orientalisme
lain, antaralain:
Hurgronje adalah seorang orientalis kristen yang berasal dari Belanda. Setelah
lulus dari sekolah menengah di Belanda, ia melanjutkan studinya ke Leiden pada
tahun 1975. Setelah 5 tahun belajar ia lulus cumlaude dengan disertasi yang
berjudul “Het Mekaansche Feest (perayaan di Mekah)”. Konsep yang diusung
oleh Snouck ini berlandaskan pengalamannya selama meneliti secara langsung
budaya dan tingkah laku orang orang islam di Aceh. Snouck beranggapan bahwa
masyarakat Islam tidak memiliki organisasi yang terstruktur dan hirarkis serta
universal dan tidak ada lapisan clerical kependetaan seperti halnya Katolik.
2. Arthur Jeffery
11
Leri adalah seorang orientalis yahudi yang berasal dari Prancis dan
memiliki semangat imperalis, yang bekerja sebagai profesor. Tumbuh di
lingkungan Yahudi dan belajar di Universitas Aljir. Salah satu karya tulisnya
adalah “Sejarah Spanyol Islam”, pada tahun 1953. Leri juga dianggap sebagai
pemimpin Prancis dan spesialisasi Muslim Spanyol yang melengkapi
penelitian dan inovasinya tentang Muslim Spanyol pada abad pertengahan.
12
Hukum islam menurut pandangan Snouck lebih mengarah kepada adat dan
kebiasaan. Dalam masanya ketika menjabat sebagai Penasehat Bahasa-Bahasa timur
dan Hukum Islam, Snouck membuat kategorisasi pola perbuatan umat islam dalam
rangka menggariskan politik Islam Pemerintah Kolonial. Dalam hal ini Snouck
mengkategorikan Islam menjadi tiga kategori, yaitu; bidang agama dan peribadatan,
bidang sosial, dan bidang politik.
a. Bidang Ibadah
Menurut Snouck, dalam hal ibadah dan ritual selama tidak mengganggu politik
dan kebijakan pemerintah kolonial belanda, maka semestinya mereka memberi
umat islam keleluasaan dalam beribadah. Seperti halnya dalam masalah haji.
Snouck menolak kebijakan pemerintah untuk melarang umat islam pergi haji.
Karena menurutnya yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah mencatat siapa
saja yang pergi haji dan melarang mereka untuk tinggal lebih lama di kota
mekah.5
b. Bidang Sosial
Menurut Snouck, dalam hal sosial adalah tentang adat yang ada di suatu daerah.
Sebagai seorang etnog yang memiliki pengalaman riset di berbagai daerah ia
membuat sebuah gagasan bahwa dengan berkembangnya adat akan membatasi
perluasan islam terlebih tentang hukum dan peraturan. Konsep ini dikenal
sebagai “Theorie Resptie”. Proses ini bertujuan untuk membenturkan hukum
islam dan adat setempat.
c. Bidang Politik
Bagi Snouck Hurgronje Islam politik adalah sesuatu yang perlu dihindari,
dibatasi bahkan harus dilarang. Pembiaran terhadap aktifitas politik hanya akan
melahirkan fanatisme keagamaan yang sangat membahayakan kekuasaan
kolonialisme. Berbagai bentuk agitasi politik Islam akan mendorong rakyat
kepada fanatisme dan Pan Islam. Pemerintah diperbolehkan untuk menumpas
5
Sonuck Hurgronje. 1996. Kumpulan Karangan
Snouck Hurgronej, Jilid III, IV, V, VII dan XII, (Jakarta: INIS).
Dialektika:
13
Islam politik, bila diperlukan, dengan kekerasan dan kekuatan senjata. Namun
demikian segera setelah diperoleh ketenangan, pemerintah kolonial harus
menyediakan pendidikan, kesejahtera.6
2. Menurut Arthur. J
Hukum islam menurut Arthur lebih mengarah pada keberadaan surat alfatihah
dalam alquran. Menurutnya, Fatihah ini hanyalah merupakan susunan doa
(prayer composed) sebagaimana buku suci lainnya dalam agama-agama di Timur
Dekat.7
3. Menurut Joseph Franz. S
Hukum islam menurut Joseph lebih mengarah pada al hadis. Ali Musthafa
Ya’qub dalam bukunya yang berjudul Kritik Hadis8
disebutkan bahawa Scahcht berpendpat Adanya Hukum Islam itu baru dikenal
semenjak masa pengangkatan para Qodi. Selanjutnya Schacht juga beranggapan
bahwa Safi’I juga merupakan orang pertama yang menyusun buku tentang teori
hukum Islam, dengan suatu argumentasi bahwa Abu Yusuf adalah orang yang
pertama kali menyusun karya hukum Islam atas ajaran doktrin Abu Hanifah
tanpa didukung dengan beberapa sumber tertua. Pendapat Schacht tentang fatwa
Syafii bahwa apa yang diungkapan al
safii tentang Sistemisasi dan Islamisasi pemikiran hukum Islam itu telah
mencapai puncaknya pada masa al Safii. Safii mengungapkan teorinya bahwa
sumber-sumber hukum Islam secara hirarki itu meliputi al qur an, Sunnah, Ijma’
dan Qiyas. Hampir sama dengan ulama’ sebelumnya bahwa al safii
memposisikan al qur an sebagai sumber hukum utama, Sunnah dianggap sebgai
hukum kedua yang dihubungan oleh nabi Muhammad SAW. Konsensus ulama’
yang telah dipegang oleh pendahulunya menjadi tidak relevan bagi al Safii.
Sebagai sumber terakhir yang dipakai Safii adalah Qiyas. Safii menganggap
bahwa Qiyas adalah model pemikiran yang analogis dan sistematis yang tepat
untuk menggambarkan adanya aturan-aturan hukum dari ketiga sumber
6
Aqib Suminto. (1985). Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES. h.8.
7
Jeffery, "A Variant Text of the Fatihah", 158.
8
Ali Musthafa Ya’qub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), 20
14
sebelumnya. Bagaimanapun pendapat Schacht tersebut adalah peringatan bagi
kita dalam jangka panjang. Pendapat tersebut hanya akan menimbulkan suatu
kekakuan.9 Joseph juga dikenal memikili tiga teori yang sangat terkenal
a. Teori Projecting Black
Dalam teori ini ia melakuka penelusuran sejarah dari sebuah hadis untuk
membuktikan keaslian hadis tersebut dan hubungannya dengan hukum islam.
Joseph mengemukakan sebuah pemahaman bahwa jika sebuah hadis
ditemukan yang terkait dengan hukum islam, maka hadis tersebut dibuat oleh
orang-orang yang hidup setelah Ash-Sya’bi, seorang Tabi’in terkemuka pada
tahun 104 H.
b. Teori E Silentio
Dalam teori ini sebuah hadis dapat dibuktikan cukup dengan menunjukkan
bahwa hadis tersebut tidak pernah dijadikan argumen dalam pembahasan
fuqaha. Dalam teori ini juga disebutkan jika sebuah hadis pertama kali
ditemukan dengan tanpa sanad lengkap kemudian ditulis dengan sanad
lengkap, maka isnad juga dikategorikan salah.
c. Teori Common Link
Teori ini bisa juga disebut sebagai penghubung. Karena dalam teori ini sering
digunakan untuk membahas tentang hadis dari mereka yang mendengar hadis
dari pihak berwenang untuk membahas hadis kemudian mereka yang
mendengar menyampaikan kepada murid mereka yang berjumlah dua orang
atau lebih.
BAB IV
9
Joseph Schacht, Pengantar Hukum Islam (Jakarta: Nuansa, 2010), 78.
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membahas tentang orientalisme islam yang mana orientalisme dalam
kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), orientalisme dimaknai sebagai sebuah
ilmu pengetahuan tentang ketimuran atau tentang budaya ketimuran.
Sedangkan islam adalah suatu agama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
orientalisme islam adalah ketertarikan bangsa barat terhadap agama islam.
Kemudian antara islam dan orientalisme dapat dikatakan memiliki keterkaitan
yang erat terlebih dalam permasalahan sejarah.
Hukum islam menurut pandangan orientalis terpisah menjadi tiga sesuai
pendapat tokoh masing-masing:
1. Menurut Cristian Snouck. H yang mana menurut pendapat Snouck terbagi
menjadi tiga bidang, yaitu; ibadah, sosial, dan politik.
2. Menurut Arthur. J yang membahas tentang keberadaan surat alfatihah
dalam alquran.
3. Menurut Joseph Franz. S yang mana memiliki tiga teori, yaitu; projecting
black, E silentio, dan common link.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
16
Abdul Hamid Ahmad, 1991. Menyikap Tabir Orientalsime, Jakarta 13340: Pustaka
Al-kautsar.
Rasyid, Daud MA, Mei 2003. Pembaruan islam dan Orientalisme dalam sorotan.
Cimanggis, Depok: CV HILAL MEDIA GROUP.
17