Dosen Pengampu
Dr. Moh Akib., M.Ag.
Penyusun:
Karima Nurul Huda (20106004)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi atas curahan kasih sayang-Nya
dan nikmat yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kajian Umum Seputar Orientalis” dengan tepat waktu. Tak lupa, penulis ucapkan
terimakasih kepada Bapak Dr. Moh. Akib, M.Ag.. Selaku dosen pengampu mata kuliah
pemikiran hadis orientalis dan pihak lainnya yang telah membantu dan memberikan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan yang melekat pada makalah
ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun merupakan suatu hal yang diharapkan
untuk bahan koreksi terhadap kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu sisi penting dari interaksi dua agama adalah studi tentang agama yang
dilakukan oleh imuwan yang bukan penganut agama yang bersangkutan. Para
ilmuwan pada abad pertengahan, baik ilmuwan Islam maupun Kristen sangat
ambisi untuk menunjukkan kesalahan dan kelemahan agama lain; namun kalangan
Kristiani tidak dapat dipungkiri pula telah membawa beberapa manfaat untuk kaum
Muslim yang merasa terbantu oleh ilmuwan Barat untuk dapat memahami agama
mereka (Islam) secara lebih mendalam lagi.1 Dalam tulisan ini, penulis
menitikfokuskan pada pembahasan kajian umum mengenai orientalis (ilmuwan
Barat) dengan harapan agar dapat dipahami siapa mereka dan tujuan apa mereka
mengkaji disiplin ilmu Islam.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui pokok-pokok bahasan yang menjadi titik fokus di dalam
pembahasan ini, maka penulis menganggap perlu untuk mengemukakan rumusan
masalah sebagai berikut:
C. Tujuan
1
William, Montgomery Watt, Studi Islam Oleh Para Orientalis. Hal 34
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Orientalis
Orientalis berasal dari kata Perancis “Orient” yang mengandung pengertian
“Timur”2, kata itu berarti ilmu-ilmu yang berhubungan dengan dunia Timur, atau
dengan istilah lain orientalis adalah orang yang memelajari budaya Timur dari berbagai
aspeknya. Sedangkan orientalisme adalah pola atau gaya berpikir yang berdasarkan
pada pembedaan ontologis dan epistemologis yang dibentuk antara Timur dan Barat.
2
Waris, Hadis dalam Perspektif Orientalis, Hal.32
3
Teng, Muhammad Bahar Akkase, Orientalis dan Orientalisme dalam Perspektif Sejarah, Jurnal Ilmu
Budaya, 2016, No.1, Hal. 51
2
terpengaruh sehingga meninggalkan agamanya atau agar muncul ide untuk
merubah hukum Islam dengan hukum-hukum Barat.4
Sejumlah orientalis yang termasuk golongan ini adalah Louis Hayack, A.J
Aberry, A. Geom, H.A.R Gibb, S.M. Zweimer, G.Von Grunbaum, R.A.
Nicholson, Ignaz Goldziher, Joseph Schacht.
Di antara para orientalis yang membala Islam adalah; T.W Amold, Aloya
Spenger, A.W.J Wensink, Maurice Bucille.
4
Teng, Muhammad Bahar Akkase, Orientalis dan Orientalisme dalam Perspektif Sejarah, Jurnal Ilmu
Budaya, 2016, No.1, Hal. 51, Hal.33
3
diri dan sunnah Nabi SAW. Karena para orientalis mengetahui bahwa fondasi
entitas umat Islam dan fondasi agama mereka adalah Al-Quran dan Sunnah.5
Ketiga, adalah politik. Islam bagi Barat adalah peradaban yang di masa lalu
telah tersebar dan menguasai dunia dengan begitu cepat. Barat sebagai peradaban
yang baru bangkit dari kegelapan melihat Islam sebagai ancaman yang besar bagi
kekuatan politik dan agama mereka.6
5
Abdul Kholik, Sunnah dalam Perspektif Orientalis, Hal. 198.
6
Teng, Muhammad Bahar Akkase, Orientalis dan Orientalisme dalam Perspektif Sejarah, Jurnal Ilmu
Budaya, 2016, No.1, Hal. 51, Hal. 49
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
5
DAFTAR PUSTAKA
Muhajir, Mohammad. Hadis di Mata Orientalis. (2017). Jurnal Tarjih. Vol, 14.
Teng,Muhammad Bahar Akkase. (2016). Orientalis dan Orientalisme dalam
Perspektif Sejarah. Jurnal Ilmu Budaya. Vol.4. Hal. 33-51
Waris, Hadis dalam Perspektif Orientalis, Hal.32
Watt, William Montgomery. Studi Islam oleh Para Orientalis. Hal. 34