Anda di halaman 1dari 13

ORIENTALISME DAN OKSIDENTALISME

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Studi Islam Indonesia

Dosen Pengampu: Nur Fajriyah M.Pd.

Disusun oleh:

1. Nur Latifah Paramitha Wardhani (23070220054)


2. Azza An Nafisah (23070220055)
3. Muhammad Risky Setyabudi (23070220056)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SALATIGA

2022/2023
KATA PENGANTAR
َّ ‫الر ْح َمن‬
‫الر ِح ْيم‬ ِ ‫ِب ْس ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِـم‬
َّ ‫هللا‬
ِ

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam
mata kuliah Studi Islam Indonesia yang diberikan oleh Dosen Nur Fajriyah, M.Pd. dengan tepat
waktu. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada nabi Muhammad SAW. yang kita
nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir nanti.

Adapun judul dari makalah ini adalah orientalisme dan oksidentalisme yang kami susun
untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
orientalisme dan oksidentalisme dalam Islam. Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk
pembaca dan menjadi pedoman untuk bahan pembelajaran baik untuk pelajar maupun
pembimbing.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen Studi Islam Indonesia dan semua orang
sekitar yang memberikan arahan untuk penyusunan makalah ini. Disamping itu kami juga
menyadari akan segala kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun
pernyataanya. Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan mendatang.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jum’at, 16 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Definisi Orientalisme dan Oksidentalisme ...................................................................... 3
2.2 Sejarah atau Asal-usul Orientalisme dan Oksidentalisme ............................................... 4
2.3 Tujuan dari Orientalisme dan Oksidentalisme ................................................................. 6
2.4 Pengaruh Orientalisme dan Oksidentalisme Terhadap Studi Islam ................................. 7
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengkaji orientalisme dan oksidentalisme, tentu suatu hal yang tak lepas dari hubungan
Timur (khususnya Islam) dan Barat. Islam sebagai Ilmu Pengetahuan yang dikaji orang
Barat semakin menumbuhkan bahwa Islam ini bukan hanya ritual agama namun juga berisi
sains dan banyak pengetahuan.
Sejarah telah mencatat keberhasilan umat Islam dalam pengembangan sains dan
teknologi di beberapa bangsa, ketika orang Barat belum memiiki apa-apa. Karena itu,
bangsa Barat perlu menerjemahkan karya-karya.
Perkembangan Islam yang menyebar ke seluruh dunia, membuat orang Barat ingin
mengkaji Islam dan ini disebut sebagai orientalisme. Orientalisme merupakan suatu kajian
yang dilakukan para ilmuan Barat yang memiliki ambisi terhadap geografs pada dunia
Timur dan mereka menyibukkan diri dengan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
dunia ketimuran. Latar belakang adanya orientalisme juga terjadi karena setiap agama pasti
ditugaskan oleh Tuhannya untuk menyebarkan agamanya pada orang lain yang dalam Islam
disebut dengan dakwah. Dalam menyebarkan agama masing-masing, sering terjadi
perdebatan dan persaingan antar komunitas agama.
Latar belakang pengkajian orientalisme oleh bangsa Barat sangatlah kompleks. Seperti
motif keagamaan Barat yang mewakil Kristen, dimana memandang Islam sebagai agama
yang sejak awal menentang doktrin-doktrinnya.
Sementara oksidentalisme muncul dari gerakan orang Timur atau muslim dalam
mengkaji gerakan orientalisme yang bertujuan mengonfirmasi dan meluruskan hasil studi
orientalisme.
Dalam catatan sejarah juga disebutkan bahwa Barat yang pertama kali belajar kepada
Islam yang kemudian dilanjutkan oleh Islam yang belajar ke Barat karena Islam tengah
mengalami fase keruntuhan. Barat mulai mengatur strategi dalam melakukan peperangan
terhadap Islam bukan melalui pedang, pada abad ke-17, Barat kemudian mencetuskan studi
ketimuran yang sering disebut orientalisme yang mempunyai motif untuk menghancurkan
Islam, untuk melakukan perlawanan terhadap Barat, maka adanya oksidentalisme sebagai
jawaban dari orientalisme.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari orientalisme dan oksidentalisme?
1.2.2 Bagaimana sejarah atau asal usul dari orientalisme dan oksidentalisme?
1.2.3 Apa tujuan dari orientalisme dan oksidentalisme?
1.2.4 Apa pengaruh orientalisme dan oksidentalisme terhadap studi Islam?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Orientalisme dan Oksidentalisme


1. Definisi Orientalisme
Kata “Orientalisme” berasal dari Bahasa Perancis yang terdiri dari dua kata yaitu
“orient” yang berarti timur dan “isme” yang berarti paham, ajaran, sikap, atau cita-cita.
Sehingga orientalisme berarti gagasan pemikiran yang mencerminkan berbagai kajian
tentang negara-negara Timur. Orang yang mempelajari hal mengenai orientalisme,
biasanya disebut sebagai orientalis atau ahli ketimuran.1
Menurut Edward W. Said dengan memahami orientalis bisa digunakan sebagai
suatu cara untuk mengenal dunia Timur. Secara historis dan material orientalisme dapat
dikaji sebagai lembaga hukum yang berurusan dengan dunia bagian Timur. Dengan
melakukan pendekripsian, membuat pernyataan, menjadikan dunia Timur sebagai
tempat pemukiman. Sehingga orientalisme dapat dikatakan sebagai gaya Barat yang
mendominasi atau menata kembali dunia Timur. Oleh karena itu, orientalisme erat
kaitan dengan setiap perbincangan mengenai Timur.2
2. Definisi Oksidentalisme
Oksidentalisme berasal dari dua kata yaitu dari kata “occident” yang berarti Barat
dan kata “isme” yang berarti paham. Istilah “oksidentalisme” dalam Bahasa Arab
dikenal dengan istilah “al-istighrab” dari akar kata “gharaba” yang berarti
tenggelam/terbenam. Seperti yang kita ketahui bahwa Barat merupakan tempat
terbenamnya matahari, sehingga kata tersebut merujuk pada bangsa Barat. Secara
sederhana oksidentalisme berarti suatu ilmu yang dilakukan oleh orang-orang Timur
dalam mengkaji berbagai hal mengenai peradaban Barat. Dimana subyek kajinya yaitu
Timur dan obyek kajiannya merupakan bangsa Barat.3
Menurut Hasan Hanafi, oksidentalisme merupakan wajah lain dari orientalisme.
Dimana orientalisme adalah pandangan tentang Timur melalui kacamata Barat.

1
Egi Sukma Baihaki, Jurnal Ilmu Ushuluddin (Orientalisme dan Penerjemahan Al-Qur’an) Volume 16
Nomor 1 Juni 2017, hlm. 22
2
Anastasia Pudjitriherwanti, dkk. Ilmu Budaya dari Strukturalisme Budaya Sampai Orientalisme
Kontemporer, (Jawa Tengah: CV. Rizquna, 2019), hlm. 191-192
3
Ridho Al-Hamdi. Epistemologi Oksidentalisme. (Yogyakarta: Samudra Biru, 2019) hlm. 47-48

3
Sedangkan oksidentalisme adalah cara untuk mengungkapkan ambiguitas sejarah
“umat Islam” (Ego) dan “tradisi Barat” (The Other).4

2.2 Sejarah atau Asal-usul Orientalisme dan Oksidentalisme


1. Orientalisme
Pada masa zaman keemasan dunia Islam khususnya di daerah Baghdad dan
Andalusia (Spanyol) dimana menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan.,
banyak bangsa-bangsa Eropa yang mempelajari Bahasa Arab dan menjadi
penduduk asli daerah tersebut. Selain itu, karena banyaknya para filsuf, dokter-
dokter dan ahli Islam pada masa itu, mulai munculah orientalisme di kalangan Barat
yang bahwasanya. Bahasa Arab dipandang harus dipelajari dalam bidang ilmiah
dan filsafat. 5
a. Pada Masa Perang Salib sampai Masa Pencerahan di Eropa
Perang salib antara Islam Timur dan Kristen Barat yang terjadi antara
tahun 1096-1291 membawa kemenangan bagi umat Islam. Meskipun
kemenangan yang dibawa pulang namun, banyak putra-putra terbaik yang
harus gugur di medan perang dan banyak sarana dan prasarana yang
mengalami kehancuran. Namun berbanding terbalik dengan umat Kristen,
meskipun harus berakhir dengan kekalahan, tetapi masih ada kontak Islam-
Kristen sebagai penyumbang besar terhadap kemajuan peradaban dan ilmu
pengetahuan di Eropa.6
Pada periode awal perang salib dibentuklah studi islam pada abad 12
pada masa Peter Agung yang masih ada hingga saat ini menjadi Lembaga
utama pengetahuan Kristen di Perancis. Mulanya dilakukan proyek besar
untuk melibatkan beberapa penerjemah dan sajarna, untuk mempelajari
sistematis tentang Islam.
Ketika Peter memberikan otoritas untuk melakukan penerjemahan dan
penafsiran teks Bahasa arab tersebut, ada banyak cerita yang menyimpang
mengenai Nabi Muhammad SAW. Namun, pada akhir abad 12 muncul
sekumpulan karya filosofis dan ilmiah Muslim Ibn Sina yang beredar di

4
Hasani Ahmad, Mardiyah Nur Batubara, Widya Oktavia. Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Hadist
(Orientalisme dan Oksidentalisme: Kajian Keotentikan Al- Qur’an). Volume 5 Nomor 2 Juni 2022 hlm. 212, 214
5
Moh. Fudholi. Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam (Relasi Antagonistik Barat-Timur: Orientalisme
Vis a Vis Oksidentalisme) Volume 2 Nomor 2 Desember 2012 hlm. 391-392
6
Ibid. hlm. 393

4
Eropa yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Sehingga
terjadinya perbedaan pandangan yang sangat kontras antara pandangan
menghina Nabi Muhammad SAW dan praktik religius Islam. Salah satu hal
lainnya yang menjadi faktor adanya beda pandangan ini karena kesuksesan
militer dan diplomasi Ayyubiyah Salah al-Din al-Ayyubi pada perang salib,
sehingga ada pandangan yang menghormati dunia Islam karena kesuksesan
tersebut.7
b. Munculnya Masa Pencerahan di Eropa sampai Sekarang
Pada masa ini, hanya tulisan yang dibuat secara objektif saja yang akan
diterima, bukan tulisan yang mengada-ada. Maka mulai munculah tulisan
mengenai penghargaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an
serta ajaran lainnya.
Setelah masa pencerahan, maka dimulailah masa kolonialisme, pada
masa ini orang Barat datang ke dunia Islam untuk berdagang, menyebarkan
Kristenisasi dan juga mencoba menakhlukan bangsa-bangsa Timur.
Sehingga pada masa ini, juga mulai bermunculan karya untuk memberikan
gambaran Islam secara lebih dekat. Seperti contohnya, tulisan William
Marsden yang berjudul “The History of Sumatra.” Yang memuat laporan
tentang pemerintahan hukum, adat, dan cara hidup penduduk asli. Pada
periode ini tulisan orientalis digunakan untuk mempelajari Islam seobjektif
mungkin agar dapat dipahami lebih mendalam.
Pada awal abad ke-20 mulai banyak munculnya para orientalis yang
berusaha menulis dunia Islam secara ilmiah dan objektif. Salah satunya
Frithof Schuon yang menulis buku yang berjudul Understanding Islam yang
disebut sebagai buku terbaik tentang Islam sebagai agama dan tuntutan
hidup oleh Sayyed Hossein Nasr yang merupakan seorang ahli sejarah dan
filsafat.8
2. Oksidentalisme
Oksidentalisme dimulai sejak adanya hubungan antara Barat dengan Timur.
Asal-mula oksidentalisme dapat kita lihat dalam relasi antara peradaban Islam

7
Moh. Fudholi. Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam (Relasi Antagonistik Barat-Timur: Orientalisme
Vis a Vis Oksidentalisme) Volume 2 Nomor 2 Desember 2012 hlm. 393-394
8
Ibid. hlm. 394-396

5
dengan peradaban Yunani. Pada saat peradaban Islam sebagai subyek pengkaji dan
peradaban Yunani sebagai obyek kajian. Kajian ini dimulai melalui beberapa
tahapan.
a. Penerjemahan tekstual.
Pada tahap ini dilakukan penerjemahan karya asli Yunani secara tekstual
tanpa merubah arti aslinya guna sebagai bentuk perhatian terhadap Bahasa
buku asli dan perhatian terhadap istilah-istilah filsafat.
b. Penerjemahan kontekstual
Pada tahap ini lebih memprioritaskan makna daripada teks sebagai perhatian
terhadap bahasa terjemahan yaitu Bahasa Arab.
c. Pemberian anotasi
Dengan memberikan catatan berupa penjelasan, uraian dan kritik agar lebih
mudah dipahami secara jelas.
d. Peringkasan
Mempelajari suatu tema dengan memfokuskan suatu kajian pada inti
tersebut.
e. Mengarang
Dengan melakukan kreativitas pemikiran pada berbagai bidang keilmuan
guna kata, makna dan tema kebudayaan Barat dapat dikurangi dan kita
mampu membuat tema secara sendiri dengan terpisah budaya Barat.
f. Kritik
Melakukan kritik terhadap karya orang lain guna mengembalikan
kebudayaan pendatang dan menjelaskan kesejarahannya.
g. Menolak
Pada saat mempelajari suatu tradisi asing maka ada satu titik dimana kita
akan menolak tradisi asing yang tidak sesuai. Pada dasarnya, Islam sendiri
tidak memerlukan tradisi asing karena pada ajaran Islam sendiri sudah
cukup tanpa harus mencari yang lain.9

2.3 Tujuan dari Orientalisme dan Oksidentalisme


Pada awal perkembangan, orientalisme ditujukan untuk menjajah negara dan agama
yang berada di Kawasan Timur, namun dengan seiring perkembangan zaman, kini

9
Ridho Al-Hamdi. Epistemologi Oksidentalisme. (Yogyakarta: Samudra Biru, 2019) hlm. 43-47

6
orientalisme difokuskan untuk meneliti bangsa timur secara murni dan objektif untuk
diteliti dan dipelajari oleh bangsa Barat.10
Tujuan dari adanya oksidentalisme ini untuk mengakhiri mitos bahwa Barat sebagai
pusat kekuatan dan rujukan seluruh umat manusia. Karena selama ini sejarah dunia lebih
diidentikkan dengan sejarah Barat. Dengan adanya ilmu oksidentalsme ini dapat membantu
menghilangkan rasa takut bangsa Timur pada bangsa Barat setelah mengetahui
kebenarannya. Sehingga bangsa Barat tidak lagi dianggap menakutkan pada kreativitas
briliannya. 11
Hasan Hanafi selaku orang yang pertama kali memperkenalkan oksidentalisme
mengemukakan bahwa ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yakni sebagai berikut:
a. Mengakhiri perang budaya dan mengembalikan kebudayaan dan peradaban
Barat ke wilayah geografisnya..
b. Menghilangkan rasa rendah diri yang dimiliki oleh bangsa non Barat ketika
berhadapan dengan bangsa Eropa.
c. Mengakhiri orientalisme dengan melakukan oksidentalisme dimana Timur
yang menjadi obyek kini menjadi subyek dan meluruskan hukum yang
diterapkan Barat pada saat Timur belum dapat meluruskannya.
d. Menciptakan oksidentalisme sebagai ilmu pengetahuan yang akurat.
e. Membangun sejarah tanah air dengan membentuk peneliti yang bertugas
untuk mempelajari peradaban dengan kacamatanya sendiri dan melakukan
pengkajian terhadap peradaban lain secara netral.
f. Untuk memulai membangun generasi pemikir baru atau biasa disebut
sebagai seorang filosuf.
g. Membebaskan “Ego” (umat Islam) dari kekuasaan “The Other” (bangsa
Barat) agar “Ego” dapat memposisikan atas dirinya sendiri pada tingkat
peradaban.12

2.4 Pengaruh Orientalisme dan Oksidentalisme Terhadap Studi Islam


Pada mulanya orientalisme dilakukan untuk kepentingan pragmatis seperti
kolonialisme, misionarisme dan hal sejenisnya. Sehingga studi Islam pada saat itu berupaya

10
Arina Haqan. Jurnal Keilmuan Tafsir Hadist: Orientalisme dan Islam dalam Pergulatan Sejarah
Volume 1 Nomor 2 Desember 2011 hal. 165
11
Ridho Al-Hamdi. Epistemologi Oksidentalisme. (Yogyakarta: Samudra Biru, 2019) hlm. 111-112
12
Yolies Yongky Nata. Jurnal: Oksidentalisme Fakultas Agama Islam (Universitas Islam Madura-UIM
Pamekasan) 20 Juni 2014 hlm. 4-6

7
untuk menjatuhkan atau mencari kelemahan yang ada dalam Islam dan digunakan untuk
kepentingan bangsa Barat sendiri. Kemudian, dengan seiring perkembangan zaman
selanjutnya studi Islam yang bersifat pragmatis kini menjadi akademis sehingga
keobyektivitas kajiannya mulai tampak lebih banyak.13
Menurut Carl W. Ernst dan Richard C. Martins, ada beberapa hal yang menjadi alasan
utama yang menjadi faktor pendorong meningkatnya studi Islam di dunia Barat.
1. Munculnya pemikir studi Islam dan sejarah seperti Charles J. Adam, Montgomery
Watt, Cantwell Smith dan para pemikir lainnya dengan karya yang menginspirasi
studi Islam lebih komprehensif.
2. Munculnya ketidakpuasan dari berbagai pihak ilmuwan Islam dan Islamis yang
berasal dari non-muslim dimana banyak kajian Islam yang menafikan sisi
obyektifitasnya.
3. Adanya kesadar dalam membuat suatu kajian Islam yang bersifat obyektif dan adil.
Dengan adanya pergeseran pradigma tersebut memberikan dampak positif terhadap
studi Islam. Sehingga dalam perkembangannya studi Islam menjadi salah satu kajian ilmu
pengetahuan yang dibuka pada beberapa perguruan tinggi terkenal di Barat seperti
Universitas McGill Kanada, Universitas Durham Inggris, universitas George Washington
Amerika serikat dan masih banyak lainnya. 14

13
Kamaruddin Mustamin. Jurnal Oksidentalisme Hasan Hanafi. Volume 17 Nomor 1 Januari 2021
hlm. 61
14
Ibid. hlm. 64

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat kami simpulkan bahwa orientalisme merupakan suatu ilmu yang mengkaji
kebudayaan, sejarah dan keagamaan yang berada pada bangsa Timur, dimana bangsa Timur
sebagai obyek kajian dan bangsa Barat sebagai subyek kajian. Sedangkan oksidentalisme
adalah sebuah ilmu yang dipopulerkan oleh Hasan Hanafi dimana ilmu tersebut mengkaji
peradaban Barat sekaligus meluruskan hasil studi dari orientalisme.

Tujuan terbentuknya orientalisme sendiri pada awalnya untuk menjajah dan menguasai
bangsa Timur, namun seiring dengan perkembangan zaman dan banyaknya penemu ilmuan
hebat dari Timur, maka difokuskanlah untuk mengkaji bangsa Timur secara obyektif.
Sedangkan oksidentalisme dibentuk untuk merebut kembali “Ego” Timur yang telah dibentuk
dan direbut Barat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hasani, Mardiyah Nur Batubara dan Widya Oktavia. 2022. Jurnal Ilmu Al-Qur’an

dan Hadist (Orientalisme dan Oksidentalisme: Kajian Keontentikan Al-Qur’an)

Volume 5 Nomor 2.

Al-Hamdi, Ridho. 2019. Epistimologi Oksidentalisme. Yogyakarta: Samudra Biru.

Baihaki, Egi Sukma. 2017. Jurnal Ilmu Ushuluddin (Orientalisme dan Penerjemahan Al-

Qur’an) Volume 16 Nomor 1.

Fudholi, Moh. 2012. Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam (Relasi Antagonistik Barat-Timur:
Orientalisme Vis a Vis Oksidentalisme) Volume 2 Nomor 2.
Haqan, Arina . 2011. Jurnal Keilmuan Tafsir Hadist: Orientalisme dan Islam dalam
Pergulatan Sejarah Volume 1 Nomor 2
Nata, Yolies Yongky. 2014. Jurnal: Oksidentalisme Fakultas Agama Islam (Universitas Islam

Madura-UIM Pamekasan).
Pudjitriherwanti, Anastasia dkk. 2019. Ilmu Budaya dari Strukturalisme Budaya Sampau

Orientalisme Kontemporer. Jawa Tengah: CV. Rizquna.

10

Anda mungkin juga menyukai