Disusun Oleh :
1. Muhammad Haidar Dzaki (2210210008)
2. Muhammad Yusril Fajrul Z (2210210029)
3. Sofatin Nisa (2210210006)
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “STUDI ISLAM DI
KAWASAN ASIA,AFRIKA,EROPA” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim
penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi
dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya dari buku. Begitu
pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada
kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui sumber buku maupun jurnal.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia yaitu
Bapak Ahmad Fattah, M.S.I, dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna,
karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini,
kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari
pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari studi kawasan islam?
2. Apa definisi dari orientalisme?
3. Apa definsi dari oksidantelisme?
4. Bagaimana islam tumbuh di daerah Asia, Afrika, dan Eropa dari masa ke
masa, dan ditinjau dari beberapa aspek?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi studi Kawasan islam
2. Mengetahui definisi dari orientalisme
3. Mengetahui dari oksidentalisme
4. Dapat mengetahui perkembangan islam di beberapa kawasan daerah
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi merupakan dari bahasa Arab dirasa Islamiyah dalam kajian Islam di
barat Islamic studies secara harfiah adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan
keislaman secara terminologis adalah kajian secara sistematis dan terpadu untuk
mengetahui memaknai dan menganalisis cara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan
agama Islam pokok-pokok ajaran Islam, Sejarah Islam,maupun realitas pelaksanaannya
dalam kehidupan
Kawasan adalah kajian yang nampaknya yang bisa menjelaskan bagaimana situasi
seperti itu bisa terjadi. Karena focus materi kajianya tentang berbagai area mengenai
Kawasan dunia . secara singkatnya, stdi Kawasan islam, adalah kajian ata lm yang
mengkaji daerah yang terdapat islam didalamnya, beserta segala pranata kehidpan
didalamnya.
Dari definisi di atas dapat dibuat secara ringkas orientalis adalah subjek yang
mengkaji hal-hal yang bersifat ketimuran. Sedangkan orientalisme adalah gerakan,
aliran, paham yang mengkaji hal-hal yang bersifat ketimuran.
Ditilik dari sejarahnya banyak para ahli memperdebatkan awal mula dari
gerakan orientalis. Ada pendapat yang dianggap khalayak ramai sebagai pendapat
yang mendekati kebenaran yakni ketika umat muslim di Spanyol diserang oleh kaum
slabis Spanyol, raja konstantinopel yang bernama Alfons mengutus seseorang yang
bernama Michael Scott untuk melakukan kajian mengenai ilmu yang dimiliki oleh
kaum Muslim di Spanyol. Kemudian ia mengumpulkan beberapa pendeta untuk
mengalih bahasakan buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Perancis. Bermula
dari sinilah gerakan orientalisme.3
3
melakukan penyimpangan atas nama islam,dan hal buruk lain yang merusak nama
baik Islam
Motif kedua, adalah keilmuan. Sejarah telah mencatat keberhasilan umat Islam
dalam pengembangan sains dan teknologi dari berbagai bangsa, ketika orang Barat
belum mempunyai apa-apa. Karena itu, banyak seruan untuk mengalih bahasakan
buku berbahasa Arab ke dalam bahasa mereka.
Dari makna etimologi di atas, oksidentalisme yang terdiri dari kata oksigen
dan “ism” (paham atau aliran) merujuk pada suatu pengertian paham atau aliran yang
berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia barat: baik budaya
ilmu, dan aspek-aspek lainnya.
Namun lebih jauhnya, mengenai tempat asal datangnya Islam ke Asia Tenggara,
sedikitnya ada tiga teori besar. Pertama, teori yang menyatakan bahwa Islam datang
langsung dari Arab, atau tepatnya di Hadramaut. Teori ini dikemukakan Crawfurd
(1820), Keyzer (1859). Crawfurd menegaskan Islam datang langsung dari Arab,
meskipun ia ,menyebut adanya hubungan dengan orang-orang “Mohammedan” di
India Timur. Keyzer beranggapan bahwa Islam bahwa Islam datang dari Mesir yang
bermazhab syafi’ie seperti yang dianut kaum muslimin nusantara pada umumnya.
Teori ini juga dipegang oleh Niemann dan oleh Hollander, tetapi dengan meyebut
Hadramaut, bukan mesir, sebagai sumber datangnya Islam, sebab Islam Hadramaut
adalah pengikut mazhab Syafi’i seperti yang diyakini mayoritas muslim nusantara.
Sedangkan Veth hanya menyebut “Orang-orang arab”, tanpa menunjuk asal mereka di
Timur tengah maupun kaitanya (kalau ada) dengan Hadramaut, Mesir, atau India.
Teori Kedua, teori yag mengatakan bahwa Islam pertama kali datang dari India
pertama kali dikemukakan oleh Pijnapel (1872). Berdasarkan terjemahan Perancis
tentang catatan Perjalanan Sulaiman, Marco Polo, dan Ibnu Battuta, ia menyimpulka
bahwa orang-orang Arab yang bermazhab Syaf’i dari gujarat dan Malabar di India
yang membawa Islam ke Asia tenggara. Dia mendukung teori ini dengan menyatakan
bahwa melalui perdagangan, amat memugkinkan terselenggaranya hubungan antara
kedua wilayah ini, ditambah lagi dengan umumnya istilah-istilah persia-yang dibawa
dari India-digunakan oleh masyarakat kota-kota pelabuhan nusantara. Teori ini lebih
lanjut ditegaskan oleh Snouck Hurgronje yang juga menyatakan bahwa para pedagang
dari kota pelabuhan Dakka di India Selatan sebagai pembawa Islam ke wilayah Asia
Tenggara tersebut.
3. Para pendatang membawa Islam ke Afrika Timur ada yang melalui darat,
menyusuri sungai Nil, atau melalui laut dan menyeberangi Laut Merah atau
Samudra India. Gerakan islamisasi seperti ini merupakan gerakan yang secara
umum telah dilakukan oleh para pedagang dan mubaligh sufi yang memiliki
tradisi ekspedi-persuasif cukup tangguh, yang secara ideologis nampaknya
melanjutkan pola-pola islamisasi sebelumnya yang lebih bersifat agresif dan
massif yang awali sejak penaklukan Arab (Islam) atas Mesir (641 M), sehingga
secara umum menjadikan sebagian bangsa Afrika Timur sepenuhnya
dipermukaan menjadi Islam. Padahal kenyataannya lebih dominan hanya di
kota-kotanya saja, seperti pada ethnik yang berbahasa Amhara, Gurage dan
Oromo di Ethiopia, selebihnya bahkan masih bersifat liar sama sekali. Konversi
agama di pedalaman-pedalaman Afrika Timur secara umum terjadi apabila para
raja atau kepala-kepala suku mau melakukannya. Di sepanjang Sungai Nil
kekuatan Kristen merupakan basis yang sebenarnya agak sulit ditembus oleh
Islam, karena memang sejak lama ia merupakan sesuatu yang membentengi
Afrika Timur khususnya di Ethiopia (Habsyah). Dengan masuknya Islam di
beberapa kerajaan (suku) Nubia pada Abad Pertengahan, sepertinya telah meng-
aleniasi mereka dengan suku-suku lainnya, khususnya dengan mereka yang
tinggal di sepanjang Sungai Nil tadi, yang menentang Islam dalam sepanjang
sejarahnya. Sehingga ethnik Nubia yang mengalami perpecaha dengan suku-
suku Afrika Timur lainnya terus mempertahankan identitas invidualitas
budayanya setelah terislamkan. Begitu pula sekalipun mareka sama-sama
muslim dan bertetangga seperti Ethnik Somali dan Swahili, misalnya, dan
keduanya penganut Madzhab Syafi’i, budaya dan kosmologi mereka cukup
berbeda tergantung raja dan kepala sukunya.
4. Banyak sekali bahasa-bahasa suku yang muncul di Afrika Timur, yang secara
B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Penulis banyak berharap
kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Philip K. Hitti, History of the Arab,( London, Macmillan Press, 1970), hlm.
493.
Carl, Brockelmann, History of the Islami Peoples, (London: Rotledge & Kegan
Paul, (
Ajid,Studi Kawasan.