Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ORIENTALISME DAN OKSIDENTALISME

“MUHAMMAD DI MATA ORIENTALISME”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. ABDULLAH, M. Ag

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
AFI – 2

BANIA DARA DAMAWAN 30100119043


ASWAR 30100119058
RAFIAH SUHDIAH 30100119063

JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua. Shalawat beserta salam
tidak lupa kita sanjungkan kepada junjungan umat, Rasulullah SAW. Penulis
merasa bersyukur karena telah menyelesaikan makalah mengenai “Muhammad
dimata Orientalisme” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Orientalisme dan Oksidentalisme. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana pandangan para
orientalisme terhadap Nabi Muhammad SAW bagi para pembaca. Dan penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Samata, 1 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 6
A. Orientalisme ............................................................................................ 6
B. Pandangan Orientalisme Terhadap Nabi Muhammad SAW .................. 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemunculan agama Islam tidak terlepas dengan diutusnya Nabi
Muhammad sebagai pembawa risalah bagi umat manusia. Bagi sebagian umat
manusia, khususnya kalangan umat Islam, Nabi Muhammad mempunyai
peranan yang sangat vital dan krusial dalam pelbagai macam aspek kehidupan,
terutama dalam penyebaran agama Islam. Oleh karena itu, Nabi Muhammad
SAW dibekali salah satu wahyu yang dikenal dengan sebutan yang sangat
vital dan krusial dalam berbagai macam aspek kehidupan, terutama dalam
penyebaran agama Islam. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW dibekali
salah satu wahyu yang dikenal dengan sebutan Al-Qur‟an. Ia berfungsi
sebagai pedoman pokok kehidupan umat manusia yang ada muka di bumi ini
Al-Qur‟an dan kitab-kitab tuhan lainnya merupakan jalinan utuh dimana
semuanya berasal dari risalah yang universal dan identik serta berasal dari
sumber yang tunggal. Oleh karena itu umat manusia harus mempercayai
semuanya baik Islam, Yahudi dan Nasrani. Adanya hubungan tersebut, Nabi
Muhammad SAW mengakui Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS,
dan Nabi Isa AS serta kitab-kitabnya.
Namun menurut pandangan Yahudi dan Nasrani yang sekarang, mereka
memandang bahwa Nabi Musa dan Nabi Isa terlahir secara otomatis menjadi
Nabi. Bahkan dalam tradisi ajaran kristen terbukti ada upaya untuk menutup-
nutupi perkara kenabian Isa Al-Masih, di samping ada upaya-upaya
perubahan yang dilakukan oleh Paulus dalam memodifikasi doktrin ajaran
agama Kristen. Sehingga dalam ajaran agama Kristen terjadi kesulitan dalam
menemukan teks perjanjian lama dalam suatu bahasa, yang bentuk dan isinya
benar-benar dari langit (Tuhan).1

1
Ajid Thohir, Sirah Nabawiyah, (Bandung: Marja, 2014), h. 138.

4
5

Dengan kesulitan dalam menemukan teks yang asli pada ajaran Nasrani
dan Yahudi, Pada akhirnyaAl-Qur`an adalah kitab suci universal yang
memiliki daya tarik bagi para cendekiawan Muslim maupun non–Muslim
untuk dikaji dan dipelajari, sekaligus ingin memberikan beberapa bukti bahwa
tingkat orisinalitas Al-Qur‟an sebagai wahyu Tuhan dalam mentransfer ajaran
Tuhan menjadi ajaran manusia.
Ketertarikan cendekiawan muslim maupun non-Muslim pada Fenomena
kajian agama Islam dikalangan pemikir Barat berbeda-beda. Misalnya
dikalangan orientalis yang menggunakan pisau analisis historis lebih banyak
menyikapi Islam dengan negatif, contohnya dengan menganggap Islam tak
lebih sekedar Bid’ah Kristen. Sedangkan pemahaman positif lebih banyak.
dilakukan oleh Islamolog, misalnya Margaret Marcus (Maryam Jamilah).
Titik pandang yang berbeda tersebut didasari atas perbedaan sudut pandang,
pendekatan dan interpretasi yang dilakukan. Disisi lain, terdapat pula
pemahaman agama Islam khususnya aspek kewahyuan (Al- Qur‟an) menurut
sosiolog, humanis, sekuler, dan modernis Barat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari orientalisme?
2. Bagaimana pandangan orientalisme terhadap Nabi Muhammad SAW?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian orientalisme
2. Untuk mengetahui pandangan orientalisme terhadap Nabi Muhammad
SAW
BAB II
PEMBAHASAN

A. ORIENTALISME

Orientalisme berasal dari bahasa Perancis “Orient” yang berarti “timur”.


Kata orientalisme berarti ilmu-ilmu yang berhubungan dengan dunia timur.
Orang-orang yang mempelajari ilmu-ilmu tersebut disebut orientalis atau ahli
ketimuran.

Orientalis ialah segolongan sarjana-sarjana Barat yang mendalami bahasa-


bahasa dunia timur dan kesusasteraannya, dan mereka juga menaruh perhatian
besar terhadap agama-agama dunia timur, sejarahnya, adat istiadat dan ilmu
pengetahuannya.

Sejarah orientalisme dimulai dari pertarungan antara dunia barat Nasrani


abad pertengahan dengan dunia timur Islam, baik dalam keagamaan maupun
ideologi. Dunia barat Nasrani menganggap bahwa Islam merupakan problema
masa depan secara keseluruhan di Eropa. Para orientalis dengan dukungan
penjajah telah berhasil memalsukan dan memutarbalikkan ajaran-ajaran
Islam.2 Dengan kata lain orientalisme ini merupakan sebuah bentuk eksplorasi
dunia timur yang dilakukan oleh Barat. Tidak hanya pada karya ilmiah,
melainkan kepada beragam corak seni, sastra, maupun hasil tulisan–tulisan
penelitian yang dilakukan oleh orang barat.

Dalam melakukan kajian terhadap dunia timur, kajian para orientalis


cenderung dihinggapi subyektivitas, yaitu tidak terlepas dari fanatik agama
atau fanatik rasial. Sehingga emosional dan latar belakang sangat menentukan
kajian yang telah dilakukan. Baik itu dalam bentuk penelitian, sastra ataupun
sejarah . Oleh karena itu pembahasan –pembahasan mereka penuh kekeliruan
dan bahkan kebohongan-kebohongan yang disengaja, dimana para
2
Mannan Buchori, Menyingkap Tabir Orientalisme, (Jakarta: Amzah, 2006), h.1.

6
7

pembacanya harus berhatihati.Bahkan banyak persoalan-persoalan bahasa dan


kesusasteraan serta sejarah yang disalahgunakan dari kebenaran. Dalam
pembahasan-pembahasan di Encyclopedia of Islam kesalahan-kesalahan
mereka lebih menonjol lagi, terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan
soal-soal keagamaan murni.

B. PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP NABI MUHAMMAD SAW

Ketika umat Islam membicarakan sosok Nabi Muhammad Saw, maka


hampir bisa dipastikan beliau dinilai sebagai sosok yang mulia dan contoh
terbaik bagi ummat manusia. Beliau juga dinilai sebagai manusia pilihan dan
Nabi terbaik sepanjang sejarah. Begitu banyak buku-buku yang telah terbit
menceritakan kesempurnaan sosok beliau.

Akan tetapi, hal itu tidak selalu berlaku bagi para orientalis, yaitu orang-
orang Barat yang mendalami dunia Timur. Lantas, beberapa dari mereka
memiliki pandangan yang tidak baik kepada sosok Nabi Muhammad Saw.
Berikut beberapa pandangan para orientalis terhadap nabi Muhammad Saw
sebagai berikut:

1. Muhammad Sebagai Penipu

Muhammad Saw. adalah penyebar kebenaran dan perdamaikan


karena belaiu diutus oleh Allah untuk memperbaiki akhlak manusia,
bukan untuk menyebarkan kepalsuan tetapi keadilan dan kebenaran.
Namun tuduhan orientalis terhadap Nabi Muhammad Saw. menjadi-jadi
tanpa terkendali denganakal yang sehat karena beliau dituding sebagai
syetan, pencuri, pembunuh, perampok, pemalsu, pembohong, dan juga
sebagai penipu yang ulung. Dalam kaitan ini, John Calvin [1509-1564]
sebagai orientalis Kristen menyatakan bahwa Muhammad sebagai
8

pembohong dan musuh Yesus.3 Bbegitu pula, Philip K. Hitti sebagai


orientalis Kristen Libanon, menyatakan bahwa Muhammad adalah
seorang penipu yang lihai4Kalau Nabi dituding sebagai penipu yang lihai,
berarti Muhammad Saw. adalah Nabi dan Rasul palsu, Muhammad Saw.
menerima Al-Qur’an sebagai mukjizat adalah palsu, bahkan
menyampaikan risalahanya pun paslu, sehingga Muhammad Saw.
dianggap sebagai tukang sihir dan gila atau sakitjiwa.

Tudingan John Calvin dan Philip K. Hitti terhadap Nabi Muhammad


Saw. dikutakan pula oleh kaum orientalis, seperti Nicolai, Doukuz,
Hotenger, Beiblender, Brued dan Hieves, bahwa Muhammad adalah
seorang pendusta, Islam semacam ulah syetan dan Al-Qur’an dari awal
sampai akhir sebagai kepalsuan.5Berarti mereka itu, tidak percaya
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul yang agung dan teladan bagi semua
umat manusia, bahkan mereka menganggap Nabi Muhammad Saw.
adalah kepalsuan dan pendustaan serta penyesatan kepada manusia.
Bahkan Dictionnaire Larousse menyatakan bahwa Muhammad masih
tetap sebagai tukang sihir yang hanyut dalam kerusakan akhlak,
perampok unta, seorang kardinal yang tidak berhasil menduduki kursi
Paus, lalu menciptakan agama baru untuk membalas dendam kepada
kawan- kawannya.6

Pandangan orientalis tersebut, tidak mencermin kejujuran tetapi


kebencian yang dihembuskannya. Termasuk juga, Dante Alighiere
sebagai seorang orientalis Florence menyatakan bahwa Muhammad
adalah pemuka dari jiwa-jiwa terkutuk yang membangkitkan perpecahan

3
Alwi Shihab, 2004, Membedah Islam di Barat, cet. I (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama) h. 57.
4
Maryam Jamilah, 1994, Islam dan Orientalime Sebuah Kajian Analitik, cet. ke-2(Jakarta:
Rajawali Press) h. 14.
5
Asy-Syaikh Khalil Yasien, 1989, Muhammad di Mata Cendekiawan Barat, cet. Ke 1, (Jakarta:
Gema Insani Press), h. 106-107.
6
Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, cet. ke-7 (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,
1982) h. 111.
9

agama. Kejahatan Muhammad adalah mengembangkan agama palsu7


Begitu pula, Ignaz Goldziher (1850-1921) sebagai seorang orientalis
Hongaria berdarah Yahudi, ia mengatakan bahwa Rasul adalah seorang
pembimbing, bukan sebagai contoh dan teladan yang baik. Pada dirinya
terdapat banyak kelemahan dan cacat sebagaimana layaknya manusia,
dengan alasan ia tidak mendakwahkan dirinya sebagai orang suci, pada
ajarannya terdapat dongeng yang menyesatkan.8

Memang kaum orientalis tidak senang kepada Nabi Muhammad Saw.


sebagai pembawa agama yang rahamatanlil’alamin. Mereka berusaha
untuk memurbalikkan kebenaran karena mereka sudah kehilangan akal
sehatnya sehingga mereka asal menuduh tanpa sandaran yang jelas.
Seperti apa yang dinyatakan oleh Arthur John Arberrry [1905-1969]
sebagai orinetalis Inggris, bahwa sebelum memberikan penilaian terhadap
dunia Timur dan masyarakatnya, bagi para ilmuwan Barat hendaknya
menyingkirkan ketakutan, kesalahpahaman, dan kebohongan-kebohongan
yang telah membatu. Sikap tersebut merupakan suatu sikap positif yang
harus dipunyai oleh ilmuwan Barat yang memiliki hati nurani yang
hidup. Meskipun perasaan tersebut terasa berat dan amat susah.9

2. Muhammad Sebagai Pembuat Al-Qur’an

Muhammad SAW. adalah Nabi akhir zaman dan penutup semua


risalah samawi. Beliau diberikan kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman
dan petunjuk bagi umat manusia serta penjelas dan pembeda antara yang
benar dan yang salah. Al-Qur’an adalah kalam Allah, bukan karangan
Nabi Muhammad SAW. Walaupun kaum orientalis tidak percaya dalam
hal itu, namun mereka juga mengetahui bahwa Al-Qur’an adalah wahyu
Allah, tetapi hati dan akal mereka tertutup untuk mengetahui kebenaran
Al-Qur’an sebagai wahyu Allah. Dalam hal ini, Muhammad Shahib

7
Joesoef Sou’yb, Orientalisme dan Islam, cet. ke-1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), h. 102.
8
Syafi’in Mansur, Orientalisme, {Serang: Suhud, 1997}, cet. ke-1, h. 40
9
Abdurahman Badawi, cet. ke-1Ensiklopedi Tokoh Orientalis, (Yogyakarta: LKIS, 2003), h. 3-4.
10

menyatakan bahwa kaum orientalis hampir semua sama menyatakan


bahwa Al-Qur’an adalah ciptaan Muhammmad10 Berarti kaum orientalis
percaya bahwa Bibel bukan buatan manusia melainkan wahyu Tuhan,
tetapi Al-Qur’an sebagai karangan Muhammad. Sebagaimana dinyatakan
oleh Goldziher, Margelot dan lain-lainnya bahwa Al- Qur’an adalah
perkataan Muhammad sendiri dan sering diganti dan dirubah sesuai
dengan situasi dakwah dan kondisi lingkungannya11 Begitu juga, Carlyle
menyatakan bahwa Muhammad bukanlah legenda, bukan pengumbar
nafsu yang memalukan, bukan tukang sihir kecil yang mengerikan,
melainkan ia adalah seorang laki-laki yang benar-benar memiliki
wawasan dan keyakinan diri, sekalipun ia adalah pengarang sebuah kitab
Al-Qur’an yang merupakan coretan coretan yang kacau dan
membosankan, kasar, acak-acakan, pengulangan-pengulangan yang tak
berakhir, simpang siur, semerawut, kasar, ringkasnya suatu ketololan
yang tak bisadibela12

Tuduhan kaum orientalis tersebut, dikuatkan pula oleh George Sale


(1697-1736) sebagai seorang orientalis Inggris, bahwa Muhammad tidak
lain pengarang Al-Qur’an itu sendiri, perancangannya yang dibantu oleh
orang lain. Ini adalah masalah yang tidak diragukan lagi dan telah
disepakati oleh semua orang, karena tidak adanya protes atau usulan dari
para sahabatnya Usaha kaum orientalis untuk menentang kebenaran Al-
Qur’an sebagai wahyu Allah dengan berbagai cara untuk menyakinkan
bahwa Al-Qur’an itu adalah karangan Muhammad.

3. Muhammad Sebagai Penyadur Kitab Yahudi danKristen

Yahudi dan Kristen sebagai agama samawi, teramasuk juga Islam.


Ketiga agama ini, mempunyai kitab suci yang Tuhan turunkan
kepadanya. Kalau kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As. untuk
10
Ahmad Muhammad Jamal, Membuka Tabir Upaya Orientalis dalam Memalsukan Islam, cet. ke-
1, (Bandung: Diponegoro, 1991), h. 64.
11
Ahmad Muhammad Jamal, Membuka Tabir Upaya Orientalis dalam Memalsukan Islam, h. 80.
12
Edward W. Said, Orientalisme, cet. ke-1, (Badung: Pustaka, 1985) h. 201.
11

kaum Yahudi dan Injil diturunkan kepada Nabi Isa As. untuk kaum
Kristen. Sedangkan Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
untuk kaum Muslimin. Kitab suci Al- Qur’an banyak membicarakan
tentang kitab Taurat dan kitab Injil. Di samping itu, membicarakan
tentang Yahudi dan Kristen. Dari kontek inilah, kaum orientalis menuduh
bahwa Muhammad banyak menyadur isi kandungan kitab Taurat dan
Injil. Sebagaimana yang dituduhkan oleh William Muir bahwa agama
Yahudi dan Kristen telah memberi bibit pengetahuan kepada
Muhammad, kemudian dari padanya di produksi Al-Qur’an. Al-Qur’an
bukan firman Tuhan melainkan perkataanMuhammad13

Tuduhan Willian Muir ini, dikuatkan pula oleh Richard Bell bahwa
Al- Qur’an dari tradisi Yahudi dan Kristen, tetapi pengaruh Yahudi dan
Kristen belum terjadi pada awal kenabian Muhammad, melainkan pada
akhirperiode Mekkah dan awal Madinah, bahkan bukti tentang
penciptaan manusia yang berasal dari tanah jelas bersumber dari
Bibel.Begitu pula, Nicholas of Cusa [1401-1464] sebagai seorang
orientalis Jerman menyatakan bahwa Muhammad ajaran agamanya
berasal dari ajaran Kristen maka Islam dan penganutnya dapat kembali
pada ajaran yang suci yakni agama Kristen. Al-Qur’an yang ditulisnya
banyak nilai keagamaan yang baik dan benar karena Muhammad telah
dipengaruhi oleh ajaran Yahudi dan Kristen. Kendati Muhammad telah
memperoleh sebagian kebenaran Kristen, namun kesesatan bersumber
dari tiga aspek, yaitu

a) Kekeliruan informasi yang diperolehnya dari sekte Nestorian dan dari


kelompok Yahudi,

b) Upaya Muhammad mengadaptasikan informasi- informasi yang


diperolehnya tersebut dengan lingkungan Arab primitif yang tidak
mengenal Tuhan,

c) Kesenjangan Muhammad untuk memalsukan ajaran asli yang


13
Moh. Natsir Mahmud, Orientalisme Al-Qur’an di Mata Barat. h. 97.
12

diperolehnya untuk memenuhi kepentingan pribadi dan politiknya14

Ditegaskan lagi oleh Abraham I. Katsch bahwa Muhammad meniru


dari Kitab Yahudi karena ia sendiri tidak pernah menyatakan diri akan
mendirikan sebuah agama baru. Ia tidak bermaksud membatalkan kitab
Perjanjian Lama dan Baru melainkan dengan spirit dan mengangkatnya
dalam bentuk kitab suci yang tertulis dalam Al-Qur’am karena Al-Qur’an
bukan berasal dari trasisi Kristen tetapi dari tradisi Yahudi.33 Begitu pula,
Guillaume menegaskan bahwa Al-Qur’an bersumber dari ajaran Yahudi,
bukan dari agama Kristen sebagai sumber Al-Qur’an sebab agama
Kristen juga mengambil berbagai ajaran, ritus, doktrin dan tradisi
keagamaan lainnya dari agama Yahudi. Karena itu, agama Kristen
merupakan pewaris langsung dari agama Yahudi. Ajaran monoteisme,
hari kebangkitan dan pengadilan, tugas malaikat, surga dan neraka yang
terdapat dalam Al-Qur’an adalah bersumber dari PerjajianLama

Dari berbagai tuduhan orientalis tersebut di atas, maka mereka tidak


ada landasan yang kuat dalam menuding Nabi Muhammad Saw. sebagai
penyadur dari kitab suci Taurat maupun Injil yang terdapat dalam kitab
Bibel yang dipercayai oleh kaum Yahudi maupun Kristen. Walaupun ada
kesamaan yang ada dalam Bibel maupun Al-Qur’an, karena hal itu
menjelaskan ajaran-ajaran para Nabi sebelum Nabi Muhammad Saw.
Berarti Al-Qur’an bukan menjiplak dari Bibel apa yang dituduhkan oleh
kaum orientalis selama ini.

4. Muhammad Sebagai Anti Yahudi dan Kristus

Muhammad Saw. hidup di kota Mekkah selama 13 tahun dan di kota


Madinah selama 10 tahun. Di kota Mekkah Nabi Muhammad Saw. tidak
pernah belajar Kristen walaupun beliau berhubungan dengan Waraqah
bin Nauval. paman dari Khadizah istri Nabi Saw. Sedangkan di kota
Madinah pun Nabi Muhammad tidak pernah belajar Yahudi, walaupun

14
AlwiShihab, 2004, Membedah Islam di Barat, h. 67-68.
13

beliau banyak berhubungan dengan Yahudi. Bahkan pernah mengadan


perjanjian antara Yahudi dan Muslim untuk menjaga keamanan di
Madinah walaupun Yahudi menghianati perjanjian itu, sehingga kaum
Yahudi diusir oleh Nabi As. dari kota Madinah.

Yahudi punya dendam kepada Nabi Muhammad Saw. yang membawa


panji Islam. Begitu pula, Nabi Muhammad Saw. mengirim surat ke raja-
raja Kristen, baik yang ada di Arab maupun di luar Arab dan ada yang
menerima dan ada pula yang menolak atas kehadiran agama Islam. Maka
hal ini, yang menjadi kekuwatiran tokoh-tokoh Kristen maupun Yahudi
sehingga mereka sama-sama membendung kehadiran Islam. Apalagi
ajaran Nabi Muhammad Saw. meluruskan berbagai kesalahan dan
perubahan yang ada dalam kitab suci mereka yang sudah menyimpang
dari ajaran Nabi Musa As. maupun ajaran Nabi Isa Al-Masih AS.

Dengan berbagai kritik dari ajaran Nabi Muhammad Saw. terhadap


agama Kristen, maka semakin geram kaum Kristen terhadap Nabi
Muhammad Saw. Di samping itu, rasa ketakutan dengan pertumbuhan
Islam yang begitu cepat menyebar kewilayah-kewilayah yang diduduki
oleh kaum Kristen, bahkan Islam telah menguasai Spanyol sebagai pusat
peradaban Islam dan wilayah-wilayah yang lainnya. Hal ini yang
menyebabkan timbulnya peperangan antara Kristen dan Islam sehingga
kedua agama itu tidak menjadi harmonis dan selalu konflik karenanya
saling curiga. Apalagi dengan adanya perang salib yang menimbulkan
permusuhan, kebencian dan dendam terhadap Islam karena dunia Kristen
Barat selalu mengalami kekalangan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Orientalis dalam mengkaji Islam tidak melihat dari sudut yang


sebenarnya, sehingga kajian mereka dianggap dapat berbahaya bagi umat
Islam. Di samping itu, mereka terlalu mengagung-agungkan metodologi
mereka yang dianggap sangat ilmiah dan melecehkan umat Islam dengan
berdalih tidak memiliki metodologi. Di hati mereka tidak terpendam
kaikhlasan dank arena itu juga kebenaran yang sesungguhnya tidak akan dapat
tercapai. Bagi mereka, siapa yang mengkaji Islam dengan mata hati beserta
keikhlasan, mereka akan menyerah diri kepada Islam dan akan memeluk
agama tersebut.

Akan tetapi tidak semua orientalis identik negatif, banyak juga dari
mereka yang berfikir jujur terhadap hasil kajiannya terhadap Islam. Terdapat
sejumlah pemikir besar di Barat telah menghabiskan umurnya untuk mengkaji
Islam lantaran mereka secara jujur terhadap kajianakajian itu. Tanpa usaha
mereka, banyak pengetahuan yang berharga dalam buku-buku Islam klasik
akan hilang tanpa bekas atau tidak terjamah orang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Badawi, Abdurahman, Ensiklopedi Tokoh Orientalis, cet. ke-1 Yogyakarta: LKIS,


2003
Buchori, Mannan, Menyingkap Tabir Orientalisme, Jakarta: Amzah, 2006
Haekal, Muhammad Husain, Sejarah Hidup Muhammad, cet. ke-7 Jakarta: Dunia
Pustaka Jaya, 1982
Jamal, Ahmad Muhammad, Membuka Tabir Upaya Orientalis dalam
Memalsukan Islam, cet. ke-1 Bandung: Diponegoro, 1991
Jamilah, Maryam, 1994, Islam dan Orientalime Sebuah Kajian Analitik, cet. ke-2
Jakarta: Rajawali Press, 1994
Mansur, Syafi’in, Orientalisme, cet. ke-1 Serang: Suhud, 1997
Said, Edward W, Orientalisme, cet. ke-1 Badung: Pustaka, 1985
Shihab, Alwi, Membedah Islam di Barat, cet. ke-I Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama, 2004
Sou’yb, Joesoef, Orientalisme dan Islam, cet. ke-1 Jakarta: Bulan Bintang, 1990
Thohir, Ajid, Sirah Nabawiyah, Bandung: Marja, 2014
Yasien, Asy-Syaikh Khalil, Muhammad di Mata Cendekiawan Barat, cet. ke-3
Jakarta: Gema Insani Press, 1989

15

Anda mungkin juga menyukai