Anda di halaman 1dari 13

ISLAM AWAL DAN PERSOALAN SUMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Orientalis Dalam Kajian


Tafsir

Dosen Pengampu: Fadli Yasir

Disusun Oleh:

Kelompok VI/IAT-

5B

Chairunnisyah 0403202017

Muhammad Wahyu 0403202053

Surya Dina Harahap 0403202076

PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA

UTARA MEDAN

T. A. 2022/2023
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang. Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu
Wata’ala. Yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Islam Awal Dan Persoalan Sumber”.

Studi Alquran di Barat untuk pertama kalinya dilakukan oleh kelompok kajian
Orientalisme yang pada awal kemunculannya bertautan erat dengan latar belakang psiko-
historis hubungan Islam dan Barat di bidang intelektual, perdagangan, dan peperangan yang
sebagiannya digambarkan di atas. Oleh sebab itu, studi Alquran dalam kajian orientalisme
tidak hanya berorientasi pada hubungan emosi-intelektual, melainkan juga emosi-politis
ketimuran, yakni dalam rangka memperlancar ekspansi politik Barat terhadap Timur. Hal ini
setidaknya ditandai kehadiran para orientalis di Timur (Islam) yang berfungsi juga sebagai
penasehat penjajah di samping melakukan kajian-kajian ilmiah.

Penulis telah melaukan semaksimal mungkin dengan didukung oleh beberapa pihak,
sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan
Alhamdulillah dan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penulisan maupun bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu penulis
berharap adanya kritikan yang membangun untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik,
dan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, 9 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C. Tujuan Dan Manfaat................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Polemik Islam Awal Dan Masalah Sumber Corpus Islam Awal.............................2

B. Pandangan Para Orientalis Tentang Sumber-Sumber Islam....................................4

a. Al quran.......................................................................................................4

b. Hadis............................................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................9

B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak sejarawan dan pakar agama telah menelusuri kembali asal mula Islam dan
menemukan bahwa permulaannya berasal dari Madinah dan Mekah pada awal abad ke-7
M; sekitar 600 tahun setelah dimulainya agama Kristen. Penting untuk dikatakan bahwa
Muslim tidak memandang Muhammad sebagai pencetus Islam. Sebaliknya, itu adalah
iman asli orang lain yang mereka lihat sebagai nabi seperti Yesus, Daud, Musa,
Abraham, Nuh, dan Adam.
Islam sama sekali baru dibandingkan dengan agama lain seperti Yahudi, Budha,
dan Kristen dan merupakan agama termuda dari agama yang paling dipraktikkan di
dunia.
Muhammad adalah tokoh penting Islam karena dialah yang mengaku menerima
kunjungan malaikat yang mendorongnya untuk mendikte Alquran. Alquran adalah kitab
suci agama Islam dan diyakini sebagai kata-kata Allah yang sudah ada sebelumnya dan
sempurna.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Islam Awal Dan Persoalan Sumber?
2. Bagaimana Pandangan Para Orientalis Tentang Sumber-Sumber Islam?

C. Tujuan Dan Manfaat


1. Mengetahui Sejarah Islam Awal Dan Persoalan Sumber.
2. Mengetahui Pandangan Para Orientalis Tentang Sumber-Sumber Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Polemik Islam Awal Dan Masalah Sumber Corpus Islam Awal

Motivasi orientalis untuk mengkaji Islam yaitu diantaranya motivasi Aqidah atau
keagamaan, Perang Salib telah memberi bekas kepahitan yang sangat mendalam pada
orang-orang Eropa. Dari sini timbullah gerakan reformasi Kristen, sehingga umat Kristen
merasakan suatu kebutuhan mendesak untuk melihat kembali penafsiran mereka terhadap
Alkitab dan untuk memahami sesuai dengan perkembangan baru yang dilancarkan oleh
1
kaum reformis.
Pandangan Orientalis Terhadap Alquran. Alquran Karim adalah kitab suci umat
Islam yang menjadi dasar bagi segi kehidupan manusia. Ia diyakini sebagai sumber
kebenaran yang mutlak, karena datangnya dari Allah SWT. Karena itulah umat Islam
merasa perlu mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan akan selalu memperjuangkan
agar ajaran-ajarannya diterapkan di muka bumi sebagai rahmatan lil’alamin.
Untuk itu para musuh Islam tidak pernah bosan berupaya menjatuhkan
superioritas Alquran, baik dari segi kebenaran mutlak maupun sebagai sumber asalnya.
Hal ini (permusuhan terhadap Alquran ) sudah terjadi sejak masa Nabi Saw. Yang
dilakukan oleh kaum musyrikin atau penyembah berhala.
Dengan semangat yang luar biasa mereka berusaha memerangi pemikiran yang
mengatakan bahwa Alquran itu wahyu Allah; mereka menegaskan bahwa Alquran tidak
lain hanyalah dusta yang mengada-ada, dan bahwasanya Alquran itu adalah dongengan
bohong yang Nabi meminta kepada orang lain menuliskannya siang dan malam.
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang yang minta diajari orang asing/ bukan ‘Arab;
atau bahwa Alquran hanyalah berisi perkataan tukang sihir dan dukun. Sasaran mereka
adalah memalingkan keyakinan bahwa Alquran adalah wahyu samawi kepada
Muhammad Saw untuk memberi petunjuk kepada umat manusia.
Pandangan kaum orientalis dalam ranah studi Islam cukup menarik, mereka
menawarkan cara pandang yang berbeda dalam mengkaji soal Al-Quran, Hadits, sejarah
Islam, dan teologi Islam. Tak jarang para akademisi Barat tersebut cenderung kritis dan
1
Dr. H. Achmad Zuhdi , Pandangan Orientalisme Barat Terhadap Islam, ( Surabaya: Karya Pembina
Swajaya,2004 )

2
skeptis pada referensi yang diakui oleh umat Islam. Corpus yang berada di tangan umat
Islam, dianggap oleh mereka bukan sebagai literatur sejarah, namun sebagai literatur
teologi dan ritual agama.
Mun’im Sirry menjelaskan keberatan-keberatan orientalis terhadap sumber -
sumber Islam klasik disebabkan adanya jarak yang cukup jauh antara teks sejarah dengan
kehidupan Muhammad sang nabi. Contohnya adalah kitab sejarah tertua mengenai
kelahiran Nabi Muhammad dan Islam adalah kitab Sirah Ibn Ishaq karangan Muhammad
bin Ishaq bin Yasar. Walau kitab ini dalam literatur Islam dianggap sebagai kitab tertua,
namun jarak antara kitab ini terbit dengan kehidupan Nabi Muhammad sejauh 100 tahun.
Ini berarti antara Ibn Ishaq dengan Nabi Muhammad memiliki rentang waktu yang jauh.
Dan yang lebih memusingkan, kitab Sirah Ibn Ishaq hingga saat ini tidak ditemui kecuali
cuplikan tentangnya yang dikumpulkan oleh Abu Muhammad bin Abdul Malik Ibn
Hisyam atau yang biasa dikenal sebagai Ibn Hisyam. Ibn Hisyam mengumpulkan data-
data sejarah yang dikumpulkan oleh Ibn Ishaq yang kemudian menjadi kitab Sirah Ibn
Hisham . Dan Ibn Hisyam sendiri tidak bertemu secara langsung dengan Ibn Ishaq sang
penulis sejarah, namun ia mendapat cerita dan kisah-kisah tersebut melalui murid dan
sahabat Ibn Ishaq yaitu Al-Bukā’ī Al-Kūfī . 2 Jarak rentang waktu yang panjang ini
membuat para akademisi Barat merasa skeptis dan tidak yakin akan akurasi sejarah yang
3
tertulis dalam sumber-sumber Islam.
Para orientalis menawarkan untuk mencari sumber - sumber tertulis melalui
manuskrip-manuskrip sejarah yang ditulis oleh kelompok pendeta Suryani, manuskrip
Yahudi, Majusi dan tulisan-tulisan sejarah yang ditulis oleh kelompok non muslim yang
sezaman dengan rentang waktu kehidupan Nabi Muhammad dan lahirnya agama Islam.
Salah satu orang yang secara radikal menolak sumber-sumber Islam adalah Patricia
Crone . Crone dengan tegas menolak sumber-sumber teks yang dihasilkan oleh sarjana
Islam, bagi Crone teks-teks Islam hanyalah berisi dogma dan sakralisasi Muhammad,
sedangkan secara historis tidak mampu dipertanggungjawabkan. Crone mengatakan
bahwa sumber-sumber Islam terkadang tidak konsisten, contohnya kisah tentang Amr bin
Ash yang datang ke Ethiopia , ada riwayat yang menyebutkan Amr pergi ke Ethiopia

2
Ahmad Bastari, “Strategi Perang Badar menurut Ibn Hisyam dan Al-Thabari,” Jurnal TAPIS 7, no.12 (2011):79
3
Mun’im Sirry, Kontroversi Islam Awal: antara Mazhab Tradisionalis dan Revisionis,(Jakarta: Mizan, 2015), 37.

3
untuk berdagang, ada yang mengatakan ia datang dengan pakaian perang untuk
mengeksekusi kaum Muslim yang hijrah ke Ethiopia, tapi ada riwayat lain yang
menyebut ia ke sana untuk mengungsi. Anehnya, meski riwayat-riwayat itu berbeda-
beda, namun penulisnya menjelaskan dengan begitu detail.
Crone berkata: “apa yang bisa ditawarkan oleh kitab sejarah yang menerangkan
begitu detail tetapi tidak ada yang akurat?”. Ini yang kemudian membuatnya melihat
Islam secara keseluruhan melalui teks-teks Suryani yang sezaman dengan kehidupan
Muhammad. Kitab-kitab sejarah dan tarikh karya Muslim yang menceritakan tentang
Islam awal biasanya adalah berisi dalil nubuwah, dalil-dalil kenabian yang berfungsi
untuk kepentingan dogma dan teologi Islam, guna melawan tuduhan orang-orang Kristen
dan Yahudi. Namun bukan berarti penggunaan sumber-sumber non muslim itu tanpa
kritik dan masalah. Para penulis dari kalangan Kristen, Yahudi, Sabean, atau Majusi
(Zoroaster) sebagian tentunya memandang Islam secara negatif atau malah mendistorsi
berita yang sesungguhnya tentang agama Islam yang dibawa oleh Muhammad. Mengenai
problem ini, Robert Hoyland dalam buku Seeing Islam as Others Saw It, menulis, “ Saya
sepakat bahwa sumber-sumber non muslim tidak menyuguhkan penjelasan yang utuh dan
koheren tentang sejarah Islam awal, apalagi untuk dijadikan sebagai sumber untuk
menawarkan penjelasan alternatif tentang perkembangan agama ini. Tapi, setidaknya,
dalam buku ini saya telah berhasil memperlihatkan bahwa kesaksian penulis-penulis
Kristen, Yahudi dan Majusi dapat digunakan bersamaan dengan penulis-penulis Muslim
untuk memberikan gambaran yang lebih kaya tentang Timur Tengah pada periode awal
Islam.
B. Pandangan Para Orientalis Tentang Sumber-Sumber Islam

1. Al quran
Abraham Geiger dipandang sebagai penghembus awal gagasan tentang sumber-
sumber Alquran yang lebih bernilai akademik. Melalui karyanya, Was hat Mohammed
aus dem Judenthum aufgenommen? (Apa yang telah diadopsi Muhammad dari Agama
Yahudi) yang terbit pertama kali pada tahun 1833, Geiger memusatkan perhatian pada
anasir Yahudi dalam Alquran. Buku tersebut menyimpulkan bahwa tidak saja sebagian
besar kisah para nabi terdahulu yang merupakan hasil duplikasi dari Yahudi, ajaran-

4
ajaran yang terkandung dalam Alquran juga meniru tradisi agama pendahulunya tersebut.
Secara rinci, Geiger menetapkan keterpengaruhan Alquran terhadap agama Yahudi dalam
beberapa hal berikut: (1) ayat-ayat yang berkaitan dengan doktrin dan keimanan; (2)
kisah-kisah yang terdapat dalam Alquran; (3) pandangan tentang kehidupan; dan (4)
Ayat-Ayat peraturan hukum dan moral. Menurutnya, cara shalat yang diajarkan
Muhammad berupa berdiri dan duduk, dan ketentuan ‘iddah bagi perempuan yang
bercerai adalah bagian dari tradisi Yahudi yang sengaja diplagiasi Muhammad (Geiger,
1998: 172-185). Di samping itu, Geiger juga menyebutkan beberapa term dalam Alquran
yang Muhammad pinjam dari tradisi Yahudi atau bahasa Ibrani, di antaranya adalah kata
Tābūt (perahu), Taurāt (hukum), Jannatu ‘Adn (surga), Jahannam (neraka), Ahbār (guru),
Darasa (studying scripture so as to force a far-fetched meaning from the text), Sabt
(Sabbath), Sakīnat (the presence of God), Tāghūt (error), Furqān (deliverance,
redemption [pembebasan, penebusan]), Ma’ūn (refuge), Matsānīl repetition), Rabbāni
(teacher), dan Malakūt (government) (Geiger, 1998: 166-226). Geiger menambahkan,
adanya banyak kecaman Alquran terhadap Yahudi lebih disebabkan terjadinya
kesalahpahaman dan penyimpangan Muhammad terhadap ajaran Yahudi (Geiger, 1998:
165-226). Di tahun 1878, H. Hirschfeld menulis buku berjudul Juedische Elemente im
Koran (Elemen Yahudi dalam Alquran) yang mendukung pandangan Geiger (Amal,
2001: 56). Setelah dua karya hasil penelitian dua tokoh Yahudi (A. Geiger dan H.
Hirschfeld) di atas, beberapa karya serupa bermunculan baik dari kalangan sarjana
Yahudi sendiri maupun tokoh orientalis Kristen. Tercatat nama-nama seperti J. Horovitz
dengan karyanya, Jewish Proper Names And Derivatives in The Koran (Nama Diri
Yahudi dan Derivasinya dalam Alquran) yang dicetak pada 1925 dan dicetak ulang pada
1964, C.C. Torey dengan karya The Jewish Foundation Of Islam (Fondasi Yahudi Agama
Islam) yang terbit pada 1933 dan 1967, Abraham I. Katsch dengan hasil karyanya,
Judaism and the Koran (Agama Yahudi dan Alquran) pada tahun 1962. Di tahun 1977, J.
Wansbrough juga berhasil menulis buku berjudul Quranic Studies: Sources and Methods
of Scriptural Interpretation (Kajian-kajian Alquran: Sumber dan Metode Tafsir Kitab
Suci) . Dalam buku ini Wansbrough menegaskan bahwa Alquran merupakan hasil
konspirasi Muhammad dengan para pengikutnya mengenai pengaruh Yahudi dalam
ajaran Muhammad. Konspirasi ini terjadi dalam dua abad pertama Islam. Tidak mau

5
kalah dari para sarjana Yahudi, para tokoh Kristen juga melakukan kajian serupa untuk
membuktikan bahwa ajaran-ajaran Alquran merupakan hasil duplikasi dari tradisi agama
mereka. 4
Pada tahun 1839 terbit buku Versuch einer Darstellung der Christologie des
Korans (Upaya Pengungkapan Kristologi alQur’an). Selain itu, Manneval juga menulis
buku La Christologie du Koran (Kristologi al-Qur’an) yang terbit pada tahun 1887, dan
Tor Andrae dengan bukunya, Der Ursprung des Islams und das Christentum (Asal-usul
Islam dan Agama Kristen) pada tahun 1926. Pada 1951 Henninger menyusul dengan
karyanya, Spuren Christlicher Glaubenswahrheiten im Koran (Jejak Kebenaran
Kepercayaan Kristen dalam Alquran). Kemudian Richard Bell yang dipandang sebagai
tokoh Kristen paling berpengaruh dalam tema ini, tampil melalui The Origin of Islam in
its Christian Environment (Asal-usul Islam dalam Lingkungan Kristennya) yang terbit
pada 1926. Selain tokoh-tokoh orientalis yang berdiri pada dua poros di atas, W Rudolph
dengan karyanya, Die Abhaengigkeit des Qorans von Judentum und Christentum
(Ketergantungan Alquran pada Agama Yahudi dan Kristen) dan D. Masson dalam buku
Le Coran et la Revelation Judeo-Chretienne (Al-Qur’an dan Wahyu Yahudi-Kristen,
1958), berhasil memaparkan keterpengaruhan Alquran atas kedua agama sebelumnya,
yakni Yahudi dan Kristen. Nöldeke juga termasuk tokoh orientalis yang berada pada
poros yang sama. Namun, sebagai tokoh Yahudi, Nöldeke masih tetap meyakini pengaruh
Yahudi lebih dominan dari pada Kristen dalam al-Qur’an. Beberapa kajian tentang asal-
asul genetik Alquran di atas memang tampak serius dan dipandang sebagai karya ilmiah
yang bernilai akademik. Namun kesimpulan dari kajian tersebut juga mendapat kecaman
dari kalangan sarjana Barat sendiri. Franz Rosenthal, misalnya, sebagaimana dikutip
Adnan Amal, menilai bahwa kajian-kajian semacam itu hanya menyentuh kulit luarnya
dan tidak akan pernah menyentuh intinya (Amal, 2001: 59).

2. Hadis
Hadits adalah segala sesuatu yang mengandung ucapan, perbuatan atau ketentuan-
ketentuan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw., sehingga bagi orientalis
Hadis adalah merupakan kajian yang mudah bagi mereka untuk memutar balikkan

4
https://www.readcube.com/articles/10.28918%2Freligia.v14i2.89

6
kebenaran Hadis secara keseluruhan. Gugatan orientalis terhadap hadis bermula pada
pertengahan abad ke-19 tatkala hampir seluruh bagian dunia Islam telah masuk dalam
cengkeraman kolonialisme bangsa-bangsa Eropa. Adalah Alois Sprenger, yang pertama
kali mempersoalkan status hadis dalam Islam. Dalam pendahuluan bukunya mengenai
riwayat hidup dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Misionaris asal Jerman yang pernah
tinggal lama di India ini mengklaim bahwa hadis merupakan kumpulan anekdot (cerita-
cerita bohong tapi menarik).? Ada tiga hal yang sering dikemukakan orientalis dalam
penelitian mereka terhadap Hadis, yaitu tentang kepribadian Nabi Muhammad SAW,
Aspek Asanid (Rangkaian perawi hadis), dan Aspek Matan

a. Aspek Pribadi Nabi Muhammad.


Argumen pertama orientalis meragukan autentisitas Hadis adalah bahwa Hadis -
Hadis itu buatan manusia dan bukan wahyu. Menurut orientalis pribadi Muhammad perlu
dipertanyakan, mereka membagi status Muhammad menjadi tiga, sebagai rasul, kepala
negara dan pribadi biasa sebagaimana orang kebanyakan. Sesuatu yang didasarkan dari
Nabi Muhammad baru disebut Hadis jika sesuatu tersebut berkaitan dengan hal-hal
praktis keagamaan, karena jika tidak hal itu tidak layak disebut Hadis , karena bisa saja
hal itu hanya timbul dari status lain seorang Muhammad.
b. Aspek Asanid (Rangkaian Perawi).
Orientalis memiliki kesimpulan bahwa semua Asanid itu fiktif atau bahwa yang asli
dan yang palsu itu tidak bisa dibedakan secara pasti. Isnad yang sampai kepada Nabi
Muhammad jauh lebih diragukan ketimbang isnad yang sampai kepada sahabat. Para
orientalis sering mempertanyakan tentang para perawi yang banyak meriwayatkan hadis
dari Rasulullah, seperti yang kita ketahui bersama para sahabat yang terkenal sebagai
perawi bukanlah para sahabat yang banyak menghabiskan waktunya bersama Rasullah
seperti Abu bakar, Umar, Usman dan Ali. Namun yang banyak meriwayatkan hadis
adalah sahabat-sahabat junior dalam artian karena mereka adalah orang "baru" dalam
kehidupan Rasulullah. Dalam daftar sahabat yang banyak meriwayatkan hadis tempat
teratas diduduki oleh sahabat yang hanya paling lama 10 tahun berkumpul dengan Nabi,
seperti Abu Hurairah. Sayyidah Aisyah, Anas bin malik, Abdullah ibn Umar dll. Abu
Hurairah selama masa 3 tahun dia berkumpul dengan Nabi telah berhasil meriwayatkan

7
lebih dari 5800 hadis, Sayyidah Aisyah mengumpulkan lebih dari 3000 hadis dan
demikian juga dengan Abdullah ibn Umar, Anas.

c. Aspek Matan
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kritik isnad adalah satu-satunya metode
yang dipraktikkan ahli-ahli Hadis untuk menyaring mana Hadis yang Shahih dan Hadis
mana yang tidak Shahih. Menurut orientalis matan hampir tidak pernah dipertanyakan,
hanya jika isi sebuah Hadis yang isnad nya Shahih jelas bertentangan dengan Al-Qur'an,
baru ditolak kalau isinya dapat diinterpretasikan sedemikian sehingga menjadi selaras
dengan Al-Qur'an dan Hadis-Hadis lain, Hadis itu tidak dikritik.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Para penulis dari kalangan Kristen, Yahudi, Sabean, atau Majusi (Zoroaster)
sebagian tentunya memandang Islam secara negatif atau malah mendistorsi berita yang
sesungguhnya tentang agama Islam yang dibawa oleh Muhammad. Mengenai problem
ini, Robert Hoyland dalam buku Seeing Islam as Others Saw It, menulis, “ Saya sepakat
bahwa sumber-sumber non muslim tidak menyuguhkan penjelasan yang utuh dan
koheren tentang sejarah Islam awal, apalagi untuk dijadikan sebagai sumber untuk
menawarkan penjelasan alternatif tentang perkembangan agama ini

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, penulis menyadari bahwa tulisan yang
disusun ini tidaklah sempurna. Maka dari itu, penulis berharap akan kritikan membangun
dari pembaca untuk menjadikan makalah ini lebih baik dan terhindar dari pendapat atau
perkataan yang salah yang ada didalam makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bastari, Ahmad. 2011. “Strategi Perang Badar menurut Ibn Hisyam dan Al-Thabari. ” Jurnal TAPIS.

Sirry, Mun’im. 2015 . Kontroversi Islam Awal: antara Mazhab Tradisionalis dan Revisionis.

Zuhdi, Dr. H. Achmad. 2004. Pandangan Orientalisme Barat Terhadap Islam.

https://www.readcube.com/articles/10.28918%2Freligia.v14i2.89

10

Anda mungkin juga menyukai