Anda di halaman 1dari 5

HADIST TENTANG ILMU KALAM

1Surya Dina Harahap , 2Muhammad Alfahrizi


1
Program Studi Ilmu Al – Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam,UIN
Sumatera Utara.
2
Program Studi Ilmu Al – Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Studi Islma,UIN
Sumatera Utara.
Korespondensi Penulis :

anggisuryadinaharahap@gmail.com rizmuhammadalfah@gmail.com

Abstract

Some people still doubt, whether the science of kalam can be regarded as a science or not.
Therefore, to find out and explain its position in a scientific discipline, there must be
comparisons and relationships that can show its position among other sciences. This is
important in order to answer temporary doubts about the strength, position, or legitimacy of the
science of kalam as a science, both in Islam and science in general.
Keywords : Hadith, Science of Kalam
Abstrak

Sebagian kalangan masih meragukan, apakah ilmu kalam dapat dikatakan sebagai sebuah ilmu
atau tidak. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan menjelaskan kedudukannya dalam disiplin
ilmu, maka harus ada perbandingan dan perhubungan yang dapat menunjukan posisinya diantara
ilmu-ilmu lainnya. Hal ini penting dalam rangka menjawab keraguan sementara mengenai
kekuatan, kedudukan, atau keabsahan ilmu kalam segabai suatu ilmu, baik dalam Islam maupun
keilmuan secara umum.
Kata Kunci : Hadis,Ilmu Kalam
tentang kata-kata namun ilmu ini tidak ada
1. PENDAHULUAN sangkut pautnya sama sekali dengan ilmu
Istilah ilmu kalam terdiri dari dua bahasa. Ilmu kalam menggunakan kata-kata
kata yaitu ilmu dan kalam. Kata ilmu dalam dalam menyusun argumen-argumen yang
Kamus Besar Bahasa Indonesia, digunakannya.
mengandung arti prngetahuan tentang suatu Ilmu kalam merupakan suatu
bidang yang disusun secara bersistem disiplin ilmu dalam Islam, yang juga
menurut metode tertentu. Adapun kata merupakan salah satu pilar dari ketiga pilar
kalam adalah bahasa Arab yang berarti kata- keislaman, yaitu iman, Islam dan ihsan. Ilmu
kata. Ilmu kalam secara harfiah berarti ilmu kalam lahir dari pilar iman, dalam rangka
tentang kata-kata. Walaupun dikatakan ilmu mempertahankan aqidah umat Islam, ketika
berhadapan dengan orang-orang yang anti dicari. Pengertian lainnya mengenai dalil
Islam dalam dunia ilmiah. adalah sebuah keterangan yang dijadikan
Sebagian kalangan masih sebagai bukti atau alasan mengenai suatu
meragukan, apakah ilmu kalam dapat kebenaran terutama yang dudasarkan pada
dikatakan sebagai sebuah ilmu atau tidak. Al Quran, bisa juga dikatakan sebagai
Oleh karena itu, untuk mengetahui dan petunjuk atau tanda bukti dari suatu
menjelaskan kedudukannya dalam disiplin kebenaran.
ilmu, maka harus ada perbandingan dan Makna dalil tidak bisa hanya dibatasi
perhubungan yang dapat menunjukan pada Al Quran dan hadis saja. Dalil yang
posisinya diantara ilmu-ilmu lainnya. Hal ini muttafaq atau disepakati saja ada empat.
penting dalam rangka menjawab keraguan Diantaranya dan paling utama adalah Al
sementara mengenai kekuatan, kedudukan, Quran dan hadis serta ijma dan qiyas. Selain
atau keabsahan ilmu kalam segabai suatu itu adapula dalil yang tidak disepakati tapi
ilmu, baik dalam Islam maupun keilmuan digunakan oleh para ulama untuk
secara umum mengistinbath atau mengetahui suatu
2. PEMBAHASAN hukum. Seperti qaul shahabiy (Pendapat
A. Pengertian Dalil para sahabat), istihsan, mashlahah mursalah,
Dalil menurut Bahasa adalah urf (adat yang tidak bertentangan dengan
petunjuk. Sedangkan menurut istilah yaitu syara'), syaru man qablana (syariat umat
bukti yang dapat dijadikan sebagai petunjuk terdahulu), saddud dzariah dan istishab
untuk menyatakan sesuatu itu benar atau B. Dalil Hadis Tentang Ilmu Kalam
salah. Kebenaran dan kesalahan dapat Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu ,ia
diyakini jika ada bukti-bukti atau alasan berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang kuat yang menunjukkan atau bersabda :
menyatakan bahwa sesuatu itu benar atau ِ ‫ار ِإلَى النَّ ِبي‬ ِ ‫ْـر ِمنَ ْاْلَحْ ـ َب‬
ٌ ‫حفظه هللا َجـا َء َحب‬
‫ أ َ ْو يَا‬، ‫ يَا ُمـ َح َّمد‬:َ‫ فَقَال‬، ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
salah.
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
Dalil adalah suatu hal yang
menunjuk pada apa yang dicari, baik berupa
‫ت يَ ْو َم‬ َّ ‫ ِإ َّن هللا ت َ َعا َلى ي ُْمسِكُ ال‬، ‫أَبَا ْال َقا ِسم‬
ِ ‫س َم َوا‬
alasan, keterangan atau juga pendapat yang ، ‫صبَ ٍع‬ ْ ِ‫علَى إ‬ َ َ‫ضيْن‬ ِ ‫ َواْل َ َر‬، ‫صبَ ٍع‬ْ ِ‫علَى إ‬ َ ‫ْال ِقيَا َم ِة‬
merujuk pada pengertian, hukum dan juga ‫ َو ْالـ َما َء َوالث َّ َرى‬، ‫صبَع‬ْ ‫علَى ِإ‬ َ ‫ش َج َر‬ ِ ‫َو ْال‬
َّ ‫ـجبَا َل َوال‬
ِ ‫سائِ َر ْالـخ َْل‬
hal-hal yang berkaitan dengan apa yang
‫ ث ُ َّم‬، ‫صبَ ٍع‬
ْ ِ‫علَى إ‬
َ ‫ق‬ ْ ِ‫علَى إ‬
َ ‫ َو‬، ‫صبَع‬ َ
َ‫ض ِحك‬ َ َ‫ ف‬. ُ‫ أَنَا ْالـ َم ِلك‬، ُ‫ أَنَا ْالـ َم ِلك‬: ‫يَ ُه ُّزه َُّن فَيَقُ ْو ُل‬ dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Dia

‫ت‬ ْ َ‫سلَّ َم ( َحتَّى َيد‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫س ْو ُل هللا‬
ُ ‫َر‬
dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan.”
ْ َ ‫ ت‬، ‫اجذُهُ) ت َ َع ُّجبًا ِم َّمـا قَا َل ْالـ َحب ُْر‬
‫ ث ُ َّم‬.ُ‫ص ِد ْيقًا لَه‬ ِ ‫ن ََو‬ Hadits ini diriwayatkan juga dari
‫ض َج ِمي ًعا‬ َّ ‫ َو َما قَدَ ُروا‬: َ ‫َق َرأ‬
ُ ‫َّللاَ َح َّق قَد ِْر ِه َو ْاْل َ ْر‬ Shahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhu,
ْ ‫اواتُ َم‬
ۚ ‫ط ِويَّاتٌ بِيَ ِمينِ ِه‬ َ ‫س َم‬َّ ‫ضتُهُ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َوال‬
َ ‫قَ ْب‬ Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dan Ibnu
‘Abbas Radhiyallahu anhu .
1
َ ‫س ْب َحانَهُ َوت َ َعالَ ٰى‬
َ‫ع َّما يُ ْش ِر ُكون‬ ُ
Artinya :
ُ ‫ َق ـال َر‬: ‫ع َم ـر َق ـال‬
‫س ـ ْول هللا‬ ُ ‫ع ْب ـ ِد هللا ْب ـ ِن‬
َ ‫ع ـ ِن‬
َ
Seorang ulama Yahudi datang kepada ‫ت‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫السـ َم‬
َّ ‫طـ ِوهللا هللا‬ ْ َ‫ ي‬: ‫سـلَّ َم‬ َ ‫علَ ْيـ ِه َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‫ ث ُ ـ َّم‬، ‫ ث ُ ـ َّم َيه ْ ُن ـذُه َُّن ِب َي ـ ِد ِه ْال ــي ُْمنَى‬، ‫َي ـ ْو َم ْال ــ ِق َيا َم ِة‬
dia berkata, ‘Wahai Muhammad atau wahai
ُ ‫ أ َ ْيـ ـنَ ْالـ ــ َجب‬، ُ‫ أ َ َنـ ـا ْالـ ــ َم ِلك‬:ُ‫يَ ُقـ ـ ْول‬
َ‫َّار ْون ن أ َ ْيـ ـن‬
Abul Qâsim, kami mendapati (dalam
‫ ث ُـ َّم‬، ‫ضـيْنَ ِب ِشـ َما ِل ِه‬ ْ َ‫ْالـ ُمت َ َك ِب ُر ْون ن ث ُ َّم ي‬
ِ ‫ط ِوهللا ْاْل َ َر‬
Taurat) bahwa Allâh meletakkan langit-
langit di atas satu jari, bumi-bumi di atas ُ ‫ أ َ ْيـ ـنَ ْالـ ــ َجب‬، ُ‫ أ َ َنـ ـا ْالـ ــ َم ِلك‬:ُ‫يَ ُقـ ـ ْول‬
َ‫َّار ْونَ ن أ َ ْيـ ـن‬
satu jari, pohon-pohon di atas satu jari, air ‫ْالـ ُمت َ َك ِب ُر ْون ن‬
di atas satu jari, tanah di atas satu jari, dan Artinya :
seluruh makhluk di atas satu jari, kemudian Dari ‘Abdullah bin ‘Umar
Dia berfirman, ‘Aku-lah Raja. Aku-lah Radhiyallahu anhuma , Rasûlullâh
Raja.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda, “Pada
sallam tertawa (sehingga gigi gerahamnya hari Kiamat Allâh menggulung langit-langit
terlihat) karena senang mengakui kebenaran kemudian mengambilnya dengan tangan
ucapan ulama Yahudi tersebut. Kemudian kanan-Nya, kemudian Dia berfirman, “Aku
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Maharaja, dimana orang-orang yang
membaca firman Allâh Azza wa Jalla , “Dan menyombongkan diri ? Kemudian Allâh
mereka tidak mengagungkan Allâh dengan menggulung bumi (yang berlapis tujuh),
pengagungan yang semestinya, padahal kemudian Dia mengambilnya dengan tangan
bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya kiri-Nya, kemudian Dia berfirman, ‘Aku
pada hari Kiamat dan langit digulung adalah Maharaja, dimana orang-orang yang
menyombongkan diri ? Dimana orang-orang
1
an-Nasâ-i dalam Kitab at-Tafsîr (no. 470, 471, 472)
yang merasa besar (angkuh) dan menolak
dan as-Sunan al-Kubra (no. 11386-11388),
kebenaran ?’”2 Jalla dari sifat-sifat yang tidak layak tanpa
Syarah hadis ta’thîl. Inilah yang ditunjukkan oleh nash-
Seorang ‘alim dari ulama Yahudi nash al-Qur’ân dan as-Sunnah, yang
menyebutkan kepada Nabi Shallallahu diyakini oleh salaful ummah dan para Imam
‘alaihi wa sallam apa yang mereka dapatkan mereka, dan orang-orang yang mengikuti
dalam kitab mereka, Taurat, yaitu penjelasan mereka dengan baik, serta meneladani jejak
tentang keagungan Allâh, kecilnya semua mereka di atas Islam dan iman.
makhluk di hadapan-Nya Azza wa Jalla, dan Perhatikanlah apa yang terkandung
bahwa Allâh meletakkannya di atas jari dalam hadits-hadits shahih ini, Nabi
jemari-Nya. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengagungkan
wa sallam membenarkannya, senang Rabb-nya dengan menyebutkan sifat-sifat
dengannya, dan membacakan ayat al-Qur’ân kesempurnaan-Nya sesuai dengan
yang membenarkannya. keagungan dan kemuliaan-Nya. Nabi
Hadits-hadits di atas dan yang Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenarkan
semakna dengannya menunjukkan berita orang-orang Yahudi tentang sifat-sifat
keagungan Allâh Azza wa Jalla , keagungan Allâh yang menunjukkan kebesaran-Nya.
kekuasaan-Nya. Allâh Azza wa Jalla telah Perhatikanlah hadits-hadits ini, beliau
memperkenalkan diri-Nya kepada para Shallallahu ‘alaihi wa sallam menetapkan
hamba-Nya dengan sifat-sifat-Nya dan sifat ‘uluww (sifat ketinggian) bagi
keajaiban makhluk-makhluk-Nya. AllâhAzza wa Jalla di atas ‘Arsy-Nya. Nabi
Semuanya menunjukkan dan mengenalkan Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
kesempurnaan-Nya, bahwa Dia satu-satunya tentang sifat-sifat Allâh dengan jelas dan
yang berhak diibadahi, tidak ada sekutu tegas.
bagi-Nya dalam rububiyyah dan uluhiyyah- Menetapkan sifat tangan bagi Allâh
Nya Azza wa Jalla , menetapkan sifat jari-jemari
Hadits-hadits di atas menetapkan sifat- Allâh Azza wa Jalla . Sesungguhnya Allâh
sifat bagi Allâh sesuai dengan kebesaran dan Mahabesar, semua makhluk-Nya berada di
kemuliaan-Nya dengan tanpa tamtsîl dan jari-jemari Allâh Azza wa Jalla , langit dan
juga menetapkan kesucian Allâh Azza wa bumi digenggam di tangan kanan Allâh
Yang Maha Mulia dan Maha Besar.
2
al-Bukhari dalam Shahîh-nya (no. 4811, 7414,
7415, 7451, 7513),
3. KESIMPULAN
Dalil merupakan salah satu
petunjuk yang penting dalam Islam. Karena
dalil menjadi bukti untuk menentukan
kebenaran suatu peristiwa atau kejadian.
Dalil digunakan untuk menghilangkan
segala keraguan yang masih ada dalam diri
manusia. Dalil-dalil tersebut dapat diambil
dari Al Quran, hadist, ijma’, dan qiyas. Ijma'
merupakan suatu proses mengumpulkan
perkara dan memberi hukum atasnya serta
menyakininya. Sedangkan qiyas merupakan
suatu proses mengukurkan sesuatu atas
lainnya dan mempersamakannya. Sangat
penting untuk memahami isi dari dalil-dalil
tersebut. Sehingga tidak membuat
kesimpulan yang justru memiliki makna
berlainan. Diperlukan ketelitian dalam
memahaminya
4. DAFTAR PUSTAKA
an-Nasâ-i dalam Kitab at-Tafsîr (no.
470, 471, 472) dan as-Sunan al-Kubra (no.
11386-11388),
al-Bukhari dalam Shahîh-nya (no. 4811,
7414, 7415, 7451, 7513),

Anda mungkin juga menyukai