Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ULUM AL-HADITS

“Hubungan Hadits Dengan Al-Qur’an”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
MUH FAUZAN RAMADHAN

MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas
segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tugas makalah ini dengan judul “Hubungan Hadits
Dengan Al-Qur’an”.
Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang
tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini semoga
Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
guna perbaiki dan kelengkapan penyusunan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 2 Maret 2023

Muh. Fauzan Ramadhan

i|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara global, sunnah sejalan dengan Al-qur’an, menjelaskan yang mubham,
merinci yang mujmal, membatasi yang mutlak, mengkhususkan yang umum dan
menguraikan hukum-hukum dan tujuan-tujuannya. Di samping membawa hukum-
hukum yang belum dijelaskan secara eksplisit oleh Al-qur’an yang isinya sejalan
dengan kaidah-kaidahnya dan merupakan realisasi dari tujuan dan sasarannya.
Dalam hukum Islam, Hadis menjadi sumber hukum kedua setelah Alqur`an
penetapan Hadis sebagai sumber keduaditunjukan oleh tiga hal, yaitu Al-qur`an
sendiri, kesepakatan (ijma`) ulama, dan logika akal sehat (ma`qul). Al qur`an
menunjuk nabi sebagai orang yang harus menjelaskan kepada manusia apa yang
diturunkan Allah, karena itu apa yang disampaikan Nabi harus diikuti, bahkan
perilaku Nabi sebagai rasul harus diteladani kaum muslimin sejak masa sahabat
sampai hari ini telah bersepakat untuk menetapkan hukum berdasarkan sunnah Nabi,
terutama yang berkaitan dengan petunjuk operasional.
Keberlakuan hadis sebagai sumber hukum diperkuat pula dengan kenyataan
bahwa Al-qur`an hanya memberikan garis- garis besar dan petunjuk umum yang
memerlukan penjelasan dan rincian lebih lanjut untuk dapat dilaksanakan dalam
kehidupan manusia. Karena itu, keabsahan hadis sebagai sumber kedua secara logika
dapat diterima.
Al-qur’an dan Hadis merupakan dua sumber hukum syari’at Islam yang tetap,
yang orang Islam tidak mungkin memahami syri’at Islam secara mendalam dan
lengkap dengan tanpa kembali kepada kedua sumber Islam tersebut. Al qur`an dan
hadis merupakan rujukan yang pasti dan tetap bagi segala macam perselisihan yang
timbul di kalangan umat islam sehingga tidak melahirkan pertentangan dan
permusuhan. Apabila perselisihan telah dikembalikan kepada ayat dan hadis, maka
walaupun masih terdapat perbedaan dalam penafsirannya, umat Islam seyogyanya
menghargai perbedaan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar?
2. Apa sajakah bentuk-bentuk Hadits?

1|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


3. Bagaimana kedudukan Hadist terhadap Al-Qur’an?

BAB II

PEMBAHASAN

2|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


2.1. Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, Dan Atsar

A. Hadits

Hadits (‫ )الحديث‬secara bahasa berarti Al-Jadiid (‫ )الجديد‬yang artinya adalah sesuatu


yang baru; yakni kebalikan dari Al-Qadiim (‫ديم‬AA‫ )الق‬yang artinya sesuatu lama.
Sedangkan hadits menurut istilah para ahli hadits adalah : 

‫ َأوْ َوصْ ف‬،‫ َأوْ تَ ْق ِري ٍْر‬،‫ َأوْ فِ ْع ٍل‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِم ْن قَوْ ٍل‬ ِ ‫َما ُأ‬
َ ‫ضيْفُ ِإلَى النَّبِ ِّي‬

Adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi


wasallam baik ucapan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat. 

B. Sunnah

Sunnah (‫نة‬AA‫ )الس‬secara bahasa berarti As-Siirah Al-Muttaba’ah (‫يرة المتبعة‬AA‫ )الس‬yang
berarti jalan yang diikuti. Setiap jalan dan perjalanan yang diikuti dinamakan
sunnah, baik itu jalan yang baik maupun jalan yang buruk.

C. Khabar

Khabar (‫ )الخبر‬secara bahasa berarti An-Naba’ (‫ )النبأ‬yang berarti kabar atau berita1.
Adapun secara istilah khabar ini semakna dengan hadits sehingga memiliki definisi
yang sama dengan hadits.  

Namun, menurut pendapat yang lain menyatakan bahwa khabar ini lebih umum dari
pada hadits. Sehingga definisi khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan juga kepada selain beliau. Syaikh
Utsaimin mengatakan : 

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوِإلَى َغي ِْر ِه‬ ِ ‫ْالخَ بَ ُر َما ُأ‬
َ ‫ضيْفُ ِإلَى النَّبِ ِّي‬

Khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam dan juga disandarkan kepada selainnya.

D. Atsar

Atsar (‫ )األثر‬secara bahasa berarti Baqiyyatu Asy-Syaii’ (‫ )بقية الشيء‬yang berarti sisa
dari sesuatu2, atau jejak. Adapun secara istilah, atsar adalah: 

‫ص َحابِي َأوْ التَّابِ ِعي‬ ِ ‫َما ُأ‬


َّ ‫ضيْفُ ِإلَى ال‬

3|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


Segala sesuatu yang disandarkan pada sahabat atau tabi’in

Adakalanya atsar juga didefinisikan dengan segala sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Namun biasanya penyebutannya disandarkan
dengan redaksi “dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam” sehingga penyebutannya
seperti ini : 

َ ‫َوفِي اَأْلثَ ِر ع َِن النَّبِ ِّي‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬

Dalam sebuah atsar dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam . . .

2.2. Bentuk-Bentuk Hadits


Berikut ini adalah penjelasan lengkap beserta contoh dari bentuk-bentuk hadits sebagai
berikut.
A. Hadits Qouli
Hadits qouli adalah segala bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan
kepada Nabi SAW.

4|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


Dengan kata lain, hadits qouli adalah hadits berupa perkataan Nabi SAW yang
berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syara’, peristiwa, dan kisah, baik yang
berkaitan dengan aspek akidah, syariat, ataupun akhlak.
Contoh Hadits Qouli
Diantara contoh hadits qouli adalah hadis yang berkaitan tentang kecaman
Rasul kepada orang-orang yang mencoba memalsukan hadis-hadis yang berasal dari
Rasulullah SAW.

‫سلَّ َم َمنْ َك َذ َب َعلَ َّي ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْليَتَبَ َّوْأ َم ْق َع َدهُ ِمنْ النَّا ِر‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َأبِي ُه َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َر‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬

Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam


bersabda: “Barangsiapa berdusta atas namaku maka hendaklah dia menempati
tempat duduknya dari neraka.” (HR. Muslim No. 4)

B. Hadits Fi’li
Pengertian hadits fi’li adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Dalam hadits fi’li tersebut terdapat berita tentang perbuatan Nabi Muhammad
SAW, yang menjadi anutan perilaku para sahabat pada saat itu dan menjadi
keharusan bagi seluruh umat Islam untuk mengikutinya.
Hadits yang termasuk kategari ini diantaranya adalah hadis-hadis yang di
dalamnya terdapat kata-kata kanayaksimu atau ra’atul ra’aina.
Contoh Hadits Fi’li

ْ‫شةَ قَالَت‬ َ ‫وب عَنْ َأبِي قِاَل بَةَ عَنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن يَ ِزي َد ا ْل َخ ْط ِم ِّي عَنْ عَاِئ‬ َ ُّ‫س َم ِعي َل َح َّدثَنَا َح َّما ٌد عَنْ َأي‬ ْ ‫سى بْنُ ِإ‬ َ ‫َح َّدثَنَا ُمو‬
‫س ِمي فِي َما َأ ْملِ ُك فَاَل تَلُ ْمنِي فِي َما تَ ْملِ ُك َواَل‬ ْ َ‫س ُم فَيَ ْع ِد ُل َويَقُو ُل اللَّ ُه َّم َه َذا ق‬
ِ ‫سلَّ َم يَ ْق‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬
ُ ‫َكانَ َر‬
‫َأ ْملِ ُك قَا َل َأبُو دَا ُود َي ْعنِي ا ْلقَ ْل َب‬

Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma’il], telah menceritakan kepada
kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Abdullah bin Yazid Al
Khathmi] dari [Aisyah], ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
memberikan pembagian dan berbuat adil dalam membagi, dan beliau berkata: “Ya
Allah, inilah pembagianku yang aku mampu, maka janganlah Engkau cela aku pada
sesuatu yang Engkau mampu dan tidak aku mampu.” Abu Daud berkata; yaitu hati.
(HR. Abu Daud No. 1882)

C. Hadits Taqriri
Hadits taqriri adalah hadits berupa ketetapan Nabi Muhammad SAW terhadap
apa yang datang atau dilakukan oleh para sahabatnya.

Contoh Hadits Taqriri

5|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


Diantara contoh hadis taqriri adalah sikap Rasulullah SAW yang membiarkan
para sahabat dalam menafsirkan sabdanya tentang shalat pada suatu peperangan,
yaitu sebagai berikut.

‫ص َر ِإاَّل ِفي‬ْ ‫صلِّيَنَّ َأ َح ٌد ا ْل َع‬ ِ ‫سلَّ َم يَ ْو َم اَأْل ْحزَ ا‬


َ ُ‫ب اَل ي‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما قَا َل قَا َل النَّبِ ُّي‬
ِ ‫عَنْ ا ْب ِن ُع َم َر َر‬
َ
‫صلي ل ْم يُ ِر ْد‬ِّ ُ
َ ‫ض ُه ْم بَ ْل ن‬ َ ‫ْأ‬َ
ُ ‫صلي َحتَّى ن تِيَ َها َوقا َل بَ ْع‬ ِّ ُ ‫اَل‬
َ ‫ض ُه ْم ن‬ َ
ُ ‫يق فقا َل بَ ْع‬َ َّ
ِ ‫ص َر فِي الط ِر‬ ْ
ْ ‫ض ُه ْم ال َع‬ ُ ‫بَنِي قُ َر ْيظَةَ فََأ ْد َر َك بَ ْع‬
‫سلَّ َم فَلَ ْم يُ َعنِّفْ َوا ِحدًا ِم ْن ُه ْم‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ‫ِمنَّا َذلِ َك فَ ُذ ِك َر َذلِكَ لِلنَّبِ ِّي‬

Dari Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma, ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi


wasallam bersabda ketika perang al-Ahzab: “Janganlah seseorang melaksanakan
shalat ‘Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah.” Setelah berangkat,
sebagian dari pasukan melaksanakan shalat ‘Ashar di perjalanan sementara
sebagian yang lain berkata; “Kami tidak akan shalat kecuali setelah sampai di
perkampungan itu.” Sebagian yang lain beralasan; “Justru kita harus shalat,
karena maksud beliau bukan seperti itu.” Setelah kejadian ini diberitahukan kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau tidak menyalahkan satu pihakpun.” (HR.
Al-Bukhari No. 3810)

D. Hadits Hammi
Hadits hammi adalah hadis yang berupa keinginan atau hasrat Nabi
Muhammad SAW yang belum terealisasikan, seperti halnya hasrat berpuasa tanggal
9 ‘Asyura.
Contoh Hadits Hammi

ُ‫ش َّي َح َّدثَهُ َأنَّه‬ ِ ‫س َم ِعي َل بْنَ ُأ َميَّةَ ا ْلقُ َر‬ ْ ‫وب َأنَّ ِإ‬ َ ُّ‫ب َأ ْخبَ َرنِي يَ ْحيَى بْنُ َأي‬ ٍ ‫ي َح َّدثَنَا ابْنُ َو ْه‬ ُّ ‫سلَ ْي َمانُ بْنُ دَا ُو َد ا ْل َم ْه ِر‬ ُ ‫َح َّدثَنَا‬
‫ُورا َء‬َ ‫سلَّ َم يَ ْو َم عَاش‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫صا َم النَّبِ ُّي‬ َ َ‫س يَقُو ُل ِحين‬ ٍ ‫س ِمعْتُ َع ْب َد هَّللا ِ بْنَ َعبَّا‬ َ ‫س ِم َع َأبَا َغطَفَانَ يَقُو ُل‬ َ
‫سلَّ َم فَِإ َذا‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ي‬
َ َ ِ ْ َ ُ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫هَّللا‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬‫ص‬ ‫هَّللا‬
َ ِ ُ ُ َ َ ‫ل‬‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ل‬‫ا‬َ ‫ق‬ َ ‫ف‬ ‫ى‬ ‫ر‬
َ َ‫ا‬ ‫ص‬ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫و‬‫ه‬ ‫ي‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫م‬ ِّ ‫ظ‬ ‫ع‬ ُ ‫ت‬ ‫م‬‫و‬
َ ُ ُ َ ُ ُ َ ٌ ْ َ ُ ‫َ َ ُ َ ِ ِإ‬ ‫ي‬ ‫ه‬ َّ ‫ن‬ ‫هَّللا‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫وا‬ ُ ‫ل‬‫ا‬َ ‫ق‬ ‫ه‬
ِ ِ َ ِ ِ َ َ ‫َو‬
‫م‬ ‫ا‬ ‫ي‬‫ص‬ ‫ب‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬‫ر‬ ‫م‬‫َأ‬
‫سلَّ َم‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫ت ا ْل َعا ُم ا ْل ُم ْقبِ ُل َحتَّى تُ ُوفِّ َي َر‬ ِ ‫س ِع فَلَ ْم يَْأ‬ ِ ‫ص ْمنَا َي ْو َم التَّا‬ ُ ‫َكانَ ا ْل َعا ُم ا ْل ُم ْقبِ ُل‬

Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri], telah


menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin
Ayyub], bahwa [Isma’il bin Umayyah Al Qurasyi] telah menceritakan kepadanya
bahwa ia telah mendengar [Abu Ghatafan] berkata; saya mendengar [Abdullah bin
Abbas] ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura ia
berkata; dan beliau memerintahkan kami agar berpuasa pada hari tersebut. Para
sahabat kertanya; wahai Rasulullah, itu adalah hari dimana orang-orang yahudi
dan nashrani mengagungkannya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Apabila tahun depan maka kita akan berpuasa pada hari
kesembilan.” Kemudian belum datang tahun depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam telah meninggal dunia. (HR. Abu Dawud No. 2089)

E. Hadits Ahwali

6|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


Hadits ahwali adalah hadis yang berupa hal ikhwal Nabi Muhammad SAW
yang tidak termasuk ke dalam kategori ini adalah hadits-hadits yang menyangkut
sifat-sifat dan kepribadian, serta keadaan fasik Nabi SAW.
Contoh Hadits Ahwali
Sifat Nabi Muhammad SAW diceritakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Annas bin Malik, sebagai berikut.

‫س ُخـــلُـــقًا‬ َ ‫س ْو ُل هللاَ َأ ْح‬


ِ ‫سنَ النَّا‬ ُ ‫َكانَ َر‬

Rasulullah adalah manusia yang terbaik akhlaknya (HR. Muslim)

Tentang kedaan disik Rasulullah SAW dijelaskan dalam hadits berikut.

ِ ‫س َوَأش َْج َع النَّا‬


‫س‬ ِ ‫س َوَأ ْج َم َل النَّا‬
ِ ‫َكانَ َأ ْج َو َد النَّا‬

\Beliau adalah orang yang paling dermawan, paling tampan dan paling pemberani
(HR al-Bukhâri dan Muslim)

2.3. Kedudukan Hadits Terhadap Al-Qur’an


Bagi umat Islma kedudukan hadits sebagai sumber utama kedua
ajaran Islam tidak lagi diperdebatkan, karena sudah sangat jelas,
landasanya baik dari Al-Qur’an maupun dari dasar logika.
Sebagai sumber hukum kedua yang digunakan dalam Islam, maka Hadis
tentunya memiliki kedudukan tersendiri. Banyak dari sumber-sumber hukum
yang juga berasal dari nash di dalam hadits, namun tidak dirincikan
dalam Al-Qur’an ataupun boleh juga tidak ditemukanya ayat yang
membicarakanya secara tegas dalam Al-Qur’an.
Al-Suyuthi dan al-Qismi sendiri tanpaknya sepakat bahwa paling
tidak ada empat argument rasional mengenai kedudukan Hadits terhadap
Al-Qur’an yaitu:

7|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


1. Al-Qur’an harus lebih diutamakan terlebih dahulu ketimbang
Hadits, hal ini karena Al-Qur’an sendiri bersifat qath’i dan
Hadits bersifat dzanni.
2. Hadits merupakan penjabaran dari Al-Qur’an, sehingga dapat
dijelaskan bahwa penjabar kedudukanya pasti lebih rendah
dibandingkan pada nash yang dijabarkanya.
3. Ada beberapa hadits dan atsar yang menjelaskan urutan serta
kedudukan As-Sunnah terhadap Al-Qur’an. Salah satu contoh yang
dapat diambil adalah dari percakapan Rasulullah SAW dengan Mu’az
bin Jabal yang akan diutus ke negeri Yaman sebagai qadli. Nabi
bertanya: “Dengan apa kau putuskan suatu perkara?” Mu’az
menjawab, “Dengan kitab Allah”. Jika tidak ditemukan dalam Al-
Qur’an barulah dari hadits dan setelah itu menggunakan ijtihad.
4. Al-Qur’an saebagai wahyu dari sang pencipta, sedangkan hadits
berasal dari hambanya. Dapat diterima secara logika, jika
pencipta pastinya memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan
hamba yang menjadi utusan dari sang pencipta itu sendiri,
sehingga kedudukan Al-Qur’an yang merupakan kalam ilahi
diletakan sebagai sumber hukum Islam yang pertama dalam Islam.
Sedangkan Hadits ditempatkan pada bagian kedua setelah Al-
Qur’an.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Hadits ialah sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW, baik berupa,
perkataan, perbuatan, maupun penetapan pengakuan. Sedangkan Al-Qur’an adalah
firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dalam bahasa arab
yang dirawayatkan secara mutawir dan membacanya adalah ibadah. Hadits
merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Sehingga hadits memiliki

8|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


berbagai fungsi, yaitu sebagai Bayan Taqrir, Bayar Tafsir, Bayan Tasyri, juga Bayan
Nasakh.
Meskipun demikian, hadits dan Al-Qur’an memiliki beberapa perbandingan.
Diantaranya, Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang disampaikan secara mutawatir,
sedangkan hadits adalah dari nabi yang tidak semuanya diriwayatkan secara
mutawatir.

3.2. Saran
Saya sebagai penulis makalah ini, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Synaoo. (2020). Bentuk-Bentuk Hadits Beserta Contohnya. Diakses pada 1 Oktober 2021,
dari https://www.synaoo.com/bentuk-bentuk-hadits-beserta-contohnya/
Sekolah Islam Shafta. (2021). Pengertian Hadits, Sunnah, Khabaj, Atsar, Dan Hadits Qudsi.
Diakses pada 1 Oktober 2021, dari https://shaftasby.sch.id/berita-1799-pengertian-
hadits-sunnah-khabar-atsar-dan-hadits-qudsi.html
Jailani Ansera, (2018). Fungsi Dan Kedudukan Hadits Dalam Al-Qur’an. Diakses pada 1
Oktober 2021, dari http://jailaniansera.blogspot.com/2018/10/fungsi-dan-kedudukan-
hadis-dalam-al.html
Varlord, (2018). Al-Qur’an dan Hadits. Diakses pada 1 Oktober 2021, dari
https://brainly.co.id/tugas/14097235

Djuned, Daniel. 2010. Ilmu Hadits Paradigma Baru dan Rekontruksi Ilmu
Hadits. Surabaya: Erlangga

Khon, Abdul Majid. 2008. Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah

9|0021-Hubungan Hadist Dengan Al-Qur’an


Nata, Abdullah. 1993. Al-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah I). Jakarta:
Raja Grafindo Persada

10 | 0 0 2 1 - H u b u n g a n H a d i s t D e n g a n A l - Q u r ’ a n

Anda mungkin juga menyukai