Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR STUDI ISLAM

Al HADIST

Dosen : M i s b a h u l A n a m M . p d

DI SUSUN OLEH :

RAMAYANTI

SEKOLAH TINGGI ISLAM TARBIYAH NISA


SENTUL BOGOR

2022/2023
PENDAHULUAN

Hadist merupakan segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad


SAW, yang menjadi tumpuan umat Islam hingga saat ini. Ajaran agama Islam
memiliki kitab suci Al-Quran sebagai petunjuk hidup dan Hadis ialah sumber
hukum yang kedua setelah Al-Qur‟an. Selain sebagai sumber, hadis juga
berfungsi sebagai penjelas dan penafsir Al-Quran.

Berdasarkan hal tersebut, maka hadis memiliki kedudukan yang penting


didalam studi ilmu-ilmu sumber dalam islam. Salah satu kedudukan hadis inilah
menjadi pelengkap dan penyempurna dalam kehidupan sehari-hari, supaya umat
Islam tidak salah paham dalam memaknai setiap ayat atau ajaran agama dan
dengan melalui hadis pula dapat dijelaskan secara rinci, sehingga tidak
menyulitkan bagi umat islam untuk melaksanakannya. Akan tetapi , tidak sedikit
jumlah hadis yang pemahamannya sering menyesatkan yang melatarbelakang
kegiatan pemeliharaan hadis, padahal hadis itu fungsinya sebagai pembenaran
hukum untuk kehidupan manusia setelah Al-Qur‟an, maka dengan itu sangat
perlu dilakukan studi hadis

ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
PENDAHULUAN ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

PEMBAHASAN
PENGANTAR STUDI HADITS

A. Pengertian Hadits ......................................................................................... 1


B. Sinonim Hadis ............................................................................................... 1
1. Khabar ...................................................................................................... 1
2. Atsar ......................................................................................................... 2
3. Sunnah ...................................................................................................... 2
C. Sumber-Sumber dan Contoh Hadist ........................................................... 2
1. Hadist Marfu ............................................................................................ 2
2. Hadis Maufuq ........................................................................................... 3
3. Hadist Maqtu ............................................................................................ 5
E. Kedudukan Hadis ......................................................................................... 5
1. Posisi Hadits dalam Penetapan hukum .................................................... 5
2. Posisi Hadist dalam Al-Qur‟an ................................................................ 6

KESIMPULAN .................................................................................................. 7
SARAN .............................................................................................................. 8

iii
PEMBAHASAN
PENGANTAR STUDI HADIS

A. Pengertian Hadis
Hadits (‫ )الحديث‬secara bahasa berarti Al-Jadiid (‫ )الجديد‬yang artinya adalah
sesuatu yang baru; yakni kebalikan dari Al-Qadiim (‫ )القديم‬yang artinya sesuatu
lama.
Dari definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa hadits adalah segala sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam baik itu ucapan,
perbuatan, persetujuan, sifat fisik, maupun kepribadiannya. Hingga gerak dan
diamnya ketika terbangun maupun tertidur juga disebut sebagai hadits. Maka dari
itu pengertian ini juga mencakup setiap keadaan Nabi Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam menurut para ahli hadits.
Sedangkan menurut ulama usul fikih memandang pengertian hadits hanya
yang terkait dengan hukum syara`, yakni segala perkataan, perbuatan, dan taqrir
Nabi yang terkait dengan hukum.

B. Sinonim Hadis
Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa hadist mempunyai beberapa sinonim
(muradif) atau nama lain yakni, Khabar, Atsar dan Sunnah.
1. Khabar
Khabar (‫ )الخبر‬secara bahasa berarti An-Naba’ (‫ )النبأ‬yang berarti kabar atau
berita. Adapun secara istilah khabar ini semakna dengan hadits sehingga
memiliki definisi yang sama dengan hadits.
Namun, menurut pendapat yang lain menyatakan bahwa khabar ini lebih
umum dari pada hadits. Sehingga definisi khabar adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan juga kepada
selain beliau. Syaikh Utsaimin mengatakan :

1
ُ ‫سل َّ َُن ُ َو ِإلَى ُغَي ِْر ُِه‬ َ ُُ‫صلَّى ُللا‬
َ ‫علَيْ ُِو ُ َو‬ ِ ‫الْ َخبَرُ ُ َها ُأ‬
ُ ‫ضيْفُ ُ ِإلَى ُالن َّ ِب‬
َ ُ ِ‫ي‬
Khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam dan juga disandarkan kepada selainnya.

2. Atsar
Atsar (‫ )األثر‬secara bahasa berarti Baqiyyatu Asy-Syaii’ (‫ )بقيت الشيء‬yang
berarti sisa dari sesuatu, atau jejak. Adapun secara istilah, atsar adalah :

ُ ‫ص َحا ِبي ُأ َ ْوُ ُالتَّا ِب ِعي‬


َّ ‫ضيْفُ ُ ِإلَى ُال‬
ِ ‫َها ُأ‬
Segala sesuatu yang disandarkan pada sahabat atau tabi’in.
Adakalanya atsar juga didefinisikan dengan segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Namun biasanya penyebutannya
disandarkan dengan redaksi “dari Nabi shallallaahu „alaihi wasallam”
sehingga penyebutannya seperti ini :

ُ ‫سلَّن‬ َ ُُ‫صلَّى ُللا‬


َ ‫علَيْ ُِو ُ َو‬ ُ ‫ي ُالن َّ ِب‬
َ ُِ ‫ي‬ َ ُ ‫َوفِي ُ ْاْلَث َ ُِر‬
ُِ ‫ع‬
Dalam sebuah atsar dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam . . .

3. Sunnah
Sunnah (‫ )السنت‬secara bahasa berarti As-Siirah Al-Muttaba’ah (‫)السيرة المتبعت‬
yang berarti jalan yang diikuti. Setiap jalan dan perjalanan yang diikuti
dinamakan sunnah, baik itu jalan yang baik maupun jalan yang buruk.
Adapun sunnah menurut istilah para ahli hadits adalah : Segala sesuatu yang
dinukil dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam baik itu ucapan, perbuatan,
persetujuan, sifat fisik, kepribadian, maupun perjalanan hidup, baik itu
sebelum diutus maupun sesudah diutus.

C. Sumber dan Contoh Hadis


1. Hadis Marfu
Hadits marfu adalah hadits yang khusus disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW berupa perkataan, perbuatan atau taqrir beliau; baik yang

2
menyandarkannya sahabat, tabi‟in atau yang lain; baik sanad hadits itu
bersambung atau terputus.
Berdasarkan definisi diatas hadits marfu itu ada yang sanadnya
bersambung, adapula yang terputus. Dalam hadits marfu ini tidak dipersoalkan
apakah ia memiliki sanad dan matan yang baik atau sebaliknya. Bila sanadnya
bersambung maka dapat disifati hadits shahih atau hadits hasan, berdasarkan
derajat kedhabitan dan keadilan perawi. Bila sanadnya terpuus hadits tersebut
disifati dengn hadits dhaif mengikuti macam-macam putusnya perawi.
Contoh Hadis Marqu dari Rasulullah SAW

 Perkataan di atas secara zahirnya adalah perkataan sahabat, yaitu Aisyah


RA.

 Namun cerita dalam perkataan di atas adalah tentang Nabi SAW.

 Hadis yang bersumber dari Rasulullah SAW diserbut hadis marfu'.

2. Hadis Maufuq
Hadis Maufuq adalah sesuatu yang disandarkan kepada seorang
sahabat atau beberapa golongan sahabat Nabi, baik berupa perkataan,
perpuatan ataupun persetujuan; baik bersambung senadnya atau terputus. Jadi
sandaran hadist itu hanya sampai kepada para sahabat tidak sampai kepada
Nabi. Jelasnya, hadis ini perkataan seseorang sahabat atau perbuatan dan
persetujuannya.

3
Contoh Hadis Maufuq dari Sahabat

Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ash Shabbah bahwa dia
mendengar Ja'far bin 'Aun berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Al
'Umais, telah mengabarkan kepada kami Qais bin Muslim dari Thariq bin
Syihab dari Umar bin Al Khaththab; Ada seorang laki-laki Yahudi berkata:
"Wahai Amirul Mu'minin, ada satu ayat dalam kitab kalian yang kalian baca,
seandainya ayat itu diturunkan kepada kami Kaum Yahudi, tentulah kami
jadikan (hari diturunkannya ayat itu) sebagai hari raya ('ied). Maka Umar bin
Al Khaththab berkata: "Ayat apakah itu?" (Orang Yahudi itu) berkata: "Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-
cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagi kalian". (QS. Al Maidah ayat 3). Maka Umar bin Al Khaththab
menjawab: "Kami tahu hari tersebut dan dimana tempat diturunkannya ayat
tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu pada hari Jum'at
ketika Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berada di 'Arafah. (Shaih Al-
Bukhari, hadis No:43)

4
3. Hadis Maqtu

Maqthu berasal dari akar kata yang

berarti terpotong atau teputus, lawan dari maushul yang berarti bersambung.
Kata terputus di sini dimaksudkan tidak sampai kepada Rasulullah saw, hanya
sampai kepada tabi‟in atau orang setelahnya, baik daru pekataan, perbuatan
dan persetujuan.
Contoh hadis Tabiin

Telah menceritakan kepadaku Muhammad(1) Telah mengabarkan kepada


kami Abdul Wahhab(2) Telah menceritakan kepada kami Yunus (3) dari Al
Hasan(4) ia berkata: Ma‟qil telah menikahkan saudara perempuannya, lalu
sang suami menceraikannya dengan talak satu. (Shaih Al-Bukhari, Hadis
No:4914)

D. Kedudukan Hadis
1. Posisi Hadis dalam penetapan hukum
 Kedudukanya merupakan sumber hukum bagi umat islam yang kedua
setelah al-qur'an ,dan itu sangat penting sekali di perhatikan karena hadits
merupakan hal-hal yang di contohkan rasulullah sebagai uswatun hasanah
kita.
 Hadis dan Al-Quran tersebut juga saling terkait satu sama lain dan saling
membutuhkan
 Al-Qur‟an membutuhkan sunnah sebagai penjelas dan peraturan
pelaksanannya, dan sunnah membutuhkan legalitas dari Al-Qur‟an
 Beberapa orang/kelompok ada yang mengingkari posisi ni, mereka
digolongkan sebagai inkar hadis atau inkar sunnah dan menolak sebagian
wahyu, karena sunnah termasuk wahyu.

5
2. Posisi hadis dalam Al-Qur’an
 Banyak ayat al-Qura‟an yang menjadi landasan untuk mempromosikan
hadis sebagai sumber ajaran islam setelah al-Qur‟an
 Sedangkan fungsi sunnah atau nabi adalah:
 Menjelaskan kitabullah

“ Dan kami turunkkan kepadamu al-quran, agar kamu menerangkan


pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkannya” (QS. An-Nahl Ayat 44)

 Wajib meneladani Nabi SAW

ُ ‫ُوالْي َ ْو َم‬
َ َ ‫واُّٰللا‬
‫ه‬ ‫ُّٰللاُا ْس َوة ٌُ َحسَنَت ٌُ ِل َو ْي ُكَا َى ُي َ ْرج‬ َ ‫ُكَا َىُلَك ْن ُفِ ْي‬
ِ ‫ُرس ْو ِل ه‬
ْٰ
َ ‫اْل ِخ َر ُ َوذَ َك َر ه‬
ُ‫ُّٰللاُ َكثِيْ ًرا‬
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”
(Qs. Al-Ahzab Ayat 21)

6
Kesimpulan
 Hadis merupakan sumber hukum islam setelah al-Qur‟an. Hadis
menjelaskan al Qur‟an dari berbagai segi, menjelaskan ibadah dan hukum
yang bersifat global dan menguraikan hukum – hukum yang belum
dijelaskan secara eksplisit didalam Al-Qur‟an. Dengan demikian hadis
merupakan tuntutan praktis terhadap apa yang dibawa al-Qur‟an. Karena
pentingnya hadis sebagai sumber hukum islam, maka sebuah keharusan
bagi para ulama untuk lebih teliti dan hati-hati dalam mengutip hadis, serta
terus melakukan kaji ulang terhadap matan dan sanad,denagn tidak
mengurangi otentisitas hadis,tapi lebih mengedepankan upaya
pemeliharaan hadis dari serangan hadis palsu yang tidak dilandasi oleh
keimanan kepada Allah..
 Dari segi bahasa, sunnah berarti jalan.
Menurut istilah : segala seseuatu yang bersumber dari Nabi SAW, baik
berupa perkataan, perbuatan, taqrir, budi pekerti, perjalanan hidup Nabi
SAW. sebelum diangakat manjadi Rasul, maupun sesudahnya.
 Secara bahasa, khabar berarti berita (warta) yang disampaikan dari
seseorang kepada seseorang. Jamaknya Akhbar. Muradifnya naba’ yang
jamaknya anba’. Orang yang banyak menyampaikan khabar
dinamai khabir. Menurut istilah : segala ucapan, perbuatan, taqrir dan hal
ihwal tentang Nabi, marfu, sahabat (mauquf) dan tabiin (maqtu).
 Atsar dari segi bahasa berarti “ bekas sesuatu“ , “sisa sesuatu “, “sisa waktu
“ atau “sesuatu yang dinukilkan “. Secara istilah : segala ucapan,
perbuatan, taqrir dan hal ihwal tentang Nabi, sahabat, dan tabiin. Atsar
cakupannya lebih luas daripada hadis. Sumber rujukan atsar tidak terbatas
hanya pada Nabi, tetapi sahabat dan tabiin.

7
Saran
Hadis merupakan sumber hukum ke-2 dalam Islam setelah Al-Qur‟an.
Dengan mempelajari Hadis kita dapat memahami kandungan A-Quran secara
lebeih terperinci. Selain itu mempelajari hadis juga dapat menbambah
pengetahuan dan penjelasan lebih mengenai hal-hal yang belum terdapat
hukumnya.

8
Daftar Pustaka

Khon, Abdul Majid. 2015. Ulumul Hadits. Cet 3 Jakarta: Amzah

Adan Rizkala raji (2019, 22 Februari) Pengertian Hadist, Sunnah, Khabar, Atsar, dan
Hadis Qudsi. Diakses pada 23 April 2021, dari:
https://www.nasehatquran.com/2019/02/pengertian-hadist.html?m=1

Fahrul Al-raji (2016, 23 Maret)Hadits marfu, mauquf dan maqthu. Diakses pada 23
April 2021, dari:
https://fahrulalraji30.blogspot.com/2016/02/hadits- marfu- mauquf-maqthu.html?m=1

A. Hamid, (2016). Pengantar Studi Al-Qur‟an, Jakarta: kencana

Hamid. A. (2016). Dakwah dalam Perfektif Paraigma Tradisionalisme dan


Reformisme. Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 15
(1).

Hamid, A. (2017). SYIAH ANTAR PARADIGMA DAN PROBLEMATIKA


MASYARAKAT MADANI. Al-Risalah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, 8
(2).

Anda mungkin juga menyukai