Anda di halaman 1dari 12

HADIS DAN URGENSINYA DALAM STUDI ISLAM

Oleh :
Aisyah Zaharani Masnur/2023030101001
Nurul Kuddus/2023030101009

Dosen Pengampu
Masyhuri Rifa’I, M.AG,

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hadits merupakan ajaran agama Islam, pedoman hidup kaum

muslimin yang kedua setelah Al-quran. Bagi mereka yang telah beriman

kepada Al-quran sebagai sumber hukum, maka secara otomatis harus

percaya bahwa hadits sebagai sumber hukum islam juga. Apabila hadits

tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum muslimin akan

menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hal cara shalat, kadar dan

ketentuan zakat, cara haji dan lain sebagainya, sebab ayat-ayat Al-quran

dalam hal itu hanya berbicara secara global dan umum, yang menjelaskan

secara terperinci justru Sunnah Rasulullah, selain itu juga akan mendapat

kesukaran-kesukaran dalam hal menafsirkan ayat-ayat yang musytarak,

dan muhtamal, dan sebagainya yang mau tidak mau memerlukan hadits

atau sunnah untuk menafsirkannya atau menjelaskanya.”

Pemahaman Umat terhadap Islam harus melalui Al-quran dan Al-

hadits. Teks Al-quran yang global memerlukan penjelasan dari Hadit..

Pada masa Nabi Umat Islam tidak mendapat kendala dalam memahami

Al-quran maupun Hadits. Tetapi setelah Nabi wafat, timbul permasalahan

berkaitan pemahaman terhadap Al-quran ataupun Hadits. Penyelamatan

terhadap Al-quran telah lebih dahulu dilakukan yang kemudian disusul

dengan pendewanan hadits sekitar seratus tahun kemudian.


B. Rumusan masalah

1. Apa definisi hadis, sunnah, khabar dan atsar?

2. Bagaimana struktur pembentuk hadis?

3. Bagaimana urgensi hadis dalam studi islam?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi hadis, sunnah, khabar dan atsar

2. Untuk mengetahui struktur pembentuk hadis (sanad dan matan)

3. Untuk mengetahui urgensi hadis dalam studi islam


BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Hadis, Sunnah, Khabar dan Atsar


1.1.Hadis
Hadist menurut bahasa artinya baru. Hadist juga secara bahasa

berarti ‘’sesuatu yang dibicarakan dan dinukil’’, juga ‘’sesuatu yang sedikit

banyak’’. Bentuk jamaknya adalah ahadist.

Sedangkan hadist menurut istilah, terjadi perbedaan pendapat

antara ahli hadits dengan ahli ushul fikih. Hadits menurut ahli hadits

adalah apa yang disandarkan kepada Nabi Saw, baik berupa ucapan,

perbuatan, penetapan, sifat atau sirah beliau, baik sebelum kenabian

atau sesudahnya.

Sedangkan menurut ahli ushul fikih, hadits adalah perkataan,

perbuatan, dan penetapan yang disandarkan kepada Rasulullah Saw

setelah kenabian. Adapun sebelum kenabian tidak dianggap sebagai

hadits, karena yang dimaksud dengan hadits adalah mengerjakan apa

yang menjadi konsekwensinya. Dan ini tidak dapat dilakukan kecuali

dengan apa yang terjadi setelah kenabian.

1.2. Sunnah
Sunnah secara bahasa adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti

‘’kebiasaan’’ atau ‘’biasa dilakukan’’.


Sedangkan sunnah menurut istilah, di kalangan ulama terdapat

perbedaan pendapat. Hal ini disebabkan karena perbedaan latar

belakang, persepsi, dan sudut pandang masing-masing terhadap diri

Rasulullah SAW. Ada ulama yang mengartikan sama dengan hadis, dan

ada ulama yang membedakannya.

Pengertian sunah menurut Ahli Hadist;

‘’segala yang dinukilkan dari Nabi SAW., baik berupa perkataan, perbuatan,

maupun berupa taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup baik

yang demikian itu sebelum menjadi rasul maupun sesudahnya”.

Akan tetapi bagi ulama ushul fiqih jika antara sunnah dan Hadist

dibedakan , maka bagi mereka, hadist adalah sebatas sunnah qauliyah-

nya Nabi SAW saja. Ini berarti, sunnah cakupannya lebih luas di banding

hadist, sebab sunnah mencakup perkataan, perbuatan dan penetapan

(taqrir) Rasul, yang bisa di jadikan dalil hukum syar’i.

1.3.Khabar
Khabar menurut bahasa adalah berita, bentuk jamaknya akhbar.

Sedangkan menurut istilah, terdapat perbedaan pendapat:

 Ada yang mengatakan bahwa khabar itu sama dengan hadits,

sehingga maknanya menjadi sama secara istilah.

 Ada pula yang berpendapat bahwa hadits adalah segala yang

datang dari Nabi, sedangkan khabar adalah yang datang dari selain

Nabi seperti sahabat dan tabi’in.


 Ada juga yang berpendapat bahwa khabar lebih umum dari hadits.

Kalau hadits segala apa yang datang dari Nabi, sedangkan khabar

adalah yang datang dari Nabi atau dari selain beliau.

1.4.Atsar
Atsar menurut bahasa adalah sisa dari sesuatu. Sedangkan menurut

istilah ada dua pendapat:

 Ada yang mengatakan bahwa atsar sama dengan hadits,

makna keduanya adalah sama.

 Ada yang berpendapat bahwa atsar berbeda dengan hadits,

yaitu apa yang disandarkan kepada sahabat dan tabi’in, baik berupa

ucapan dan perbuatan mereka.

Dari keempat pengertian hadits, sunnah, khabar, dan atsar,

terdapat kesamaan dan perbedaan makna menurut istilah masing-

masing. Keempatnya memiliki kesamaan maksud, yaitu segala yang

bersumber dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun

taqrirnya.

Sedangkan perbedaannya yaitu:

 Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi

Muhammad SAW, baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly),

maupun ketetapan (taqrir)

 Sunnah adalah segala yang diperintahkan, dilarang, dan dianjurkan,

oleh Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan maupun

perbuatan dan merupakan kebiasaan yang dilakukan berulang kali.


 Khabar adalah sesuatu yang datang dari selain Nabi.

 Atsar adalah sesuatu yang berasal dari sahabat Nabi.

2. Struktur Pembentuk hadis

2.1.Sanad
Sanad secara bahasa berarti sesuatu yang menjadi sandaran,

sesuatu yang dapat di pegangi atau di percaya.

Sedangkan menurut istilah, Sanad adalah rangkaian urutan orang-

orang yang menjadi sandaran atau jalan yang menghubungkan suatu

hadis atau sunnah sampai pada nabi muhammad saw

Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis :

‫الَّط ِر يُقاْلُمْو ِص ِإُل َلىاْلَم ْت ِن‬


"Jalan yang menyampaikan kepada matan hadis"

Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah:

‫ِس ْلِس َلُة الِّر َج ااِل ْلَم ْو ِص ِإُل َلىاْلَم ْث ِن‬

"Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai ke


matan hadis"

Contoh Sanad:
“Musaddad mengabari bahwa Yahya sebagaimana diberitakan oleh
Syu’bah,dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW beliau
bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian
sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya
sendiri”. (H.R. Bukhari)
2.2.Matan
Kata matan menurut bahasa berarti tanah yang tinggi dan keras,

namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan,

kekuatan, kesangatan. Sedangkan arti matan menurut Istilah ada banyak

pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya:

-Menurut Mahmud At Tahhan


"suatu kalimat tempat berakhirnya sanad"

-Menurut Ath Thibbi


"lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna"

Jadi pada dasarnya matan itu ialah berupa isi pokok dari sebuah

hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat

tentang Nabi.

Contoh matan :
“Musaddad mengabari bahwa Yahya sebagaimana diberitakan oleh
Syu’bah,dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW beliau
bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian
sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya
sendiri”. (H.R. Bukhari)

2.3. Rawi (Mukharrij)


Kata mukharrij secara bahasa adalah orang yang mengeluarkan

hadits. Sedangkan menurut makna istilah yang dimaksud di sini antara

lain adalah orang yang meriwayatkan hadits lengkap dengan sanadnya,


dan telah membukukan menghimpun hadits-haditsnya tersebut dalam

satu kitab.

Contoh hadis nabi dalam periwayatan yang lengkap:

: ‫َق اَل‬، ‫ َح َّد َث َن اِإْس َماِع يُلْب ُن َج ْع َفٍر‬: ‫َقاَل‬، ‫َح َّد َث َن اُس َلْي َم اُنَأُبوالَّر ِبيِع‬
‫َع ِنالَّن ِبِّي َص َّلىاللهَع َلْي ِه َو َس َّلَم َقاَل‬،‫َع ْن َأِبيُهَر ْي َر َة‬،‫َع ْن َأِبيِه‬، ‫َح َّد َث َن اَن اِفُعْب ُنَماِلِكْبِنَأِبيَع اِم ٍر َأُبوُس َه ْي ٍل‬:
‫َو ِإَذ ااْؤ ُتِم َنَخ اَن‬، ‫َو ِإَذ اَو َع َد َأْخ َلَف‬، ‫ ِإَذ اَح َّد َث َك َذ َب‬: ‫آيُة الُم َن اِفِقَث الث‬
‫رواهالبخاري‬

artinya: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman Abu ar Rabi’


berkata, telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far berkata,
telah menceritakan kepada kami Nafi’ bin Malik bin Abu’ Amir Abu
Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau
bersabda: ‘’Tanda-tanda munafik ada tiga; jika berbicara dusta, jika
berjanji mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat."
(HR. Bukhari)

3. Urgensi Hadis Dalam Studi Islam

Urgensi hadis dalam studi islam tidak lepas dari peran hadis dalam

perkembangan ilmu serta kedudukanya sebagai sumber hukum islam

yang kedua setelah al-qur’an yang dimana hadis berperan sebagai

penjelas al-qur’an. Hal ini disebabkan:

a. Karena hadis memiliki ruang lingkup yang tidak terbatas

b. Sebagai sumber berita yang kebenaranya di junjung oleh riwayat

yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

c. Sebagai tempat menemukan kejelasan makna dari firman-firman

Allah.
BAB III

KESIMPULAN

1. pengertian hadits secara terminologi, maka terjadi perbedaan antara

pendapat antara ahli hadits dengan ahli ushul. Hadits menurut istilah ahli

hadits adalah: Apa yang disandarkan Kepada Nabi Saw, baik berupa ucapan,

perbuatan, penetapan, sifat, atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau

sesudahnya.

2. sunnah menurut istilah, di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat.

Hal ini disebabkan karena perbedaan latar belakang, persepsi, dan sudut

pandang masing-masing terhadap diri Rasulullah SAW.

3. pengertian hadits, sunnah, khabar, dan atsar, terdapat Kesamaan dan

perbedaan makna menurut istilah masing-masing. Keempatnya memiliki

kesamaan maksud, yaitu segala yang bersumber dari Nabi SAW, baik berupa

perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya.

Sedangkan perbedaannya yaitu:

 Hadits dan Sunnah : hadits adalah istilah khusus untuk sabda nabi,

Sedangkan sunnah lebih umum, yaitu segala sesuatu yang Disandarkan

kepada Nabi SAW.

 Hadits dan Khabar : hadits adalah berita yang datang dari Nabi SAW,

sedangkan khabar adalah berita yang datangnya bukan dari Nabi SAW, tetapi

disandarkan kepada Nabi SAW. Jadi, setiap Hadits pasti khabar tapi tidak

semua khabar itu hadits.

 Hadits dan Atsar : hadits adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW,

sedangkan atsar adalah perkataan yang datang dari Para sahabat yang

disandarkan kepada Nabi.


4. Struktur pembentukan hadis terdiri dari sanad, matan dan rawi.

5. Urgensi hadis dalam studi islam tidak lepas dari peran hadis dalam

perkembangan ilmu serta kedudukanya sebagai sumber hokum islam

yang kedua setelah al-qur’an yang dimana hadis berperan sebagai

penjelas al-qur’an.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mifdhol, Pengantar Studi Ilmu Hadis Oleh Syaikh Manna’ Al-

Qaththan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar 2008

Sahrani, Sohari. Ulumul Hadits. Bogor : Ghalia Indonesia, 2010

Khusniati Rofiah, Studi Ilmu Hadis, jurnal 2018

Zainulmusta’in, kontribusi Hadis dalam Pendidikan Islam , jurnal 2015

Abd Mujib, M.Ag-Dr. Yusuf Mudakir M.Si Ilmu Pendidikan islam 2006

Anda mungkin juga menyukai