Setelah wafatnya Nabi SAW, para sahabat menghadapi berbagai persoalan. Terkadang
membutuhkan legitimasi. Nabi SAW meninggalkan kekuasaan, ajaran, tuntunan dan tradisi.
Tradisi dan kata-kata yang pernah disampaikan oleh Nabi, dan diingat oleh sahabat, menjadi
rujukan legitimasi penting pada zaman sahabat. Di sini, hadis telah menjadi otoritas yang terpisah
dari pribadi Nabi SAW.
Periode kedua sejarah perkembangan hadits adalah masa sahabat, khususnya adalah Khulafa
al-Rasyidun (Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khathab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib),
sehingga masa ini dikenal dengan masa sahabat besar. Periode ini juga dikenal dengan zaman
Al-Tasabbut wa al-Iqlal min al-Riwayah yaitu periode membatasi hadits dan menyedikitkan
riwayat. Hal ini disebabkan karena para sahabat pada masa ini lebih mencurahkan perhatiannya
kepada pemeliharaan dan penyebaran Al-Qur’an. Akibatnya periwayatan hadits pun kurang
mendapat perhatian, bahkan mereka berusaha untuk bersikap hati - hati dan membatasi dalam
meriwayatkan hadits. Kehati - hatian dan usaha membatasi periwayatan dan penulisan hadits
yang dilakukan para sahabat, disebabkan karena mereka khawatir terjadinya kekeliruan dan
kebohongan atas nama Rasul SAW, karena hadits adalah sumber ajaran setelah Al-Qur’an.
Keberadaan hadits yang demikian harus dijaga keautentikannya sebagaimana penjagaan
terhadap Al-Qur’an. Oleh karena itu, para sahabat khususnya Khulafa al-Rasyidin, dan sahabat
lainnya seperti Al - zubair, Ibn Abbas, dan Abu Ubaidah berusaha keras untuk memperketat
periwayatan hadits.
Tabi'in artinya pengikut, yaitu orang Islam yang masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan
tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi
bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup. Tabi'in disebut
juga sebagai murid Sahabat Nabi. Seperti Al- Qaasim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash-Shiddiq,
Al-Hasan Al-Bashriy, Abu Hanifah Umar bin Abdul Aziz
5. Sebutkan dan jelaskan pembagian hadits ditinjau dari segi kuantitas sanad?
Hadis secara kuantitas dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu
- Hadist mutawatir
hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang pada setiap tingkat sanadnya, yang menurut
tradisi mustahil mereka berse- pakat untuk berdusta dan karena itu diyakini
kebenarannya.
- Hadist Ahad
hadis yang perawinya tidak mencapai, terkadang mendekati, jumlah mutawatir
6. Sebutkan dan jelaskan pembagian hadits ditinjau dari segi kualitas hadits?
- Hadist Shahih adalah hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh periwayat yang
'adil dan dhâbith hingga bersambung kepada Rasulullah atau pada sanad terakhir berasal dari
kalangan sahabat tanpa mengandung syâdz (kejanggalan) ataupun 'illat (cacat).
- Hadist Hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh rawi yang adil, yang
rendah tingkat kekuatan daya hafalnya tidak rancu dan tidak bercacat.
- Hadist Dhaif adalah hadits yang tidak menghimpun sifat-sifat shahih, dan juga tidak menghimpun
sifat-sifat hadits hasan”.
7. Apa yang dimaksud dengan hadits maudhu dan sebutkan kriteria hadits maudhu?
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w sama ada perbuatannya,
perkataannya, taqrirnya, sifat akhlaqnya atau sifat semula jadinya, secara rekaan atau dusta
semata-mata.
Kriterianya antara lain :
a) Pengakuan dari pemalsu itu sendiri
b) Terdapat keganjilan dan rusak maknanya.
c) Bertentangan dengan ketetapan Al kitab dan As Sunnah.
8. Apa yang dimaksud dengan Jarh wa ta’dil?
Ilmu jarh wa ta'dil adalah ilmu yang membahas di dalamnya penilaian baik dan buruk/cacat dari
seorang kritikus terhadap rawi hadits.
9. Jelaskan tentang inkar sunnah dan sejarahnya di Indonesia?
Ingkar sunnah sebagai paham atau kelompok yang menolak sunah atau hadis Rasulullah SAW
sebagai hujah dan sumber kedua ajaran Islam yang wajib ditaati dan diamalkan. Imam Syafi'i
menyatakan bahwa kelompok ini muncul di penghujung abad kedua atau awal abad ketiga
Hijriah.
Paham inkar al-Sunnah muncul di Indonesia sudah lama, kira-kira sejak tahun 1980-an, menurut
seorang peneliti bahwa inkar al-Sunnah lahir di Indonesia itu sejak tahun 1982-1983. Dengan
demikian, usia inkar al-Sunnah di Indonesia bukanlah hal yang baru, akan tetapi sudah lama da
tua bersemayam di negeri
10. Tulislah 3 hadits Nabi dengan syakal dan artinya!