Nim: 2200263
Kelas: 1C
Materi: Hadist
A. Pendahuluan
Hadist merupakan sumber syariat islam kedua setelah Alquran. Pada masa
rasullah saw. Masih hidup, hadist masih berupa ucapan Nabi saw. Setelah rasulullah
saw. Wafat, perhatian terdhadap pencarian hadits-hadist dan penyebrangan ke segenap
darah islam mulai tumbuh dan hidup.
Al-Hasyr/59;7
Al Ahzab/33;36
Al Najm/ 53;3-4
Oleh karna itu, dapat disimpulkan bahwa kemumculan ilmu hadist merupakan
pengejawantahan dari perintah allah swt sendiri untutk berhukum pada hadist di
samping Alquran.
Kata hadist secara lughawi (etimologis) berarti baru. Menurut sebagian ulama
kata hadist berarti “baru” ini sebagai lawan dari qadim (terdahulu), maksudnya bahwa
semua sabda rasulullah saw. Sedangkan qadim (lebih dahulu0 adalah Alquran. Adapun
secara terminologis (istilah ilmu hadist), hadis definisikan sebagai “suatu perkataan,
perbuatan, dan pengkuat, persetujuan, atau ketetapan yang disandarkan kepada
rasulullah saw..’
Sesuai definisi di atas maka hadist terbagi ke dalam tiga jenis yaitu perkataan (hadist
qauli), perbuatan (hadist fi’li), dan pembiaran (hadist taqri). Demikian juga sunnah
terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu berupa perkataan (sunnah qauliyyah)< perbuatan
(sunnah fi’iiyyah), fan pembiaran (sunnah taqriyyah)>
Yaitu segala yang diucapkan oleh rasulullah saw, setelah beliau diangkat menjadi rasul,
baik pernytaan, perintah atau larangan. Sebagai contoh sunnah qauiyyah adalah sabda
rasulullah saw, sbb.
Yaitu apa yang diberitakan oleh sahabat mengnai apa yang dilakukan oleh rasul saw,
baik pekerjaan yang berkaitan dengan syari’ah atau kehidupan sehari-hari. Sebagai
contoh sunnah fi’liyyah adalah berkaitan dengan syari’ah, berkaitan dengan kehidupan
sehhari-hari.
Yaitu apa yang dikatakan atau dlakukan para sahabat di hadapan nabi, atau tidak di
hadapan nabi tapi nabi mengetahuinya, dan nabi ,saw membenarkan atau membiarkan
dan tidak melarangnya.
E. Ilmu hadist
Ada beberapa istilah pokok yang perlu diketahui dalam memahami ilmu tentang
hadist, yaitu lafadz-lafadz khusus yang disepakati maknanya oleh para ahli hadist.
Diantanya sunad, matan, rawi, muwadawwin dan ilmu hadist dirayah. Ada dua ilmu
hadist, yaitu ilmu hadit riwayah, dan ilmu hadist dirayah.
a) Ilmu hadist riwayah yaitu, ilmu hadist yang berkaitan dengan perpindahan
hadist.
b) Ilmu hadist dirayah yaitu, ilmu hadist yang melakukan penyaringan (tamsih).
Ditinjau dari segi sedikit atau banyknya rawi yang menjadi sumber berita, maka
itu terbagai kepa dua macem, yakni Hadist mutawatir dan hadist ahad.
1. Hadist Mutawatir
Suatu hadits hasil tanggapan dari panca indera, yang diriwayatkan oleh sejumlah
besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan
bersepakat untuk melakukan dusta.
2. Hadist Ahad
Ahad secara lughawi (kebahasaan) artinya satu-persatu atau satu demi satu.
1. Hadist Shahih
Yaiitu hadist, 1. Berkesinambungan rawi-rawinya, 2.Diterima dari rawi yang
adil (memiliki sifat adalah kredibilitas pribadi), yaitu: muslim, dewasa, sehat
akal, dan tak berbuat dosa, dan 3. dlabith (memiliki kredibilitas intelektual)
hafalannya, cermat, baik tanggapan dan tidak pelupa, oleh perawi yang adil dan
dlabith juga, 4. Tidak cacat, dan 5. Tidak bertentangan dengan riwayat yang
lebih kuat lainya.
2. Hadist hasan
Yaitu hadist yang sanadnya berkesinambungan tanpa putus, disampingkan oleh
para periwayatan (rawi) yang adil tetapi ada antara periwayat rawi yang kurang
hafalannya.
3. Hadist Dha’if
Yaitu hadist yang tidak memenuhi kriteria hadist shahih dan hadist hasan