2HADIS
3.2.1 DEFINISI HADIS
Hadits menurut istilah syara' ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan,
atau pengakuan (taqrir) yang diberitakan atau diperbincangkan dari satu orang kepada orang lain.
3.2.2 PENGERTIAN SUNNAH, KHABAR, DAN ATSAR
SUNAH
Sunnah dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara rasulullah menjalani hidupnya
atau garis-garis perjuangan yang dilaksanakan oleh Rasulullah.
KHABAR
Khabar mengacu pada pengertian berita yang disampai dari seseorang kepada yang lain. Menurut para
ulama hadits, khabar bisa datang dari sahabat atau tabi'in sehingga dikenal hadits marfu', mauquf, dan
maqruf.
marfu' (disandarkan kepada Nabi)
mauquf (disan-darkan kepada sahabat)
maqthu' (disandarkan kepada tabi'in/orang yang hidup di zaman nabi tapi belum pernah bertemu
dengan nabi)
ATSAR
Atsar adalah jamak dari utsur yang artinya bekasan atau sisa sesuatu. Para fuqaha menggunakan istilah
ini untuk perkataan dari ulama salaf, tabi'in, sahabat dan lainnya. atsar lebih sering dinisbatkan pada
perkataan sahabat Nabi Muhammad SAW.
1. Sanad Hadits
Sanad ialah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadits atau rentetan para rawi yang
menyampaikan matan hadits. Dalam hubungan ini dikenal istilah musnid, musnad dan isnad. Musnid
adalah orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan sanadnya. Musnad adalah hadits yang
seluruh sanadnya disebutkan sampai kepada Nabi SAW (pengertian ini berbeda dengan kitab musnad).
Sedangkan isnad adalah keterangan atau penjelasan mengenai sanad hadits atau keterangan mengenai
jalan sandaran suatu hadits.
Selain itu juga terdapat istilah sighat al isnad, yaitu lafal yang terdapat dalam sanad yang digunakan oleh
rawi yang menunjukkan tingkat penerimaan dan penyampaian hadits dari rawi tersebut. Ada delapan
sigat al isnad sesuai dengan tingkatannya:
1. al sima’ min lafz al sheikh (mendengar dari lafal syekh), contoh: sami’tu (aku mendengar)
2. qira’at ‘ala al sheikh (membaca tulisan syekh), contoh: qara’tu ‘ala(aku membaca)
3. al ijazat, contoh: ajaztu laka Sahih al Bukhari (aku ijinkan untukmu kitab Sahih al Bukhari)
4. al munawalah, contohnya “hadis ini saya terima dari si fulan, maka riwayatkanlah atas namaku”
5. al mukatabah (tulisan), contoh: “si fulan telah menceritakan padaku secara tertulis”
6. al I’lam (pemberiahuan), contoh: “saya telah meriwayatkan hadis ini dari si fulan, maka riwayatkanlah
daripadaku”
7. al wasiyat, yakni guru mewasiatkan suatu hadis menjelang ia pergi jauh atau merasa ajalnya sudah
dekat, dan
8. al wijadah, yakni rawi memperoleh hadis yang ditulis oleh seorang guru, tetapi tidak dengan jalan
sima’i atau ijazah, baik semasa atau tidak, baik berjumpa atau tidak.
2. Matan Hadits
Menurut bahasa, matan artinya sesuatu yang tampak, bagian bumi yang keras dan tinggi. Dalam istilah
ilmu hadis, matan adalah materi atau redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang lain.
Ditinjau dari cara dalam menyampaikan hadits, terdapat beberapa matan hadits, yaitu:
1. yang lafal atau setiap katanya persis atau sama dengan lafal pada matan hadits yang lain
2. yang antara satu matan hadits dan lainnya hanya terdapat persamaan makna, isi atau tema,
sedangkan lafalnya berbeda.
3. Rawi Hadits
Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah
didengar atau diterimanya dari seseorang (gurunya). Seringkali sebuah hadis diriwayatkan oleh bukan
hanya satu rawi, akan tetapi oleh banyak rawi.
Kritik terhadap periwayatan hadis biasanya mempersoalkan baik dari segi kualitas pribadi atau kelurusan
moral (‘adalah) maupun kapasitas intelektualnya (dhabit}). Periwayatan dikategorikan memenuhi segi
kualitas pribadi bila telah memenuhi syarat berikut:
a. Beragama Islam
b. Mukallaf
c. Melaksanakan ketentuan agama Islam
d. Memelihara muru’ah, yang sejalan dengan patokan norma tentang orang jujur yang dapat diterima
pemberitaannya.
Sedang pemenuhan segi kapasitas intelektual adalah:
a. Hafal dengan sempurna hadis yang diterimanya
b. Mampu menyampaikan dengan baik hadis yang dihafalnya itu kepada orang lain
c. mampu memahami dengan baik hadis yang dihafalnya
https://islam.nu.or.id/ilmu-hadits/pembagian-hadits-ditinjau-dari-kualitasnya-xos30