Anda di halaman 1dari 9

Istilah Istilah Dalam Hadist

Rawi, yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan hadits dalam suatu kitab apa-apa yang
pernah didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya. Perbuatannya menyampaikan
hadits tersebut dinamakan merawi atau meriwayatkan hadits dan orangnya disebut perawi hadits.

Matan Hadits adalah pembicaraan atau materi berita yang berakhir pada sanad yang terakhir.
Baik pembicaraan itu sabda Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, sahabat ataupun tabi’in.
Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi, maupun perbuatan sahabat yang tidak
disanggah oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam .

Sanad atau Thariq adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadits kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Tabi’in ialah orang yang menjumpai sahabat, baik perjumpaan itu lama atau sebentar, dan dalam
keadaan beriman dan islam, dan mati dalam keadaan islam.

Shahabat ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW dengan pertemuan yang wajar sewaktu
beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan islam.
Pembagian hadist
1. Ditinjau dari kuantitasnya
a. Hadist mutawatir
Menurut bahasa, kata Mutawatir, berarti mutatabi' yaitu yang (datang) berturut-turut,
dengan tidak ada jaraknyasedangkan menurut istilah adalah hadits yang diriwayatkan
oleh perawi yang banyak pada setiap tingkatan sanadnya menurut akal tidak mungkin
para perawi tersebut sepakat untuk berdusta dan memalsukan hadits, dan mereka
bersandarkan dalam meriwayatkan pada sesuatu yang dapat diketahui dengan indera
seperti pendengarannya dan semacamnya
 Syrat syaratnya.

1. Diriwayatkan oleh jumlah yang banyak.


2. Jumlah yang banyak ini berada pada semua tingkatan (thabaqat) sanad.
3. Menurut kebiasaan tidak mungkin mereka bersekongkol/bersepakat untuk dusta.
4. Sandaran hadits mereka dengan menggunakan indera seperti perkataan mereka :
kami telah mendengar, atau kami telah melihat, atau kami telah menyentuh, atau
yang seperti itu. Adapun jika sandaran mereka dengan menggunakan akal, maka
tidak dapat dikatakan sebagai hadits mutawatir.

 Macam macamnya.

1. Mutawatir Lafdhy adalah apabila lafadh dan maknannya mutawatir.


2. Mutawatir Ma’nawy adalah maknannya yang mutawatir sedangkan lafadhnya
tidak.

 Apakah untuk Mutawatir Disyaratkan Jumlah Tertentu ??

1. ada yang  berpendapat bahwasannya tidak disyaratkan jumlah tertentu dalam


mutawatir. Yang pasti harus ada sejumlah bilangan yang dapat meyakinkan
kebenaran nash dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.

2. Diantara mereka ada yang mensyaratkan dengan jumlah tertentu dan tidak boleh
kurang dari jumlah tersebut.

1. Ada yang berpendapat : Jumlahnya empat orang berdasarkan pada kesaksian


perbuatan zina.
2. Ada pendapat lain : Jumlahnya lima orang berdasarkan pada masalah li’an.
3. Ada yang berpendapat lain juga yang mengatakan jumlahnya 12 orang
Ada juga yang berpendapat selain itu berdasarkan kesaksian khusus pada hal-hal
tertentu, namun tidak ada ada bukti yang menunjukkan adanya syarat dalam
jumlah ini dalam kemutawatiran hadits.

 Buku-Buku Tentang Hadits Mutawatir


1. Al-Azhar Al-Mutanatsirah fil-Akhbaar Al-Mutawattirah, karya As-Suyuthi,
berurutan berdasarkan bab.
2. Qathful Azhar, karya As-Suyuthi, ringkasan dari kitab di atas.
3. Al-La’ali’ Al-Mutanatsirah fil-Ahaadits Al-Mutawatirah, karya Abu Abdillah
Muhammad bin Thulun Ad-Dimasyqy.
4. Nadhmul Mutanatsirah minal-Hadiits Al-Mutawatirah, karya Muhammad bin
Ja’far Al-Kittani.

b. Hadist ahad
hadits ahad menurut istilah adalah hadits yang belum memenuhi syarat-syarat
mutawatir.

 Macam macamnya.

1. Hadits Masyhur

Masyhur menurut bahasa adalah “nampak”. Sedangkan menurut istilah adalah


hadits yang diriwayatkan oleh 3 perawi atau lebih pada setiap thabaqah
(tingkatan) dan belum mencapai batas mutawatir.
2. Hadits ‘Aziz
‘Aziz artinya : yang sedikit, yang gagah, atau yang kuat.‘Aziiz menurut istilah
ilmu hadits adalah : Suatu hadits yang diriwayatkan dengan minimal dua sanad
yang berlainan rawinya.
3. Hadits Gharib
Gharib secara bahasa berarti yang jauh dari kerabatnya. Sedangkan hadits gharib
secara istilah adalah hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi secara
sendiri.
Gharib Muthlaq, disebut juga : Al-Fardul-Muthlaq; yaitu bilamana kesendirian
(gharabah periwayatan terdapat pada asal sanad (shahabat).
Gharib Nisbi, disebut juga : AL-Fardun-Nisbi; yaitu apabila keghariban terjadi
pada pertengahan sanadnya, bukan pada asal sanadnya.
2. Ditinjau dari kualitas perawi.
 Makbul
a. Hadist shahih
Hadits Sahih adalah hadits yang dinukil (diriwayatkan) oleh rawi yang adil, sempurna
ingatan, sanadnya bersambung-sambung, tidak berillat dan tidak janggal.
Hadits shahih terbagi kepada dua bagian:
 Shahih li-dzatihi

Hadits yang sanadnya bersambung-sambung, diriwayatkan oleh orang yang


adil,sempurna hafalannya dari orang yang sekualitas dengannya hingga akhir
sanad, tidak janggal dan tidak mengandung cacat yang para
 Shahih li-ghairih

Hadits yang keadaan rawi-rawinya kurang hafidh dan dhabith tetapi mereka masih
terkenal orang yang jujur, hingga karenanya berderajat hasan, lalu didapati
padanya dari jalan lain yang serupa atau lebih kuat, hal-hal yang dapat menutupi
kekurangan yang menimpanya itu.

b. Hadis Hasan

Hadits Hasan adalah hadits yang dinukilkan oleh orang yang yang adil yang kurang
sedikit kedhobitannya, bersambung-sambung sanadnya sampai kepada nabi SAW. dan
tidak mempunyai ‘Illat serta syadz.
Menutut Ibnu Shalah, hadits hasan itu dapat dibagi menjadi dua:

 Hasan li-dzatihi

Berita Hadits yang terkenal para perawinya tentang kejujuran dan amanahnya
tetapi hafalan dan keteguhan hafalannya tidak mencapai derajat para perawi hadits
shahih.

 Hasan li-ghairih

Hadits yang sanadnya tidak sepi dari seorang yang tidak jelas perilakunya atau
kurang baik hafalannya dan lain-lainnya.

 Mardud
a. hadits yang tertolak karena gugur dari sanadnya

Yang dimaksud dengan hadits yang tertolak karena gugur dari sanadnya adalah;
terputusnya rantai sanad dengan gugurnya seorang perawi atau lebih baik disengaja oleh
sebagian perawi atau tidak disengaja, gugurnya tersebut baik secara transparan maupun
tersembunyi.

Yang masuk kategori hadits yang tertolak karena gugurnya perawi dari sanad adalah
sebagai berikut:

 Hadis Muallaq

Pengertian :
Apabila dari awal sanad dihilangkan seorang periwayat atau lebih dan seterusnya sampai
akhir sanad.

 Hadis Mursal

Hadits yang disandarkan oleh para tabi’in -mereka adalah orang yang mendengarkan
hadits dari shahabat- kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam baik berupa perkataan,
perbuatan, taqrir, ataupun sifat.

 Hadis Mu'dlal

Apabila dari sanadnya hilang dua rawi atau lebih dengan syarat secara berurutan.

 Hadis Mudallas

Apabila seorang periwayat meriwayatkan (hadits) dari seorang guru yang pernah ia
temui dan ia dengar riwayat darinya (tetapi hadits yang ia riwayatkan itu) tidak pernah ia
dengar darinya, (sedang ia meriwayatkan) dengan ungkapan yang mengandung makna
mendengar, seperti “dari” atau “ia berkata”.

Macam macamnya

Tadlis Al-Isnad

Tadlis Al-Isnad adalah bila seorang perawi meriwayatkan hadits dari orang yang ia
temui apa yang tidak dia dengarkan darinya; atau dari orang yang hidup semasa dengan
perawi namun ia tidak menjumpainya; dengan menyamarkan bahwa ia mendengarkan
hadits tersebut darinya.

Tadlis Syuyukh
Yaitu satu hadits yang dalam sanadnya, perawi menyebut syaikh yang ia mendengar
darinya dengan sebutan yang tidak terkenal dan tidak masyhur. Sebutan di sini
maksudnya : nama, gelar, pekerjaan, atau kabilah, dan negeri yang disifatkan untuk
seorang syaikh, dengan tujuan supaya keadaan syaikh itu yang sebenarnya tidak
diketahui orang.

Tadlis Taswiyyah

Diantara tadlis isnad ada yang dikenal dengan tadlis taswiyyah. Definisnya adalah :


Periwayatan rawi akan sebuah hadits dari Syaikhnya, yang disertai dengan pengguguran
perawi yang dla’if yang terdapat di antara dua perawi tsiqah yang pernah bertemu, demi
memperbaiki hadits tersebut.
 Hadis Muanan

Pengertian dari muanan adalah hadits yang sanadnya terdapat redaksi ‘an (dari)
seseorang.

b. Mardud Karena Cacat Pada Rawi


 MAUDHU’
Dalam pengertian bahasa maudhu’berarti yang diletakkan, karena lemahnya.
Dalam pengertian istilah berarti dusta yang diada-adakan dan dinisbahkan kepada
Rasulullah SAW. Dengan kata lain hadist maudhu’ adalah hadist palsu.

 AL-MATRUK
Artinya yang ditinggalkan, yaitu manakala dalam sanadnya ditemukan rawi yang
tertuduh sebagai pendusta. Hal itu bisa diketahui melalui kebiasaannya sehari-hari
atau dia hanya mempunyai satu jalur sanad yang menyimpang dari ketentuan-
ketentuan umum. Jenis ini termasuk yang sangat lemah dan harus ditolak,
posisinya berada setelah maudhu’.

 AL-MUNKAR
Artinya yang diingkari, yaitu manakala sebab cacatnya rawi adalah salah satu dari
tiga hal : fahsyul gholath ( kesalahan yang fatal ), ghoflah ( lali, ceroboh) dan fisq
( kefasikan – melakukan yang dilarang syareat ).

 AL-MU’ALLAL(AL–MA’LUL)
Hadist ma’lul berarti mengandung cacat/aib ( penyakit ). Biasanya peneyebabnya
adalah “ wahm “ keraguan. Secara lahiriah hadist ini tampak selamat dari cacat
tetapi bila diselidiki secara mendalam akan ditemukan aibnya.

 AL-MUKHOLAFAH LISSTIQOT (  BERTENTANGAN DENGAN YANG


LEBIH KUAT )
Cacatnya rawi karena bertentangan dengan tsiqot ( yang lebih kuat ) melahirkan
lima jenis hadist, masing-masing : Mudroj, maqlub, al-mazid fi muttashilissanad,
al-mutthorib dan al- mushahhaf.

Macam Macamnya
Hadits Mudraj (saduran): adalah hadits yang disadur dengan sesuatu yang
bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits.

Hadits Maqlub: adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain),
disebabkan mendahului atau mengakhirkan.

Hadits Mudltharrib: adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain terjadi
dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada
yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan).
Hadits Mushahhaf: adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan titik
kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah.

 AL-JAHALAHBIRRAWWI
Yaitu rawi hadist yang tidak diketahui identitasnya dengan jelas, karena ia
mempunyai banyak sebutan, gelar dan nama atau karena ketidak populerannya,
sehingga tidak dikenal. Bisa juga sengaja namanya tidak disebut dengan jelas
dan hal ini disebut mubham.

 AL-BID’AH
Artinya adalah tambahan baru dalam agama setelah disempurnakan.

 SU’ULHIFDZI
Artinya lemah hafalan, dimana seorang rawi lebih sering salah dari pada
benarnya

Macam Macamnya

Hadits Syadz (kejanggalan): adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang


makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai
kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi
pentarjihan.

Hadits Mukhtalith: adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan


sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya.

3. Ditinjau dari tempat penyandarannya

 Hadits Marfu’
Hadits Marfu' adalah hadits yang disandarkan kepada Nabi SAW., baik berupa perkataan,
perbuatan atau semacam itu, baik sanadnya itu bersambung ataupun sanadnya itu
terputus.

 Hadits Mauquf
Hadits Mauquf adalah hadits yang disandarkan kepada sahabat, baik berupa perkataan,
perbuatan atau semacam itu, baik sanadnya itu bersambung ataupun sanadnya itu
terputus.
 Hadits Maqtu’
Hadits Maqtu' adalah yang disandarkan kepada tabi’in dan tabi’ut tabi’i serta orang yang
sesudahnya, baik berupa perkataan, perbuatan atau lainnya.

3.ditinjau dari jumlah ruat


 Isnad ‘Aliy : yaitu sebuah hadist yang jumlah bilangan perawinya sedikit bila
dibandingkan sanad lain dari hadist yang serupa, sehingga rijal sanadnya semakin
dekat kepada Rasulullah atau kepada para imam ahlul hadist.

Macam macamnya
1. ‘Aliy ditinjau dari sisi bilangan : yaitu setiap sanad hadist yang jumlah
perawinya sedikit dibandingkan sanad lain dari hadist yang sama. Demikian
karena dengan semakin sedikitnya rijal maka semakin sedikit pula kemungkinan
salahnya.
2. ‘Aliy ditinjau dari sisi sifat perawinya : yaitu para perawi dalam sebuah sanad
lebih kokoh hafalannya serta lebih tinggi ‘adalah-nya dibandingkan dengan
perawi pada sanad yang lainnya.
 Isnad Nazil : yaitu sebuh hadist yang jumlah bilangan perawinya banyak bila
dibandingkan sanad lain dari hadist yang serupa, sehingga rijal sanadnya semakin
jauh kepada Rasulullah atau kepada para imam ahlul hadist.
 

TUGAS UAS

PENGANTAR ULUMUL HADIST


Disusun oleh : Adi Mulya ( 161370012 )

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

FAKULTAS USHULUDIN DAKWAH DAN ADAB

JURUSAN ILMU HADIST

Anda mungkin juga menyukai