Anda di halaman 1dari 2

UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH ULUMUL HADIST

Dosen Pengampu :Dr. SYAMSUDDIN Ali Nasution. MA

Nama : Aris Risandi

Nim : F. 1910012

Prodi : MPI ( sore ) semeste 3

1. Definisi dan Klasifikasi Hadist


 Hadits secara harfiah berarti "berbicara", "perkataan" atau "percakapan". Dalam
terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan, mencatat sebuah pernyataan dan
tingkah laku dari Nabi Muhammad SAW.Menurut istilah ulama ahli hadits, hadits yaitu apa
yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan,
ketetapannya (Arab: taqrîr), sifat jasmani atau sifat akhlak, perjalanan setelah diangkat
sebagai Nabi (Arab: bi'tsah) dan terkadang juga sebelumnya, sehingga arti hadits di sini
semakna dengan sunnah. Kata hadits yang mengalami perluasan makna sehingga
disinonimkan dengan sunnah, maka pada saat ini bisa berarti segala perkataan (sabda),
perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan
ketetapan ataupun hukum.

 Hadis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yakni bermulanya ujung sanad,
keutuhan rantai sanad, jumlah penutur (rawi) serta tingkat keaslian hadis (dapat diterima
atau tidaknya hadis bersangkutan).
 Berdasarkan ujung sanad
Berdasarkan klasifikasi ini hadis dibagi menjadi 3 golongan
yakni ’Marfu (terangkat), mauquf (terhenti) dan maqthu’.
 Berdasarkan keutuhan rantai/lapisan sanadSunting
Berdasarkan klasifikasi ini hadis terbagi menjadi beberapa golongan
yakni Musnad, Mursal, Munqathi’, Mu’allaq, Mu’dlal dan Mudallas. Keutuhan rantai sanad
maksudnya ialah setiap penutur pada tiap tingkatan dimungkinkan secara waktu dan kondisi
untuk mendengar dari penutur di atasnya.
 Berdasarkan jumlah penutur
Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur dalam tiap tingkatan dari sanad, atau
ketersediaan beberapa jalur berbeda yang menjadi sanad hadis tersebut. Berdasarkan
klasifikasi ini hadis dibagi atas hadis mutawatir dan hadis ahad.
 Berdasarkan tingkat keaslian hadist
Kategorisasi tingkat keaslian hadis adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan
kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakan terhadap hadis tersebut.
Tingkatan hadis pada klasifikasi ini terbagi menjadi 4 tingkat yakni shahih, hasan, dla'if dan
maudlu'.
2. Fungsi- Fungsi Hadist
 Fungsi hadits terhadap Al Quran yang pertama adalah sebagai Bayan At-Taqrir yang berarti
memperkuat isi dari Al-Quran.
 Fungsi hadist terhadap Al Quran selanjutnya adalah sebagai Bayan At-Tafsir yang berarti
memberikan tafsiran (perincian) terhadap isi Al Quran yang masih bersifat umum (mujmal)
serta memberikan batasan-batasan (persyaratan) pada ayat-ayat yang bersifat mutlak
(taqyid).
 Sedangkan fungsi hadits terhadap Al Quran sebagai Bayan At-tasyri’ ialah sebagai pemberi
kepastian hukum atau ajaran-ajaran islam yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran.
 Fungsi hadits terhadap Al Quran selanjutnya adalah Baya Nasakh. Para ulama
mendefinisikan Bayan Nasakh berarti ketentuan yang datang kemudian dapat
menghapuskan k
etentuan yang terdahulu, sebab ketentuan yang baru dianggap lebih cocok dengan
lingkungannya dan lebih luas.

3. Umar bin Abdul Aziz Orang yang membukuan hadist rasulullah, disebabkan guna mencegah
punahnya hadist, Faktor penyebabnya adalah kekhawatiran Khalifah bahwa hadis berangsur-
angsur akan hilang jika tidak dikumpulkan dan dibukukan. Ia melihat bahwa para penghafal
hadis semakin berkurang karena meninggal, dan sudah berpencar ke berbagai wilayah Islam.
Selain itu, pemalsuan hadis pun mulai berkembang
4. Perbedaan Hadist Mutawatsir dan Hadist Ahad
 Hadis Mutawatir ialah hadis yang diketahui/diriwayatkan oleh beberapa bilangan
orang yang sampai menyampai perkhabaran (Al-Hadis) itu, dan telah pasti dan yakin
bahawa mereka yang sampai menyampai tersebut tidak bermuafakat berdusta
tentangnya. Ini kerana mustahil terdapat sekumpulan periwayat dengan jumlah
yang besar melakukan dusta.
Hadis Mutawatir, iaitu hadis yang memiliki banyak sanad dan mustahil perawinya
berdusta atas Nabi Muhammad saw, sebab hadis itu diriwayatkan oleh banyak orang
dan disampaikan kepada banyak orang

 Hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan oleh satu, dua,atau sedikit orang yang
tidak mencapai derajat mutawatir. Hadits ahad dikategorikan sebagai hadits zhanny
as-tsubut. Hadits ahad mempunyai sisi gelap yang memungkinkannya untuk ditolak
atau diabaikan dan tidak diamalkan.

5. Hadis shahih ialah hadis yang sanadnya bersambungan melalui periwayatan orang yang adil lagi
dhabit dari orang yang adil lagi dhabit pula, sampai ujungnya, tidak syaz dan tidak mu’allal (terkena
illat).

Hadis Hadis hasan ialah hadis yang sanadnya bersambung, oleh penukil yang adil namun kurang ke-
dhabit-annya (tidak terlalu kuat ingatannya) serta terhindar dari Syaz dan illat.

Anda mungkin juga menyukai