Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI DIFERENSIASI JASA PENDIDIKAN

(Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi mata kuliah Manajemen


Pemasaran Pendidikan)

Dosen pengampu:

M. Rendi Ramdhani, M.Pd.

Disusun oleh :

Nisa Asilmi Dewi F. 2010325


Patimah F.2010218

FAKULTAS AGAMA ISLAM DAN PENDIDIKAN GURU

UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat sehat wal`afiyat, nikmat iman, nikmat Islam kepada kita semua. Berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penilaian Kinerja Sumber
Daya Manusia Pendidikan tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Pemasaran Pendidikan yang telah di berikan oleh dosen kami, yaitu
Bapak. M. Rendi Ramdhani, M.Pd.

Sholawat berangkaikan salam, semoga senantiasa selalu tercurah limpahkan kepada


junjungan kita, yakni Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang-benderang seperti saat ini.

Dalam menyusun makalah ini, kami banyak mendapat hambatan. Akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak, hambatan tersebut bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan Terimakasi kepada :

1. Bapak M. Rendi Ramadhani, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Pemasaran Pendidikan yang telah membimbing kami hingga saat ini.
2. Para penulis dan penerbit referensi yang kami kutip sehingga makalah ini dapat
terselesaikan .

Dalam makalah ini kami mengakui masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu
kami harap para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
agar kami bisa memperbaiki untuk makaslah selanjutnya.

Bogor, 17 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar------------------------------------------------------------------------------------ii
Daftar Isi-------------------------------------------------------------------------------------------iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ----------------------------------------------------------------------------1
B. Identifikasi Masalah-----------------------------------------------------------------------1
C. Pembatasan Masalah……………………………………………………………..2
D. Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
E. Metode Penulisan Makalah……………………………………………………….2
F. Sistematika Penulisan Makalah ---------------------------------------------------------2
BAB II PEMBAHASAN
A. Jasa Pendidikan ---------------------------------------------------------------------------3
1. Pengertian Jasa Pendidikan……………………………………………….3
2. Karakteristik Jasa Pendidikan…………………………………………….4
3. Klasifikasi Jasa…………………………………………………………….5
4. Syistem Pelayanan Jasa……………………………………………………6
B. Strategi Pemasaran Jasa------------------------------------------------------------------8
1. Pemasaran Jasa Pendidikan………………………………………………8
2. Bauran Jasa Pendidikan…………………………………………………..9
3. Diferensiasi Sebagai Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan………………9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------------12
B. Saran-------------------------------------------------------------------------------------------13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat perkembangan Pendidikan di Indonesia, tentu saja tidak bisa dipisahkan dari
tumbuhnya berbagai sekolah unggulan, baik yang dikelola oleh pemerintah (Sekolah
Negeri) maupun swasta. Sekolah-sekolah unggulan ini membedakan diri dari yang lain
dengan berbagai program pendidikan dan pengajaran yang berkualitas, fasilitas sarana
dan prasarana pendidikan yang sangat memadai, dan penguasaan bahasa asing yang
baik. Namun demikian, di sisi lain biasanya biaya untuk masuk sekolah unggulan
semacam ini, dan biaya bulanan yang harus dikeluarkan siswa juga sangat mahal.
Yang menarik adalah, bahwa walaupun sekolah-sekolah unggulan ini menetapkan tarif
yang mahal dibandingkan sekolah sejenis tetapi tetap saja diminati masyarakat. Ironisnya
di beberapa daerah, terpaksa ditutup karena kekurangan murid.
Program otonomi daerah membuat setiap daerah berlomba-lomba untuk
mengembangkan SDM yang dimilikinya agar bisa bersaing dengan daerah lain. Dan
salah satu strategi yang digunakan adalah di samping mengirimkan putra-putri daerah ke
lembaga pendidikan yang berkualitas, juga dengan mendirikan lembaga pendidikan di
daerah masing-masing. Dengan demikian manfaatnya buat daerah akan lebih terasa
karena semakin banyak menampung putra daerah untuk belajar ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dan lebih berkualitas.
Terdapat beberapa fenomena yang terjadi dan dapat mendorong percepatan
pendidikan sebagai sebuah industri titik dari sisi pelaku dunia pendidikan sekarang ini
dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari segala sisi. Karena sekarang
ini persaingan menjadi semakin ketat dengan tumbuh suburnya lembaga pendidikan
lingkungan sekitar.
Dengan persaingan yang semakin ketat, mau tidak mau pengelola pendidikan
harus berupaya dengan keras agar memberikan layanan yang terbaik. Karena jika tidak,
konsumen akan dengan mudah mencari lembaga pendidikan lain yang sejenis jika dirasa
lebih menguntungkan di sana.
Dari sisi konsumen, sekarang ini dengan semakin banyaknya penawaran dari
lembaga pendidikan merupakan dua sisi yang terkadang sulit. Di satu sisi memudahkan
konsumen untuk memilih lembaga mana yang sesuai, tetapi di sisi lain konsumen juga
kesulitan menentukan karena terkadang tidak memiliki informasi yang cukup jelas
tentang lembaga tersebut.
Manajemen pemasaran bagi lembaga pendidikan (terutama madrasah) diperlukan
seiring dengan adanya persaingan antar sekolah yang semakin atraktif. Pemasaran
dibutuhkan bagi lembaga pendidikan dalam membangun citranya yang positif. Apabila
lembaga atau sekolah memiliki citra yang baik di mata masyarakat, maka besar
kemungkinan akan lebih mudah dalam mengatasi persaingan. Jadi, pemasaran
merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh madrasah untuk memberikan
kepuasan pada stakeholder dan masyarakat. Penekanan kepada pemberian kepuasan
kepada stakeholder merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap lembaga, agar
mampu bersaing.

1
Pemasaran tersebut dapat dilihat dari adanya berbagai upaya kreatif dan
inovatif dari para penyelenggara pendidikan untuk menggali keunikan dan keunggulan
dari sekolahnya agar semakin dibutuhkan dan diminati oleh para pengguna jasa
pendidikan.Untuk menarik calon peserta didik diperlukan strategi pemasaran yang
bukan saja menjual jasa pendidikan secara apa adanya melainkan bagaimana
mendekatkan pendekatan sesuai dengan keinginan dan kepuasan konsumen. Sebuah
lembaga yang ingin sukses untuk masa depan dalam menghadapi persaingan, harus
mempraktekkan pemasaran secara terus menerus.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di identifikasikan sebagai berikut:


1. Belum optimalnya strategi diferensiasi dalam memasarkan jasa pendidikan
2. Kurangnya dukungan kepala sekolah terhadap strategi diferensiasi dalam
memasarkan jasa pendidikan
3. Masih terdapat yang belum mengembangkan strategi pemasaran jasa pendidikan
4. Strategi pemasaran jasa pendidikan yang dilaksanakan atau digunakan lembaga
pendidikan belum mampu menarik minat siswa
5. Belum optimalnya pemasaran strategi diferensiasi
6. Kurangnya Sarana Prasarana serta biaya dalam pemasaran
7. Kurangnya tenaga pemasaran dalam menjalankan pemasaran

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah pada
belum optimalnya strategi diferensiasi dan pemasaran jasa pendidikan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan diteliti adalah :
1. Bagaimana implementasi strategi diferensiasi dalam memasarkan jasa pendidikan ?

E. Metode Perumusan Masalah


Metode penulisan yang penyusun pilih adalah metode kajian pustaka, yang berarti
mempelajari materi dengan mengumpulkan data yang bersumber dari buku, jurnal, serta
dari informasi yang berasal dari internet.

F. Sistematika Penulisan Makalah


BAB I Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, metode perumusan
Masalah, dan sistematika penulisan makalah.
BAB II Pembahasan materi yang terdiri dari pengertian jasa pendidikan, karakteristik
jasa pendidikan, klasifikasi jasa, system pelayanan jasa, strategi pemasaran,
bauran jasa pendidikan, diferensiasi sebagai strategi pemasaran jasa
Pendidikan.
BAB III Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. JASA PENDIDIKAN
Terdapat beberapa pendapat terkait makna pendidikan. Diantaranya
masyarakat. Seruan ini mengisyaratkan bahwa lembaga pendidikan hendaknya tidak
menutup diri melainkan selalu mengadakan kontak hubungan dengan orang tua dan
masyarakat sekitarnya sebagai penanggung jawab pendidikan. Lembaga pendidikan
harus menjadi organisasi terbuka yang selalu mengadakan kerjasama dengan warga
masyarakat lainnya secara bersama-sama membangun bidang pendidikan. Hal ini
sangat mungkin dilakukan, karena masyarakat sangat sadar akan manfaat pendidikan
sebagai modal utama dan membangun serta memajukan bangsa termasuk membangun
masyarakat itu sendiri oleh karena itu dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan, aspek social budaya harus dijadikan sebagai salah satu landasannya agar
pendidikan nasional mampu membawa masyarakat Indonesia menuju masyarakat
yang berbudaya dan maju sebagaimana masyarakat bangsa lainnya di dunia.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran lembaga pendidikan
mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan
bukan hanya bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai kehidupan saja, akan
tetapi dapat merealisasikan juga mensosialisasikan pembudayaan sebagai
kemampuan. Hubungan masyarakat dengan sekolah sangat penting karena hamper
tidak ada orang tua siswa mampu membina putra-putrinya untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara total, integrative dan optimal seperti yang di cita-citakan oleh
bangsa indonesia. Itulah sebabnya lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas
ini. Lembaga pendidikan memberi sesuatu yang berharga kepada masyarakat.
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap terhadap
masyarakat yaitu memberikan layanan dan sebagai agen pembaharu.

1. Pengertian Jasa Pendidikan


Kotler dalam buku Manajemen Jasa Terpadu mendefinisikan jasa adalah
tindakan atau aktifitas yang dapat diberikan kepada pihak lain, pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksi jasa
memungkinan bersangkutan dengan produk fisik atau sebaliknya.
Selanjutnya Stanton mengartikan jasa sebagai kegiatan tidak berwujud yang
merupakan obyek utama dari transaksi yang dirancang untuk menyediakan
keinginan atau kepuasan kepada pelanggan. Sedangkan Zaithmal dan Bitner
berpendapat: “include all economic activities whose output is not a physical
product or construction, is generally consumed at the time it is produced, and
provides added value in forms (such as convenience, amusement, timelines,
comfort of health) that are essentially intangible concerns of its first purchaser”.
Jasa pada dasarnya merupakan seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain
produk dan pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,

3
memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi
pembeli pertamanya.
Jasa meliputi segenap kegiatan ekonomi yang menghasilkan output (keluaran)
berupa produk atau kontruksi (hasil karya) nonfisik, dikonsumsi pada saat
diproduksi dan memberi nilai tambah pada bentuk (form) seperti
kecocokan/kepantasan, kepraktisan, kenyamanan, dan kesehatan. Sedangkan
Pendidikan secara singkat dapat dijelaskan sebagai upaya menuntun anak sejak
lahir untuk mencapai kedewasaan dengan berkembangkan akal dan fikiran serta
mental, dalam melakukan interaksi disekitarnya. Berangkat dari definisi-definisi
diatas dapat dijelaskan bahwa jasa layanan pendidikan merupakan suatu tindakan
yang berisi proses menuntun anak untuk mencapai kedewasaan jasmani dan
rohani dalam interaksi dengan lingkungan, yang dilaksanakan dalam pemenuhan
kebutuhan konsumen.

2. Karakteristik Jasa Pendidikan


Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik jasa, diantaranya adalah Kotler
mengemukakan bahwa jasa mempunyai empat ciri utama (1) tidak berwujud
(Intangibility), sehingga konsumen tidak menggunakan panca indra untuk
merasakan., (2) tidak terpisahkan (inseparability), dimana jasa tidak dapat
dipisahkan dari sumbernya yaitu perusahaan jasa, (3) bervariasi (variability),
dimana jasa seringkali berubah-rubah tergantung kapan, dimana, dan siapa yang
memberikannya, (4) mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat dijual pada
masa yang akan datang.
Lebih spesifik terkait dengan jasa pendidikan , Buchari Alma menjelaskan
bahwa pada dasarnya jasa adalah sesuatu yang diberikan oleh satu pihak kepada
pihak lain yang sifatnya tidak memiliki dampak perpindahan hak milik, tidak
berwujud dan memiliki karakteristik utama sebagai berikut:
a) Tidak Berwujud (Intangibility)
Jasa tidak berwujud seperti produk fisik, yang menyebabkan pengguna
jasa pendidikan tidak dapat melihat, mencium, mendengar, dan merasakan
hasilnya sebelum mereka mengkonsumsinya (menjadi subsistem lembaga
pendidikan). Untuk menekan ketidakpastian, pengguna jasa pendidikan akan
mencari tanda atau informasi tentang kualitas jasa tersebut. Tanda maupun
informasi dapat diperoleh atas dasar letak lokasi lembaga pendidikan, lembaga
pendidikan penyelenggara, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan,
serta besarnya biaya yang ditetapkan.
Beberapa karakteristik inseparability:
1) Kegiatan pemasaran dan produksi sangat interaktif
2) Terlibatnya konsumen secara aktif
3) Sangat sukar melakukan produksi massal, karena jasa sangat bersifat
individual sehingga sangat sulit melakukan standarisasi
4) Pengendalian kualitas jasa sulit dilakukan, karena tidak bisa diproduksi
sebelumnya. Kemungkinan kegagalan dalam proses penyampaiannya
sulit untuk diantisipasi

4
Beberapa hal yang akan dilakukan lembaga pendidikan untuk
meningkatkan calon pengguna jasa pendidikan adalah: Meningkatkan
visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud.
1) Menekankan pada manfaat yang akan diperoleh (lulusan lembaga
pendidikan).
2) Menciptakan atau membangun suatu nama merek lembaga pendidikan
(education brand name).
3) Memakai nama seeorang yang sudah dikenal untuk meningkatkan
kepercayaan konsumen.

b) Tidak Terpisah (Inseparability)


Jasa pendidikan tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu lembaga
pendidikan yang menyediakan jasa tersebut. Artinya, jasa pendidikan
dihasilkan dan dikonsumsi secara serempak (simultan) pada waktu yang sama.
Jika peserta didik membeli jasa maka akan berhadapan langsung dengan
penyedia jasa pendidikan. Dengan demikian, jasa lebih diutamakan
penjualannya secara langsung dengan skala operasi yang terbatas. Oleh karena
itu, lembaga pendidikan dapat menggunakan strategi bekerja dalam kelompok
yang lebih besar, bekerja lebih cepat, atau melatih para penyaji jasa agar
mereka mampu membina kepercayaan pelanggannya (peserta didik).
c) Bervariasi (Variability)
Jasa pendidikan yang diberikan seringkali berubah-ubah. Hal ini akan
sangat tergantung kepada siapa yang menyajikannya, kapan, serta di mana
disajikan jasa pendidikan tersebut. Oleh Karena itu, jasa pendidikan sulit untuk
mencapai kualitas yang sesuai dengan standar. Untuk mengantisipasi hal
tersebut, lembaga pendidikan dapat melakukan beberapa strategi dalam
mengendalikan kualitas jasa yang dihasilkan.
d) Mudah Musnah (Perihability)
Jasa pendidikan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Karakteristik jasa yang cepat musnah bukanlah suatu masalah jika permintaan
akan jasa tersebut stabil karena jasa pendidikan mudah dalam persiapan
pelayanannya. Jika permintaannya berfluktuasi, lembaga pendidikan akan
menghadapai masalah dalam mempersiapkan pelayananya. Untuk itu,
diperlukan program pemasaran jasa yang sangat cermat agar permintaan
terhadap jasa pendidkan selalu stabil.

3. Klasifikasi Jasa Pendidikan


Menurut penulis klasifikasi jasa pendidikan seperti barang berwujud murni,
barang berwujud disertai jasa, campuran, jasa utama yang disertai barang dan jasa
yang sangat kecil, dan jasa murni.

Jasa bisa diklasifikasikan berdasarkan beragam kriteria, jasa dapat


diklasifikasikan sebagai berikut;
a. Berdasarkan sifat tindakan jasa

5
Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, di mana sumbu vertikal nya menunjukkan sifat tindakan jasa
(tangible actions dan intangible actions) sedangkan sumbu
horizontalnya merupakan penerimaan jasa (manusia dan benda)
b. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan
Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, di mana sumbu vertikal nya menunjukkan tipe hubungan antara
perusahaan jasa dan pelanggannya (status keanggotaan dan hubungan
temporer). Sedangkan,sumbu horizontalnya sifat penyampaian jasa
(penyampaian secara berkesinambungan/kontinu dan penyampaian
diskrit).
c. Berdasarkan tingkat costomization dan kemampuan mempertahankan
standar konstan dalam penyampaian jasa. Jasa diklasifikasikan
berdasarkan dua sumbu utama yaitu tingkat customization karakteristik
jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan individual (tinggi dan rendah)
dan tingkat kemampuan penyediaan jasa dalam mempertahankan
standar yang konstan (tinggi dan rendah)
d. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa
Jasa diklasifikasikan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, di mana sumbu vertikal yang menunjukkan sejauh mana
penawaran jasa menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya
permintaan puncak (permintaan puncak dapat dipenuhi tanpa
penundaan berarti dan permintaan puncak biasanya melampaui
penawaran). Sedangkan, sumbu horizontal nya adalah tingkat fluktuasi
permintaan sepanjang waktu (tinggi dan rendah).
e. Berdasarkan metode penyampaian jasa
Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, di mana sumbu vertikal nya menunjukkan sifat interaksi antara
pelanggan dan perusahaan jasa (pelanggan mendatangi perusahaan
jasa; perusahaan jasa mendatangi; serta pelanggan Dan perusahaan jasa
melakukan transaksi melalui surat atau media elektronik). Sedangkan,
sumbuh horizontalnya adalah ketersediaan outlet jasa (single site dan
multiple sites).

4. System Pelayanan Jasa


Layanan yang ditawarkan lembaga dapat ditingkatkan melalui unsur kualitas
jasa. Lembaga pendidikan merupakan organisasi yang memberikan pelayanan
kepada stakeholder internal dan eksternal. Stakeholder internal terdiri dari semua
lembaga di dalam sekolah (seperti yayasan, program studi, dan unit kegiatan
siswa) dan para aktor yang berada di dalamnya (seperti siswa, guru, tata usaha,
dan staf yang lain). Stakeholder eksternal terdiri dari alumni, orang tua siswa
pemerintah dan masyarakat umum.
Keberhasilan sekolah diukur dari tingkat kepuasan pelanggan, baik internal
maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika mampu memberikan pelayanan

6
sama atau melebihi harapan pelanggan, karena mereka sudah mengeluarkan
butged cukup banyak pada lembaga pendidikan.
Sekolah pada dasarnya adalah untuk anak usia sekolah, sedangkan orang tua
dan masyarakat sebagai penilai atau pemantau saja. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan penilaian atau pemantauan dapat dilakuakan oleh siswa sendiri,
karena mereka yang telah merasakan pendidikan secara langsung dan segala
bentuk program studi yang dijalani sekolah.
Demi kepentingan pendidikan hendaknya sekolah mendesain segala hal yang
berhubungan dengan kebutuhan siswa di sekolah sesuai dengan perkembangan
zaman.Sekolah harus dapat menyediakan program layanan siswa yang mudah
dicapai dan lengkap.
Bentuk layanan yang ada dalam lembaga pendidikan ada dua, diantaranya
adalah:
1. Layanan Pokok
Yang termasuk dalam layanan pokok disini meliputi layanan
kebutuhan siswa akan pembelajaran yakni berupa pengembangan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dalam memenuhi kebutuhan siswa yang
berhubungan dengan pelayanan siswa di sekolah, dalam menjalankan tugasnya
kepala sekolah dibantu oleh para personil professional sekolah yang
dipekerjakan pada sistem sekolah diantaranya adalah:
a. Personil pelayanan pengajaran, terdiri dari orang-orang yang bertanggung
jawab pokoknya ialah mengajar, baik sebagai guru kelas, guru kegiatan
ekstrakurikuler, tutor dan lain-lain.
b. Personil pelayanan admisitrasi, meliputi mereka yang mengarahkan,
memimpin dan mengawasi personil lain dalam oprasi sekolah serta bagian-
bagiannya.
c. Personil pelayanan fasilitas sekolah, meliputi tenaga-tenaga di
perpustakaan, pusat-pusat sumber belajar dan laboratorium bahasa; ahliahli
teknik dan tenaga yang terlibat dalam fungsi mengajar atau fungsi
melayani siswa.
d. Personil pelayanan murid atau siswa, meliputi pada spesialis yang
tanggung jawabnya meliputi bimbingan dan penyuluhan, pemeriksaan
psikologis dan kesehatan, nasehat medis dan pengobatan, testing dan
penelitian, penempatan kerja dan tindak lanjut, serta koordinasi kegiatan
murid.
2. Layanan Bantu
Perubahan dinamika masyarakat yang cepat seperti yang kita alami saat
ini, sekolah merupakan pemegang peranan penting, dengan memberikan
banyak pelayanan yang diharapkan dari sekolah, antara lain adalah:
a. Pelayanan perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat
menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan
mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu

7
pengetahuan. Perpustakaan memberi konstribusi penting bagi terbukanya
informasi tentang ilmu pengetahuan.
b. Pelayanan gedung dan halaman sekolah
Dengan memelihara gedung sekolah secara sistematis dapat
menghasilkan keuntungan yang besar bagi operasi sekolah. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan peningkatan pemeliharaan yang terus menerus untuk
menjamin kondisi gedung sekolah yang paling baik. Sehingga dapat
menciptakan suasan belajar yang nyaman, memajukan kesehatan dan
keamanan, melindungi barang-barang milik sekolah, dan memajukan citra
masyarakat yang sesuai.
c. Pelayanan kesehatan dan keamanan
Tujuan penting pendidikan di sekolah adalah kesehatan fisik dan
mental, maka sekolah memperkenalkan program pendidikan jasmani dan
kesehatan. Maka perhatian sekolah diarahkan pada terciptanya kesehatan
yang lebih baik dan lingkungan fisik yang lebih membantu bagi proses
belajar.

B. Strategi Pemasaran Jasa


1. Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Bittel, strategi adalah suatu rencana yang fundamental untuk
mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan dalam KBBI, diartikan sebagai suatu
rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi
dipandang sebagai sebuah program yang meliputi tujuan yang ingin dicapai,
disertai dengan tindakan atau langkah-langkah khusus untuk mencapai tujuan
tersebut sebagai usaha merespon lingkungannya.
Para ahli mengemukakan pengertian secara berbeda-beda dalam penyajian dan
penekanannya, namun semuanya mempunyai pengertian yang hampir sama antara
satu dengan yang lain. Berikut beberapa definisi mengenai pemasaran yang
dimaksud. Menurut The American Marketing Association menyebutkan:
”Marketing is the planning and executing the conception, pricing, promotion and
distribution of ideas, goods and services to create exchanges that satisfiy
individual and organizational goals”. Definisi di atas mengandung arti bahwa
pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga,
promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Chartered Institute of Marketing, menyebutkan bahwa
pemasaran adalah: “Management process of anticipating, identifying and
satisfying customer requirements profitably”. Tersirat bahwa pemasaran adalah
suatu proses manajemen yang bertanggung jawab untuk mengenali,
mengantisipasi dan memuaskan keinginan atau kebutuhan pembeli demi meraih
laba. Stanton dalam Swastha dan Irawan, mendefinisikan pemasaran adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang

8
dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial.
Adapun menurut Kotler dan Keller mengartikan: “Marketing is a societal
process by which individuals and groups obtain what they need and want through
creating, offering, and freely exchanging products and services of value with
others”. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
bernilai dengan pihak lain.
Dalam kaitannya dengan pemasaran, strategi didefinisikan sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang
dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran.
Dengan demikian, strategi pemasaran merupakan suatu rencana yang
diformulasikan secara sistematis mengenai kegiatan pemasaran untuk dijadikan
sebagai pedoman dalam kaitannya dengan implementasi variabel-variabel
pemasaran seperti identifikasi pasar, segmentasi pasar, pemosisian terhadap pasar
dan elemen bauran pemasaran.

2. Bauran Jasa Pendidikan


Jasa merupakan seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam
pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan
nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.
Kotlermerumuskan jasa adalah segala aktifitas atau manfaat yang dapat
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud, dan
tidak menghasilkan kepemilikan apapun.
Jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Suatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen;
b. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan
suatu produk fisik;
c. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan;
d. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.

3. Diferensiasi Sebagai Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan

Differensiasi adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan


penawaran yang diberikan oleh kompetitor dalam hal biaya yang murah dan
pelayanan yang baik. Strategi differensiasi mengisyaratkan sekolah mempunyai
jasa atau produk yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa membedakan
dirinya dengan pesaing. Sumber-Sumber Diferensiasi:
a. Differensiasi Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu
keinginan kebutuhan termasuk produk adalah objek fisik, jasa, orang, tempat,
9
organisasi, dan gagasan18. Jadi produk menurut penulis adalah barang yang
ditawarkan untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam diferensiasi produk, pelanggan selalu menginginkan produk yang memiliki
karakteristik yang unik dengan kualitas yang berbeda dimana produk tersebut juga
dipengaruhi oleh selara harga pelanggan. Penelitian Giannas juga menyatakan
bahwa merek merupakan suatu cara yang dapat membedakan dimana pelanggan
dapat mengenali dari produk pesaing lainnya. Dalam hali ini diferensiasi produk
adalah suatu produk yang memiliki merek khusus bagi pelanggan dengan
karakteristik atau keunikan yang dimiliki secara khusus dari suatu produk tersebut
dapat membedakan dengan produk lainnya secara fisik.
Disamping itu penelitian Giannas (1999) menambahkan bahwa pelanggan hanya
menggunakan satu jenis diferensiasi produk jika kualitas yang dimiliki sesuai
dengan keinginan pelanggan.Produk fisik merupakan hal yang potensial untuk
dijadikan pembeda. Perusahaan dapat membedakan produknya berdasarkan
keistimewaan, kualitas kinerja kualitas kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah
diperbaiki, gaya dan rancangan.
Cara diferensiasi produk sebagai berikut:
1) Mengembangkan produk baru
 Adaptasi (terhadap ide lain)
 Modifikasi (mengubah warna, gerak suara, bentuk, dan bau)
 Memperbesar (membuat lebih besar/berat/kuat/panjang/tebal)
 Memperkecil (menjadikan lebih kecil/ringan/pendek/tipis/ramping
 Substitusi (dari proses,power, dan ramuan)
 Menata ulang (terhadap pola, layout, komponen, dan rangkaian)
 Membalik( membuat terbalik)
 Mengkombinasi (mencampur, mengombinasi unit, maksud

2) Mengembangkan variasi kualitas.


3) Mengembangkan tambahan serta ukuran model

b. Diferensiasi Layanan
Pada diferensiasi pelayanan, perusahaan memberikan pelayanan yang khas dan
berbeda dari perusahaan lainnya, sehingga perusahaan akan mampu memberikan
kualitas pelayanan yang lebih baik dari pesaingnya dan mampu memenangkan
persaingan. Pembeda pelayanan yang utama adalah kemudahan pemesanan,
pengiriman, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan.
c. Diferensiasi Personnel
Terdapat 6 karakteristik yang menunjukkan personil yang terlatih, yaitu
kemampuan personel, kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap

10
dan komunikasi.
 Competence: keterampilan dan pengetahuan.
 Courtesy: ramah, hormat, dan bijak.
 Credibility: dapat dipercaya
 Reliability: layanan diberikan dengan konsisten dan akurat
 Responsiveness: tanggap terhadap permintaan dan masalah pelanggan
 Communication: saling pengertian dan komunikasi yang jelas dengan
pelanggan

d. Diferensiasi Citra
Dalam diferensiasi citra, pelanggan dapat membentuk citra perusahaan
dimasyarakat,sehingga perusahaan harus memberikan kesan yang baik kepada
pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus merancang identitasnya untuk
membentuk citra perusahaan dimasyarakat dengan pemenuhan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Citra dapat mempengaruhi image dari perusahaan, image
perusahaan secara langsung diperoleh dari persepsi kualitas produk perusahaan
yang digunakan masyarakat. Perusahaan dapat mengekspresikan citra dengan
melalui lambang, media tertulis dan audio visual serta suasana.
e. Diferensiasi Saluran
Dalam melakukan diferensiasi saluran, perusahaan dapat melakukan strategi
berdasarkan pada Distribusi Eksklusif, Distribusi Selektif dan Distribusi
Intensif.Jadi strategi differensiasi pemasaran jasa pendidikan adalah strategi
pemasaran yang membeda-bedakan pasar (Differentiated Marketing). Dengan cara
ini, perusahaan hanya melayani kebutuhan beberapa kelompok konsumen tertentu
dengan jenis produk tertentu pula. Jadi, perusahaan atau produsen menghasilkan
dan memasarkan produk yang berbeda-beda untuk tiap segmen pasar. Dengan kata
lain, perusahaan atau produsen menawarka berbagai variasi produk dan produk
mix yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kelompok konsumen atau
pembeli yang berbeda-beda, dengan program pemasaran yang tersendiri
diharapkan dapat dicapai tingkat penjualan yang tertinggi dalam masing-masing
segmen pasar tesebut. Perusahaan yang menggunakan strategi ini bertujuan untuk
mempertebal kepercayaan kelompok konsumen tertentu terhadap produk yang
dihasilkan dan dipasarkan, sehingga pembelianya akan dilakukan berulang kali.
Dengan demikian, diharapkan penjualan perusahaan akan lebih tinggi dan
kedudukan produk perusahaan akan lebih kuat atau mantap di setiap segmen
pasar. Keuntungan strategi pemasaran ini, penjualan dapat diharapkan akan lebih
tinggi dengan posisi produk yang lebih baik di setiap segmen pasar, dan total
penjualan perusahaan akan dapat ditingkatkan dengan bervariasinya produk yang
ditawarkan. Kelemahan strategi ini adalah terdapat kecenderungan biaya akan
lebih tinggi karena kenaikan biaya produksi untuk modifikasi produk, biaya
administrasi, biaya promosi, dan biaya investasi.

11
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kotler dalam buku Manajemen Jasa Terpadu mendefinisikan jasa
adalah tindakan atau aktifitas yang dapat diberikan kepada pihak lain, pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun,
produksi jasa memungkinan bersangkutan dengan produk fisik atau
sebaliknya.
Jasa meliputi segenap kegiatan ekonomi yang menghasilkan output
(keluaran) berupa produk atau kontruksi (hasil karya) nonfisik, dikonsumsi
pada saat diproduksi dan memberi nilai tambah pada bentuk (form) seperti
kecocokan/kepantasan, kepraktisan, kenyamanan, dan kesehatan.
Kotler mengemukakan bahwa jasa mempunyai empat ciri utama (1)
tidak berwujud (Intangibility), sehingga konsumen tidak menggunakan panca
indra untuk merasakan., (2) tidak terpisahkan (inseparability), dimana jasa
tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yaitu perusahaan jasa, (3) bervariasi
(variability), dimana jasa seringkali berubah-rubah tergantung kapan, dimana,
dan siapa yang memberikannya, (4) mudah musnah (perishability), jasa tidak
dapat dijual pada masa yang akan datang.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, diharapkan dengan adanya
pembuatan makalah ini bisa menjadi acuan atau pembelajaran kita bukan
hanya ilmu dunia saja namun ilmu akhirat/agama juga yang dapat menolong
kita di hari akhir nanti. Dan bisa merubah sikap dan perilaku siswa dari yang
buruk kearah yang lebih baik, dan bisa berbagi pengetahuan kepada orang
lain,bermanfaat untuk orang lain.

12
DAFTAR PUSTAKA
Assuari, Sofyan, Manajemen Pemasaran(Dasar, Konsep dan Strategi), PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010
Bambang, Haria, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis,
Bayumedia, Jakarta, 2003
Basu, Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran I, Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999 cet III
Bungin, M. Burhan, Penelitian kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
public, dan Ilmu Sosial Lainnya, Kencana, Jakarta, 2009
Gregorios, Chandra, Strategi dan Program Pemasaran, Intermedia,
Yogyakarta, 2002 edisi ke-1
Husaini, Usman dan Purnomo, Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,
PT Bumi Aksara, Jakarta, 2008
Jasfar, Farida, Manajemen Jasa (Pendekatan Terpadu), penerbit Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2009
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane, Manajemen Pemasaran, PT Indeks,
2007, edisi 12
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary, alih bahasa Wilhelmus W. Bakuwaton,
Dasar-Dasar Pemasaran, Intermedia, Jakarta, 1995, edisi 6
Kotler, dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, intermedia, Jakarta, 1992
edisi ke lima jilid 2

13
14

Anda mungkin juga menyukai