Disusun Oleh:
Kelas : 6A
Kelompok : 1
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
D. Metode Penulisan..........................................................................................2
E. Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
A. Pemasaran dan Nilai Pelanggan....................................................................4
B. Pengembangan Strategi Pemasaran Pendidikan...........................................6
C. Macam-Macam Strategi Pemasaran..............................................................9
D. Model-Model Strategi Pemasaran.................................................................9
E. Bauran Pemasaran........................................................................................10
F. Implementasi Perencanaan dan Strategi Pemasaran Pendidikan................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bagi lembaga pendidikan manajemen pemasaran sangat dibutuhkan
sejalan dengan adanya persaingan antarsekolah yang semakin atraktif. Tujuan
pemasaran ini tak lain diperuntukkan agar lembaga pendidikan diketahui oleh
khalayak luas dan memiliki citra yang positif. Sehingga apabila lembaga
pendidikan terkenal dan memiliki citra yang baik di mata masyarakat, besar
kemungkinan sekolah dapat lebih mudah mengatasi persaingan (Faizin, 2017:
261-262).
Untuk mengatasi persaingan sekaligus menjalankan proses manajemen
pemasaran diperlukan strategi dan perencanaan yang matang. Dalam hal ini
yaitu sebuah upaya kreatif dan inovatif dari penyelenggara pendidikan untuk
menggali keunikan dan kelebihan sekolahnya masing-masing sehingga
semakin dibutuhkan dan diminati oleh para pengguna jasa pendidikan
khususnya peserta didik. Strategi yang dilakukan dapat melalui pendekatan
yang menyesuaikan dengan keinginan dan kepuasan konsumen. Sehingga
lembaga pendidikan yang ingin sukses menghadapi persaingan, harus
mempraktekkan manajamen pemasaran ini secara terus menerus (Faizin,
2017).
Dalam strategi pemasaran juga terdapat perencanaan pemasaran yang
amat penting dilakukan, misalnya merencanakan konsep, menentukan
segmentasi pasar, bauran pemasaran, media pemasaran, target pasar,
bagaimana implementasi marketing konsepnya dan lain sebagainya (Rinta,
dkk, 2022: 199-200). Berdasarkan latar belakang tersebut menurut penulis
perlu pengkajian yang mendalam mengenai strategi dan perencanaan
pemasaran dalam lembaga pendidikan, yang sekaligus akan dibahas dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep pemasaran dan nilai pelanggan?
2. Bagaimana konsep pengembangan strategi pemasaran pendidikan?
3. Apa saja macam-macam strategi pemasaran?
4. Apa saja model-model strategi pemasaran?
5. Bagaimana konsep bauran pemasaran?
6. Bagaimana implementasi perencanaan dan strategi pemasaran pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui konsep pemasaran dan nilai pelanggan
2. Untuk mengetehui konsep pengembangan strategi pemasaran pendidikan.
3. Untuk mengetahui macam-macam strategi pemasaran.
4. Untuk mengetahui model-model strategi pemasaran.
5. Untuk mengetahui konsep bauran pemasaran.
6. Untuk mengetahui konsep perencanaan pemasaran pendidikan.
D. Metode Penulisan
Proses kerja dalam penulisan makalah ini yaitu dengan menggunakan
metode studi pustaka yang dilakukan dengan berpedoman pada beberapa
literatur terkait dengan topik mengenai pengembangan strategi dan
perencanaan pemasaran pendidikan.
E. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi kajian
pembelajaran dalam Manajemen Pemasaran Pendidikan khususnya
mengenai pengembangan strategi dan perencanaan pemasaran pendidikan.
2. Manfaat Praktis
2
a. Bagi penulis, penulisan makalah ini diharapkan dapat memperluas
pengetahuan penulis, serta menjadi sarana yang bermanfaat dalam
mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang Manajemen
Pemasaran Pendidikan, khususnya mengenai pengembangan strategi
dan perencanaan pemasaran pendidikan.
b. Bagi pembaca, penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang dapat digunakan dalam kajian Manajemen Pemasaran
Pendidikan, khususnya dalam lingkup pengembangan strategi dan
perencanaan pemasaran pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemasaran dan Nilai Pelanggan
Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep,
harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi (Faizin, 2017). Adapun nilai pelanggan akan dijelaskan sebagai
berikut.
1. Proses Penghantaran Nilai Pelanggan
Nilai pelanggan adalah preferensi dan evaluasi pelanggan terhadap
atribut produk, kinerja atribut, dan konsekuensi yang timbul dari
penggunaan yang dapat memfasilitasi (atau menghalangi) pencapaian
tujuan perusahaan dan tujuan pelanggan. Nilai pelanggan adalah selisih
antara total nilai pelanggan dan total biaya pelanggan. Sederhananya, nilai
pelanggan tercipta saat persepsi manfaat yang diterima dari transaksi
melebihi biaya untuk mendapatkannya (kepemilikan). Gagasan yang sama
dapat dinyatakan sebagai rasio (Ngatno, 2017):
Nilai pelanggan = persepsi atas manfaat yang diperoleh
Proses penciptaan dan pengiriman nilai terbagi menjadi tiga fase:
1) Pertama, memilih nilai merupakan pekerjaan produsen yang harus
dilakukan sebelum produk dibuat. Produsen harus menentukan segmen
pasar, memilih sasaran yang tepat, dan mengembangkan positioning
nilai. Rumus "segmentasi, targeting, positioning (STP) adalah inti dari
pemasaran.
2) Tahap kedua adalah menyediakan nilai. Produsen harus menentukan
fitur, harga, dan distribusi produk.
3) tahap ketiga adalah mengkomunikasikan nilai dengan memanfaatkan
tenaga penjualan, internet, iklan, dan alat komunikasi lain untuk
mengumumkan dan mempromosikan produk. Proses pengiriman nilai
4
dimulai sebelum produk ada dan terus melalui pengembangan dan
setelah itu baru peluncuran (Ngatno, 2017).
2. Rantai Nilai
Rantai nilai adalah suatu sistem yang diguankan untuk
mengidentifikasi cara menciptakan nilai pelanggan lebih maksimal. Rantai
nilai mengidentifikasi sembilan kegiatan yang secara strategis relevan lima
kegiatan primer dan empat kegiatan pendukung yang menciptakan nilai
dan biaya dalam bisnis yang spesifik. Kegiatan primer adalah:
a. Logistik ke dalam atau memasukkan bahan dalam bisnis.
b. Operasi akhir atau mengubah bahan menjadi produk akhir.
c. Logistik ke luar atau mengirimkan produk akhir.
d. Memasarkan produk, yang meliputi penjualan.
e. Memberikan layanan produk.
Kegiatan pendukung mencakup:
a. Pengadaan
b. Pengembangan teknologi
c. Manajemen sumber daya manusia
d. Infrastruktur perusahaan ditangani oleh departemen khusus.
Infrastruktur perusahaan mencakup biaya manajemen umum,
perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan hubungan pemerintah
(Yulianti, dkk., 2019).
5
Perencanaan strategis yang berorientasi pada pasar adalah proses
manajerial dalam mengembangkan serta mempertahankan hubungan yang
baik antara tujuan, kemampuan dan sumber daya organisasi serta peluang
dari perubahan pasar. Tujuan dari perencanaan strategis adalah
membentuk bisnis dan produk perusahaan sehingga dapat mencapai
sasaran keuntungan dan pertumbuhan. Perencanaan strategis diperlukan
pada empat tingkatan: korporasi, divisi, unit bisnis, dan produk (Cahyadi).
6
dengan need pasar, maka lembaga pendidikan tersebut tidak dapat
mempertahankan keeksisannya (MY, Savitri, & Oktorita, 2021).
Ada 3 faktor yang mempengaruhi perusahaan mengadakan perubahan
atau penyesuaian strategi pemasarannya, yaitu: (a) daur hidup perusahaan; (b)
posisi persaingan perusahaan di pasar; dan (c) situasi ekonomi. Adapun
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan strategi pemasaran
dalam meningkatkan penjualan serta memperluas marketshare, yaitu: a)
kekuatan dan kelemahan perusahaan, b) sasaran keuangan pemasaran, dan c)
program kegiatan strategi pemasaran.
Strategi pemasaran bukan hanya dibutuhkan dalam pendidikan saja,
tetapi dalam sejarahnya bidang bisnislah yang pertama kali menggunakan
strategi pemasaran. Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari empat tingkat
organisasi: (1) perusahaan (corporate), (2) divisi, (3) business unit, dan (4)
produk (Ngatno, 2017). Semua tingkat organisasi tersebut tentunya
membutuhkan strategi untuk mencapai target yang telah ditentukan, berikut
penjelasan strategi dimasing-masing tingkat organisasi:
a. Perencanaan strategis di Perusahaan (Corporate) dan Divisi
Semua kantor pusat perusahaan melakukan empat aktivitas
perencanaan:
1) Menetapkan misi perusahaan.
2) Mengembangkan unit bisnis strategi.
3) Menetapkan sumber daya untuk setiap SBU (Strategic Business Unit/
Unit Bisnis Strategis).
4) Menilai peluang pertumbuhan.
Strategi pada tingkat divisi atau fungsional sering disebut strategi
langsung atau direct strategy, hal ini disebabkan perusahaan sering
melakukan persaingan pada jenis bisnis tertentu yang sedang dijalankan.
Dua (2) faktor yang menentukan strategi fungsional perlu dilakukan yaitu:
1) Kesamaan target pasar, pada kondisi ini keadaan persaingan yang sama
antara kedua perusahaan dalam hal meraih pelanggan melalui jenis
produk yang ditawarkan.
7
2) Kesamaan sumber, sumber daya yang sama akan menimbulkan
persaingan setiap perusahaan.
8
teknologi dan strategi pembiayaanya. Strategi dalam bisnis diantaranya
meliputi:
a) Strategi generik porter
b) Strategi aliansi
5) Pelaksanaan/implementasi program.
6) Pengendalian dan umpan balik (Ngatno, 2017).
9
D. Model-Model Strategi Pemasaran
Model strategi pemasaran lembaga pendidikan menurut Gronroos
mencakup tiga model, yaitu:
a. Pemasaran Eksternal
Model ini menggambarkan aktivitas normal lembaga pendidikan
dalam mempersiapkan produk, menetapkan harga, melakukan distribusi
informasi dan mempromosikan produk jasa yang bernilai superior kepada
para pelanggan (siswa/wali murid).
b. Pemasaran Internal
Model ini menggambarkan tugas dan fungsi yang diemban oleh
lembaga pendidikan dalam rangka melatih dan memotivasi tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, serta para siswa sebagai aset utama
organisasi agar dapat melayani pelanggan dengan maksimal.
c. Pemasaran Interaktif
Jenis model ini menggambarkan interaksi antara wali murid
dengan tenaga pendidik dan kependidikan serta dengan manajer organisasi
(kepala sekolah/madrasah). Setiap sumber daya manusia yang loyal,
bermotivasi tinggi, dan diberdayakan (empowered) dapat memberikan
Total Quality Service kepada setiap pelanggan dan calon pelanggan. Bila
ini terealisasi, maka pelanggan yang puas akan menjalin hubungan
berkesinambungan dengan personil dan organisasi yang bersangkutan, dan
bahkan bisa menjadi sarana dan media pemasaran organisasi (Anam,
2013).
E. Bauran Pemasaran
Untuk mencapai keberhasilan, sebuah lembaga harus menciptakan
layanan yang memuaskan ‘need and want’ pelanggannya. Guna menciptakan
layanan yang memuaskan ini, maka lembaga menciptakan bauran pemasaran.
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan dari variabel-variabel
pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha
10
untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Menurut Kotler dan
Armstrong (1997:48), marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis
yang dapat dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan promosi yang
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan
dalam target market (Ritonga, dkk, 2018).
Dalam dunia pemasaran jasa pendidikan juga tidak bisa terlepas dari
elemen bauran pemasaran. Adapun bauran pemasaran jasa yang dimaksud
adalah konsep 7P, yaitu:
1. Product (Produk)
Produk pendidikan merupakan segala sesuatu yang ditawarkan,
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam
lingkungan pendidikan, produk jasa yang dapat ditawarkan adalah jasa
layanan akademik seperti kurikulum atau ekstra kurikulum, bisa juga
menambahkan produk layanan yang lebih bervariasi seperti kegiatan
olahraga, kesenian, dan keagamaan, untuk menambah kualitas pendidikan.
2. Price (Harga)
Harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis. Pedoman
dalam menentukan harga diantaranya yaitu:
1) Keadaan atau kualitas barang;
2) Konsumen yang dituju;
3) Suasana pasar, apakah produknya baru diintroduksi ke pasar atau
produk menguasai pasar, produk sudah melekat di hati konsumen atau
banyak saingan.
Strategi harga yang terjangkau untuk semua kalangan dapat
berpengaruh terhadap pemilihan sekolah. Orang tua yang berpenghasilan
menengah ke bawah akan memilih sekolah yang relatif lebih murah,
sedangkan yang menengah ke atas akan memilih sekolah terbaik. Namun,
apabila sekolah berkualitas dengan harga relatif murah tentu akan menjadi
pertimbangan dalam memilih lembaga pendidikan.
3. Place (Lokasi/Tempat)
11
James dan Phillips mengategorikan unsur-unsur saluran distribusi
jasa pendidikan menjadi tiga bagian, sebagai berikut:
1) Penampilan (appearance) jasa pendidikan, yaitu seberapa efektif
penampilan dan lokasi sekolah;
2) Pelanggan dan pengunjung (customers and their visitors) jasa
pendidikan.
3) Hubungan mula-mula dan aksesibilitas (first contact and accessibility)
jasa pendidikan, yang berkaitan dengan cara individu berhubungan
dengan sekolah dan kemudahan menjalin hubungan dengan sekolah,
khususnya kemudahan akses transportasi ke sekolah.
4. Promotion (Promosi)
Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui media komunikasi
massa misalnya; koran, majalah, televisi, papan reklame, dan gambar
tempel. Selain itu dalam sebuah program yang diliput ketika even-even,
mendapatkan prestasi atau penghargaan dari pemerintah dan lain-lain.
Promosi lain seperti melalui keterlibatan alumni-alumni yang senantiasa
mempromosikan kepada masyarakat.
5. Person (Orang/Sumber Daya Manusia)
Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peran dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-
elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen
lain dalam lingkungan jasa.
6. Physical Evidence (Fasilitas/Sarana Fisik)
Sarana fisik merupakan suatu hal yang nyata turut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa. Pada
sebuah lembaga pendidikan yang merupakan sarana fisik adalah gedung
atau bangunan dengan segala sarana dan fasilitas yang ada.
7. Process (Proses)
Dalam hal ini perlu diperhatikan dan ditingkatkan selalu
bagaimana proses yang terjadi dalam penyaluran jasa dari produsen
sampai konsumen. Dalam lembaga pendidikan tentunya menyangkut
12
produk utamanya ialah proses belajar mengajar, dari guru kepada siswa
(Faizin, 2017).
13
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok
pembeli yang dibedakan berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau
tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.
Sedangkan positioning adalah karakteristik dan pembedaan (diferensiasi)
produk yang nyata dan memudahkan konsumen untuk membedakan
produk jasa antara satu lembaga dengan lembaga lainnya (Faizin, 2017).
Secara umum, pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik sebagai
berikut (Kotler & Armstrong, 2006):
a. Segmentasi demografis (demographic segmentation) membagi pasar
menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin,
ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan.
b. Segmentasi geografis (geographic segmentation) membutuhkan
pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara,
wilayah, negara bagian, daerah, kota, kecamatan, desa, dan lingkungan
sekitar lainnya.
c. Segmentasi pendapatan (income segmentation), segmentasi ini
dilakukan untuk membedakan konsumen yang pendapatannya banyak
dan sedikit. Misalnya orang kaya dan orang kurang mampu.
d. Segmentasi psikografis (psychographic segmentation) membagi
pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya
hidup, atau karakteristik kepribadian Tetapi orang-orang dalam
kelompok demografis yang sama bisa memiliki komposisi psikografis
yang sangat berbeda.
e. Segmentasi perilaku (behavioral segmentation) membagi pembeli
menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap. penggunaan, atau
respons terhadap sebuah produk.
3. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk berarti melakukan pembedaan dengan sekolah
lain, misalnya dalam bentuk kemasan yang menarik, seperti logo atau
14
slogan, memberikan fasilitas internet, pemakaian seragam yang menarik,
gedung sekolah yang bersih, serta fasilitas lainnya yang memadai (Faizin,
2017). Menurut Hooley dan Sauders, ada empat cara diferensiasi, yaitu:
diferensiasi harga, diferensiasi promosi, diferensiasi distribusi. Sedangkan
Kotler membedakan diferensiasi menjadi deferensiasi produk, layanan,
karyawan, dan citra (Suprapti, 2010).
4. Komunikasi Pemasaran
Sebagai lembaga ilmiah, sekolah lebih elegan melakukan
komunikasi dalam bentuk/format ilmiah, seperti menyelenggarakan
kompetisi bidang studi, forum ilmiah/seminar dan yang paling efektif
adalah publikasi prestasi oleh media independen seperti berita dalam
media massa. Selain itu, ada suatu publikasi yang sering terlupakan namun
memiliki pengaruh yang kuat adalah promosi “mouth to mouth”. Publikasi
yang dimaksud adalah melalui perantara alumni-alumni lembaga
pendidikan. Alumni yang sukses dapat membagi pengalaman (testimony)
atau bukti keberhasilan lembaga pendidikan kepada calon pengguna jasa
layanan pendidikan (Anam, 2013).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu. Perencanaan pemasaran merupakan proses mendefinisikan tujuan
organisasi, mengembangkan strategi, dan mengordinasikan kegiatan lembaga
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Langkah-langkah perencanaan
pemasaran pendidikan meliputi identifikasi pasar, segmentasi pasar dan
positioning, diferensiasi produk, serta komunikasi pemasaran. Selain strategi
dan perencanaan guna menciptakan layanan yang memuaskan pelanggan,
lembaga perlu menciptakan bauran pemasaran. Bauran pemasaran jasa
pendidikan meliputi konsep 7P, yang terdiri dari product, price, place,
promotion, person, physical evidence, dan process.
B. Saran
Demikian penyusunan makalah ini kami selesaikan. Kami merasa
bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu
tulisan, sistematika penulisan, maupun pemaparan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun guna untuk memperbaiki makalah ini. Semoga isi dari
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
C.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anam, K. (2013). Strategi Pemasaran dan Implementasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 159-170. Diambil
kembali dari
https://ejournal.uinsatu.ac.id/index.php/taalum/article/view/554
Cahyadi, I. (t.thn.). Rangkuman Bab Satu Sampai Delapan Buku Manajemen
Pemasaran Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Diambil kembali dari
www.academia.edu:
https://www.academia.edu/8373134/RANGKUMAN_BAB_SATU_SAM
PAI_DELAPAN_BUKU_MANAJEMEN_PEMASARAN_PHILIP
Faizin, I. (2017). Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan Nilai
Jual Madrasah. Jurnal Madaniyah, 7(2), 261-283. Diambil kembali dari
https://journal.stitpemalang.ac.id/index.php/madaniyah/article/view/15
Ibrahim, Anitah, & Niswah, C. (2022). Perencanaan Pemasaran Jasa Pendidikan.
Jambura Journal of Educational Management, 3(2), 85-93. Diambil
kembali dari
https://ejournal-fip-ung.ac.id/ojs/index.php/JJEM/article/view/1511
Kotler, P., & Armstrong, G. (2006). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
Minarti, S. (2012). Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
MY, M., Savitri, R., & Oktorita, L. (2021). Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan
dalam Meningkatkan Animo Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-19, ,
Vol. 6, No. 1, hlm 35,. JMiE: Journal of Management in Education, 6(1),
33-43. doi:https://doi.org/10.30361/jmie.2021.61.33-44
Ngatno. (2017). Manajemen Pemasaran. Semarang: EP Press Digimedia.
Rinta, A. S., Febriana, D., & Wulandari, R. (2022). Strategi Pengelolaan
Pemasaran Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Multidisipliner
Bharasumba, 1(1), 199-205. Diambil kembali dari http://azramedia-
indonesia.azramediaindonesia.com/index.php/bharasumba/article/view/
201
Ritonga, H. M., Fikri, M., Siregar, N., Agustin, R. R., & Hidayat, R. (2018).
Manajemen Pemasaran: Konsep dan Strategi. Medan: CV Mahaji.
Suprapti, N. S. (2010). Perilaku Konsumen: Pemahaman Dasar dan Aplikasinya
dalam Strategi Pemasaran. Denpasar: Udayana University.
Wibowo. (2006). Manajemen Perubahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yulianti, F., Lamsah, & Periyadi. (2019). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta:
Deepublish.
17