Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PROMOSI PEMASARAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan


Dosen Pengampu: Nova Saha Fasadena, M.Sos.

Kelas PAI IA
Kelompok 5
Oleh :

Syarifatul Maulidiyah NIM XXXXXX


Nur Hasanah NIM XXXXXX

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QODIRI JEMBER
OKTOBER 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sepatutnya penulis persembahkan kehadirat Allah SWT


atas berkat taufik dan hidayahnya, makalah dengan judul, “Promosi Pemasaran
Pendidikan” dapat tersusun dan terselesaikan dengan tepat waktu.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada


junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga
akhir zaman.

Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah


Manajemen Pendidikan, Nova Saha Fasadena, M.Sos. Tidak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang selalu memberi semangat dan motivasi
kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum


sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jember, 23 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Promosi Pemasaran Pendidikan........................................... 3
B. Macam Macam Promosi Pendidikan…………………………………. 4
C. Faktor Faktor yang Menpengaruhi Promotional Mix……………….. 8
D. Penentuan Promosi, Iklan, Diskon, dan Beasiswa……………………. 12
E. Implementasi Promosi Pemasaran pada Lembaga Pendidikan Era 4.0..
16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan. ......................................................................................... 18
B. Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan oleh
lembaga pendididkan, selain ditujukan sebagai perkenalan mengenai visi
misi, sarana prasana dan segala bentuk apapun yang terdapat di lembaga
pendidikan tersebut, promosi juga bertujuan untuk membentuk citra
lembaga serta meningkatkan kualitas pendidikan sehingga menarik
perhatian banyak konsumen.
Namun pada kenyataannya, promosi yang dilakukan pendidikan
saat ini kurang terlaksana dengan baik, lembaga pendididkan banyak yang
hanya menyebarkan brosur brosur tanpa ikut serta langsung untuk
berkomunikasi serta memaparkan apa apa yang sudah tertera di dalam
brosur tersebut.
Akibatnya pihak konsumen atau masyarakat tidak begitu tertarik
terhadap pendidikan seperti di dalam brosur tersebut, banyak masyarakat
yang tidak memepercayai 100% mengenai isi dari pemaparan brosur
pendididkan, problem yang lain adalah pendidikan tersebut akan
mengalami pemasukan peserta didik yang sangat minim.
Untuk itu, pada pemaparan makalah kami kali ini, penulis akan
menjelaskan mengenai promosi pemasaran pendidikan, agar tujuan dari
promosi pendidikan dapat terwujud serta permasalahan yang dihadapi
oleh lembaga pendidikan mengenai promosi dapat terealisasikan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang maka diperoleh rumusan masalah
yaitu:
1. Apa pengertian promosi pendidikan?
2. Apa saja macam macam promosi pendidikan?
3. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi promotional mix?
4. Bagaimana penentuan promosi, iklan, diskon, dan beasiswa?

1
5. Bagaimana implementasi penyusunan promosi pemasaran pada
lembaga pendidikan era 4.0?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diperoleh tujuan
yaitu:
1. Untuk memahami dan menganalisis pengertian promosi pendidikan
2. Untuk memahami dan menganalisis macam macam promosi
pendidikan
3. Untuk memahami dan menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi
promotional mix
4. Untuk memahami dan menganalisis bagaimana cara penentuan
promosi, iklan, diskon, dan beasiswa
5. Untuk pendeskripsikan dan menganalisis implementasi penyusunan
promosi pemasaran pada lembaga pendidikan era 4.0

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Promosi Pendidikan
Promosi merupakan variabel pemasaran pendidikan yang perlu
dilakukan dalam memasarkan produk atau jasa. adanya promosi
pendidikan sangat membantu sebagai penentu keberhasilan suatu program
pemasaran pendidikan.
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Kacung Wahyudi, bahwa
promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan penjualan produk di
lemabaga pendidikan dan berhubungan langsung dengan masyarakat.
Promosi bertujuan untuk memberikan informasi dan keyakinan konsumen
akan manfaat produk yang dihasilkan. Kegiatan promosi dapat dilakukan
dengan cara iklan, melalui media TV, radio, surat kabar, buletin, majalah,
baliho, brosur dan lain lain.1
Sedangkan menurut Donni di dalam bukunya berkata bahwa
promosi berasal dari kata promote, yang dapat dipahami sebagai
mengembangkan atau meningkatkan. Promosi mencangkup semua alat
yang ada didalam bauran pemasaran (marketing mix) yang peran utamanya
adalah lebih mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk. Promosi
merupakan segala macam bentuk komunikasi persuasi yang dirancang
untuk menginformasikan pelanggan tentang produk atau jasa dan
memengaruhi mereka agar membeli barang atau jasa yang dihasilkan oleh
lemabaga pendidikan. 2
Promosi menurut Muhammad Adam yaitu aktifitas untuk
mengkomunikasikan jasa pendidikan tinggi dalam rangka membangun
persepsi, efeksi dan keputusan program studi yang dipilihnya. Aktivitas
yang dilakukan perguruan tinggi dapat mengacu pada praktek promosi
yang dilakukan organisasi bisnis. Misalnya, penggunaan program
1
Kacang Wahyudi, “Manajemen Pemasaran Pendidikan”, Jurnal Kariman Volume 5 No. 01, 2017,
h. 71.
2
Donni Juni Priansa, Komunikasi Pemasaran Terpadu (Bandung: CV Pustaka Setia, 2017), h. 99.

3
pengiklanan melalui media cetak untuk mempromosikan program studi
yang ditawarkan perguruan tinggi, dan penggunaan program public
Relation (PR) melalui media masa dalam rangka menjalin hubungan
masyarakat. 3
Sedangkan menurut Lili Amalia, promosi merupakan upaya
memberi tahu atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik
calon konsumen produsen atau distributor mengharapkan kenaikan angka
penjualan.4
Dari beberapa definisi di atas dapat kami tarik kesimpulan
bahwasanya promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan produk atau
jasa dengan cara mempengaruhinya, yang bertujuan untuk memberi
informasi serta keyakinan kepada konsumen mengenai manfaat yang
sudah tertera pada produk yang ditawarkan. Jika dikaitkan denga
pendidikan, promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan produk
lemabaga pendidikan atau jasa pendidikan dengan cara mempengaruhinya,
yang bertujuan untuk memberi informasi serta keyakinan kepada
konsumen mengenai manfaat yang sudah tertera pada produk pendidikan
yang ditawarkan.
B. Macam Macam Promosi Pendidikan
Ada beberapa macam promosi pendididkan yang mungkin bisa
dilakukan oleh lembaga pendidikan saat melakukan promosi terhadap
konsumen. Di bawah ini adalah beberapa macam promosi pendidikan
menurut Iin Maryasari yaitu:
1. Iklan
Iklan adalah bentuk komunikasi yang berbayar dari sumber
teridentifikasi dan didesain untuk mempengaruhi penerima serta
diarahkan untuk mengambil sebuah tindakan sekarang atau di masa
yang akan datang. Iklan juga bertujuan sama dengan tujuan komunikasi
secara umum. Tujuan iklan adalah untuk memberitahukan informasi
3
Muhammad Adam, Manajemen Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta, 2018), h. 94.
4
Lili Amalia, “Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan di SMP Harapan Baru Bekasi”, (Skripsi, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2017), h. 21.

4
baru, informasi baru bisa efektif dilakukan melalui iklan. Iklan juga
bertujuan untuk mempengaruhi penerima terhadap informasi yang
datang dari sejumlah pengirim pesan. Selain itu, iklan juga bertujuan
untuk mengingatkan kembali penerima agar pesan yang pernah
disampaikan masih mengena dalam ingatan dan bisa memengaruhi
perilaku di masa yang akan datang contoh penanyangan video
mengenai lembaga pendidikan di jalan jalan umpamanya.
2. Sales Promotion
Sales Promotion meliputi insentif yang didesain untuk
mendorong konsumen bisnis dan konsumen akhir untuk membeli merek
khusus segera mungkin. Insentif ini bisa berupa allowance, rebate,
sweepstake, coupons, dan preminum. Insentif ini diupayakan sebagai
tambahan bagi konsumen untuk membeli produk. Sifat sales promotion
adalah jangka pendek karena efek promosi hanya bersifat jangka
pendek contoh penyebaran brosur brosur lembaga pendidikan tersebut.
3. Sampling, Coupon, Premium
Sampling merupakan sebuah cara untuk mempromosikan
produk dengan cara menunjukkan bahwa merek memiliki beneft yang
lebih superior daripada merek lain. Selain itu merek produk
dikomunikasikan memiliki keuntungan yang relative lebih baik
daripada merek lain contoh lembaga pendidikan menunjukkan bahwa
lembaganya mempunyai keunggulan yang lebih unggul dari pada
sekolah lain.
Coupon juga digunakan untuk promosi sebuah produk. Kupon
merupakan alat untuk menghargai konsumen yang membeli produk
dengan memberikan kemudahan, misalnya pengurangan harga. Kupon
bisa didistribusikan melalui surat kabar, majalah, diret mail, kemasan
produk atau online. Kupon dapat dilekatkan pada produk sehingga
konsumen yang membeli produk dapat menukarkan ke tempat
pembayaran agar mendapat keringanan biaya pembayaran contoh

5
memberi potongan biaya pendaftaran bagi siwa yang mendaftar 5
diawal.
Premium juga merupakan bentuk promosi yang ditawarkan
oleh pemasar dalam bentuk hadiah untuk mendorong konsumen
melakukan pembelian, begitu juga mendorong retailer atau tenaga
penjual untuk melakukan promosi. Premium bisa ditawarkan melekat
pada kemasan, sehingga memengaruhi konsumen melakukan
pembelian. Premium bisa diberikan terlepas dari produk yang diberikan
oleh retailer kepada konsumen. Selain premium, metode price off juga
bisa dijadikan pendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Hal
ini meliputi pengurangan harga 10 sampai 25 persen dari harga
sesungguhnya. Strategi ini efektif bila ingin mendapatkan konsumen
agar melakukan pembelian dalam jumlah yang besar dan mendorong
konsumen untuk melakukan pembelian ulang contoh lembaga
pendidikan memberikan seragam gratis pada pendaftar awal.
Bentuk lain dari premim adalah bonus pack, rebat, contest,
sweeptakes, dan tie-in promotion. Bonus pack adalah tambahan atau
ekstra kualitas produk yang disediakan oleh perusahaan kepada
konsumen dengan harga regular. Rebat adalah praktik yang dijalankan
oleh perusahaan dengan menawarkan diskon kas kepada konsumen
yang melakukan pembelian. Contest adalah promosi yang memberikan
kesempatan konsumen membeli produk dan dapat mengikuti permainan
yang disiapkan oleh pemasar. Sweepstakes adalah konsumen diberikan
kesempatan untuk memenangkan hadiah dengan meminta konsumen
untuk mengisi formulir terlebih dahulu dan diadakan pengundian
setelahnya. Tie-in promotion adalah strategi pemasaran dngan
melakukan promosi dua atau tiga merek sekaligus secara bersamaan.
4. Public Relation
Public Relation adalah aktivitas organisasi yang menguatkan
citra lembaga pendidikan pada para pemangku kepentingannya
termasuk konsumen, karyawan, pemegang saham, masyarakat,

6
pemerintah, dan lembaga sosial lainnya. Kegiatan public relation
berkaitan dengan pengelolaan manajemen secara umum. Kegiatan
public relation diharapkan dapat meningkatkan kesadaran merek dan
memebangun citra merek yang positif. Public reletion bisa mendukung
kegiatan peluncuran produk dan memberikan informasi berkaitan
dengan atribut produk contoh lembaga pendidikan melakukan
sosialisasi dengan memunculkan keindahan keindahan yang dimiliki
oleh lembaga pendidikan tersebut.
5. Word of Mounth (WOM)
WOM merupakan suatu bentuk komunikasi informasi antar
kelompok yang bertujuan untuk melakukan evaluasi produk dan jasa.
WOM dianggap sebagai media yang dapat mempengaruhi sikap
konsumen. Rekomendasi ini dianggap sebagai sesuatu yang berharga
dan dapat dipercaya. Selain itu, informasi yang diberikan dianggap
dapat menyakinkan seseorang untuk mempercayainya contoh lembaga
pendidikan mengadakan kerja sama dengan lembaga pendidikan yang
lainnya dalam memprosikan lembaganya, yang bertujuan sebagai
evaluasi mengenai kekurangan dari lembaga masing masing.
6. Signage & Poin of Purchase
Signage merupakan sebuah tanda untuk memberikan informasi
kepada konsumen yang belum memiliki pengalaman dengan organisasi
dan memberikan kesan pertama dengan lembaga pendidikan.
Poin of Purchase adalah media komunikasi yang memengaruhi
konsumen agar memutuskan pembelian produk ketika melihat langsung
produk yang dipromosikan, karena elemen konsumen dan produk
dihadapkan pada waktu yang bersamaan. Materi dari poin of purchase
dapat berupa sign, banner, lights, full-line merchandise, wall poster,
floor advertising, iklan televisi, dan iklan elektronik. Poin of purchase
bisa sukse jika dikoordinasi dengan pihak retail dan disesuaikan dengan
program pemasaran lainnya contoh pemberian papan informasi

7
diberbagai tempat mengenai lembaga pendidikan yang ingi
dipromosikan kepada khalayak.
7. Sponsorship
Sponsorship merupakan bagian komunikasi yang meliputi dua
aktivitas, yaitu pertukaran antara sponsor (perusahaan atau merek
tertentu) dan sponsee (organisasi atau kegiatan yang didanai). Sponsor
akan menerima langsung dampaknya pada merek atau identitas terkait.
Sedangkan sponsee akan menerima imbalan atau uang contoh pihak
lembaga melakukan kerja sama dengan unit sponsor untuk melakukan
promosi lembaga pendidikannya tersebut. 5

Sedangkan macam macam promosi yang ditulis oleh Rita


Nurmalina dengan mengutip pendapatnya Baker yaitu:

1. Advertising yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi


ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat
bayaran.
2. Sales Promotion insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau membeli produk jasa.
3. Public Relation and Publicity yaitu berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau
produk individual yang dihasilkan.
4. Personal Selling yaitu interaksi langsung (tatap muka) antara satu atau
lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
5. Direct Marketing yaitu melakukan komunikasi secara langsung untuk
mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu yang dapat
dilakukan dengan menggunakan surat, telepon dan alat penghubung
nonpersonal lain.6

Dari beberapa macam promosi di atas, dapat kita tarik benang


merahnya bahwa dari beberapa macam promosi tersebut pada dasarnya

5
Iin Maryasari, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Grentea, 2014), h. 301-310.
6
Rita Nurmalina, Pemasaran Konsep dan Aplikasi (Bogor: IPB Press, 2015), h. 86.

8
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memaparkan produk lembaga
pendidikan yang dipromosikan serta menyakinkan para konsumen agar
tertarik dan ikut bergabung ke dalam lembaganya.
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Promotional Mix
Tanggung jawab utama manajer pemasaran dalam upaya
mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk adalah
mengalokasikan sumberdaya ke dalam masing masing variabel bauran
promosi. Di dalam mempromosikan suatu produk tentunya juga terdapat
beberapa hal yang dapat mempengaruhinya. Di bawah ini beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi promotional mix menurut Marius adalah:
1. Dana yang digunakan untuk promosi
Jumlah dana atau uang yang tersedia merupakan faktor yang
mempengaruhi promotional mix. Dalam hal ini berarti lembaga
pendidikan yang memiliki dana lebih besar kegiatan promosinya akan
lebih efektif disbanding dengan lembaga pendidikan yang memiliki
dana terbatas contoh ada suatu lembaga pendidikan yang mempunyai
dana minim dalam melakukan promosi.
2. Sifat pasar
a. Luas pasar secara geografis
Lembaga pendidikan yang memiliki pasar lokal akan
mengadakan kegiatan yang berbeda dengan lembaga pendidikan
yang memilki pasar nasional atau internasional. Lembaga pendidikan
yang memilki pasar lokal mungkin sudah cukup dengan
menggunakan saluran distribusi langsung contoh lembaga
pendidikan yang berada di pinggir jalan raya akan lebih mudah
melakukan promosi daripada lembaga pendidikan yang tidak berada
di pinggir jalan.
b. Jenis pelanggan
Strategi promosi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
juga dipengaruhi oleh jenis sasaran yang hendak dicapai lemabaga
pendidikan, apakah pakai industri pelanggan rumah tangga atau

9
perantara. Promosi yang diarahkan kepada pengecer, tentunya
menampilkan lebih banyak personal selling daripada dalam program
yang diarahkan konsumen contoh lembaga pendidikan akan
mempromosikan kepada siswa tentunya, jadi stategi yang lebih baik
digunakan adalah dengan menggunakan personal selling yaitu bisa
dengan sosialisasi.

c. Konsentrasi pasar
Lembaga pendidikan hanya perlu mempertimbangkan
jumlah keseluruhan calon pembeli, dimana makin sedikit calon
pembeli makin efektif personal selling dibanding dengan periklanan
contoh lembaga pendidikan yang akan melakukan promosi harus
dapat menyesusaikan jumlah calon yang akan dikenai promosi, jika
dirasa sedikit maka lebih baik menggunakan promosi personal
selling.
3. Sifat produk
Sifat produk ini akan mempengaruhi strategi lembaga
pendidikan, apakah produknya berupa barang konsumsi atau barang
industry. Contoh lembaga pendidikan merupakan produk yang berupa
barang konsumsi, artianya lembaga pendidikan itu dipakai secara
langsung bukan untuk dirubah menjadi produk lain lalu dipromosikan
kembali oleh pihak selanjutnya.
4. Tahap dalam daur hidup produk
Siklus kehidupan produk ini antara lain: tahap perkenalan,
pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Yang mana dari masing
masing tahap ini mempunyai karakter yang satu dengan yang lainnya
berbeda, sehingga strategi promosi yang dilakukan untuk masing
masing tahap berbeda.7 Contoh pada tahap pengenalan pendidikan yaitu
apakah lembaga pendidikan tersebut sudah bisa menjalankan tahap

7
Marius P. Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran (Jakarta: PT Raja Gafindo Persada, 1999), h. 375.

10
perkenalan dengan baik atau tidak, tahap perkenalan ini bisa berupa
sosialisai mengenai lembaga pendidikan tersebut, jika pada tahap
perkenalan lembaga pendidikan saja sudah tidak dapat direalisasikan
secara baik, maka kemungkinan besar konsumen yang dituju oleh
lembaga pendidikan tersebut tidak tertarik.

Menurut Hargo Utomo faktor-faktor yang mempengaruhi


promotional mix yaitu:

1. Tipe Produk
Bentuk produk akan banyak menentukan komposisi yang
ditempatkan pada personal selling, pengiklanan, dan promosi
penjualan. Personal selling atau penjualan langsung mempunyai
tendensi untuk dipergunakan sebagai promosi untuk produk yang
mempunyai tipe sebagai berikut:
a. Secara teknik dinilai mempunyai kerumitan tertentu, yang berarti
membutuhkan upaya khusus untuk mengkomunikasikan spesifikasi
produk pada konsumen.
b. Membutuhkan negosiasi dalam penentuan harga dan jaminan purna
jual lainnya.
c. Proses pembelian menganut prosedur tentunya yang membutuhkan
kontak langsung antara penjual dan pembeli.
d. Biasanya bisa menyangkut nilai ekonomis produk yang tinggi.
Sehingga kadangkala membutuhkan demonstasi produk sebelum
keputusan pembelian dilakukan.
Sementara itu pengiklanan adalah merupakan salah satu elemen
bauran promosi yang banyak dipergunakan dalam situasi:
a. Komunikasi pemasaran dapat dengan mudah menggunakan media
massa.
b. Spesifikasi produk dan pembayaran sudah ditetapkan berdasarkan
standar wajar.
c. Frekwensi pembelian produk yang dilakukan konsumen relative
tinggi. Ini berarti konsumen hanya mendasarkan diri pada
pengalaman dalam menentukan keputusan pembelian.

11
d. Pemasar banyak bertumpu pada merek produk untuk mempengaruhi
konsumen.
e. Hanya terdapat sedikit perbedaan yang signifikan antara karakteristik
produk lembaga pendidikan dan produk pesaing.
Contoh, di sini yang akan dipromosikan adalah mengenai
produk pendidikan maka komposisi penempatan yang tepat bagi
penulis adalah dengan cara personal selling.

2. Karakteristik konsumen
Besaran, lingkup geografis, dan tahap dalam proses keputusan
pembelian yang dilakukan konsumen akan banyak akan mempengaruhi
efektifitas komponen bauran promosi. Apabila konsumen berada pada
wilayah geografis yang luas dan penyebaran ke dalam berbagai
wilayah, maka pengiklanan akan menjadi alat efektif untuk menjangkau
konsumen. Sedangkan apabila konsumen tinggal dalam suatu region
yang mengelompok dalam lingkup geografis yang sempit, maka
penggunaan iklan tidak menjadi efektif contoh jika lembaga tersebut
berada pada letak yang konsumennya berada pada wilayah yang sangat
luas maka promosi dengan dengan menggunakan iklan akan lebih
membantu.
3. Tahap dalam siklus produk
Alokasi dana promosi ke dalam masing masing elemen bauran
promosi juga akan ditentukan oleh tahap dalam siklus kehidupan
produk. Pada tahap pendahuluan pengeluaran untuk pengiklanan
cenderung lebih besar dibanding pengeluaran untuk elemen lainnya.8

Dari pemaparan di atas, dapat kami simpulkan bahwa faktor faktor


yang telah disebutkan oleh Marius dan Utomo sebenarnya sama saja,
mereka menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi promosi itu
diantaranya meliputi dana, sifat pasar, sifat produk dan tahapan. Hanya
8
Hargo Utomo, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Gunadarma, 1993), h. 93-95.

12
saja pada pemaparan Utomo faktor dana tidak disebutkan di dalamnya.
Jadi secara spesifik, kami lebih condong pada pendapat yang dikatakan
oleh marius. Menurut kami, dana itu juga berpengaruh besar terhadap
promotional mix.
D. Penentuan Promosi, Iklan, Diskon, dan Beasiswa
Di bawah ini adalah beberapa penentu dari promosi, iklan, diskon
dan beasiswa dalam lembaga pendidikan yaitu:
1. Penentuan promosi
Dalam mempertimbangkan variabel bauran promosi yang akan
dipergunakan dalam perusahaan, kadangkala anggapan yang
dipergunakan adalah bahwa dana promosi telah disediiakan. Dalam
kenyataannya, penentuan anggaran promosi justru dilakukan sebelum
pemilihan bauran promosi. Beberapa teknik yang dapat digunakan
untuk menentukan anggran promosi akan diuraikan pada bagian
berikut.
Idealnya, anggran promosi ditentukan dengan cara menghitung
marginal revenue yang diperoleh dari tambahan setiap kali uang yang
dikeluarkan dalam bauran promosi. Selama marginal revenue yang
diperoleh lebih besar dari marginal cost untuk promosi, maka
penambahan dana promosi masih dapat dibenarkan. Masalah utama
dalam penerapan metode ini adalah pada penentuan marginal revenue
itu sendiri. Perusahaan sangat jarang atau bahkan sulit mengetahui
berapa banyak revenue yang diperoleh dari setiap tambahan dana yang
dikeluakan untuk promosi. Oleh karena keterbatasan pada metode
optimal maka perusahaan menggunakan alternatif lain yaitu: objective-
task method persentase penjualan, competitive parity dan arbitrary.9
Contoh jika pada suatu lembaga pendidikan itu terdapat kenaikan
masukan daripada biaya total maka promosi yang akan dikeluarkan oleh
lembaga pendidikan itu akan lebih tinggi.
2. Penentuan Iklan

9
Hargo Utomo, Manajemen Pemasaran, h. 95.

13
Peran iklan adalah untuk mempengaruhi permintaan suatu
produk. Perusahaan ingin mengeluarkan jumlah yang diperlukan untuk
mencapai sasaran penjualan. Terdapat beberapa metode anggran yang
praktis yang bisa digunakan oleh pengiklan antaran lain:
a. Anggaran presentase penjualan
Dalam penggunaan metode persentase penjualan, suatu
lembaga pendidikan menyusun anggran periklanan merk secara
sederhana sebagai persentase tetap dari volume penjualan masa lalu.
b. Metode tujuan dan tugas
Metode tujuan dan tugas secara umum dianggap sebagai
metode anggran periklanan yang paling masuk akal dan bisa
dipertahankan. Dalam pembuatan metode ini, para pembuat
keputusan periklanan harus jelas menspesifikasikan peran yang
mereka inginkan untuk dimainkan oleh suatu periklanan bagi suatu
merk, kemudian menyusun anggran yang sesuai.
c. Metode penyamaan dengan pesaing
Menyusun anggran iklan dengan mengikuti hal hal yang
dilakukan oleh para pesaing. Suatu lembaga pendidikan bisa belajar
bahwa kompetitor utamanya mengalokasikan 10 persen dari
penjualan terhadap periklanan, kemudian memutuskan tahun depan
untuk membelanjakan presentase yang sama untuk mengiklankan
mereknya sendiri. Berbekal informasi pengeluaran iklan pesaing,
lembaga pendidikan tidak hanya menyamai, tetapi juga memutuskan
untuk melampaui pengeluaran iklan pesaingnya.
d. Metode sesuai dengan kemampuan
Dana iklan diperoleh dari dana yang tersisa setelah anggran
untuk hal hal lainnya.10 Contoh lembaga pendidikan akan melakukan
promosi jika dana dari anggaran yang telah direncanakan dari awal
mengalami kelebihan, jadi sisa dari dana tersebut dijadikan sebagai
promosi.

10
Donni Juni Priansa, Komunikasi Pemasaran Terpadu, h. 186.

14
3. Penentuan Diskon
Penentuan diskon yang dilakukan oleh suatu lembaga
pendidikan tentunya melihat dari beberapa faktor tertentu, sedangkan
pada makalah kami kali ini penentuan diskon dapat dilihat dari fuzzy
control, fuzzy control adalah menyusun ulang sekema dengan
menerapkan control fuzzy untuk menentukan besarnya arus pembelian
ulang untuk setiap unit atas dasar minggu per minggu dan berakhir
dengan seminggu nominal yang dipilih oleh pembeli. Dari hasil
penghitungan fuzzy maka bisa ditarik kesimpulan bahwasanya
penentuan diskon itu meliputi:
a. Jika stok barang sedikit dan tingkat penjualan sedikit maka diskon
yang akan diberikan sedikit saja.
b. Jika jumlah stok barang sedikit dan tingkat penjualan menegah,
maka tidak ada diskon.
c. Jika jumlah stok barang sedikit dan tingkat penjualan banyak maka
tidak ada diskon.
d. Jika jumlah stok barang sedang dan tingkat penjualan sedikit maka
diskon yang diberikan dalam jumlah sedang saja.
e. Jika jumlah stok barang sedang dan tingkat penjualan banyak maka
tidak ada diskon.
f. Jika jumlah stok barang sedang dan tingkat penjualan banyak maka
tidak ada diskon.
g. Jika jumlah stok barang banyak dan tingkat penjualan sedikit maka
diskon yang diberikan dalam jumlah banyak.
h. Jika jumlah stok barang banyak dan tingkat penjualan menegah
maka diskon diberikan dalam jumlah sedang saja.
i. Jika jumlah stok barang banyak dan tingkat penjualan banyak maka
diskon diberikan dalam jumlah sedikit. Contoh jika di dalam suatu
lembaga pendidikan siwa yang mendaftar dirasa sudah begitu
banyak dan melebihi kapasitas, maka kemungkinan promosi yang
akan dilakukan sedikit.

15
Perlu diketahui pula bahwasnya kontrol ini dapat dirubah
rubah secara flessibel disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan.11
4. Penentuan Beasiswa
Beasiswa merupakan pemberian bantuan keungan yang
diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi
keberlangsungan pendidikan yang ditempuh.
Kemuadian penentu dari beasiswa itu sendiri ialah didasarkan
criteria yang telah ditentukan. Bobot yang diberikan pada setiap criteria
mempengaruhi hasil akhir penentuan beasiswa. Perubahan nilai bobot
pada suatu criteria mempengaruhi hasil akhir perhitungan. 12 Contoh jika
terdapat siswa di dalam suatu lembaga pendidikan yang mempunyai
nilai atau prestasi di atas rata rata maka siswa itu berhak mendapatkan
beasiswa.
Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya
dalam penentuan promosi, iklan, diskon dan beasiswa itu tentunya
memerlukan pertimbangan serta faktor faktor yang bisa mempengaruhi
besar atau kecilnya penentuan tersebut.
E. Implementasi Promosi Pemasaran pada Lembaga Pendidikan era 4.0
Berbicara mengenai era 4.0 tentunya sudah tidak asing lagi jika
dikaitkan dengan pesatnya teknologi saat ini, teknologi yang berpesat saat
ini juga membantu mempermudah pendidikan dalam mempromosikan
lembaganya.
Penulis mengambil contoh pengimplementasian lembaga
pendidikan di NURIS 02 Mangli Jember pada era 4.0 ini, jika dulu cara
memperkenalkan lembaganya hanya menggunakan beberapa brosur yang
dipajang di sepanjang jalan, saat ini di pesantren NURIS 02 Mangli
Jember sudah dapat mempromosikan lembaganya dengan menggunakan

11
Elta Sonalitha dan Bambang Nurdewanto, “Sistem Penentuan Diskon pada Swalayan Berbasis
Jumlah Penjualan dan Stok Barang Menggunakan Metode Fuzzy Control”, Jurnal MATICS,
Volume 9 No. 1, 2008, h. 58.
12
Apriansyah Putra dan Dinna Yunika Hardiyanti, Penentuan Penerima Beasiswa dengan
Menggunakan Fuzzy Multiple Artibute Decission Making, Jurnal JSI: Jurnal Sistem Informasi,
Vol. 3 No. 1, 2011, h. 293.

16
beberapa media sosial seperti youtube, instagram, twitter, facebook dan
media sosial lainnya, hal itu selain mempermudah pengenalan mengenai
lembaga pendidikan, penggunaan media tersebut juga bisa memberikan
ketertarikan tersendiri kepada konsumen.
Melewati media sosial tersebut juga lembaga pendidikan di NURIS
02 Mangli Jember bisa memunculkan beberapa video atau foto yang
berkaitan dengan lembaganya yang bertujuan agar konsumen bisa
menjadikan semua itu sebagai wacana atau gambaran mengenai
perkembangan yang sudah dilalui di pesantren NURIS 02 Mangli Jember.
Sedangkan jika berbicara mengenai macam macam promosi
pendidikan, maka pada lembaga pondok pesantren NURIS 02 ini
menggunakan metode promosi sales promotion yaitu dengan cara
menyebarkan brosur diberbagai penjuru, serta menggunakan metode
signage yang dilakukan dengan cara pemberian papan informasi mengenai
lembaga NURIS 02 yang sudah dipajang di sepanjang jalan.
Dari contoh tersebut dapat kita tarik benang merahnya bahwa
pengimplementasian promosi di era 4.0 ini sangatlah mempermudah
lembaga pendidikan yang memang benar benar memanfaatkannya dengan
semaksimal mungkin. Adanya teknologi di era 4.0 ini juga sangat
membantu bagi lembaga pendidikan dalam memperkenalkan kepada
masyarakat mengenai apa apa yang ada di lembaganya, bisa dengan
adanya konten youtube, facebook dan lainnya, yang mana semua itu tidak
terlepas hanya untuk menarik masyarakat agar bisa bergabung di
dalamnya.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulannya adalah
sebagai berikut:
1. Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan produk lemabaga
pendidikan atau jasa pendidikan dengan cara mempengaruhinya, yang
bertujuan untuk memberi informasi serta keyakinan kepada konsumen
mengenai manfaat yang sudah tertera pada produk pendidikan yang
ditawarkan.
2. Ada beberapa macam promosi pendidikan yaitu Advertising, Sales
Promotion, Public Relation and Publicity, Personal Selling, Direct
Marketing, Sponsorship, Sampling, Coupon, Premium, Word of Mounth
(WOM) dan Signage & Poin of Purchase.
3. faktor yang mempengaruhi promosi itu diantaranya meliputi dana, sifat
pasar, sifat produk, tipe produk, karakteristik konsumen dan tahapan dalam
siklus produk.
4. penentuan promosi, iklan, diskon dan beasiswa itu tentunya memerlukan
pertimbangan serta faktor faktor yang bisa mempengaruhi besar atau
kecilnya penentuan tersebut.
5. Pengimplementasian promosi di era 4.0 ini sangatlah mempermudah
lembaga pendidikan yang memang benar benar memanfaatkannya dengan
semaksimal mungkin. Adanya teknologi di era 4.0 ini juga sangat
membantu bagi lembaga pendidikan dalam memperkenalkan kepada
masyarakat mengenai apa apa yang ada di lembaganya, bisa dengan
adanya konten youtube, facebook dan lainnya, yang mana semua itu tidak
terlepas hanya untuk menarik masyarakat agar bisa bergabung di dalamnya
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, harapan penulis disini adalah
semoga para lembaga pendidikan yang masih belum memaksimalkan bauran
promosi serta masih belum memanfatkan secara baik adanya kekuatan

18
teknologi di era 4.0 ini supaya lebih diperbaiki lagi serta lebih memaksimalkan
lagi, dan semoga makalah ini dapat membantu para pembaca yang mungkin
masih kebingungan mengenai Promosi Pemasaran Pendidikan. Penulis juga
mohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangan. Penulis banyak
mengharapkan saran, agar dapat menjadi motivasi bagi penulis agar lebih baik
buat kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Angipora, Marius P. 1999. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Gafindo


Persada

Adam, Muhammad. 2018. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Amalia, Lili. 2017. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan di SMP Harapan Baru
Bekasi. Skripsi Tidak diterbitkan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Maryasari, Iin. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Grentea

Nurmaliana, Rita. 2015. Pemasaran Konsep dan Aplikasi. Bogor: IPB Press

Putra, Apriansyah dan Hardiyanti, Dinna Yunika. 2011. “Penentuan Penerima


Beasiswa dengan Menggunakan Fuzzy Multiple Artibute Decission
Making”. Jurnal MATICS Vol. 3 No. 1

Priansa, Donni Juni. 2017. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Bandung: CV


Pustaka Setia

Sonalita, Elta dan Nurdewanto, Bambang. 2008. “Sistem Penentuan Diskon pada
Swalayan Berbasis Jumlah Penjualan dan Stok Barang Menggunakan
Metode Fuzzy Control”. Jurnal JSI: Jurnal Sistem Informatika Volume 9
No. 1

Utomo, Hargo. 1993. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gunadarma

Wahyudi, Kacang. 2017. “Manajemen Pemasaran Pendidikan”. Jurnal Kariman


Vol. 05, No. 1

20

Anda mungkin juga menyukai