Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERILAKU PELANGGAN PENDIDIKAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Jaja Jahari, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 4

Acep Anis Dzikri 1202010002


Ahmad Misbahuddin 1202010006
Diki Nurfalah 1202010037

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
KOTA BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur ke-hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Pendidikan, dengan judul “Perilaku
Pelanggan Pendidikan”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
Baginda Rasulullah SAW.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen Prof. Dr. H. Jaja
Jahari, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pemasaran
Pendidikan yang membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang sudah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Kami akui dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalaha. Oleh karena itu, kami harapkan kepada bapak dosen, teman-teman dan para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran kepada kami agar dapat memperbaiki
kekurangan dan kesalahan dalam Menyusun makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat maupun
inspirasi bagi pembaca. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Bandung, 7 Maret 2023
Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................................3

A. Pengertian Perilaku Pelanggan Pendidikan..................................................................3

B. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan Pendidikan.....................................4

C. Model Perilaku Pelanggan Pendidikan........................................................................6

D. Karakteristik Pelanggan Pendidikan............................................................................9

BAB III.................................................................................................................................12

PENUTUPAN.......................................................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi telah menyebabkan
berbagai perubahan dalam segala aspek dan sistem kehidupan manusia. Dunia pendidikan
juga mengalami pengaruh globalisasi sehingga mengalami perubahan besar. Tuntutan
perubahan lingkungan pendidikan terkadang relatif lebih cepat dibandingkan dengan
kemampuan lembaga pendidikan dalam merespon perubahan tersebut.

Manajemen pemasaran pendidikan memiliki peran penting dan strategis dalam


kaitannya dengan kelangsungan suatu lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan
Islam, manajemen pemasaran pendidikan harus didasarkan pada kebutuhan dan keinginan
konsumen (masyarakat), mengevaluasi sekaligus mendefinisikan kebutuhan dan keinginan
serta pendidikan manajemen pemasaran. dari keinginan masyarakat. Jika lembaga
pendidikan memiliki pemasaran pendidikan yang baik dan fasilitas yang memadai, maka
mutu lembaga pendidikan akan meningkat. Namun jika suatu lembaga pendidikan lemah
dalam memasarkan pendidikannya, maka dapat dipastikan permintaan terhadapnya akan
berkurang, terutama dari segi kualitas dan prestasi.

Pelatihannya profesional dan modern atau berkualitas tinggi, sehingga digunakan


langkah atau teori atau konsep manajemen yang berbeda. Salah satu caranya adalah dengan
memperkenalkan konsep keuangan melalui manajemen bisnis atau pemasaran. Konsep
bisnis yang diterapkan dalam pendidikan tidak hanya bersifat menguntungkan dan
komersial, tetapi lebih menekankan pada efisiensi dan kreatifitas dalam meningkatkan
produktivitas dan menjaga kualitas atau kualitas pendidikan.

Pemasaran pendidikan yang merupakan sebuah proses dilakukan oleh lembaga


pendidikan untuk mempromosikan program pendidikan dan menarik minat calon siswa atau
orang tua untuk memilih lembaga pendidikan tersebut sebagai tempat untuk belajar.
Pemasaran pendidikan bertujuan untuk meningkatkan jumlah siswa yang mendaftar dan
membantu lembaga pendidikan mencapai tujuan keuangan dan bisnis mereka.

1
Selain itu, daya tarik dan daya saing lembaga pendidikan harus tinggi, sehingga
dapat memenuhi kepuasan masyarakat sebagai pelanggan layanan pendidikan. Jika pada
kenyataannya lembaga pendidikan tidak mampu memberikan layanan pendidikan sesuai
dengan harapan masyarakat, maka lembaga pendidikan akan memiliki citra yang buruk,
diperlukan manajemen pemasaran tenaga pendidik untuk memenuhi harapan masyarakat.
Pemasaran layanan pendidikan merupakan pendekatan strategis yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka rumusan masalah nya
sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku pelanggan Pendidikan?


2. Apa saja factor yang mempengaruhi perilaku pelanggan Pendidikan?
3. Bagaimana model perilaku pelanggan Pendidikan?
4. Bagaimana karakteristik pelanggan pendidikan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan diaras, Adapun tujuannya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perilaku pelanggan Pendidikan.


2. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi perilaku pelanggan Pendidikan.
3. Untuk mengetahui bagaimana model perilaku pelanggan Pendidikan.
4. Untuk mengetahui karakteristik pelanggan pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Pelanggan Pendidikan
Perilaku merujuk pada tindakan, reaksi, atau respons individu dalam berbagai
situasi dan lingkungan. Perilaku dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor
psikologis, sosial, budaya, dan lingkungan. Perilaku konsumen seperti didefinisikan oleh
Schiffman & Kanuk (2000), adalah “proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi,dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun
ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya”. Adapun menurut pendapat pakar
lainnya seperti Engel, Blackwell dan Miniard (1993), Perilaku Konsumen sebagai tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan itu.

Dalam konteks bisnis, perilaku pelanggan merujuk pada tindakan dan keputusan
yang diambil oleh konsumen dalam mencari, membeli, dan menggunakan produk atau
layanan. Pemahaman tentang perilaku pelanggan sangat penting bagi perusahaan dalam
mengembangkan strategi pemasaran yang efektif dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Perusahaan harus memahami preferensi dan motivasi pelanggan, serta bagaimana perilaku
pelanggan dapat berubah seiring waktu dan perubahan lingkungan.

Kita sering mendengar dan menggunakan istilah pelanggan dalam bisnis atau
perdagangan. Istilah ini mengacu pada orang atau pihak yang selalu mengunjungi atau
berbelanja dengan kita seolah-olah sudah menjadi pelanggan dan yang berbisnis dengan
cara membeli atau menggunakan produk bisnis, baik berupa barang atau jasa yang dijual
atau dipasarkan atau sekadar melihat-lihat tempat usaha dan bertukar pikiran tentang
perusahaan.

Secara bahasa kata pelanggan berasal dari kata; “langgan -berlanggan yang
berarti berjual beli secara tetap”, dan pelanggan berarti; “orang yang membeli barang
secara tetap”. Menurut Vincent bahwa yang dimaksud pelanggan adalah: “Semua orang
yang menuntut kita (atau perusahaan kita) untuk memenuhi standart kualitas tertentu,

3
dan karena itu akan memberikan pengaruh performansi (performance) kita (atau
perusahan kita).

Berdasarkan pengertian di atas, jelaslah bahwa pelanggan adalah orang yang secara
teratur menggunakan produk atau layanan kita dan membantu mengarahkan dan
mewajibkan perusahaan atau fasilitas beroperasi menurut standar mutu tertentu sesuai
dengan sebagian keinginan mereka. Tuntutan dan keinginan mereka juga mempengaruhi
penampilan atau kebijakan lembaga, dalam hal ini lembaga secara otomatis tergantung pada
keinginan dan kebutuhan nasabah, sehingga hampir semua keinginan nasabah merupakan
bagian utama yang harus dipenuhi.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan Pendidikan


Pelanggan yang berbeda-beda dalam kehidupan bermasyarakat ini menjadikan
beraneka ragam yang harus dihadapi oleh seorang manajer dalam merespon berbagai
perilaku pelanggan Pendidikan, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku dari
seseorang individu atau kelompok. Beberapa faktor yang umumnya terjadi dalam suatu
ruang lingkup masyarakat ini dianggap mempengaruhi perilaku yang dimiliki oleh seorang
pelanggan diantaranya :

1. Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup preferensi pribadi, nilai-nilai, keyakinan, persepsi,
dan pengalaman masa lalu yang telah melekat dalam kehidupan bahkan menjadi
sebuah keyakinan ataupun kebiasaan. Misalnya, seorang siswa yang suka
dengan bidang teknologi cenderung memilih jurusan teknik informatika.
2. Faktor sosial
Faktor sosial meliputi pengaruh dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan
sosial di sekitar siswa dan cenderung menjadi factor kuat dalam mengambil
sebuah keputusan ataupun cara pandang dalam menilai suatu lembaga.
Misalnya, seorang siswa yang berasal dari keluarga yang mementingkan
pendidikan cenderung lebih memilih lembaga pendidikan yang berkualitas.

4
3. Faktor budaya
Budaya adalah penentu yang mendasari dari keinginan dan perilaku seseorang.
Budaya adalah sekelompok nilai-nilai social yang diterima masyarakat secara
menyeluruh dan tersebar kepada aanggota-anggotanya melalui bahasa dan
simbol-simbol yang berbeda, dalam setiap budaya terdiri dari sub-sub yang
lebih kecil yang menyediakan identifikasi dan sosisalisasi yang lebih spesifik
bagi anggota-anggotanya. Sub budaya meliputi kebangsaan, agama, ras, dan
daerah geografis. Faktor budaya mencakup nilai-nilai dan norma-norma yang
ada dalam masyarakat di mana siswa atau lembaga pendidikan berada.
Misalnya, di beberapa masyarakat, pendidikan dianggap sangat penting dan
dianggap sebagai jalan untuk meningkatkan status sosial.
4. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi meliputi kondisi ekonomi keluarga dan biaya pendidikan
termasuk tingkat pendapatan, kekayaan, harga barang dan jasa, dan kondisi
ekonomi secara umum yang dimililiki. Misalnya, keluarga yang memiliki
kondisi ekonomi yang sulit cenderung memilih lembaga pendidikan yang lebih
terjangkau atau mencari bantuan keuangan.
5. Faktor teknologi
Faktor teknologi dapat mempengaruhi perilaku pelanggan dalam pendidikan.
Termasuk perangkat dan teknologi yang digunakan dalam berbagai aktivitas,
seperti internet, media sosial, dan perangkat mobile. Misalnya, perkembangan
teknologi telah membuat pendidikan online semakin populer dan dapat menjadi
pilihan bagi siswa yang ingin belajar secara fleksibel.
6. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi perilaku pelanggan dalam pendidikan
termasuk kondisi fisik dan sosial dari lingkungan tempat tinggal, tempat kerja,
atau tempat lain di mana perilaku terjadi. Misalnya, lembaga pendidikan yang
terletak di lingkungan yang tidak aman atau kurang nyaman cenderung lebih
sulit menarik minat calon siswa.
7. Faktor persaingan

5
Faktor persaingan dapat mempengaruhi perilaku pelanggan dalam memilih
lembaga Pendidikan dan hal tersebut menjadi faktor manajemen pemasaran
yang harus bisa memiliki suatu daya jual tinggi dalam pasar. Misalnya, jika
terdapat banyak lembaga pendidikan yang menawarkan program yang serupa,
calon siswa cenderung memilih lembaga pendidikan yang memiliki reputasi
yang baik atau menawarkan nilai tambah yang lebih.

Dalam memahami perilaku pelanggan pendidikan, perlu memperhatikan faktor-


faktor ini dan mengidentifikasi preferensi dan kebutuhan pelanggan untuk dapat
memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan harapan pelanggan.

C. Model Perilaku Pelanggan Pendidikan


Pendidikan adalah merupakan suatu usaha jasa atau pelayanan (service), karena
itu produk yang dihasilkannya adalah dalam bentuk jasa dan bukan berupa barang.
Sebagai produk jasa, maka indikator kinerja kualitas ataupun mutu pendidikan sangat
ditentukan oleh seberapa jauh tingkat kepuasan pelanggan pendidikan tersebut.

Dalam dunia bisnis,dikenal adanyatiga macam pelanggan yaitu:

a. Pelanggan internal (internal customer)adalah; orang yang berada dalam


perusahaan dan memiliki pengaruh dan performansi (performance)
pekerjaan atau perusahaan kita. Bagian-bagian pembelian, produksi,
penjualan, pembayaran gaji, rekruetmen dan karyawan, merupakan contoh
dari pelanggan internal.
b. Pelanggan antara (intermediate customer) adalah; mereka yang bertindak
atau berperan sebagai perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk itu.
Distributor yang mendistribusikan produk-produk, agen-agen perjalanan
yang memesan kamar hotel untuk pemakai akhir, merupakan contoh dari
pelanggan antara.
c. Pelanggan eksternal (external customer)adalah; pembeli atau pemakai
akhir produk itu, yang sering disebut sebagai pelanggan nyata (real

6
customer). Pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk
menggunakan produk yang dihasilkan itu. Kadang-kadang pelanggan
berbeda antara mereka yang membayar dan mereka yang memakai”.

Dengan mengetahui pelanggan pendidikantersebut di atas, maka dalam mengelola


pendidikan pada umumnya dan secara khusus pendidikan Islam, haruslah memperhatikan
pelanggan pendidikan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal.Pelanggan-
pelanggan inilah yang menentukan kualitas atau mutu suatu Pendidikan.

Adapun setelah membahas macam pelanggan, selanjutnya ada model perilaku


pelanggan pendidikan atau model pengambilan keputusan konsumen pendidikan adalah
kerangka konseptual yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana calon siswa atau siswa
memilih dan menggunakan layanan pendidikan. Ada beberapa model perilaku pelanggan
pendidikan yang telah dikembangkan, di antaranya:

1. Model Hierarchy of Effects


Model Hierarchy of Effects adalah salah satu model perilaku pelanggan
pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana calon siswa atau
siswa membuat keputusan untuk memilih layanan pendidikan. Model ini
mengidentifikasi serangkaian tahap yang dilalui oleh pelanggan dalam memilih
layanan pendidikan, mulai dari tahap pengetahuan hingga tindakan. Model ini
menunjukkan bahwa keputusan memilih layanan pendidikan dipengaruhi oleh
serangkaian tahap, mulai dari pengetahuan, perasaan, keinginan, sampai
tindakan.
2. Model Theory of Reasoned Action
Model Theory of Reasoned Action adalah salah satu model perilaku pelanggan
pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana calon siswa atau
siswa membuat keputusan untuk memilih layanan pendidikan. Model ini
didasarkan pada keyakinan dan sikap individu terhadap suatu layanan
pendidikan dan persepsi mereka tentang norma-norma sosial dan tekanan dari
lingkungan.

7
Berikut adalah dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku pelanggan dalam
Model Theory of Reasoned Action: 1). Keyakinan (Beliefs): Keyakinan individu
tentang kelebihan dan kekurangan suatu layanan pendidikan akan
mempengaruhi sikap mereka terhadap layanan tersebut. 2). Sikap (Attitude):
Sikap individu terhadap suatu layanan pendidikan dapat dipengaruhi oleh
keyakinan mereka. Sikap tersebut mencakup evaluasi positif atau negatif
terhadap suatu layanan pendidikan dan kemungkinan untuk menggunakan
layanan tersebut.
Model ini dapat membantu lembaga pendidikan dalam memahami dan
memprediksi perilaku pelanggan. Dengan memahami keyakinan dan sikap
pelanggan, lembaga pendidikan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang
sesuai dan membangun hubungan yang baik dengan pelanggan.
3. Model Theory of Planned Behavior
Model ini mirip dengan Model Theory of Reasoned Action, tetapi juga
memasukkan faktor kontrol perilaku individu atas keputusan mereka. Theory of
Planned Behavior (TPB) adalah sebuah teori psikologi sosial yang digunakan
untuk memprediksi perilaku seseorang. Model ini menyatakan bahwa perilaku
seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol
perilaku. Sikap merujuk pada evaluasi seseorang terhadap perilaku tersebut. Jika
seseorang memiliki sikap positif terhadap suatu perilaku, maka mereka lebih
cenderung untuk melakukan perilaku tersebut. Sebaliknya, jika seseorang
memiliki sikap negatif terhadap suatu perilaku, maka mereka kurang cenderung
untuk melakukan perilaku tersebut.
4. Model Customer Decision Journey
Model ini menunjukkan bahwa keputusan memilih layanan pendidikan
dipengaruhi oleh serangkaian tahap, mulai dari kesadaran, pemertimbangan,
pengambilan keputusan, dan tindakan. Model Customer Decision Journey (CDJ)
atau perjalanan pengambilan keputusan pelanggan merupakan suatu model yang
menjelaskan tahapan-tahapan yang dilalui oleh pelanggan sebelum memutuskan
untuk membeli suatu produk atau layanan. Model ini terdiri dari lima tahapan

8
yaitu: 1). Kesadaran, 2). Pertimbangan, 3). Prefensi, 4). Pembelian, 5).
Loyalitas. Model CDJ membantu Lembaga pendidikan dalam memahami
perjalanan pengambilan keputusan pelanggan dan menentukan strategi
pemasaran yang tepat pada setiap tahap.
5. Model Customer Experience
Model ini menekankan pada pentingnya pengalaman pelanggan dalam
mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih layanan pendidikan. Model
Customer Experience membantu perusahaan dalam memahami pengalaman
pelanggan dan menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan pengalaman
pelanggan pada setiap tahap. Misalnya, pada tahap pertimbangan, perusahaan
dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menyediakan informasi
produk yang lebih lengkap dan mudah dipahami, serta menyediakan ulasan dari
pelanggan sebelumnya.

D. Karakteristik Pelanggan Pendidikan


Institusi pendidikan seringkali terjerumus pada praktik pemasaran pendidikan yang
mengutamakan mutu pendidikan melalui kelulusan, iklan sekolah dan promosi. Pada saat
yang sama, sedikit perhatian diberikan untuk mengetahui karakteristik pelanggan. Klien-
klien pendidikan inilah yang menentukan mutu atau mutu suatu lembaga atau sekolah. Oleh
karena itu, perlu diketahui secara pasti apa saja karakteristik dari setiap jenis dan tingkatan
pelanggan. Ada beberapakarakteristik pelanggan diantaranya :

a. Selalu membandingkan, karena kenyataan dihadapkan pada pilihan


Para pelanggan dalam memilih atau menilai suatu sekolah selalu
membandingkan dengan sekolah atau lembaga lainnya. Apabila di suatu
tempat terdapat beberapa lembaga pesaing, maka kemudian akan kita
temukan karakter pelanggan untuk membandingkan lembaga-lembaga tersebut.
b. Lebih selektif dalam mengkonsumsi produk/jasa
Pelanggan dalam memilih sekolah maupunmemanfaatkan hasil pendidikan
sepertilulusansebuah sekolahselalu bersifat selektif. Tidak serta merta atau

9
dengan mudah memilih suatu sekolah atau memanfaatkan lulusan sekolah
tersebut sebelum melalui beberapa seleksi ataupun penilaian-penilaian
tertentu. Pelanggan selalu memilah dan memilih mana sekolah yang sesuai
dengan keinginan mereka dan mana yang tidak.
c. Posisi tawarnya (bargaining position) tinggi
Pelanggan memiliki posisi tawar yang tinggi, karena mereka memberikan
kontribusi yang besar terhadap sekolah.Sekolah harus memberikan
perhatian yang lebih terhadap mereka agar mereka tidak beralih pada lembaga
lain.
d. Personal focus (keinginan diri selalu ingin dipenuhi)
Pelanggan adalah raja, karena itu keinginan mereka hendaklah menjadi
fokus perhatian utama.Hak-hak mereka harus lebih diperhatikan, walaupun
terkadang mereka lebih banyak menuntut hak daripada kewajiban. Segala
pelayanan dalam penyelenggaraan pendidikan haruslah terpusat pada apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan memperhatikan serta
memenuhi segala keinginannya, akan tercapai tingkat kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan adalah menjadi tujuan utama dari pelaksanaan pelayanan
suatu Pendidikan
e. Kritis terhadap mutu
Pelanggan adalah pihakyang memanfaatkan produk atau output dari suatu
lembaga pendidikan maka, mereka selalu bersikap kritis terhadap mutu
pendidikan tersebut. Mereka selalu memberikan berbagai saran dan
kritikdalam rangka peningkatan mutu. Mereka tidak mengingingkan
lembaga langganan mereka memiliki mutu yang rendah, melainkan harus
memiliki mutu yang tinggi.
f. Menuntut harga kompetitif
Untuk menghasilkan sebuah pendidikan yang bermutu, harus membutuhkan
biayayang tinggi. Setiap sekolah yang ingin berkualitas, pasti menetapkan
biaya atau harga yang tinggi pula. Akan tetapi ada juga sekolah yang
berkualitas namun biaya pendidikannya tidak begitu besar. Hal ini sering

10
menjadi perbandingan para pelanggan dalam memilih sekolah. Mereka kadang
memilih sekolah yang berkualitas tinggi dan mengeluarkan biaya murah
daripada memilih sekolah yang bermutu tinggi dan biaya mahal.
g. Mengkonsumsi produk/jasa sebagai status social
Produk ataupunjasa pendidikan yang bermutu akan menjadi kebanggaan serta
mengangkat derajat sosial bagi pelanggan. Bila suatu sekolah yang
terkenal unggul dan bermutu, maka sekolah tersebut akan menjadi incaran
semua orang. Setiap orang atau anak siapa saja, yang tamat atau berasal
dari sekolah tersebut sebagai alumni-nya makaakan merasa bangga dan
mengangkat derajat sosialnnya.
h.

11
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Manajemen pemasaran pendidikan memiliki peran penting dan strategis
dalam kaitannya dengan kelangsungan suatu lembaga pendidikan harus didasarkan
pada kebutuhan dan keinginan konsumen (masyarakat), mengevaluasi sekaligus
mendefinisikan kebutuhan dan keinginan serta pendidikan manajemen pemasaran.
dari keinginan masyarakat. Jika lembaga pendidikan memiliki pemasaran
pendidikan yang baik dan fasilitas yang memadai, maka mutu lembaga pendidikan
akan meningkat. Namun jika suatu lembaga pendidikan lemah dalam memasarkan
pendidikannya, maka dapat dipastikan permintaan terhadapnya akan berkurang,
terutama dari segi kualitas dan prestasi.Dalam memahami perilaku pelanggan
pendidikan, perlu memperhatikan faktor-faktor ini dan mengidentifikasi preferensi
dan kebutuhan pelanggan untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang sesuai
dengan harapan pelanggan. kemudian ada model perilaku pelanggan pendidikan
atau model pengambilan keputusan konsumen pendidikan adalah kerangka
konseptual yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana calon siswa atau siswa
memilih dan menggunakan layanan pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Edward, S. (2006). Total Quality Management In Education. Jogjakarta: Ircisod.

Irwansyah. (2021). Pelanggan Dan Karakteristiknya Dalam Pendidikan Islam. TA’LIM :


Jurnal Studi Pendidikan Islam, Vol. 4 No.2, 170.

Kacung, W. (2016). Manajemen Pemasaran Pendidikan. KARIMAN : Jurnal Pendidikan


dan Keislaman, Vol. 5 No. 1, 65-70.

Kebudayaan, D. P. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Muhaimin. (2006). Manajemen Mutu Pendidikan Islam. Malang: Universitas Islam Negeri
Malang.

Vincent, G. (2005). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

13

Anda mungkin juga menyukai