Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“KONSEP PENGAWASAN PENDIDIKAN”


Makalah ini diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pengawasan Dan Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Dr. H. Tatang Ibrahim, M. Pd

Oleh :

Semester/Kelas : 6/A

Kelompok 1

Albha Ramadani M 1202010012

Dewi Wardah R 1202010034

Dina Nursaziah 1202010038

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah “Pengawasan dan Supervisi Pendidikan”, dengan topik yang dibahas “Konsep Pengawasan
Pendidikan”.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, semoga
diberikan syafaat di yaumil akhir nanti, Aamiin. Kami sangat mengapresiasi dengan adanya tugas
yang diberikan oleh Bapak Dr. H. Tatang Ibrahim, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
manajemen Pengawasan dan Supervisi Pendidikan Sebab, dengan adanya tugas ini, kami dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan khususnya dalam pendekatan dan tata cara mengkonsep
suatu pengawasan di Lembaga pendidikan.
Perlu diketahui pada pembahasan kali ini terkait konsep manajemen pengawasan yang
terdapat di lembaga pendidikan memiliki perancangan proses pengawasan yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan
apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut
dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat
langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya
proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang
pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terkhususnya
untuk Bapak Dosen Mata Kuliah Manajemen Konflik dan umumnya kepada semua yang terkait
yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Bandung, 08 Maret 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

MAKALAH .................................................................................................................................... I
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. II
DAFTAR ISI................................................................................................................................ III
BAB I............................................................................................................................................ IV
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... IV
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... IV
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. V
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................... V
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 1
1. Pengertian Pengawasan dan Supervisi Pendidikan .....................................................................1
2. Tujuan Pengawasan dan Supervisi Pendidikan ...........................................................................2
3. Fungsi Pengawasan dan Supervisi Pendidikan ...........................................................................4
4. Langkah-Langkah Proses Pengawasan ......................................................................................6
5. Pendekatan Manajemen Kepengawasan ....................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 11
1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 11
2. Saran .................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengawasan pendidikan adalah untuk memastikan bahwa kualitas pendidikan di sekolah


tetap tinggi dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengawasan ini juga bertujuan untuk
memastikan bahwa para siswa dapat mencapai tujuan akademik mereka dan menyelesaikan
sekolah dengan baik. Supervise dan pengawasan pendidikan memiliki konsep yang sama dimana
dalam konsep supervisi pendidikan beberapa dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan
supervise di Lembaga pendidikan. Perlu kita ketahui bahwasannya pendekatan supervisi terhadap
pendidikan bukan sekedar mengajar melankan proses kesadaran seorang pendidik kepada peserta
didik dalam memberikan stimulus positif yang memperhatikan beberapa aspek pemahaman seperti
kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebagai proses transformasi ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, pendidikan haruslah diawasi atau disupervisi oleh supervisor yang dapat
disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas-pengawas lain yang ada di departemen pendidikan.
Pengawasan di sini adalah pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik
dan pegawai sekolah lainnya dengan cara memberikan pengarahan-pengarahan yang baik dan
bimbingan serta masukan tentang cara atau metode mendidik yang baik dan professional. Dan
dengan adanya mata kuliah supervisi pendidikan pada institusi yang bergerak dalan bidang
pendidikan akan lebih menunjang para mahasiswa untuk mengetahui bagaimana mengawasi atau
mensupervisi pada pendidikan yang baik. Dalam makalah ini akan kami paparkan beberapa konsep
dasar tentang supervisi pendidikan beserta sub-subnya yang semuanya sudah kami sebutkan dalam
rumusan masalah.
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia
maka paradigma tenaga kependidikan sudah seharusnya mengalami perubahan pula, khususnya
yang berkaitan dengan supervisi atau kepengawasan pendidikan ini. Pengawasan seperti ini sering
disebut inspeksi atau memeriksa, orang yang melakukan pemeriksaan itu sendiri disebut inspektur.
Supervisi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan pengawasan pendidikan memiliki konsep
dasar yang saling berhubungan. Dalam perkembangannya supervisi pendidikan memberikan
pengaruh yang baik pada perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga para pendidik memiliki
kemampuan mendidik yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif.
Sebuah konsep Lembaga pendidikan yang kompeten perlu pengelolaan manajemen yang
tersusun. Salah satu manajemen yang perlu di perhatikan adalah manajemen pengawasan. Hal ini
bertujuan untuk mengontrol sekaligus memberikan arahan kepada pendidik maupun tenaga
pendidik melaksanakan tugas dengan baik. Akan tetapi disamping di adakannya pengawasan
mereka membenahi pendidikan sekedar formalitas dan setelahnya mengabaikan atas apa yang
telah di tugaskan. Padahal untuk mencapai suatu kualitas pendidikan yang baik mampu
mengkonsep pembentukan suatu Lembaga di kerjakan secara professional. Dalam kondisi ini

IV
secara tidak langsung timbul kesadaran, khususnnya bagi pimpinan lembaga terkait adanya
pengawasan pentingnya manajemen, karena didalamnya memberikan kewenangan penuh kepada
pimpinan Lembaga, dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang sesua dengan tujuan Lembaga
pendidikan tersebut (Khozi, 2006).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
a. Apa yang Dimaksud Pengawasan dan Supervisi Pendidikan ?
b. Apa Tujuan Di Adakannya Pengawasan dan Supervisi Pendidikan ?
c. Apa Fungsi Dari Pengawasan dan Supervisi Pendidikan ?
d. Bagaimana Pendekatan Manajemen Kepengawasan ?
e. Apa Manfaat di Adakannya Pengawasan Suversi Pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, diharapkan makalah ini dapat mencapai tujuan sebagai berikut
a. Mengetahui Apa yang Dimaksud Pengawasan dan Supervisi Pendidikan
b. Mengetahui Apa Tujuan Di Adakannya Pengawasan dan Supervisi Pendidikan
c. Mengetahui Apa Fungsi Dari Pengawasan dan Supervisi Pendidikan
d. Mengetahui Bagaimana Pendekatan Manajemen Kepengawasan
e. Mengetahui Apa Manfaat di Adakannya Pengawasan Suversi Pendidikan

V
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengawasan dan Supervisi Pendidikan

Pengawasan (controlling) dapat diartikan bahwa proses memonitor aktivitas dalam


memastikan aktivitas tertentu khususnya untuk memperbaiki suatu kondisi, sesuai dengan yang
direncanakan dan memperbaiki deviasi yang signifikan. Di sisi lain pengawasan adalah
keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan
tersebut sesuai prosedur. Dalam konteks pendidikan pengawasan didefinisikan sebagai proses
pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekuen.
Selain itu pengawasan juga sering disebut sebagai evaluasi, karena dalam konteks manajemen
evaluasi adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilaksanakan benar sesuai
perencanaan sebelumnya. Istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua akar
kata, yaitu super yang artinya “di atas”, dan vision mempunyai arti “melihat”, maka secara
keseluruhan supervisi diartikan sebagai “melihat dari atas”. Dengan pengertian itulah maka
supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah sebagai
pejabat yang berkedudukan di atas atau lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi
pekerjaan guru.
Pengawasan dalam konteks ilmu manajemen secara umum menjadi rujukan dasar dalam
kegiatan pelaksanaan pengawasan pendidikan. Namun aplikasi konsep pengawasan dalam konteks
manajemen pendidikan tentuu adaa beberapa penyesuaian atau manajemen orientasi. Dalam
konteks manajemen pendidikan, pengawasan bukanlah sekedar control untuk melihat apakah
pelaksanaan kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana. Melainkah dari itu, pengawasan
dalam pendidikan memiliki pengetian yang lebih luas. Kegiatan pengawasan dalam manajemen
pendidikan meliputi penentuan syarat-syarat tersebut. Dalam konteks persekolahan, pengawasan
mempunyai Kawasan tugas sebagai bagian dari kegiatan sekolah yang langsung berhubungan
dengan pengajaran, tetapi tidak langsung berhubungan dengan siswa. (Dr Nur Aedi, 2017)
Sedangkan pengetian supervise pendidikan adalah, menurt S. Wajowasito dan W.J.S
Poerwadarminta yang dikutip oleh (Ametembun, 1993 : 3), bahwa supervise dialihbahasakan dari
perkataan inggris “Supervision” artinya pengawasan. Pengetian supervise secara etimologis masih
menurut Ametembun (1993 : 2), menyebutkan bahwa dilihat dari bentuk perkataanya, supervise
terdiri dari dua buah kata super + Visison : Super = atas, lebih, vision = lihat, tilik, awasi. Makna
yang terkandung dari pengertian tesebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau
posisi lebih dari orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik, atau mengawasi orang-
orang yang di supervise.

1
Dalam pengertian lain, Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Dengan demikian hakekat supervisi pendidikan adalah suatu proses bimbingan dari pihak kepala
sekolah kepada guru-guru dan personalia sekolah yang langsung menangani belajar para siswa,
untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan
prestasi belajar yang semakin meningkat. Disamping itu juga memperbaiki situasi bekerja dan
belajar secara efektif, disiplin, bertanggung jawab dan memenuhi akuntabilitas.
Sedangkan yang melakukan supervisi disebut supervisor. Bimbingan di sini mengacu pada
usaha yang bersifat manusiawi serta tidak bersifat otoriter. Memperbaiki situasi bekerja dan belajar
secara efektif terkandung makna di dalamnya bekerja dan belajar secara disiplin, tanggung jawab,
dan memenuhi akuntabilitas. Jadi seorang pendidik itu tidak hanya mendidik dan mengajar akan
tetapi dia juga harus masih belajar bagaimana cara-cara mendidik yang baik dan benar. Sehingga
makna bahwa belajar tidak mengenal umur itu memang harus direalisasikan. Pengawasan itu
penting sebab jembatan terakhir dalam ranta fungsional kegiatan-kegiatan manajemen. Selain itu
terdapat 2 tahap seorang manajer/kepala Lembaga di suatu organisasi dalam merancang dan
mempertahankan system pengawasan, yaitu :
a. Pengendalian atau pengawasan memerlukan rencana
b. Pengendalian atau pengawasan memerlukan struktur organisasi.

Dapat disimpulkan dari pendapat di atas bahwa supervisi pendidikan adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan mutu proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah/madrasah
yang didukung dengan optimalisasi peran guru, ketersediaan sarana dan prasarana, desain
kurikulum, sistem pembelajaran dan mekanisme penilaian dan pengukuran. Supervisor bertugas
dan bertanggung jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian menegaskan bahwa pengawasan
atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada stakeholder
pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam
usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran (Sahertian, 2009).

2. Tujuan Pengawasan dan Supervisi Pendidikan

Tujuan pengawasan pendidikan dan pengajaran bukan saja berkenaan dengan aspek kognitif atau
psikomotorik saja, tetapi juga berkenaan dengan aspek afektifdalamkepribadianseutuhnya.
Adapuntujuan dari pengawasan terdiriatas:
1. Peningkatan pengawasan yang berkualitas. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
kunjungan langsung ketika guru mengajar dikelas, percakapan langsung maupun kepada
teman sejawatnya atau dengan sebagian muridmuridnya.

2
2. Pengembangan profesional. Dimana dalam hal ini pengawas dapat membantu guru dalam
memahami pengajaran, kehidupan kelas dan mengembangkan keterampilan mengajarnya.
3. Meningkatkan motivasi guru untuk mengembangkan kemampuan sendiri dan memiliki
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya. (Siahaan, 2006)

Kegiatan utama pendidikan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh


aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor yaitu mensupervisi
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Supervisi merupakan suatu proses yang
dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas
sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah serta berupaya
menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
Maka peranan supervisor adalah memberi dukungan (support), membantu (assisting), dan
mengikut sertakan (shearing). Selain itu peranan seorang supervisor adalah menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan
daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Suasana yang demikian hanya dapat terjadi
apabila kepemimpinan dari supervisor itu bercorak demokratis bukan otokraris. Pada dasarnya
tujuan pengawasan secara tidak langsung dapat dicermati dari batasan pengertian pengawasan
tersebut, yakni suatu upaya melakukan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Namun
secara Inti tentang tujuan dari kegiatan pengawasan dalam sebuah manajemen adalah agar :
1. Pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan, prosedur dan perintah yang telah ditetapkan;
2. Hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
3. Sarana yang ada dapat didayagunakan secara efektif dan efisien.
4. Diketahui kelemahan dan kesulitan organisasi untuk dicari jalan perbaikannya.
Berdasarkan maksud dari pelaksanaannya pengawasan tersebut diharapkan dapat mencapai
target tentang adanya kepastian terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan, meminimalkan
pemborosan bahan, tenaga, biaya dan pikiran sehingga dapat diketahui perkembangan dari tiap-
tiap taraf dan langkah-langkahnya kegiatan serta dapat diketahui pula ada atau tidaknya perubahan
dan perlu atau tidaknya perbaikan, penyesuaian rencana, bimbingan, pengarahan dan sistem yang
diterapkan. Begitupun, pengawasan dalam manajemen pendidikan memiliki tujuan yang amat
beragam, yang secara umum dalam dipaparkan beberapa hal berikut:
A. (sayaenjamin ketepatan pelaksanaan rencana, keahlian dan perintah (aturan yang berlaku)
enertibkan koordinasi kegiatan.
B. Kalau pelaksana pengawasan banyak, jangan ada objek pengawasan yang dilakukan
berulang-ulang, sebaliknya ada objek yang tak pernah tersentuh pengawasan
C. Mencegah pemborosan dan penyimpangan, Karena pengawasan memiliki prinsip untuk
masyarakat melindungi, maka pemborosan dana yang ditanggung masyarakat harus
dicegah oleh penyimpangan yang dilakukan pihak kedua

3
D. Menjamin terwujudnya masyarakat atas barang dan jasa kepuasan yang dihasilkan.Tujuan
akhir suatu pekerjaan yang profesional adalah terciptanya kepuasan masyarakat
E. Membina kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan organisasi.

3. Fungsi Pengawasan dan Supervisi Pendidikan

Pengawasan supervise pendidikan merupakan salah satu tahapan dalam manajemen


pendidikan yang memiliki perasaan penting, tanpa pengawasan, pelaksanaan kegiatanntidak
terkendali, memungkinkan terjadinya penyimpangan, seingga tujuan yang telah ditetapkan tidak
dapat dicapai. Implementasi rencana sering kali tak semudah yang dibayangkan seperti pada saat
rencana disusun. Banyak factor internal ataupun eksternal yang menjadi penghambat, kendala atau
mengubah situasi pelaksanaan tidak seperti semula. Terleih lagi di zaman yang penuh dinamika
saat ini, implementasi suatu program atau kegiatan dihadapkan pada tantangan yang sangat besar.
Oleh karena itu, keberadaan pengawasan maupun supervise sebaga salah satu fungsi manajemen
yang sangat vital sebagai early warning system atau pengendali atas implementasi suatu program
atau kegiatan. Terdapat tiga fungsi pengawasan dalam konteks manajemen secara luas menurut
Aedi (Aedi, 2014) :
a. Fungsi Informatif-Progresif
Pimpinan atau menager pendidikan pada berbagai strata membutuhkan informasi
tentang program, kegiatan atau proses pendidikan yang sedang dilaksanakan. Kegiatan
pengawasan berfungsi sebagai proses pencarian informasi tentang progress (kemajuan)
pelaksanaan program. Berdasarkan informasi tersebut, pihak yang berwenang dapat
mengampil keputusan yang sesuai dengan peekembangan pelaksanaan program dan
kegiatan,apakah memerlukan percepatan, perbaikan, perubahan rencana dan sebagainya.

b. Fungsi Pengecekan –Preventif


Pengawasan dapat berfungsi sebagai langkah pengecekan dan pencegahan agar
pelaksanaan program sesuai dengan rencana, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis,
ketentuan program sesuai dengan yang direncanakan. Sekalipun sudah lengkap,
kemungkinan kesalahan bisa saja terjadi. Oleh sebab itu perlu pengecekan sebagai langkah
pencegahan agar tidak terjadi penyimpangan dalam program atau kegiatan yang
dilaksanakan.

c. Fungsi Korektif
Pengawasan pendidikan memiliki fungsi korektif dalam arti bila sudah terjadi
kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan program, maka pengawasa dalam batas
tertentu diberikan kewenangan untuk mengarahkan atau memberikan tindakan perbaikan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini dilakukan agar kesalahan tidak berlanjut
dan menjadi lebih banyak, sehingga berakibat fatal yaitu tujuan tidak tercapai.

4
Berbeda dengan yang dikatakan oleh (Sudjana, 2011)bahwa Pengawas Sekolah
befungsi sebagai Supervisor pendidikan dengan tugas melaksanakan supervisi atau
pengawasan yaitu pengawasan akademik serta pengawasanmanajerial. Berkaitan dengan
sasaran pengawasan akademik, Pengawas Sekolah mempunyai tugas dalam melakukan
pembimbingan dan membantu meningkatkan kinerja guru untuk mempertinggi kualitas
proses dan hasil belajar siswa. Di dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan manajerial,
Pengawas Sekolah membantu Kepala Sekolah dan Staf sekolah untuk berusaha
meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan pendidikan pada setiap sekolah yang
dibinanya.

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas
pengajaran. Franseth Jane dan Ayer (dalam Encyclopedia of Educational Research : Chester
Harris, 1958:1442), mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program
pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan. Fungsi utama supervisi
modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran
peserta didik (Burton & Bruckner, 1955:3). Sedangkan Briggs mengungkapkan bahwa fungsi
utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, akan tetapi untuk mengkoordinasi,
menstimulasi dan mendorong kearah pertumbuhan profesi guru. Dengan kata lain seperti yang
diungkapkan Kimball Wiles bahwa fungsi dasar supervisi ialah memperbaiki situasi belajar
mengajar dalam artian yang luas. Menurutnya situasi belajar mengajar di sekolah dapat diperbaiki
bila supervisor dan atau pemimpin pendidikan memiliki lima keterampilan dasar. Swearingen
dalam bukunya Supervision of Instruction – Foundation and Dimension (1961) mengemukakan
delapan fungsi dari supervisi, yaitu :
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah Oleh karena perubahan terus-menerus terjadi, maka
kegiatan sekolah juga makin bertambah. Usaha-usaha sekolah makinmenyebar. Perlu ada
koordinasi yang baik terhadap semua usaha sekolah. Yang di maksud dengan usaha-usaha
sekolah misalnya :
a. Usaha tiap guru Ada sejumlah guru yang mengajar bidang studi yangsama dan tiap guru
ingin mengemukakan idenya dan menguraikan materi pelajaran menurut pandangannya ke
arah peningkatan Usahausaha yang bersifat individu itu perlu dikoordinasi. Itulah fungsi
supervisi.
b. Usaha-usaha sekolah Dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap
kegiatan sekolah termasuk program-program sepanjang tahun ajaran perlu ada koordinasi
yang baik.
c. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan Tiap guru ingin bertumbuh dalam jabatannya.
Melalui membaca buku-buku dan gagasan-gagasan baru guru-guru ingin belajar terus
menerus. Melalui inservice training, extension course, workshop, seminar guru-guru selalu
berusaha meningkatkan diri sekaligus merupakan hiburan intelektual (intelectual
intertainment). Untuk itu perlu ada koordinasi. Tugas mengkoordinasi ini adalah tugas
supervisi.

5
2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah Dalam masyarakat demokratis kepemimpinan yang
demokratis perlu dikembangkan. Kepemimpinan itu suatu keterampilan yang harus dipelajari.
Dan itu harus melalui latihan terus-menerus. Dengan melatih dan memperlengkapi guru-guru agar
mereka memiliki keterampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3. Memperluas Pengalaman Para Guru. Akar dari pengalaman terletak pada sifat dasar manusia.
Manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin. Seorang yang akan jadi
pemimpin, bila ia mau belajar dari pengalaman nyata di lapangan, melalui penglaman baru ia
dapat belajar untuk memperkarya dirinya dengan pegalaman belajar baru.
4. Menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif usaha-usaha kreatif bersumber pada pandangan
tentang manusia. Semua orang percaya pada manusia diciptakan dengan memiliki potensi untuk
berkembang dan berkarya. Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan
guru-guru dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreativitas dalam dirinya.
5. Memberikan fasilitas dan penilaian terus-menerus Untuk meningkatkan kualitas sumber daya
diperlukan penilaian terus-menerus. Melalui penelitian dapat diketahui kelemahan dan kelebihan
dari hasil dan proses belajar-mengajar. Penilaian itu harus bersifat menyeluruh dan kontinu.
Menyeluruh berrti penilaian itu menyangkut semua aspek kegiatan disekolah. Kontinu dalam arti
penilaian berlangsung setiap saat, yaitu pada awal, pertengahan di akhiri dengan melakukan
sesuatu tugas. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi
pendidikan.

4. Langkah-Langkah Proses Pengawasan

Dalam melaksanakan control yang efektif maka yang pertama dilakukan adalah merumuskan
beberapa tujuan yang akan dicapa oleh suatu Lembaga. Tujuan ini motif kembaga didirkan untuk
menentukan kejelasan yang menjadi patokan ideal dari pekerjaan yang akan dilakukan. Pada
hakikatnya patokan dari suatu standar yang ditetapkan harus melihat dari sisi penyimpangan
(variance). Sehingga Ketika, penyimpangan sudah diketahui konteks pengawasan melakukan
Tindakan koreksi. Berikut ini beberapa langkah-langkah dalam proses pengawasan :
A. Menetapkan standar dan mengukur performa/prestasi kerja karena perencanaan merupakan
tolak ukur merancang pengawasan adalah penyusunan rencana. Akan tetapi adanya
perencanaan berbeda dalam perincian dan kesulitan dan manajer dapat mengawasi
segalanya, maka harus ditentukan standar khusus.
B. Melakukan pengukuran performa/prestasi kerja, dimana mengukur dan mengevaluasi
prestasi prestasi kerja terhadap standar yang telah di tentukan, hal ini dimaksudkan agar
penyimpangan yang mungkin terjadi dapat dikendalikan.
C. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
D. Mengambil Tindakan korektif dimana membetulkan penyimpangan yang terjadi berkaitan
dengan proses control ada pertanyaan yang mengganjal.

Selain itu terdapat proses pengawasan meliputi 3 tingkat yaitu :

6
a. Menciptakan standar yakni kriteria untuk mengukur hasil pekerjaan yang sudah
dilaksanakan
b. Pengukuran atau peniilaian pelaksanaan ,yakni meninjau sejauh mana penyimpangan
yang telah terjadi.
c. Tindakan perbaikan dari penyimpangan dimana menyempurnakan suatu kegiatan serta
keijaksanaan serta hasil kerja yang tidak sesuai dengan rencana atau standar.
Dari pendekatan inilah diharapkan pengawasan dan Supervisi bisa mengarahkan
perhatiannya pada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam
pencapaian tujuan umum pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompok orang, akan
tetapi semua orang seperti guru.-guru, para pegawai, dan kepala sekolah lainnya adalah teman
sekerja yang sama-sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya
kegiatan belajar mengajar yang baik Secara nasional.
Selain dari langkah-langkah diatas terdapat fungsi pengawasan yang mencakup
pengendalian, penilaian, pelaksanaan dan pengambilan tindakan penertiban yang sifatnya represif
dan preventif terhadap kegiatan manajemen dalam organisasi. Oleh karena pengawasan dapat
berfungsi sebagai suatu alat pencegah terjadinya penyimpangan. Apabila dalam tindakan
pengawasan dikemukakan hambatan atau penyimpangan hendaknya diambil tindakan positif
berupa perbaikan atau perubahan dalam pelaksanaannya. Dalam manajemen pendidikan, tindakan
pengawasan dan penilaian merupakan dua fungsi yang sangat erat kaitannya. Dengan demikian
fungsi pengawasan dan penilaian pendidikan tidak hanya memeriksa tindakan yang disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku, tetapi sebaiknya menjadi motor penggerak pembaharuan
pendidikan, dan dapat membina sekolah yang baik.
Dalam literature manajemen, pengawasan diartikan sebagai proses pengamatan terhadap
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan
dimaksudkan untuk menunjukan kelemahan-kelemahan dan kesalahankesalahan, kemudian
membetulkannya dan mencegah perulangannya. Pengawasan dalam pendidikan berarti mengukur
tingkat efektivitas kerja personil pendidikan dan tingkat efisiensi penggunaan sumber-sumber daya
pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan pengertian ini sasaran
pengawasan pendidikan tidak hanya dalam substansi manajemen, akan tetapi juga menyangkut
kegiatan professional yang harus diselenggarakan sebagai beban kerja setiap personil
pendidikan/unit kerja yang ada.

Proses pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, dimana


tahapan-tahapan tersebut merupakan rangkaian suatu proses yang dilakukan dalam pengawasan.
Proses pengawasan menurut M. Manulang dapat dimasukkan menjadi tiga yaitu; penentu alat
pengukur (standar), mengadakan penilaian (evaluasi) dan mengadakan tindakan perbaikan
(perbaikan tindakan) (Swearingen, 1961). Secara rinci proses pengawasan tersebut d apat
dideskripsikan sebagai berikut:pertama, Penentuan standar. Standar proses pengawasan dalam
pengawasan secara tepat memang agak sulit, akan tetapi membayar standar terkait waktu dengan
perilaku pegawai harus dilakukan. Diantara standar yang harus ditetapkan dalam melakukan
pengawasan adalah waktu standar, yakni berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam menghasilkan

7
suatu produk atau memberikan layanan jasa tertentu, produktivitas standar, yakni jumlah produk
dan layanan jasa yang selama waktu yang dihasilkan waktu tertentu, biaya standar, yakni berapa
biaya yang dikeluarkan untuk semua barang dan jasa, standar kualitas, yakni tingkat kemampuan
yang dikehendaki, tingkah laku standar, artinya tipe tingkah laku yang dikehendaki terhadap
pegawai dalam suatu organisasi. Lebih lanjut tentang.
Dengan standar ini Amirullah Haris Budiono mengacu pada empat sumber informasi yang
mencakup; kesaksian pribadi, laporan statistik, laporan lisan dan laporan tertulis (Budiono, 2004).
Kedua, evaluasi unjuk kerja. Evaluasi unjuk kerja ini dilakukan dengan melakukan pengecekan
terhadap penyimpangan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.Hasil dari evaluasi ini
kemudian dibandingkan dengan standar yang ada, oleh karena itu evaluasi ini harus dilakukan
dengan menggunakan ukuran yang akurat, dimana instrumentnya harus Susun secara lengkap dan
valid. Mengadakan pengukuran ini harus terlebih dahulu dilakukan, karena tindakan perbaikan
dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang didahului oleh kegiatan pengukuran tersebut.
Ketiga, tindakan perbaikan.
Tindakan perbaikan ini dilakukan apabila, proses dan hasil kerja teradapat penyimpangan
dari standar yang ditentukan, akan tetapi apabila proses dan hasil kerja telah sesuai dengan standar
maka yang harus dilakukan adalah peningkatan. Tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-
penyimpangan harus dibuatkan skala prioritas dalam penanganannya. Dalam melakukan perbaikan
ada beberapa kemungkinan yang harus dipertimbangkan, yaitu; tersedianya alokasi waktu yang
mencukupi, rasionalisasi pegawai tambahan dan atau peralatan, alokasi waktu yang cukup bagi
manajer untuk melakukan perbaikan manajemen dan adanya usaha ekstra dari semua komponen
yang ada. Apabila usaha-usaha tersebut gagal dilaksanakan, maka perlu dilakukan penjadwalan
ulang karena mungkin terdapat perubahan pada semua bidang.

5. Pendekatan Manajemen Kepengawasan

Eksistensi pendidikan yang tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan merupakan salah satu
bagian yang sangat penting dan menjadi faktor determinan dalam kehidupan manusia. Secara
umum pendidikan dapat berlangsung dan diperoleh tidak hanya dari sistem pendidikan formal
tetapi juga diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan yang bersifat non formal dan pendidikan
informal dalam keluarga. Bahkan di satu sisi, untuk mengetahui kemajuan suatu bangsa dapat
diukur melalui kemajuan tingkat pendidikan warga negaranya lewat jalur pendidikan formal. Di
sisi lain, kemajuan pendidikan nasional juga ditentukan oleh kemajuan bangsa. Pendidikan yang
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan formal diharapakan mampu menghasilkan lulusan
yang berkualitas bagi keperluan pembangunan nasional.
Manajemen kepengawasan adalah proses pengelolaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap
aktivitas, proses, dan kinerja organisasi untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai
dengan efektif dan efisien. Pendekatan manajemen kepengawasan terdiri dari beberapa langkah
yang harus dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan keberhasilan dan kinerja organisasi
yang optimal. Berikut adalah beberapa langkah dalam pendekatan manajemen kepengawasan:

8
1. Menetapkan tujuan dan sasaran organisasi: Langkah pertama dalam manajemen
kepengawasan adalah menetapkan tujuan dan sasaran organisasi secara jelas dan spesifik.
Tujuan dan sasaran ini harus terukur dan dapat diukur sehingga kinerja organisasi dapat
dinilai.
2. Menetapkan metrik kinerja: Setelah tujuan dan sasaran ditetapkan, langkah selanjutnya
adalah menetapkan metrik kinerja yang dapat diukur dan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja organisasi. Metrik ini harus relevan dengan tujuan dan sasaran organisasi.
3. Membuat rencana kerja: Setelah tujuan dan metrik kinerja ditetapkan, rencana kerja harus
dibuat untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Rencana kerja harus memuat aktivitas-
aktivitas yang harus dilakukan, sumber daya yang dibutuhkan, dan jadwal waktu
pelaksanaannya.
4. Pelaksanaan rencana kerja: Pelaksanaan rencana kerja harus dilakukan secara sistematis
dan terencana. Semua aktivitas harus dilakukan sesuai dengan jadwal waktu yang telah
ditetapkan.
5. Pengawasan dan evaluasi: Pengawasan dan evaluasi harus dilakukan terhadap pelaksanaan
rencana kerja dan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Hasil evaluasi harus
digunakan untuk membuat perbaikan dan perubahan yang diperlukan.
6. Pelaporan: Laporan kinerja harus disusun secara teratur untuk memberikan informasi
tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Laporan ini harus disampaikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pemegang saham, pimpinan organisasi, dan
karyawan.
7. Perbaikan dan pengembangan: Perbaikan dan pengembangan harus dilakukan secara terus-
menerus untuk meningkatkan kinerja organisasi. Pelaksanaan tindakan perbaikan dan
pengembangan harus didasarkan pada hasil evaluasi dan laporan kinerja.
Dengan mengikuti langkah-langkah dalam pendekatan manajemen kepengawasan, organisasi
dapat mencapai kinerja yang optimal dan mencapai tujuan dan sasarannya dengan efektif dan
efisien. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka pendidikan harus ditata sedemikian rupa,
terencana, terarah, terpadu dan akuntabel. Proses penataan inilah yang merupakan bagian dari
aktivitas manajamen pendidikan. Aktivitas didalam manajemen itu sendiri meliputi proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, proses dan hasil pendidikan. Dalam
pelaksanaannya, manajemen pendidikan, pastilah dimulai dari proses yang paling mendasar yaitu
perencanaan sampai dengan proses yang paling akhir yaitu pengawasan. Pengawasan yang
dilaksanakan akan dapat mempengaruhi proses perencanaan yang akan datang, karena dengan
pengawasan secara menyeluruh akan dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk
kemudian dicari solusinya.
Indikator dari sebuah keberhasilan pendidikan atau peningkatan mutu pendidikan di
sekolah dilihat pada setiap komponen pendidikan. Unsurunsurpendidikansebagai system yang
mempengaruhi mutu pendidikan terdiri dari antara lain: mutu lulusan (out put), kualitas guru,
kepala sekolah, staf sekolah (Tenaga Administrasi, Laboran dan Teknisi, Tenaga Perpustakaan),
proses pembelajaran, sarana dan prasarana, pengelolaan sekolah, implementasi kurikulum, sistem
penilaian dan komponen lainnya. Yang kesemuanya melalui proses pengawasan harus dapat
dilihat dampak positifnya terhadap kinerja sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikannya.

9
Itulah sebabnya kehadiran pengawas sekolah harus menjadi bagian integral dalam peningkatan
mutu pendidikan, agar bersama guru, kepala sekolah dan staf sekolah lainnya dapat bekerja sama
secara bekesinambungan dalam upaya membina dan mengembangkan peningkatan prestasi belajar
dan mengajarserta peningkatan mutu sekolah, karena pengawasan pendidikan tidak lain adalah
usaha untuk memberikan layanan atau bantuan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada
guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas
proses dan hasil pembelajaran. Di samping itu, pengawasan (atau dalam istilah lai sering disebut
supervisi) yang dilakukan dalam pendidikan haruslah memenuhi prinsip-prinsip kepengawasan
yang meliputi :
a. Pertama, supervisi pengajaran harus mampumenciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis.
b. Kedua, supervisi pengajaran harus dilakukan secara berkesinambungan. - Ketiga, supervisi
pengajaran harus demokratis.
c. Keempat, program supervisi pengajaran harus integral dengan program pendidikan.
d. Kelima, supervisi pengajaran harus komprehensif (mencakup seluruh aspek
pengembangan pengajaran).
e. Keenam, supervisi pengajaran harus konstruktif.
f. Ketujuh, supervisi pengajaran harus obyektif

10
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Supervisi dan pengawasan pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah/madrasah yang didukung
dengan optimalisasi peran guru, ketersediaan sarana dan prasarana, desain kurikulum, sistem
pembelajaran dan mekanisme penilaian dan pengukuran. Supervisor bertugas dan bertanggung
jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan. Dalam proses
pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya
peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian menegaskan bahwa pengawasan atau
supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan,
terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha
memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran

2. Saran

Dalam pembuatan makah ini tentunya masih banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu
kami sangat mengaharapkan masukan berua kritikan dan saran yang sifatnya membangun
sehingga, dapat menjadi acuan kami untuk kedepannya dalam membuat makalah. Untuk saran bisa
berupa kritkan terhadap penulisan dan menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan malah yang
dijelakan

11
DAFTAR PUSTAKA

Aedi, N. (2014). Pengawsan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pres.

Budiono, A. H. (2004). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Pustaka Ilmu .

Dr Nur Aedi, M. (2017). Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik. Depok:
RajaGrafindo Persada.

Khozi. (2006). Manajemen Pembelajaran Madrasah . Malang: UMM Press.

Sahertian, P. A. (2009). Konsep Dsar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Siahaan, A. (2006). Manajemen Pengawas Pendidikan. Ciputat: Quantum Teaching.

Sudjana, H. N. (2011). Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah.
Bekasi: Bina Mitra Publishing.

Swearingen. (1961). Sufervision Of Intruction Foundation and Dimension . New York: British
Manual Of Sociology.

12

Anda mungkin juga menyukai