Anda di halaman 1dari 17

PERBEDAAN AKSIOMA ANTARA PENGAWASAN, SUPERVISI DAN INSPEKSI

DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Diajukan Sebagai Bahan Diskusi Pada Mata Kuliah Analisis Supervisi Pendidikan Islam
Prodi Pendidikan Agama Islam Semester II

Disusun Oleh:
Radia Bachtiar (22020001)

Dosen Pengampuh:

Dr. Usman Ilyas, M.Pd

PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada ‫ ﷲ‬yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, begitu besar rasa syukur yang kami rasakan karena berkat ridho-Nyalah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbedaan Aksioma Antara
Pengawasan, Supervisi, Inspeksi Dalam Perspektif Pendidikan Islam” makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Analisis Supervisi Pendidikan Islam.

Di dalam makalah ini memiliki beberapa poin yang telah kami susun sebaik
mungkin dengan usaha dan kemampuan kami. Kami berharap semoga dengan makalah
ini dapat memberikan ilmu kepada kita semua baik pembaca ataupun pada kami,
penyusun makalah ini.

Kami sadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Karena hal
tersebut kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan agar kedepannya kami
dapat menjadi lebih baik. Sekian kami ucapkan terima kasih.

Wa’alaikumssalam Wr. Wb.

Ternate, 2 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengawasan Dalam Pendidikan..................................................................3


B. Supervisi Dalam Pendidikan ......................................................................7
C. Inspeksi Dalam Pendidikan.......................................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pendidikan dan pembelajaran dilembaga pendidikan seperti Madrasah


Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, dan Sekolah Umum lainnya (SD, SMP, SMA), dapat
berbentuk kegiatan akademik dan non akademik. Kegiatan akademik yang dikenal sebagai
kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang cakupan kegiatan sentral dalam lembaga
pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
aktivitas akademik ini.

Untuk menenkankan kualitas pendidikan di sekolah, nampaknya kegiatan yang menjadi


lebih penting dalam proses akademik itu adalah kegiatan monitoring dan controlling atau
pengawasan seluruh komponen dan aktivitas akademik.program peningkatan mutu
pendidikan di madrasah atau sekolah dapat dicapai apabila kegiatan pendidikan dan
pembelajaran disekolah berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Hal
tersebut dapat terlaksana apabila ditunjang dengan adanya upaya peningkatan kemampuan
personil pendidikan di Madrasah atau sekolah. Kepala madrasah sebagai penanggung jawab
utama dalam keberhasilan sekolah perlu meningkatkan kinerja sebagai pengawas, sekaligus
pembina personil pendidikan yang lain.

Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
maka selayaknyalah bila kemampuan guru ditingkatkan melalui program pembinaan secara
terus menerus, agar paar guru benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai tuntutan
profesional. Salah satu cara untuk melakukaan pembinaan profesionalitas kinerja guru dalam
bidang akademik perlu diadakan kegiatan pengawasan akademik di sekolah oleh pengawas
akademik yang profesional.

Pengawasan merupakan fungsi administrasi yang tergolong pokok dan penting.


Pengawasan merupakan kegiatan administrasi yang dilakukan setelah perencanaan dan

1
pengorganisasian. Dalam makalah ini akan dibahas megenai apa itu pengawasan, supervisi
dan inspeksi yang akan dibahas pada bab pembahasan selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengawasan pendidikan?
2. Apa itu supervisi pendidikan?
3. Apa itu inspeksi pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengawasan pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan inspeksi pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengawasan Dalam Pendidikan


1. Pengertian Pengawasan

Terdapat banyak istilah yang berkaitan dengan pengawasan (controlling) yaitu


monitoring, correcting, evaluating, dan supervision. Istilah-istilah tersebut digunakan
sebagai alat pengawasan. Pengawasan mengandung arti mengamati terus menerus,
merekam, memberikan penjelasan, petunjuk, pembinaan dan pelurusan terhadap bebagai
ketidaktepatan dan kesalahan. Pengawasan ini merupakan kunci keberhasilan proses
manajemen. Untuk memperoleh hasil yang lebih efektif, pengawasan dilakukan bukan
hanya pada akhir proses manajemen tetapi pada setiap tingkatan proses manajemen.

Pengawasan menurut Mockler adalah suatu usaha sistematis untuk menentukan


standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan digunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien dalam tujuan-tujan
organisasi.1

2. Pengertian Pengawasan Pendidikan

Di lembaga pendidikan sekolah, pengawasan dikenal dengan istilah supervisi, yaitu


kegiatan pembinaan para pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran,
termasuk segala unsur penunjangnya.2 Maka, pengawasan atau supervisi pendidikan
merupakan semua usaha yang sifatnya membantu guru agar ia dapat memperbaiki,
mengembangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya. Serta dapat pula

1
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan. Al Fabeta, Bandung, 2010, Hal: 219.
2
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, Hal: 2.

3
menyediakan kondisi belajar murid yang efektif dan efisien demi pertumbuhan
jabatannya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.3

Carter Good Governance Dictionary of Education mengemukakan bahwa


pengawasan pendidikan adalah segala usaha pejabat dalam memimpin guru-guru dan
tenaga kependidikan lainnya untuk memperbaiki pengajaran; termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan dan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran. 4

Dalam perspektif kebijakan, kepengawasan kependidikan telah mengalami beberapa


perubahan seiring dengan berubahnya filosofi dan sistem manajemen pemerintahan.
Landasan yuridis formal pengawasan pendidikan saat ini merujuk pada SK Menpan
Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 097/U/2002 tentang Pedoman Pengawasan Pendidikan, Pembinaan Pemuda, dan
Pembinaan Olahraga.5

3. Fungsi dan Tujuan Pengawasan Pendidikan


a. Fungsi Pengawasan Pendidikan

Pengawasan yang efektif berfungsi sebagai “early warning system” atau sistem
peringatan dini yang sanggup memberikan informasi awal mengenai persiapan
program, keterlaksanaan program, dan keberhasilan program. Dunn merinci 4
fungsi pengawasan, yaitu:

1) Eksplanasi; menjelaskan bagaimana kegiatan dilakukan. Termasuk di dalamnya


hambatan dan kesulitan, serta alasan terdapatnya perbedaan hasil-hasil dari
suatu kegiatan.
2) Akuntansi; artinya melalui pengawasan dapat dilakukan auditing terhadap
penggunaan sumberdaya dan tingkat output yang dicapai.
3) Pemeriksaan; menelaah kesesuaian pelaksanaan kerja nyata dengan rencana.

3
Luk-luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, Teras, Yogyakarta, 2009, Hal:10.
4
Engkoswara dan Aan , Administrasi Pendidikan, Hal: 228.
5
Engkoswara dan Aan, Administrasi Pendidikan , Hal: 224

4
4) Kepatuhan; menilai sejauhmana pelaksana taat dengan peraturan sehingga dapat
diketahui tingkat disiplin kerja pegawai dinilai dari kepatuhan (compliance).

b. Tujuan Pengawasan Pendidikan

Menurut Harsono (1996) menyatakan tujuan pengawasan pendidikan dan


kebudayaan adalah untuk mendeteksi sedini mungkin segala bentuk penyimpangan
serta menindaklanjutinya dalam rangka mendukung pelaksanaan prioritas
pendidikan. Prioritas pendidikan yang dimaksud adalah pemerataan kesempatan
belajar, relevansi, peningkatan mutu, dan kesangkilan dan kemangkusan. 6
Pengawasan sesungguhnya betujuan untuk:

1) Sebagai arah pendidikan. Tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha,
sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi
sekarang kepada situasi berikutnya.
2) Tujuan sebagai titik akhir. Dalam hal ini, apa yang diperhatikan adalah hal-hal
yang terletak pada jangkauan masa datang.
3) Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan.
4) Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang
dilakukan, kadang-kadang didapati tujuan yang lebih luhur dan lebih mulia
dibanding yang lainnya. Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai
tertentu.7
4. Pengawasan dalam Islam
a. Allah swt melakukan pengawasan secara langsung

Allah Swt telah menciptakan manusia dan telah menurunkan Alquran sebagai
pedoman dan pembimbing manusia mencapai keberhasilan di dunia dan di akhirat.
Dalam hal ini semua pekerjaan manusia tidak terlepas dari Pengawasannya dan
semua perbuatannya akan diminta pertanggung jawabkan di akhirat nantinya, Firman
6
Engkoswara dan Aan , Administrasi Pendidikan, Hal: 221.
7
Maryono, Dasar-D asar dan Teknik menjadi Supervisor Pendidikan, Ar-Ruzz Media,Jogjakarta, 2001, Hal:19.

5
Allah SWT surat Al Mujadilah ayat 7 yang artinya: “Tidakkah kamu perhatikan,
bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada
pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada
(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula)
pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia
berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S Al Mujadilah:7).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT maha mengetahui apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi, tidak ada sesuatu pun dari keduanya yang luput dari
pengawasan-Nya. Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dia -
Subḥānahuyang keempat dengan ilmu-Nya, dan tiada pembicaraan antara lima orang
melainkan Dia - Subḥānahu- yang keenam dengan ilmu-Nya, dan tiada pula
pembicaraan antara orang yang berjumlah lebih sedikit dari itu atau lebih banyak
melainkan Allah bersama mereka dengan ilmu-Nya di mana saja mereka berada, tidak
ada sedikitpun dari pembicaraan mereka yang luput darinya, kemudian Allah
memberitahukan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang
luput dari-Nya.8

b. Allah SWT melakukan pengawasan melalui diri kita sendiri.

Setiap apa yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya akan diminta
pertanggung jawabkan oleh Allah SWT, setiap bagian tubuh dihari akhirat akan
berbicara tentang apa yang kita lakukan selama dunia. Jadi dalam hal ini semua tubuh
manusua akan mengawasi apa yang kita lakukan. Apabila hari ini kita masih bisa
beralasan dengan segala maksiatmaksiat yang kita lakukan, maka di hari kiamat nanti,
sesungguhnya mulut kita akan terkunci. Tubuh-tubuh kita yang pernah bermaksiat
akan bersaksi di hadapan Allah SWT nanti. Firman Allah SWT surat yasin ayat 65
yang artinya:

8
https://tafsirweb.com/10761-surat-al-mujadalah-ayat-7.html

6
“ pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan
mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka
usahakan.” (Q.S Yasin:65)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menutup mulut manusia rapat-rapat
di hari akhirat nantinya, sehingga manusia menjadi bisu tidak berbicara untuk
mengingkari kekufuran dan kemaksiatan yang dikerjakan di dunia, dan Allah SWT
menjadikan tangan berbicara menyampaikan apa yang dilakukannya di dunia, lalu
kaki memberikan kesaksian atas apa yang dilakukan berupa kemaksiatan selama di
dunia.

c. Allah SWT melakukan pengawasan melalui malaikat.

Sebagai makhluk Allah SWT yang tidak memiliki nafsu, salah satu tugas malaikat
adalah mengawasi tingkah laku amal buruk manusia dalam kehidupan sehari-hari,
malaikat mencatat semua amal perbuatan manusia dan di hari akhir nantinya akan
diperlihatkan kepada manusia apa yang diperbuatkan di dunia, firman Allah SWT
surat Qaf ayat 17 yang arinya:

“(yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk
di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (Q.S Qaf:17)

Ayat di atas menjelaskan bahwa dua malaikat mencatat amal perbuatannya


manusia di dunia, seorang duduk di sebelah kanan mereka adalah dua malaikat yang
ditugaskan untuk mencatat amal manusia, mereka akan mengawasi apa yang
dikatakan dan dilakukan oleh seseorang, kemudian mencatatnya. 9 Semua catatan
amalan manusia akan dibukukan dan diserahkan kepada manusia di hari akhirat untuk
diminta pertanggung jawabkan

B. Supervisi Dalam Pendidikan


1. Defenisi Supervisi

9
https://tafsirweb.com/9823-surat-qaf-ayat-17.html

7
Kata supervisi berasal dari bahasa inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu
super dan vision yang mengandung arti melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara
keseluruhan. Orang yang melakukan supervusu disebut dengan supervisor. Adapun beberapa
pengertian supervisi menurut para ahli diantaranya:

a. Ben M. Harris, dalam bukunya bukunya Supervisor Behaviour in Education


1975 menyatakan bahwa supervisi apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang
dewasa dan alat-alat dalam rangka mempertahankan ataumengubah pengelolaan sekolah
untuk mempengaruhi pencapaian tujuan instruksional sekolah. Supervisi mempunyai
impact dengan pelajar melalui perantaraan orang lain dan alat.
b. Drs. Ngalim Purwanto, dkk, dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979.
menyatakan: supervisi adalah aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif.
c. Drs. Ametembun, dalam bukunya, Supervisi Pendidikan, 1975, menyatakan: Supervisi
Pendidikan adalah pembinaan kearah perbaiakan situasi pendidikan pada umumnya dan
pertbaikan mutu belajar mengajar di sekolah pada khususnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikemukakan secara sederhana bahwa


supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran
dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana, kurikulum sistem
pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung jawab memperhatikan
perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.

2. Tujuan supervisi pendidikan

Supervisi harus dilakukan secara kontinyu atau regular, misal bulanan, per semester,
tahunan, dan lain sebagainya. Dalam melakukan supervisi tersebut, harus jelas indikator-
indikator yang harus dipantau dan, supervisi dilakukan dengan lima tujuan berikut:

a. Menghasilkan kinerja terbaik dengan cara memperoleh feedback dari semua


pihak atau aspek yang sedang kita kerjakan.

8
b. Meningkatkan rencana kerja dan melakukan tindakan perbaikan dengan segera
terhadap beberapa penyimpangan (deviasi) yang mungkin terjadi.
c. Menjajaki progress dan perubahan yang terjadi dari sisi input, proses, maupun
output melalui sistem pelaporan dan pencatatan regular.
d. Membantu pengembalian keputusan, seperti manajer program dalam menentukan
hal-hal yang memerlukan fokus perhatian penuh atau usaha yang lebih dan hal
yang kurang prioritas, atau hal yang harus segera diluruskan, dikembalikan, dan
diarahkan menuju tujuan ideal, sesuai rencana.
e. Temuan hasil supervisi selanjutnya akan menjadi bahan atau bagian dari alat
evaluasi untuk intervensi selanjutnya.10

3. Fungsi Supervisi Pendidikan

Fungsi supervisi menyangkut bidang kepemimpinan, hubungan kemanusiaan,


pembinaan proses kelompok, administrasi personil, dan bidang evaluasi. Pengertian
supervisi tersebut, mempertegas bahwa supervisi dilakukan secara intensif kepada guru.
Hal ini, secara tidak langsung berdampak pada prestasi belajar siswa. Berpijak pada
keterangan ini, maka supervisi pendidikan mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a. Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan


b. Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yan
terkait dengan pendidikan
c. Sebagai kegiatan dalam hal memimpin dan membimbing.

Dari sini, supervisi pendidikan bisa mencerahkan dan memperbaiki secara konsisten
program lembaga pendidikan sehingga meraih kesuksesan. Menurut Suharsimi Arikunto
dalam Nadhirin, fungsi supervisi yaitu Pertama, fungsi peningkatan mutu pembelajaran
yang tertuju pada aspek akademik yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang
memberikan bantuan, bimbingan dan arahan kepada siswa. Kedua, fungsi memicu unsur
yaitu berfungsi sebagai alat penggerak terjadinya perubahan yang tertuju pada unsur-
unsur yang terkait dengan atau bahkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
10
Abd. Rahman.”Supervisi dan Pengawasan Dalam Pendidikan”. Jurnal Pilar:Jurnal Kajian Islam Kontemporer.
V0l 12, 2021, hlm. 55

9
peningkatan kualitas pembelajaran. Ketiga, fungsi membina dan memimpin yaitu
pelaksanaan supervisi pendidikan diarahkan kepada guru dan tenaga tata usaha.

Menurut Nadhirin, fungsi supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh
supervisor dalam rangka membina para guru agar kualitas proses pembelajaran dan
hasilnya meningkat, serta mengupayakan agar guru lebih meningkatkan kinerja sehingga
dapat menyesuaikan dengan tuntutan profesi yang ada.11

4. Sasaran supervisi bagi pendidikan Islam

Objek kajian supervisi ialah perbaikan situasi belajar mengajar. Adapun sasaran
utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan kemampuan
profesional guru diharapkan dapat meningkat pula prestasi belajar siswa, dan itu berarti
meningkat pula kualitas lulusan sekolah itu. Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang
disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi :

a. Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-


masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan
kegiatan Pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari
sesuatu
b. Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
Pembelajaran
c. Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek
yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama
baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS
(Unit Kesehatan Sekolah),Perpustakaan dan lain-lain.12 .

5. Pentingnya supervisi bagi pendidikan Islam

11
Munafiah Qowsiy, Tujuan prinsip fungsi dan obyek supervisi pendidikan,Diunggah pada
https://munafiahqowsiy.wordpress.com/2015/09/08/tujuan-prinsip-fungsi-dan-obyek-supervisi-
pendidikan/,pada tanggal 30 April September 2023 pukul 11.00 WIT
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, Agustus 2006. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal.33

10
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia.

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui
proses pembelajaran disekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya
pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan di
kembangkan terus menerus. Potensi sumber daya guru itu perlu terus-menerus bertumbuh
dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. Selain itu, pengaruh
perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta
mobilitas masyarakat.

Dalam bukunya “ Role of Supervisor and Curriculum Directors in a Climate of


Change “ Leeper menyimpulkan beberapa hal yang memberi gambaran tentang latar
belakang perlunya supervisi antara lain sebagai berikut:

a. Bahwa dalam perubahan sosial dewasa ini perlu diperhatikan dimensi baru, yaitu
perubahan teknologi ruang angkasa
b. Susunan Internasional yang berubah dari polarisasi kekuatan pluralisme dalam
kekuatan
c. Berkembangnya science dan teknologi yang semakin cepat
d. Adanya urbanisasi yang semakin meningkat, menyebabkan masalah baru dalam
pendidikan
e. Adanya tuntutan hak-hak asasi manusia yang juga menyebabkan problema bagi
para pendidik yang memerlukan pemecahan secara rasional.13

C. Inspeksi Pendidikan

Inspeksi merupakan kegiatan pengawasan dengan fokus utama melakukan pemeriksaan


keterlaksanaan peraturan yang bersumber pada Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah, Pedoman
13
Maunah,Binti. Supervisi Pendidikan Islam (Teori dan Praktik). Yogyakarta: Kalimedia, 2017, hlm 55.

11
Kelembagaan dan sejenisnya.14 Inspeksi ditunjukan untuk membentuk kepatuhan legal, yaitu
kepatuhan terhadap norma-norma kerja yang bersumber pada dokumen hukum dan ketentuan
kelembagaan yang mengikat. Sedangkan menurut Suharsimi, inspeksi adalah melihat untuk
mencari-cari kesalahan. Prodesur inspeksi dilakukan sebagai berikut:15

1. Mempelajari standar norma dalam hal ini rujukan peraturan yang akan diperiksa
pelaksanaanya, misalnya mengenai perturan menteri tentang ketentuan pengelolaan
berbagai program di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau
Peraturan Daerah mengenai Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah.
2. Melakukan kunjungan pemeriksaan dengan fokus mempelajari kesesuaian atau
penyimpangan pelaksanaan kegiatan dikaitkan dengan kententuan perundang-
undangan yang ditetapkan.
3. Menemukan dan mengidentifikasi secara terperinci butir-butir penyimpangan disertai
rujukan buktinya.
4. Mengindentifikasi dan merumuskan temuan berupa penyimpangan yang terjadi.
5. Merumuskan rekomendasi perbaikan yang perlu ditindaklanjuti dalam bentuk
melengkapi hal-hal yang berkaitan dengan kekurangan atau kelengkapan dokumen
saja.

14
Djam’an Satori. Pengawasan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2016. Hlm 35
15
Suharsimi Arikunto. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Hlm 3

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan materi di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya
yaitu:

1. Pengawasan sering dikaitkan dengan kata controling dimana dalam dunia pendidikan
pengawasan dilakukan sebagai bentuk pembinaan dalam mengembangkan kinerja
serta mutu sekolah atau lembaga pendidikan, baik secara administrasi maupun hal
lainnya.
2. Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu
super dan vision yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan
secara keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.
3. Inspeksi kegiatan pengawasan dengan fokus utama melakukan pemeriksaan
keterlaksanaan peraturan yang bersumber pada Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan
Daerah, Pedoman Kelembagaan dan sejenisnya. Inspeksi bertujuan untuk membentuk
suatu kepatuhan yang lebih legal.
B. Saran

Demikianlah pembahasan tentang perbedaan aksioma pengawasn, supevisi dan inspeksi


perspektif pendidikan Islam yang dapat pemakalah sampaikan dan pemakalah menyadari
bahwa dalam makalah ini masih banyak kesalahan. Maka dari itu pemakalah mohon kritik
dan sarannya untuk membangun makalah yang lebih bagus ke depannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rahman.”Supervisi dan Pengawasan Dalam Pendidikan”. Jurnal Pilar:Jurnal


Kajian Islam Kontemporer. V0l 12, 2021.

Djam’an Satori. Pengawasan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta,


2016.

Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan. Al Fabeta, Bandung, 2010.

https://tafsirweb.com/9823-surat-qaf-ayat-17.html (diakses 30 April 2023 pukul 11:54


WIT)

https://tafsirweb.com/10761-surat-al-mujadalah-ayat-7.html (diakses 30 April 2023 pukul


12:14 WIT)

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.

Maryono, Dasar- Dasar dan Teknik menjadi Supervisor Pendidikan, Ar-Ruzz


Media,Jogjakarta, 2001.

Maunah,Binti. Supervisi Pendidikan Islam (Teori dan Praktik). Yogyakarta: Kalimedia,


2017.

Munafiah Qowsiy, Tujuan prinsip fungsi dan obyek supervisi pendidikan,Diunggah pada
https://munafiahqowsiy.wordpress.com/2015/09/08/tujuan-prinsip-fungsi-dan-
obyek-supervisi-pendidikan/,pada tanggal 30 April September 2023 pukul 11.00
WIT

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar SupervisI. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006.

Suharsimi Arikunto. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2004

14

Anda mungkin juga menyukai