Anda di halaman 1dari 9

Nama/Nim: Radia Bachtiar/18133004

Prodi/Semester: PBA1/Empat
Mata Kuliah: Studi Agama-Agama

SEJARAH, DOKTRIN DAN SISTEM KEPERCAYAAN AGAMA KONG HU CHU

A. Asal Usul Agma Kong Hu Chu


Agama Khonghucu, tepatnya disebut Ru Jiao, sudah ada 2000 tahun sebelum Nabi Khongcu
lahir. Para raja dan rakyat harus menjalankan upacara agama dan menjunjung tinggi moralitas
seperti yang diajarkan oleh para luhur raja. Nabi Khongcu lahir pada tahun 551 SM. Ia
ditugaskan oleh Tuhan untuk menata kembali tata upacara agama Ru Jiao dan mengajarkan
kepada raja dan rakyat Tiongkok tentang spiritual dan moral agar rakyat Tiongkok hidup lebih
sejahtera dan damai. Pada waktu itu di Tiongkok terjadi perpecahan yang menjadikan negeri
Tiongkok kacau balau. Para kepala daerah ingin menjadi raja, mereka saling berperang berebut
wilayah. Zaman itu disebut zaman Chun Qiu ( Musim Semi dan Musim Gugur).
Nabi Khongcu mendirikan sekolah yang menampung murid sebanyak 3000 orang. Setelah
para murid itu pandai banyak yang mendirikan sekolah meneruskan ajaran Nabi Khongcu.
Namun, ada juga murid yang mendirikan sekolah dengan aliran lain. Pada waktu itu muncul
aliran yang bermacam-macam di Tiongkok, bakan ada aliran yang bertentangan dengan ajaran
Nabi, antara lain aliran Mohist yang didirikan oleh Mo Zi.
Dua tokoh besar yang meneruskan ajaran Rujiao yaitu Meng Zi atau Mencius (371-289 SM)
dan Xun Zi (326-233 SM). Kedua tokoh ini memang mengajarkan ajaran Rujiao dari Kong Zi,
namun mereka mempunyai perbedaan pendapat dalam beberapa hal karena mereka hidup dalam
situasi negara Tiongkok yang berbeda. Meng Zi hidup pada saat awal kekacauan muncul,
sedangkan Xun Zi lahir saat kekacauan itu sudah memuncak. Meng Zi mengajarkan: manusia
akan hidup bahagia apabila negara makmur dan sejahtera, untuk itu menusia harus melaksanakan
Perintah Tuhan, yaitu menjalani hidup lurus, jujur, dan tidak serakah. Kekacauan terjadi dalam
masyarakat karena banyak orang tidak menjalankan hidup sesuai Perintah Tuhan. Ajaran Meng
Zi lebih mengarah kepada ajaran agama, kekuatan iman sangat diperhatikan. Meng Zi menyakini
bahwa watak dasar manusia itu baik. Xun Zi mengajarkan bahwa manusia bisa hidup bahagia
apabila negaranya kuat dan kaya. Untuk mewujudkan negara yang kuat dan kaya perlu dibuat
undang-undang yang berlandaskan cinta kasih dan keadilan, dan ditentukan sistem
kemasyarakatan yang jelas. Rakyat perlu dididik untuk hidup sesuai dengan sistem
kemasyarakatan yang ada. Ajaran Xun Zi lebih mengarah kepada ajaran Filsafat Konfusianisme.
Xun Zi tidak yakin bahwa  watak dasar manusia itu baik, maka dia menyarakan adanya
penegakan hukum yang serius agar rakyat hidup lurus dan benar.
Ajaran kedua tokoh ini telah memperkuat posisi ajaran Rujiao sebagai agama, pandangan
hidup, sistem filsafat bagi masyarakat Tionghoa. Sejak awal dinasti Han, ajaran Rujiao juga
diserap oleh bangsa Jepang, bangsa Korea, dan bangsa Vietnam sampai dengan sekarang.
Bangsa-bangsa tersebut menyerap ajaran Rujiao menurut keperluan mereka. Di Jepang untuk
keperluan pemerintahan mereka mengambil ajaran Xun Zi, untuk keperluan rakyat banyak
digunakan ajaran Meng Zi. Di Korea, ajaran Meng Zi lebih banyak diambil dari pada ajaran Xun
Zi. Di Vietnam, ajaran Xun Zi lebih banyak dimanfaatkan dari pada ajaran Meng Zi. Di
Tiongkok sekarang, untuk pemerintahan lebih banyak diambil ajaran Xun Zi, namun rakyat lebih
banyak mengenal ajaran Meng Zi.
Pada xaman dinasti Han (206 SM) Agama Khongcu atau Ru Jiao ditetapkan sebagai agama
negara, dan semua pejabat negara harus lulus ujian negara dengan materi ujian ajaran Ru Jiao,
yang bersumber dari Kitab Klasik, kitab ini ditulis berdasaekan ajaran Nabi Khongcu oleh para
murid-Nya. Namun pada waktu itu banyak orang dengan aliran lain mengaku sebagai pembawa
ajaran Khongcu, tujuannya supaya diterima sebagai pejabat.
Pada tahun 97 M, diadakan seminar di Gua Macan Putih (nama sebush gedung di Istana),
untuk menetapkan ajaran Nabi Khongcu yang asli dan dipisahkan dari ajaran Khongcu yang
palsu. Pemisahahan ini mempunyai dampak positip, tetapi juga mempunyai dampak negatif.
Dampak positifnya ajaran Nabi Khongcu yang murni sudah ditetapkan. Dampak negatifnya,
banyak buku tulisan pemikir Rujiao yang ikut tersingkirkan atau tidak diakui sebagai ajaran
Rujiao.
Perlu dijelaskan di sini bahwa pasa zaman itu terjadi pepecahan antara Kelompok teks baru
dan teks lama. Tampaknya yang menentukan putusan dalam seminar itu dari kelompok teks
baru. Tulisan Yang Xiong ( kelompok teks lama) yang berjudul Tai Xuan Jing (Kitab Rahasia
Besar) tidak dimasukkan dalam ajaran Rujiao. Tulisan Yang Xiong justru dimanfaatkan oleh
agama Tao sebagai kitab yang amat penting.
Semula agama Konghucu adalah untuk semua rakyat Tiongkok atau bangsa Tionghoa, ajaran
agama Khonghuci itu diajarkan melalui sekolah dan para orang tua. Lembaga agamanya adalah
negara itu sendiri. Setiap raja yang naik tahta wajib membuat rumah ibadah Khonghucu (Bio
atau Miao atau kelenteng) sebanyak tujuh buah, setiap gubernur lima buah, dan residen tiga
buah.
Pada akhir dinasti Han (210 M) di Tiongkok muncul agama Tao. Agama Tao ini mengambil
berbagai unsur, a.l. ajaran Taoisme, kitab Yi Jing, kitab Tai Xuan Jing, ilmu Kedewataan
Tiongkok kuna, dan konsep Reinkarnasi. Agama Tao ini bukan agama negara, mereka lebih
bebas menyebarkan ajarannya dengan mendirikan tempat ibadah yang lebih kecil. Perhatian
mereka adalah pada ajaran spititual dan ritual, termasuk ilmu magis dan mistik. Mereka
mempunyai pendeta yang menyucikan diri dari urusan duniawi. Umat mereka khusus, yaitu yang
mempelajari ajaran dari pendeta mereka, bukan di sekolah seperti Agama Khonghucu.
Agama Khonghucu pada waktu itu juga mempunyai lembaga khusus yang mempelajari
agama, tetapi tidak banyak jumlahnya. Para muridnya setelah lulus juga mengikuti ujian menjadi
pejabat negara. Kedudukan agama Khonghucu yang sangat istimewa di Tiongkok saat itu telah
menjadikan tokoh agama Khonghucu lupa membina umatnya secara intensif, mereka kurang
menekankan pada ajaran spiritual, tetapi lebih menekankan pada pengabdian masyarakat.
Pada abad V, agama Buddha Mahayana mulai berkembang di Tiongkok, akibatnya terjadi
persaingan dalam memperebutkan umat dengan agama Tao. Persaingan itu berlanjut menjadi
konflik fisik yang melibatkan para pengikutnya. Kaisar dinasti Tang saat itu melerai konflik
dengan menyatukan tigs lembaga agama menjadi San Jiao atau Tiga Agama (di Indonesia
disebut Tri Darma). Sejak itu di Tiongkok tidak ada konflik umat beragama, karena mereka
mempunyai tempat ibadah yang sama. Masing-masing umat mempelajari ajaran agamanya
sendiri dan tetap rukun dengan umat lain.

B. Konsep Ajaran Agama Kong Hu Chu


Tentang konsep Tri Darma ini masih ada perbedaan pendapat antara pengikutnya, yaitu ada
yang memahami Tri Darma sebagai koalisi, ada yang memahaminya sebagai sinkritisme.
Menurut kami, kedua pendapat itu terserah masing-masing. Biarkanlah masing-masing pengikut
Tri Darma memilih caranya sendiri untuk konsep itu.
Dengan adanya Tri Darma tidak berarti agama Khonghucu, agama Tao, dan  agama Buddha
Mahayana Tiongkok melebur menjadi satu. Maisng-masing agama masih berdiri sendiri-sendiri,
namun mereka mengakui  bahwa ada sebagian umat mereka merupakan umat bersama yang
perlu dibina bersama. Untuk itu, rohaniwan Khonghucu mendapat kesempatan untuk
menguraikan ajaran agama Khonghucu di kelenteng atau Tempat Ibadah Tri Darma (TITD), di
samping di tempat Ibadah Untuk agama Khonghucu ( Khongcu Bio).
Hari-hari besar agama Khonghucu dirayakan bersama di TITD maupun di Khongcu Bio, dan
juga di rumah-rumah penduduk. Tangal satu bulan satu tahun Imlik (yin li) adalah haru Besar
agama Khonghucu ( termasuk Tri Darma). Pada hari-hari menjelang tanggal satu sampai dengan
tanggal 15 bulan satu dilakukan berbagai kegiatan upacar keagamaan. Namun, masih banyak
orang Tionghoa yang sudah tidak memeluk Agama Khonghucu atau Tri Darma masih
merayakan hari Sin Tjia itu sebagai tradisi menyambut musim semi (sayangnya di Indonesia
tidak ada musim semi).
Hal itu adalah hak mereka untuk merayakan hari itu sebagai apa yang dipahaminya, namun
jangan mengatakan bahwa hari Tahun Baru Imlik itu bukan hari besar agama. Nagi mereka
bukan hari besar agama, tetapi bagi umat Khonghcu dan umat Tri Darma adalah hari besar
agama.
Bagi umat Khonghucu dan Tri Darma, kue kranjang adalah kue yang dipersembahkan
kepada Tuhan pada awal tahun, kue Bulan ( Tiong Ciu Pia) pada pertengan bulan delapan, 
wedang ronde pada hari Tangcik (21Desember), dan kuecang bakcang untuk sembahyang
tanggal lima bulan lima Imlik. Apakah orang tidak boleh makan ronde atau bakcang pada hari
biasa? Tentu boleh, namun bukan untuk upacara suci, hanya sebagai makanan biasa.

Sumbangan ajaran Rujiao, dari Kong Zi, Meng Zi, dan Xun Zi yang dapat dimanfaatkan oleh
umat agama Khonghucu antara lain sebagai berikut;
1. Manusia lahir ke dunia ini untuk melaksanakan tugas dari Tuhan, yaitu membangun
dunia ini lebih baik agar manusia generasi yang akan datang bisa hidup lebih nyaman dan
sejahtera. Untuk itu generasi tua harus mendidik generasi muda dengan bekal keimanan,
moralitas, keahlian, dan keberanian untuk menghadapi kehidupan.
2. Manusia haeus membina diri agar semua potensi yang telah diberikan oleh Tuhan kepada
masing-masing orang dapat dikembangkan dan diwujudkan menjadi keahlian yang
berguna bagi orang lain, masyarakat, dan negara.
3. Setiap umat Khonghucu harus memberikan karyanya yang terbaik kepada bangsa dan
negara di mana dia dilahirkan.
Wujud awal dari keimanan manusia adalah bakti kepada orang tua. Keluarga adalah tempat
dimulainya perjalanan hidup manusia, oleh karena itu setiap manusia harus menyiapkan diri
untuk memiliki kekuarga yang sejahtera dan bahagia.

C. Dasar-dasar Ajaran Konfusius


Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa
Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut
hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan
dia hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang
dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut".
Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat
untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia.
Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama
Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat
Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan
tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita
melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut
dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang
Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan
penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku
moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia
meninggal dunia pada tahun 479 SM.
Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antar-manusia
di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek
moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan
etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku. Konfusius tidak menghalangi orang
Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tetapi hanya yang patut disembah, bukan
menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disembah, yang
dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.
Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mengzi ke seluruh Tiongkok dengan beberapa
perubahan. Hal-hal yang perlu diketahui dalam agama Khonghucu, yaitu;
1. Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)
2. Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) sebagai tempat ibadah resmi, namun
dikarenakan tidak banyak akses ke litang, masyarakat umumnya menganggap klenteng
sebagai tempat ibadah umat Khonghucu.
3. Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) sebagai kitab suci resmi
4. Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi
5. Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari
Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming
(5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.
6. Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta),
Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
7. Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Khongcu (Konfusius). Nabi Khongcu
mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah ditata kembali
oleh Nabi Khongcu.

Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 February pergantian musim
dingin ke musim semi. Jadi imlek bukan perayaan musim semi. Perkiraan tanggal 1 imlek,
rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Pebruary tersebut.Tiap 4 atau 5
tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.
Memahami Ajaran Konfusius; Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau
Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari
orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah
pencipta agama ini melainkan dia hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum
kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan
ajaran-ajaran kuno tersebut".
Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran
filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau
memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan
tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh
para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar
sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang
Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai
yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan
penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku
moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia
meninggal dunia pada tahun 479 SM.
Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antar-manusia
di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek
moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan
etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.
Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tetapi
hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang
tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu
berusaha memperbaiki moral. Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mengzi ke seluruh
Tiongkok dengan beberapa perubahan.

D. Intisari Ajaran Kong Hu Chu


Falsafah Dasar;
1. Tian, adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat sejati
Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:
a. Yuan : yang selalu hadir.
b. Heng : yang selalu berhasil.
c. Li : yang selalu membawa berkah.
d. Zhen : yang selalu adil, tidak membeda-bedakan.
2. Xing, adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian Ming) dalam
diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya. Manusia sulit
mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka manusia harus dibimbing
dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu
persamaan yaitu Ren (perikemanusiaan).
3. Ren, Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Zhong (setia) dan
Shu (solidaritas). Zhong merupakan kependekan dari istilah zhong yi Tian (lit. setia
kepada Tuhan), yaitu berserah diri ,lahir dan batin kepada Tuhan. Shu merupakan
kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada sesama manusia atau "cinta kasih
sejati".
Terdapat dua istilah yang menerangkan arti Shu lebih lanjut.
1. Ji shuo bu yi wu shi yi ren, yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan
terhadap orang lain". (Lunyu)
2. Ji yi li er li ren, ji yi da er da ren, yaitu "kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga tegak;
jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju".

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu;


1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
9. Lima Sifat Mulia (Wu Chang)
10. Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang)

Lima Etika (Wu Lun), Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk
dasar interaksi manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun,
seseorang akan menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya
dengan masyarakat.
1. Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
2. Hubungan antara Suami dan Isteri
3. Hubungan antara Orang tua dan anak
4. Hubungan antara Kakak dan Adik
5. Hubungan antara Kawan dan Sahabat

Delapan Kebajikan (Ba De) ;


1. Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orangtua, leluhur, dan guru.
2. Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati
yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
3. Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
4. Xin - Dapat Dipercaya
5. Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
6. Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
7. Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak
menyeleweng/ menyimpang.
8. Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi pekerti.

Kitab suci agama kong hu chu;


1. Kitab Sanjak Suci 詩經 Shi Jing
2. Kitab Dokumen Sejarah 書經 Shu Jing
3. Kitab Wahyu Perubahan 易經 Yi Jing
4. Kitab Suci Kesusilaan 禮經 Li Jing
5. Kitab Chun-qiu 春秋經 Chunqiu Jing
6. Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:
7. Kitab Ajaran Besar - 大學 Da Xue
8. Kitab Tengah Sempurna - 中庸 Zhong Yong
9. Kitab Sabda Suci - 論語 Lun Yu
10. Kitab Mengzi - 孟子 Meng Zi

Anda mungkin juga menyukai