Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SOSIOLOGI AGAMA

“AGAMA TRADISIONAL CHINA”

DOSEN PEMBIMBING :

Yulasteriyani, S.Sos.,M.Sos

Disusun Oleh :

1. Tamara Valentica Zulian (07021281924177)

2. Alek Sabar Sihombing (07021381924131)

3. Anastasya Novelita H (07021381924095)

4. Bambang (07021381924129)

5. Dieta Natasya (07021381924089)

6. M. Rifky Fadhil (07021381924133)

7. Firdha Prahastiwi (07021381924183)

8. Mayza Rachma Juwita (07021381924137)

9. Risma Nia (07021281924185)

10.Muhammad Aji Pangestu (07021381924087)

TAHUN AJARAN

2020/2021
1. Pengertian, asal usul dan perkembangan Agama Tradisional China
Agama Tradisional Cina adalah sebuah agama yang sudah ada pada masa
jauh sebelum Konghucu lahir. Oleh sebab itu pada masa sekarang agama
tradisional cina disebu juga sebagai agama konghucu. Konghucu sendiri berkata:
“Aku bukanlah pencipta melaikan aku sukaakan ajaran-ajaran kuno tersebut”.
Istilah aslinya yang lebih tepat untuk agama ini adalah Rujiao yang berarti
agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur sehingga
agama ini kadang juga disebut sebagai Ruism). Ru Jiao sudah ada jauh sebelum
Nabi Kongcu lahir. Ru Jiao sudah dimulai sejak Nabi Fuxi Shen-nong (2838-1698
SM), Huangdi (2698-2596 SM), Yao (2357-2255 SM), Shun (2255-2205 SM),
Da-yu (2205-2197 SM), Shang-tang (1766-1122 SM), Wen, Wu Zhou-gong
(1122-255 SM), sampai kemudian dilanjutkan oleh Nabi Kongzi (551-479 SM)
dan Mengzi (371-289 SM).
Para Nabi inilah peletak dasar Ru jiao, sedangkan Nabi Kongzi adalah
penerus, pembaharu dan penyempurna. Maka Ru jiao juga disebut Kong jiao.
Kongzi atau Konghucu dianggap memiliki jasa yang besar melestarikan
kepercayaan, adat isiadat dan tradisi Cina kuno ini. Meski demikian ada juga
sebagian kalangan yang berpendapat bahwa Konghucu adalah sebuah sistem etika
dan filsafat saja.
Agak sulit memperkirakan berapa jumlah penganut agama ini karena di
banyak tempat agama ini telah mengalami sinkretisme dengan berbagai ajaran
lain. Di Indonesia mayoritas warga keturunan Tionghoa menganut agama
Tridharma yang merupakan gabungan antara agama Konghucu, Buddha, dan Tao
dengan tempat ibadahnya yang disebut sebagai klenteng 9TITD- Tempat Ibadah
Tri Dharma). Tapi secara keseluruhan penganut agama tradisional Cina di seluruh
dunia diperkirakan mencapai 500 juta orang dengan populasi terbesar berada di
negara Cina.
2. Sumber-Sumber pokok Agama Tradisional China
a. Kitab
Koleksi kitab bangsa Cina terdiri atas lima kitab klasik (King) dan empat
kitab lainnya (Shu). Kitab yang pertama disunting oleh Konfusius, dan yang
terakhir oleh para murid Konfusius atau aleh Mensius, seorang guru ternama yang
hidup sekitar satu abad setelah masa Konfusius. Lima kitab klasik pertama adalah
naskah yang paling disacikan.
b. Sumber Ajaran
Konfusius tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi tokoh
pembaharu di bidang agama di negerinya. Konfusianisme sebenarnya adalah
ajaran agama kuno tersebut. Agama ini telah berkemhang pesat ketika pertama
kali kita melihatnya, dan anehnya agama ini telah membuang berbagai elemen
yang kejam dan tidak rasional dari ajarannya. Tak ada lagi mitologi: legenda
dunia tentang pernikahan antara langit dan bumi sudah tidak terlalu kentara..
Semuanya sudah tepat, bermartabat. dan teratur. Para dewa adalah etnisitas yang
layak disembah dan sangat baik kepada para hamba-Nya
c. Objek Pemujaan
Objek pemujaan sendiri memiliki arti dimana para pemeluk agama
mengagungkan sesuatu yang dianggap dan diyakini dapat memberikan
kedamaian, ketentraman, dan keamanan dalam hidupnya. Untuk agama tradisional
China sendiri objek pemujaan dikelompokkan kedalam tiga kelas, yang mana
sejak zaman nenek moyang bangsa China beserta keturunannya dan sampai saat
inimasih disembah, yaitu:
1. Langit
Langit atau orang China lebih mengenalnya dengan istilah (Tien)
merupakan sembahan utama bagi bangsa China. Sebab bangsa China itu
menganggap bahwa langit adalah sesuatu yang hidup. Langit bukanlah angkasa
yang berngin atau awang-awang yang hanya semata mata menurunkan hujan
tetapi lebih dar itu langit adalah sesuatu yang dapat mengawasi, mengetahui, dan
menguasai segala sesuatu yang ada dibumi. Langit dengan yang maha kuasa atau
bahasa lainnya itu tuhan adalah dua hal yang saling bergandengan atau setara.
Sebab alam atau langit mengungkapkan seluruh perubahan yang terjadi dalam
pikiran sang penguasa dari setiap tindakan manusia. Contohnya begini, orang
China itu sangat percaya pada kekuatan takdir (Ming), setiap orang itu memiliki
ming nya masing-masing, tetapi untuk mengetahuinya mereka harus melihat dari
gejala gejala alam yang ada. Sebab pada waktu itu konfusiuse ini pernah ditanya
“apakah langit mengungkapkan takdirnya dengan jelas. Ternyata jawabnya adalah
tidak, Takdir baru dapt diketahui setelah terjadi sebuah peristiwa dari langit.
Sebab itulah gejala-gejala yang diturunkan dari langit sangat berpengaruh pada
apa yang menjadi takkdir manusia. Sebagai contoh ketika terjaddi hujan lebat atau
kekeringan jangka panjang ini berarti langit sedang tidak baik. ini artinya sedang
terjadi sesuatu yang bernilai buruk bagi kehidupan manusia.
2. Beragam Jenis Roh
Pemujaan terhadap berbagai roh adalah sebuah kewajiban bagi orang
China. Walaupun roh tersebut tak diketahui bagaimana wujudnya dan ada dimana
mereka tetap percaya dan menanamkan dalam diri mereka bahwa setiap objek
alam seperti matahari, bulan, planet, awan, hujan, gunung dan sebagainya
memiliki roh . Mereka percaya bahwa roh roh ini akan membalas siapa saja yang
percaya, menghargai, dan memberikan persembahan kepadanya. Pemujaan
terhadap roh termassuk kedalam paham animisme dan dalam kepercayaan orang
China, semua roh adalah baik dan jarang sekali ada roh yang jahat.
3. Roh Para Leluhur
Pemujaan kepada leluhur adalah pemujaan yang ditujukan pada sosok
individu tertentu. Ketika seseorang tidak lagi mendekatkan diri kepada shang-ti
atau kepada kaisar yang bertahta dibumi sebagai wakil dari shang-ti, maka
persembahannya akan ditujukan kepada para leluhurnya sepenuhnya. Orang China
percaya bahwa roh seseorang masih terus hidup setelah orang itu mati dan mereka
mengundang sang roh untuk kembali menempati jasad yang telah mereka
tinggalkan. Keyakinan ini hampir mirip dengan konsep imortalitas jiwa, yaitu
anggapan untuk lebih memilih kelanjutan dari garis keluarga ketimbang orang
lain. Mereka tidak akan menunggu masa depannya atau membiarkan dirinya
terpengaruh olehnya sebab mereka tidak bisa mendapatkan informasi tentang
pahala dan siksaan di masa depan secara proposional.
3. Pokok-Pokok Ajaran Agama Tradisional China
Oleh beberapa ahli dikatakan bahwa Khonghucu, bukan pencipta agama
atau konseptor kebenaran baru bagi manusia, ia adalah sosial reformer (pembaru
masyarakat) dari masyarakat pola lama kepada masyarakat pola baru, pada waktu
itu. Soal-soal agama tidak dikemukakan. Ajaran-ajarannya hanya bersifat moral
susila. Hukum-hukum susilanya diperkokoh oleh kaidah “langit” yang penyusun
etika yang mengandung tendensi keagamaan yang berasal dari permulaan raja-raja
Tsu tahun 1050 SM. Oleh karena itu, ajaran agama Khonghucu sebenarnya adalah
gabungan antara 2 unsur. Yaitu, kepercayaan agama bangsa China Kuno,
ditambah dengan ajaran moral Khonghucu.
1. Ajaran moral Kong hu cu
Di dalam ajarannya, Khonghucu menuangkan hasil pikirannya dalam
bentuk filsafat yang mengandung tendensi psikologis, sosial dan kebudayaan pada
zamannya. Karena sebagai seorang ahli piker yang cinta kepada adat istiadat
bangsanya, maka dia membentuk pandangan filsafatnya di atas tradisi Tiongkok
yang telah berabad-abad sebelumnya memberikan keserasian hidup bagi
masyarakatnya.
Ajaran-ajaran Konghucu berisi pandangan yang banyak berhubungan
dengan masalah humanism (kemanusiaan), tata-susila dan watak-watak
kemanusiaan yang berguna untuk hidup mansyarakat. Dengan kata lain dapt lah di
anggap bahwa ajaran Konghucu tersebut mengandung unsur pembentukan akhlak
yang mulia bagi bangsa Tiongkok serta konsepsi yang mempedomani cara-cara
mengatur pemerintahan yang sebaik-baiknya pada masa itu. Pkok-pokok ajaran
dapatlah kita ketahui dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Setiap manusia harus memiliki Yen, yang mengandung pengertian bahwa setiap
insan harus terdapat dalam dirinya suatu kebaikan, budi pekerti, cinta dan
kemanusiaan. Yen mengandung suatu pengertian “hubungan” ideal di antara
sesame manusia.
b. Watak yang berhubungan erat dengan Yen ialah “Chung Tzu”. Bila orang telah
memiliki Yen, maka. Chung Tzu muncul sebagai watak ideal dari padanya. Chung
Tzu di artikan sebagai sifat kelaki-lakian yang mulia dan terpuji, sehingga dengan
adanya sifat-sifat tersebut orang akan terpuji. Chung Tzu dipandang sebagai
lambing bagi orang bijaksana yang percaya terhadap diri sendiri dan mempunyai
rasa tanggung jawab.
c. Bilamana orang telah memiliki dalam dirinya Yen dan Chung Tzu maka berarti ia
telah mempunyai ikatan dengan “Li”. Kata Li mengandung 2 maca, pengertian
yaitu:
1. Peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah yang menjaga keseimbangan dalam hidup
manusia, adalah suatu cara atau jalan segala sesuatu yang harus dilalui oleh siapa
pun.
2. terbentuk dalam upacara-upacara yang luas dan sudah mengandung ke Ritual
(upacara) dalam sepanjang hidup manusia. Seluruh hidup manusia sucian.
d. Setiap manusia harus memlihara kekuatan batin yang disebut “TE,” yang menurut
Konghucu mengandung pengertian psikologi yang dalam, yang berarti “kekuatan
atau kekuasaan” yang tidak hanya terbatas pada kekuatan psikis saja akan tetapi
juga sampai kepada kekuatan fisik-jasmaniah.
e. Konsep penting dari Konghucu ialah apa yang disebut “WEN” yang artinya
“damai”. Konghucu mengartikan kata “WEN” dengan “bentuk kehidupan yang
tenteram”, jauh dari peperangan. Bentuk hidup yang demikian menurut Konghucu
adalah hasil dari kebudayaan yang tinggi.

4. Aliran-aliran dalam Agama China


Ada banyak sekte-sekte dalam agama ini, yang kemudian sekte-sekte
tersebut memiliki pandangan berbeda dalam memahami hubungan antar manusia,
misalnya Menurut Meng Tsu sifat dasar manusia itu dapat rusak sebagai akibat
dari adanya hubungan hidup yang kasar . ia mengatakan bahwa seorang pria
adalah seorang yang tidak kehilanganhati sebagai seorang anak yang amsih kecil,
dan ahati anak kecil itu adalah merupakan lambing atau sumber dari semua
sumber yang baik dari sifat dasar manusia, yang harus selalu dipegang teguh.
Sekalipun demikian sayangnya di dalam hidup ini, jika anjing atau ayam kita
hilang, kita selalu berusaha mencarinya, tetapi sedikit sekali dari kita yang mau
berusaha untuk memperoleh kebajikan kita yang wajar. Dalam hal pemerintahan
Meng Tsu mendukung penuh ajaran gurunya Kong Hu Cu , bahwa pemerintah
yang baik itu bukan bergantung pada kekuatan tanpa peri kemanusiaan, tetapi
pada teladan yang baik dari penguasa. Untuk mencapai pemerintahan yang baik
itu katanya peranan rakyat yang penting diikutsertakan dalam pemerintahan.
Rakyat bukan hanya sekedar akar dan dasar bagi pemerintahan, tetapi juga
merupakan peradilan terakhir bagi pemerintah.

Berbeda dengan Meng Tsu yang menjadi penganjur ajaran Kong Hu Cu


yang ideal, maka Hsun tsu menjadi penganjur ajaran gurunya yang realistic. HSun
Tsu adalah seorang yang tidak percaya pada adanya Tien (surga) sebagai pribadi
Tuhan. Menurut pendapatnya Tien itu adalah hukum  alam yang tidak berubah,
seperti halnya bintang-bintang,dan lainnya., adalah ketentuan hukum yang besar.
Manusia itu kata Hsun Tsu bukanlah Tien yang bertanggung jawab atas
kehidupannya, ataupun kebahagiaan dan bencana alam yang dialaminya.  Jadi
apabila sandang pangan tersedia cukup dan dimanfaatkan secara ekonomi,
tidaklah surge akan membuat Negara miskin. Begitu pula apabila rakyat terus
menerus menggunakan tenaganya dengan memadai sesuai dengan musim,
tidaklah surge akan menimpa kehidupan rakyat, dan begitu juga jika Tao diikuti
dan ridak terjadi penyimpangan-penyimpangan, maka surge tidak akan
mendatangakn kemalangan.
Jadi Hsun Tsu menolak semua yang sifatnya tahayul, seperti ilmu firasat
atau ramalan nasib, dan ia juga mempersoalakan kemanjuran tentang doa-doa
permohonan. Ia juga mengkritik Meng Tsu, menurunya sifat dasar manusia itu
jahat dan kebaikan tu diperoleh dari lingkungan.

5. Tradisi Agama Tradisional China


a. Tradisi imlek
Pergantian tahun dalam kalender China, Hari raya Imlek telah ada sejak
4.000 tahun lalu.
b. Tradisi filosofi utama: Konfusianisme (ritual negara)
Konfuisme adalah memperingati peristiwa2 kelahiran, kematian, dan
perkawinan.
c. Tradisi ritual
Ordo master ritual rakyat. Jitong: jitong adalah seseorang dewa roh yg
diyakini sebagai kendaraan duniawi untuk ekspresi ilahi. Kepercayaan
tradisional nuo. Shammisme tionghoa
d. Tradisi kebaktian
Mazuisme: mazuisme populer di Taiwan karena sejumlah besar imigran
awal yang pindah ke Taiwan. Perayaan bait sucinya ini merupakan peristiwa
penting di negara itu, dengan perayaan terbesar di sekitar candi di Dajia dan
Beigang. Pemujaan wang ye: pemujaan wang ye adalah Keyakinan adat yang
percaya bahwa Wang Ye hidup atas nama alam surgawi, mengusir penyakit dan
kejahatan dari orang-orang yang menyembah mereka.

6. Organisasi Agama

Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (disingkat MATAKIN)


adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan
agama Khonghucu di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955 setelah
melalui proses yang panjang sejak akhir abad ke-19. Keberadaan umat
beragama Khonghucu beserta lembaga-lembaga keagamaannya di Nusantara atau
Indonesia ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan
kedatangan perantau atau pedagang-pedagang Tionghoa ke tanah air kita ini.
Mengingat sejak zaman Sam Kok (三國時代) yang berlangsung sekitar abad ke-3
Masehi, Agama Khonghucu telah menjadi salah satu di antara Tiga Agama Besar
di China waktu itu; lebih-lebih sejak zaman dinasti Han, atau tepatnya tahun 136
sebelum Masehi telah dijadikan Agama Negara.

Kehadiran Agama Khonghucu di Indonesia telah berlangsung berabad-


abad lamanya, Kelenteng Ban Hing Kiong ( 萬 興 宮 ) di Manado didirikan pada
tahun 1819 . Di Surabaya didirikan tempat ibadah Agama Khonghucu yang
disebut mula-mula: Boen Tjhiang Soe ( 文昌祠), kemudian dipugar kembali dan
disebut sebagai Boen Bio (文廟) pada tahun 1906. Sampai dengan sekarang Boen
Bio yang terletak di Jalan Kapasan 131, Surabaya masih terpelihara dengan baik
dibawah asuhan Majelis Agama Khonghucu (MAKIN) “Boen Bio” Surabaya.
Di Sala didirikan Khong Kauw Hwee sebagai Lembaga Agama Khonghucu pada
tahun 1918. Pada tahun 1923 telah diadakan Kongres pertama Khong Kauw Tjong
Hwee 孔 教 總 會 (Lembaga Pusat Agama Khonghucu) di Yogyakarta dengan
kesepakatan memilih kota Bandung sebagai Pusat. Pada tanggal 25
September 1924 di Bandung diadakan Kongres ke dua yang antara lain membahas
tentang Tata Agama Khonghucu agar supaya seragam di seluruh kepulauan
Nusantara.

Pada tanggal 14-15 Juni 1953 di Solo diadakan konferensi antar tokoh-


tokoh Agama Khonghucu untuk membahas kemungkinan ditegakkan kembali
Lembaga Agama Khonghucu secara Nasional setelah tidak ada kegiatan semenjak
pecahnya perang dunia II dan masuknya Jepang ke Indonesia. Akhirnya pada
konferensi yang diselenggarakan di Sala pada tanggal 16 Agustus 1956 disepakati
dibentuk kembali Lembaga Tertinggi Agama Khonghucu Indonesia dengan
memakai nama Perserikatan K’ung Chiao Hui Indonesia yang diketuai Dr.
Sardjono. Tanggal 16 April 1955 disepakati sebagai hari jadi Majelis Tinggi
Agama Khonghucu Indonesia, disingkat MATAKIN.

Sejak berdirinya secara periodik diadakan Kongres/MUNAS. Pada awal


pemerintahan Orde Baru, tepatnya tanggal 24-27 Juli 1978 telah diadakan
Kongres ke-VI di mana Soeharto yang pada waktu itu sebagai Presiden Republik
Indonesia berkenan memberikan sambutan tertulis yang antara lain mengatakan
bahwa, "Agama Konghutju mendapat tempat yang layak dalam negara kita jang
berlandaskan Pantjasila ini”. Dengan dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri No. 477/74054/ BA.01.2/ 4683/95 tanggal 15 Agustus 1980 antara lain
menyatakan bahwa agama yang diakui oleh pemerintah
yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha mulailah keberadaan umat
Khonghucu dipinggirkan. Keputusan politik ini yang sesungguhnya batal demi
hukum, karena sangat bertentangan dengan Hak Asasi Manusia, disamping itu
bertentangan dengan UUD pasal 29 ayat 2 yang memberikan kebebasan beragama
dan beribadat, justru dijadikan pegangan oleh aparat pemerintah sampai sekarang
ini kendatipun telah dicabut per tanggal 05 Februari 2000. Surat edaran ini juga
mengingkari realita bahwa warga negara Indonesia yang memeluk Agama
Khonghucu ada di Indonesia. Karena berdasarkan sensus penduduk yang diadakan
lembaga resmi pemerintah yaitu Biro Pusat Statistik Indonesia pada tahun 1984
penduduk Indonesia yang beragama Khonghucu mencapai 0,7% yang berarti lebih
dari 1 juta jiwa. Di dalam Anggaran Dasar MATAKIN Bab XIII pasal 21.2
dengan tegas disebutkan bahwa,” MATAKIN bersifat independen, dan tidak
berafiliasi dengan/ atau kepada organisasi sosial-politik manapun, baik di dalam
dan di luar negeri”.

7. Penyebaran Agama Tradisional China


Penyebaran agama Khonghucu atau agama tradisional China ke Tanah Air
dilakukan oleh orang-orang Tionghoa yang merantau ke Indonesia. Keberadaan
berbagai macam sukubangsa Cina di Indonesia sebagai akibat dari lamanya
mereka tinggal di Indonesia dan di tempat-tempat yang berbeda. Migrasi orang
Cina ke Indonesia sudah dilakukan sejak sebelum abad ke-19, bahkan mereka
sudah datang ke Indonesia sejak abad ke-17 yang dipimpin oleh Laksamana Zeng
Ho. Pada abad ke 19 dan 20 terjadi migrasi besar-besaran orang-orang Cina ke
Indonesia (termasuk juga di dalamnya wanita-wanita Cina). Migrasi orang Cina
ini membentuk suatu kelompok masyarakat Cina yang terpisah dari sukubangsa
lain yang sering disebut totok (atau singkeh atau orang baru), namun mereka
hidup berdampingan dengan masyarakat lain dalam suatu wilayah.

Agama Khonghucu ini pernah diakui sebagai salah satu agama yang sah
oleh pemerintah Orde Lama dan sebanding dengan lima agama lainnya. Namun
karena kondisi politik setelah kemerdekaan kurang menguntungkan bagi orang
Cina—terutama setelah pemberontakkan G30S/PKI tahun 1965, kuatnya
desakkan pemerintah Orde Baru untuk membaurkan orang Cina ke dalam
kelompok pribumi, dan ditambah lagi dengan dikeluarkannya Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri No. 477/74054/BA.01.2/4683/95 tanggal 18 Nopember
1978 yang menyebutkan bahwa agama yang diakui oleh pemerintah hanyalah:
Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha, maka mulai saat itu agama
Khonghucu menjadi kurang jelas statusnya. Karena kurang jelasnya status agama
Khonghucu ini di mata hukum Indonesia, maka banyak penganutnya yang pindah
ke agama lain seperti Kristen, Katolik, dan Buddha. Tidak hanya itu, rumah
ibadahnya (klenteng) telah dirubah namanya menjadi Vihara (rumah ibadah umat
Buddha). Dan bagi orang Cina yang masih tetap mempertahankan agama
Khonghucu sebagai keyakinan keagamaannya, hanya dapat mempraktekkan
agamanya dilingkungan keluarga, seperti misalnya pemujaan leluhur yang
merupakan bagian dari praktek keagamaan orang Cina dan praktek-praktek
keagamaan lainnya di lingkungan terbatas. Orang-orang Cina yang ingin
memaksakan Khonghucu itu sebagai agama yang sebanding dengan lima agama
lainnya, terutama dalam mendapatkan hakhaknya sebagai penganut suatu agama,
tetap saja mendapat tantangan dari pemerintah dan bahkan diikuti dengan
tindakan diskriminasi oleh pemerintah sebagai kelompok dominan (suatu
kelompok yang memiliki kekusaan yang luar biasa).

Bentuk-bentuk diskriminasi yang diberikan oleh pemerintah terhadap umat


Khonghucu misalnya: tidak diterimanya pencatatan pernikahan yang dilakukan
secara agama Khonghucu di Kantor Catatan Sipil, umat Khonghucu tidak
diperbolehkan mencantumkan identitas agamanya di Kartu Tanda Penduduk
(KTP) atau pada kolom agam di KTP diberi tanda (-)dan dilarangnya
pertunjukkan kesenian yang menonjolkan kebudayaan Cina di depan umum
seperti Barongsai, Liong (naga), dan lain-lain. Bentuk-bentuk diskriminasi ini
tampaknya sedikit demi sedikit mulai berakhir setelah pemerintahan Orde Baru
lengser dan digantikan oleh pemerintahan Orde Reformasi. Apabila pada masa
pemerintahan presiden B.J. Habibi istilah “pribumi dan nonpribumi” dihapuskan,
maka pada masa pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid Khonghucu diakui
kembali sebagai agama. Besarnya peranan kelompok dominan (pemerintahan
Orde Baru) dalam masyarakat majemuk Indonesia, yang ikut campur dalam
urusan agama, maka suatu agama baru dapat dikatakan sebagai agama apabila
mendapat persetujuan dari pemerintah dan bukan ditentukan oleh umatnya sendiri.
Inilah yang terjadi pada agama Khonghucu yang merupakan agama minoritas
yang dianut sebagian kecil orang Cina di Indonesia. Namun pengikut di seluruh
dunia dari agama ini mencapai lebih dari 7 juta pengikut di seluruh dunia . dan
konfusianisme adalah agama terbesar kedelapan di dunia sampai saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
Menzies, Allan. 2014. SEJARAH AGAMA AGAMA Studi Sejarah,
Karakteristik dan Praktik Agama Agama besar di Indonesia. Yogyakarta :
familia
Nurdiyanah, A. (2013). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (02.04.2019)
11. 0274, 11–90.
Tanggok, I. (2009). P enelitian A gama K honghucu : S ejarah , A jaran , dan K
eorganisasiannya. XVI(01), 50–63.
Zarkasi, A. (2014). Mengenal Poko-poko Ajaran Kong Hu Cu. Jurnal Study
Lintas Agama, IX, 21–35.
http://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/lema/matakin%2B%2528majelis
%2Btinggi%2Bagama%2Bkhonghucu%2Bindonesia%2529
https://matakin.wordpress.com/agama-khonghucu/
https://matakin.wordpress.com/agama-khonghucu/

Anda mungkin juga menyukai