PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jawa merupakan salah satu pulau diantara lima pulau terbesar di Indonesia.
Jawa adalah pulau terpadat dan merupakan pusat dari pemerintahan Indonesia.
Namu jika ditinjau dari dimensi kultural; jawa merupakan sebuah suku yang penuh
dengan tradisi-tradisi berbau mistik.
1. Sapta Darma
Sapta Darma adalah nama sebuh kelompok kebatinan yang lahir pada tahun 1956.
Pemrakarsanya adalah Hardjosaputro yang oleh masyarakat sekitar dikenal dengan nama pak
Sepuro. Beliau berasal dari Kediri tepatnya di desa Sanding masuk Kewedanan Pare. Beliau
adalah seorang yang buta huruf, pekerjaan sehari-harinya adalah tukang cukur dan pekerjaan
sampingannya adalah mengobati orang-orang yang sakit dengan ilmu magnetisme yang
dimilikinya atau dikenal dengan istilah dukun.
Setelah mendapat banyak pengikut pak Sepuro mengaku mendapat ilham dan berambisi ke
pangkat kenabian sehingga diberi gelar Sri Gutama yang artinya pemimpin jalan
kebenaran. Sapta darma berarti tujuh pedoman yaitu :
1. Setia kepada pancasila Tuhan.
2. Agar jujur dan setia hati.
3. Siap sedia sewaktu-waktu mempertahankan tegaknya Negara nusa dan bangsa,
4. Menolong siapa saja yang memerlukan dengan tidak mengharap balasan.
5. Berani hidup dengan kepercayaan dan kekuatan diri sendiri.
6. Harus gotong royong, bersikap halus dan sopan santun serta memberi penerangan
sehingga memuaskannya.
7. Yakin dan percaya bahwa dunia tidak kekal.
2. Paguyuban Sumarah
Sumarah artinya menyerah (tawakal). Paguyuban artinya sama dengan kerukunan. Jadi
Paguyuban Sumarah artinya persatupaduan menyerahkan diri kepada Allah. Aliran ini
bukanlah sebuah agama melainkan sebuah organisasi kebatinan berdasarkan ketuhanan
dengan berserah diri kepada Allah.
Samurah adalah aliran kebatinan yang berbentuk organisasi, memiliki dasar tujuan,
mempunyai sifat peribadatan juga kitab-kitab yang digunakan sebagai pedoman.
Pembahasan secara rincinya adalah sebagai berikut :
· Mengakui adanya Tuhan yang maha esa. (Allah)
· Selalu ingat kepada Allah
· Memelihara kesehatan lahir dan batin.
· Mempererat persaudaraan dalam kalangan warganya.
· Memperhatikan kebutuhan dan keperluan rakyat terutama anggota-anggotanya.
Pimpinan pusat dalam kelompok ini adalah dr. Surono Projohusodo di Yogyakarta.
Pimpinan ruhaninya bernama pak Sukirnohartono, sebelumnya beliau bekerja di Bank Negara
Yogyakarta sebagai kasir lalu pada Tahun 1935 mengaku mendapat wahyu dari Allah dan
akhirnya diangkat menjadi pimpinan rohani dalam aliran ini.
4. Ilmu Sejati
Pendirinya bernama R. Sujono alias Prawirosudarso. Ilmu sejati ini bukanlah suatu suatu
agama melainkan gerakan/ajaran mistik dengan tidak membeda-bedakan agama dan
golongan.
Ajaran Ilmu Sejati asalnya kesucian yang dihimpun dari agama-agama Islam, Kristen dan
Budha.
1. “ Islam masuk Indonesia, khususnya Jawa, dengan jalan damai dan dengan
toleransi tinggi terhadap keyakinan yang ada sebelumnya yaitu Hindu-
Budha dan agama primitive, Ada sekelompok orang yang mencampur
adukan ajaran agama-agama dengan cara mengambil unsur dan ajaran dan
keyakinan yang paling baik pula.
2. Dari sekelompok non-muslim menganggap bahwa agama-agama itu
khusunya Islam, adalah agama impor, maka mereka menolak dan bahkan
mereka itu menentang ajaran Islam.
3. Bagi mereka yang menganggap bahwa agama-agama itu bukan asli
Indonesia ( Jawa ), mereka ingin kembali dan mencari yang Jawa asli.
Mereka menghendaki agama yang benar-benar murni dan asli dari Tuhan
yang diperuntukkan bagi setiap individu.
4. Sekelompok orang yang ingin memasyhurkan nama, dengan membuat
praktek perdukunan dan perguruan kebatinan.
5. Karena kekacauan politik, ekonomi, social, budaya dan keagamaan, karena
sulit mengatasi masalah tersebut, orang cenderung untuk
menanggulanginya melewati jalan spiritual meninggalkan duniawi
menengadah kelangit untuk mendapatkan ketentraman jiwa menghindarkan
diri dari penderitaan. Jalan yang sering ditempuh untuk menanggulangi
masalah, tidak lagi mengikuti hukum alam, tetapi lebih suka menggunakan
hal-hal ghaib yang tidak sejalan dengan logika.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepercayaan penduduk Indonesia pada periode awal kepada kehidupan dan
lingkungan mereka tinggal telah mendasari adanya berbagai ragam keyakinan
mereka di periode berikutnya, terlebih hal itu juga dipengaruhi oleh penyebaran
dakwah-dakwah penyebar agama-agaman di negeri ini yang tidak dapat dipahami
secara sempurna oleh penduduk Indonesia saat itu.
Aliran Kepercayaan adalah suatu aliran yang berkaitan dengan alam ghoib
yang tidak bisa di akali oleh manusia. Dan Aliran Kebatinan adalah aliran yang
mengeluarkan kekuatan kebatinan dalam diri manusia.
Aliran kepercayaan dapat disebut aliran kebatinan, kerohaniaan, kejiwaan,
kejawen, dan lain sebagainya.
Aliran keabatinan dengan cabang pokoknya yaitu; Hardapusara dari
Purworejo, Susila Budi Darma (SUBUD) yang asalnya berkembang di Semarang,
Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu) dari Surakarta, Paguyuban Sumarah dan
Sapta dari Yogyakarta, sama-sama bersifat atau bercorak mistis, metafisis dan gaib,
dengan bertujuan menyatunya diri dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan berbagai
corak tatacaranya yaitu; memisahkan diri dari hal lahiriyah menuju hal yang bersifat
batiniyah melalui mantra-mantra dari para guru pada aliran masing-masing.
Corak-corak Kebatinan ada 3 : Mistik Kebatinan, Gerakan untuk Purifikasi
Jiwa, Kebatinan Yang Berdasarkan Ilmu Gaib. Cara untuk purifikasi Jiwa itu ada
Pamudharan ( terbebas dari beban kehidupan duniawi ), menjalankan kehidupan
yang penuh dengan tanggung jawab, baik secara moral, sederhana.
Sebab timbulnya Aliran Kepercayaan dan Kebatinan dikarenakan oleh
pengalaman hidup manusia yang selalu menghadapi kesulitan dan pengalaman
menyelesaikan masalah yang sangat rumit bahkan mungkin tidak dipecahkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://uinpalembang.blogspot.com/2016/04/makalah-aliran-kepercayaan-dan-
kebatinan.html
Abdul Mutholib Ilyas, Drs.Abdul Ghofur Imam, Drs, 1988, Aliran Kebatinan dan
Kepercayaan di Indonesia, CV Amin Surabaya.
Hadiwijono, Harun, 1983, Konsepsi tentang Manusia dalam Kebatinan Jawa,
Penerbit Sinar Harapan, Jakarta.
______________, Kebatinan dan Injil BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Hamka, Prof.Dr, 1976, Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Bulan Bintang
Pustaka.
Kampussamudrailmuhikmah.wordpress.com.
Kartapraja, Prof.Kamil, 1985, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia.
Penerbit Yayasan Masagung, Jakarta.
Mariyat, Drs.H.M. Akrim, Dipl.A.Ed, 1997, Ajaran Beberapa Aliran Kebatinan,
Penerbit Darussalam Press Gontor-Ponorogo.
Nusadwipa.blogspot.com
Purwadarminta, WJS, 1952, Kamus Umum Bahasa Indonesia Balai Pustaka,
Jakarta.
Rasjidi , Prof.Dr.H.M., 1986, Islam dan Kebatinan, Bulan Bintang, Jakarta.
Rimbaspiritual.blogspot.com.
Subagyo, Rahmat, 1979, Agama dan alam Kerohanian Indonesia, Nusa Indah,
Jakarta.
, 1976, Kepercayaan, Kebatinan, Kerohanian, Kejiwaan, dan
Agama, Penerbit Yayasan Kanisius, Yogyakarta.
Sufaat M, 1985, Beberapa Pembahasan tentang Kebatinan, Penerbit Kota
Kembang, Yogyakarta.
MAKALAH
Tugas
Disusun Oleh :
Nim : 1218624
STMIK BANDUNG