Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya, aliran kebatinan dan kepercayaan memiliki akar sejarah


pertumbuhan yang cukup panjang dan lama sejak ratusan tahun yang lampau.
Aliran ini lahir dari hasil proses perkembangan budaya, buah renungan dan filsafat
nenek moyang, yang kemudian terpaku menjadi adat istiadat masyarakat turun
temurun hingga sekarang. Mayoritas aliran kepercayaan menjadikan adat istiadat
ini sebagai pedoman ajaran yang sangat dipegang teguh yang dihayati dan
diamalkan.

Kebatinan Jawa sebenarnya adalah peninggalan tradisi agama Jawa asli


sebelum adanya pengaruh agama-agama besar (Hindu, Buddha, Islam dan Kristen).
Setelah masuknya Hindu, Buddha, Islam dan Kristen, maka terjadilah akulturasi
budaya dimana agama asli penduduk bercampur dengan agama baru.

Dalam proses akulturasi itu, terjadi beberapa kemungkinan. Pertama, unsur-


unsur agama baru diterima akan tetapi unsur agama lama tidak hilang dan
bercampur dengan unsur agama baru (contoh: Islam abangan dimana ia menyebut
dirinya Islam, tetapi melaksanakan upacara-upacara selamatan dan tidak berdoa
sebagaimana mestinya orang Islam). Kedua, unsur-unsur agama baru makin
menguat dan mendominasi unsur agama lama makin menghilang (contoh: agama
Kristen dalam budaya Batak). Ketiga, unsur agama baru bercampur dengan unsur
agama lama dan menghasilkan agama baru yang memiliki ciri tersendiri (contoh:
agama Hindu Bali berbeda dengan ajaran Hindu di Hindustan). Keempat, unsur
agama lama mengalami revival dan menjadi menonjol meskipun menggunakan
juga unsur-unsur agama baru (contoh: agama Wudu di Brasilia). Di sini kita akan
mempelajari berbagai aliran kebatinan atau kepercayaan yang berkembang di Jawa.

Menurut para peneliti, kepercayaan Nenek Moyang bangsa Indonesia


adalah animisme, dinamisme, dan demonologisme. Akan tetapi faktanya bahwa
bangsa Indonesia berevolusi seiring perjalanan waktu, kepercayaan bangsa
Indonesia berakar dari animatheisme, politheisme, henoteisme, monotheisme
animisme, dinamisme, dan demologisme. Dari ajaran-ajaran yang dipeluk oleh
nenek moyang dan yang terbentuk oleh pengalaman kehidupan yang bermacam
ragam yang dialami mereka melewati kurun waktu yang cukup panjang. Dan semua
berawal dari rentetan sejarah kehidupan suatu bangsa dan juga akan berakhir
dengan kikisan sejarah yang menerpa adat tersebut.

Jawa merupakan salah satu pulau diantara lima pulau terbesar di Indonesia.
Jawa adalah pulau terpadat dan merupakan pusat dari pemerintahan Indonesia.
Namu jika ditinjau dari dimensi kultural; jawa merupakan sebuah suku yang penuh
dengan tradisi-tradisi berbau mistik.

Istilah kepercayaan dan kebatinan, sebenarnya masih ada istilah-istilah lain.


Rahmat Subagyo menyebutkan nama kejiwaan dan kerohanian. Kejiwaan adalah
ajaran yang menunjukan ilmu hidup benar, budi pekerti baik, atau pemeliharaan
jiwa yang dicari secara ilmiah dan metodis. Adapun kerohanian ialah ajaran yang
lebih menekankan aspek mistisisme, yakni bagaimana manusia mencapai kontak
langsung dengan yang mutlak.

Kamil Kartapraja memberikan istilah Kejawen, yakni ajaran yang berupa


pengetahuan dan praktik-praktik ritual Jawa Asli (animisme) ; dan klenik, yakni
ilmu yang bersifat rahasia dan merupakan praktik-praktik mistik yang
menyeleweng dari agama yang dianut.
BAB II
PEMBAHASAN

a. Definisi Aliran Kepercayaan


Menurut sejarah perkembangan dan kehidupan Aliran Kepercayaan dan
Kebatinan, jumlah dan macamnya selalu bertambah dan berkurang. Masing-masing
aliran mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan yang lainnya. Oleh sebab itu,
nampaknya sulit untuk memberikan suatu definisi atau batasan yang dapat
mencangkup semua aliran dengan sempurna. Pengertian harfiah memberikan,
namun belum menggambarkan pengertian terminologi yang total. Aliran
kepercayaan dapat disebut aliran kebatinan, kerohaniaan, kejiwaan, kejawen, dan
lain sebagainya.
“ Aliran “ berarti haluan pendapat ( pandangan hidup, politik, dsb ) yang
timbul dari suatu paham.
“ Kepercayaan” dari asal kata “percaya” mendapat awalan ke dan akhiran
an’ artinya iman, keyakinan, hal menganggap bahwa sesuatu itu benar[13]. Percaya
berarti membenarkan suatu keterangan dari keterangan yang bermacam-macam
yaitu : keterangan umum, keterangan ilmiah, keterangan falsafi, dan keterangan
agama. Jadi, Aliran Kepercayaan adalah suatu aliran yang berkaitan dengan alam
ghoib yang tidak bisa di akali oleh manusia. Dan Aliran Kebatinan adalah aliran
yang mengeluarkan kekuatan kebatinan dalam diri manusia.
Presiden Soeharto mendefinisikan bahwa Aliran Kepercayaan adalah
keyakinan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa diluar agama atau tidak termasuk
kedalam agama
b. Contoh aliran kepercayaan dan kebatinan

1. Sapta Darma

Sapta Darma adalah nama sebuh kelompok kebatinan yang lahir pada tahun 1956.
Pemrakarsanya adalah Hardjosaputro yang oleh masyarakat sekitar dikenal dengan nama pak
Sepuro. Beliau berasal dari Kediri tepatnya di desa Sanding masuk Kewedanan Pare. Beliau
adalah seorang yang buta huruf, pekerjaan sehari-harinya adalah tukang cukur dan pekerjaan
sampingannya adalah mengobati orang-orang yang sakit dengan ilmu magnetisme yang
dimilikinya atau dikenal dengan istilah dukun.

Dalam aliran kebatinan ini diajarkan beberapa hal diantaranya :


· Percaya kepada tuhan dan percaya kepada diri sendiri.
· Cinta sesama manusia dan suka tolong menolong.
· Memberikan ramalan-ramalan mengenai Jayabaya yang menyatakan akan datangnya
Ratu adil asal kerajaan Madiun. Penjelmaan Kyai Semar yang bergelar Herucakra
Asmaratantra. Semua agama akan lenyap dan lebur masuk ke dalam agama Sapta Darma.

Setelah mendapat banyak pengikut pak Sepuro mengaku mendapat ilham dan berambisi ke
pangkat kenabian sehingga diberi gelar Sri Gutama yang artinya pemimpin jalan
kebenaran. Sapta darma berarti tujuh pedoman yaitu :
1. Setia kepada pancasila Tuhan.
2. Agar jujur dan setia hati.
3. Siap sedia sewaktu-waktu mempertahankan tegaknya Negara nusa dan bangsa,
4. Menolong siapa saja yang memerlukan dengan tidak mengharap balasan.
5. Berani hidup dengan kepercayaan dan kekuatan diri sendiri.
6. Harus gotong royong, bersikap halus dan sopan santun serta memberi penerangan
sehingga memuaskannya.
7. Yakin dan percaya bahwa dunia tidak kekal.
2. Paguyuban Sumarah
Sumarah artinya menyerah (tawakal). Paguyuban artinya sama dengan kerukunan. Jadi
Paguyuban Sumarah artinya persatupaduan menyerahkan diri kepada Allah. Aliran ini
bukanlah sebuah agama melainkan sebuah organisasi kebatinan berdasarkan ketuhanan
dengan berserah diri kepada Allah.

Samurah adalah aliran kebatinan yang berbentuk organisasi, memiliki dasar tujuan,
mempunyai sifat peribadatan juga kitab-kitab yang digunakan sebagai pedoman.
Pembahasan secara rincinya adalah sebagai berikut :
· Mengakui adanya Tuhan yang maha esa. (Allah)
· Selalu ingat kepada Allah
· Memelihara kesehatan lahir dan batin.
· Mempererat persaudaraan dalam kalangan warganya.
· Memperhatikan kebutuhan dan keperluan rakyat terutama anggota-anggotanya.

Pimpinan pusat dalam kelompok ini adalah dr. Surono Projohusodo di Yogyakarta.
Pimpinan ruhaninya bernama pak Sukirnohartono, sebelumnya beliau bekerja di Bank Negara
Yogyakarta sebagai kasir lalu pada Tahun 1935 mengaku mendapat wahyu dari Allah dan
akhirnya diangkat menjadi pimpinan rohani dalam aliran ini.

Pedoman ajarannya menggunakan kitab-kitab seperti Mahabarata Kawedar, Wejangan


Resi Budha, Juga Mengambil Dalil Dari Al-Qur’an Dan Injil. Mereka memiliki semboyan yang
berbunya “Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti” artinya “kesaktian dan keberanian
di atas dunia akan hancur oleh takwa” Aliran ini meyakini adanya hukum karma dan yang tidak
lulus menghadapi ujian dunia maka akan terlahir kambali (reinkarnasi). Begitulah seterusnya
hingga Tuhan menerima semua perbuatannya.

3. Ngelmu Sejati Cirebon


Ngelmu sejati atau dikenal juga ngelmu hakekat adalah ajaran kebatinan yang tersebar
luas di daerah Keresidenan Cirebon terutama di kabupaten Cirebon dan Indramayu. Golongan
ini mengatakan bahwa orang-orang yang beragama adalah golongan itik dan angsa karena
setiap harinya mereka mandi dan berwudhu’ dan hal tersebut dianggap main air.
Sumber ajaran aliran ini adalah primbon yang ditulis tangan menggunakan bahasa jawa
Cirebon dan bercampur dengan bahasa Kawi (sansakerta) dengan huruf Arab atau Jawa. Isi
ajarannya tersusun menjadi 5 diantaranya :
· Sahadat jati
· Salat jati
· Martabat tujuh
· Tribahwana.
· Mi’raj.
Jadi ajaran Ngelmu Sejati termasuk ajaran mistik dan bukanlah ajaran yang menyatakan
sebagai agama. Ajarannya bersumber dari sinkretisme antara agama Hindu Budha dan
Islam.namun pengikutnya dengan tegas menyatakan bahwa ajarannya adalah Islam sejati.

4. Ilmu Sejati
Pendirinya bernama R. Sujono alias Prawirosudarso. Ilmu sejati ini bukanlah suatu suatu
agama melainkan gerakan/ajaran mistik dengan tidak membeda-bedakan agama dan
golongan.
Ajaran Ilmu Sejati asalnya kesucian yang dihimpun dari agama-agama Islam, Kristen dan
Budha.

5. Agama Yakin Pancasila


Aliran ini pertama kali didirikan oleh M. Kartawinata yang berasal dari Ciparai Bandung.
Aliran ini juga dikenal dengan nama PERMAI yang kepanjangannya adalah Peri Kemanusiaan,
dikenal juga dengan nama agama Pancasila. Pada awalnya aliran ini adalah sebuah organisasi
yang berdiri setelah Indonesia merdeka tepatnya pada November 1948.
Ajaran M. Kartawinata bukan agama dan tidak pernah dinyatakan senagai agama. Mereka
menyebut agama dengan tafsiran lain. Mereka mengartikan agama sebagai ageman yang
artinya pegangan hidup.
Ajaran ini timbul dari kekacauan batin dan pikiran. Sehingga pendirian awal aliran ini
cenderung dalam keadaan labil. Sepeninggal Kartawinata aliran inipun perlahan mulai lenyap
c. Sebab-sebab timbulnya aliran kebatinan dan kepercayaan
Banyak hal yang mengakibatkan timbulnya aliran kebatinan dan
kepercayaan di Indonesia. Dilihat dari sudut pandang antropologi timbulnya aliran
kebatinan atau bahkan juga agama ( agama wadl’I ) adalah disebabkan oleh
pengalaman hidup manusia yang selalu menghadapi kesulitan dan pengalaman
menyelesaikan masalah yang sangat rumit bahkan mungkin tidak dipecahkan. Pada
dasarnya aliran kebatinan itu timbul karena terjadi respon terhadap sesuatu yang
terjadi atau tantangan yang datang dari lingkungan dimana manusia itu berada.

Sebab timbulnya aliran kebatinan dan kepercayaan itu diantaranya dapat


disimpulkan sebagai berikut :

1. “ Islam masuk Indonesia, khususnya Jawa, dengan jalan damai dan dengan
toleransi tinggi terhadap keyakinan yang ada sebelumnya yaitu Hindu-
Budha dan agama primitive, Ada sekelompok orang yang mencampur
adukan ajaran agama-agama dengan cara mengambil unsur dan ajaran dan
keyakinan yang paling baik pula.
2. Dari sekelompok non-muslim menganggap bahwa agama-agama itu
khusunya Islam, adalah agama impor, maka mereka menolak dan bahkan
mereka itu menentang ajaran Islam.
3. Bagi mereka yang menganggap bahwa agama-agama itu bukan asli
Indonesia ( Jawa ), mereka ingin kembali dan mencari yang Jawa asli.
Mereka menghendaki agama yang benar-benar murni dan asli dari Tuhan
yang diperuntukkan bagi setiap individu.
4. Sekelompok orang yang ingin memasyhurkan nama, dengan membuat
praktek perdukunan dan perguruan kebatinan.
5. Karena kekacauan politik, ekonomi, social, budaya dan keagamaan, karena
sulit mengatasi masalah tersebut, orang cenderung untuk
menanggulanginya melewati jalan spiritual meninggalkan duniawi
menengadah kelangit untuk mendapatkan ketentraman jiwa menghindarkan
diri dari penderitaan. Jalan yang sering ditempuh untuk menanggulangi
masalah, tidak lagi mengikuti hukum alam, tetapi lebih suka menggunakan
hal-hal ghaib yang tidak sejalan dengan logika.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepercayaan penduduk Indonesia pada periode awal kepada kehidupan dan
lingkungan mereka tinggal telah mendasari adanya berbagai ragam keyakinan
mereka di periode berikutnya, terlebih hal itu juga dipengaruhi oleh penyebaran
dakwah-dakwah penyebar agama-agaman di negeri ini yang tidak dapat dipahami
secara sempurna oleh penduduk Indonesia saat itu.

Aliran Kepercayaan adalah suatu aliran yang berkaitan dengan alam ghoib
yang tidak bisa di akali oleh manusia. Dan Aliran Kebatinan adalah aliran yang
mengeluarkan kekuatan kebatinan dalam diri manusia.
Aliran kepercayaan dapat disebut aliran kebatinan, kerohaniaan, kejiwaan,
kejawen, dan lain sebagainya.
Aliran keabatinan dengan cabang pokoknya yaitu; Hardapusara dari
Purworejo, Susila Budi Darma (SUBUD) yang asalnya berkembang di Semarang,
Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu) dari Surakarta, Paguyuban Sumarah dan
Sapta dari Yogyakarta, sama-sama bersifat atau bercorak mistis, metafisis dan gaib,
dengan bertujuan menyatunya diri dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan berbagai
corak tatacaranya yaitu; memisahkan diri dari hal lahiriyah menuju hal yang bersifat
batiniyah melalui mantra-mantra dari para guru pada aliran masing-masing.
Corak-corak Kebatinan ada 3 : Mistik Kebatinan, Gerakan untuk Purifikasi
Jiwa, Kebatinan Yang Berdasarkan Ilmu Gaib. Cara untuk purifikasi Jiwa itu ada
Pamudharan ( terbebas dari beban kehidupan duniawi ), menjalankan kehidupan
yang penuh dengan tanggung jawab, baik secara moral, sederhana.
Sebab timbulnya Aliran Kepercayaan dan Kebatinan dikarenakan oleh
pengalaman hidup manusia yang selalu menghadapi kesulitan dan pengalaman
menyelesaikan masalah yang sangat rumit bahkan mungkin tidak dipecahkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://uinpalembang.blogspot.com/2016/04/makalah-aliran-kepercayaan-dan-
kebatinan.html

Abdul Mutholib Ilyas, Drs.Abdul Ghofur Imam, Drs, 1988, Aliran Kebatinan dan
Kepercayaan di Indonesia, CV Amin Surabaya.
Hadiwijono, Harun, 1983, Konsepsi tentang Manusia dalam Kebatinan Jawa,
Penerbit Sinar Harapan, Jakarta.
______________, Kebatinan dan Injil BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Hamka, Prof.Dr, 1976, Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Bulan Bintang
Pustaka.
Kampussamudrailmuhikmah.wordpress.com.
Kartapraja, Prof.Kamil, 1985, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia.
Penerbit Yayasan Masagung, Jakarta.
Mariyat, Drs.H.M. Akrim, Dipl.A.Ed, 1997, Ajaran Beberapa Aliran Kebatinan,
Penerbit Darussalam Press Gontor-Ponorogo.
Nusadwipa.blogspot.com
Purwadarminta, WJS, 1952, Kamus Umum Bahasa Indonesia Balai Pustaka,
Jakarta.
Rasjidi , Prof.Dr.H.M., 1986, Islam dan Kebatinan, Bulan Bintang, Jakarta.
Rimbaspiritual.blogspot.com.
Subagyo, Rahmat, 1979, Agama dan alam Kerohanian Indonesia, Nusa Indah,
Jakarta.
, 1976, Kepercayaan, Kebatinan, Kerohanian, Kejiwaan, dan
Agama, Penerbit Yayasan Kanisius, Yogyakarta.
Sufaat M, 1985, Beberapa Pembahasan tentang Kebatinan, Penerbit Kota
Kembang, Yogyakarta.
MAKALAH

ALIRAN ALIRAN KEPERCAYAAN DI INDONESIA

Tugas

Mata Kuliah Pancasila

Disusun Oleh :

Nama : Aughy Fikri Jamuri

Nim : 1218624

Jurusan : Teknik Informatika

STMIK BANDUNG

Bandug, 20 April 2019

Anda mungkin juga menyukai