DISUSUN OLEH:
Islam adalah agama yang membawa kebaikan dan kesejahteraan umatnya. Dalam QS Ar
Ra’d ayat 11 terkandung makna bahwa setiap individu harus bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri. Oleh karena itu setiap individu dtuntut untuk bisa berbuat baik terhadap
dirinya maupun orang lain. Dalam konteks ini jelas bahwa islam dan ilmu sosial sangatlah
berhubungan untuk membangun kemaslahatan umat.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
Fenomena keagamaan atau kehidupan beragama bisa menjadi sumber kajian sosiologi,
misalnya bagi kaum muslim, agama bisa menyangkut sumber identitas, sumber nilai dan
norma sosial. Agama menyangkut masalah makna sebagai landasan dasar untuk melihat dan
memaknai realitas. Dalam masyarakat muslim, Islam menjadi sumber identitas, sumber nilai
etika, moral dan peradabannya. Karena itu Islam menjadi referensi utama dalam memecahkan
masalah-masalah sosial kemanusiaan, atas dasar itu masyarakat akan bergerak, berbuat,
bertindak. Sumber referensi bagi tindakan sosial adalah Al-Quran dan hadis, tindakan-
tindakan sosial itulah yang menjadi fakta sosial. Sebab itulah agama menjadi universal,
agama kemanusiaan dan agama rahmatan lil’alamin atau agama bagi seluruh umat manusia
tanpa mempersoalkan asal-usul keyakinannya.
Dengan memahami bagaimana kandungan Al-Quran dan hadis menjadi referensi utama
bagi muslim dalam membentuk komunitas dan dalam proses interaksi sosialnya, menyadari
sepenuhnya bahwa Tuhan selalu hadir dalam setiap aktivitas manusia. Islam sebagai sistem
kepercayaan berarti Islam terdiri dari seperangkat kepercayaan, nilai, norma, dan hukum.
Elemen-elemen agama ini kemudian menjelma sebagai struktur yang menjalankan fungsinya
sebagai patokan umum dalam bertingkah laku.
Struktur sosial yang bersumber dari ajaran agama pada akhirnya menciptakan kebenaran
objektif bagi para penganutnya. Kebenaran objektif inilah yang mendasari lahirnya
pandangan dunia atas berbagai persoalan hidup sehari-hari. Pada aspek pertama ini, agama
sebagai sistem kepercayaan bermuara pada wilayah pikiran. Hakekat agama sebagaimana
dipahami dalam alam pikiran manusia. Selain sebagai sistem kepercayaan, aspek kedua
agama adalah sebagai institusi sosial. Berbeda dengan aspek sebelumnya. Jika muara agama
berada di pikiran, maka pada aspek kedua ini agama berada di tataran tingkah laku. Lebih
tepatnya berfokus pada ekspresi keagamaan masyarakat yang mencerminkan kepercayaan
yang diyakininya.
Kesimpulan
Ilmu sosial dan humanoria modern sangat dipengaruhi oleh struktur ekonomi
kapitalis dan kepentingan-kepentingan yang terkait dengan dana. Ilmu alampun tidak terpisah
dari nilai dan kepentingan yang terkait dengan asumsi-asumsi budaya dan agama. Apalagi
ilmu sosial mengandung ideologi dan kepentingan tertentu. Studi tentang agama dengan
pendekatan normatif juga berbicara tentang kehendak Tuhan dalam dunia nyata. Asumsi-
asumsi, simbol-simbol dan jaringan makna yang dipakai dalam agama normatif berbeda
daripada ilmu sosial modern.
DAFTAR PUSTAKA
Ridla, M. R. (2012, Desember). Sosiologi Hukum Islam. Al-Ihkam, 7.
Sa’diyah, H. (2016, Desember). Peran Agama Dalam Perubahan Sosial Masyarakat.
Islamuna, 3.
Syarifuddin Jurdi dan Sulistyaningsih. (2011, Juni), Islam dan Ilmu Sosial di Indonesia
Risakotta, B. A. (2003). Mendialogkan Ilmu Sosial Dan Humaniora Dengan Ilmu Agama:
Tantangan Pengembangan Kajian Islam. Hermeheia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner,
2(1), 1-23