Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH HUKUM ACARA PERADILAN TATA

USAHA NEGARA

Tentang:

SURAT KUASA, SURAT GUGGATAN, JAWABAN TERGUGAT,


REPLIK DAN DUPLIK ANTARA “Hizbu Tahrir Indonesia
melawan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Pak Totok

Oleh:
Amru Hanifa Mukti
NIM: 160710101315

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KASUS POSISI

Sengketa ini muncul berawal dari Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi manusia Nomor : AHU-30A.01.08 Tahun 2017 berisi tentang
Pencabutan Status Badan Hukum Organisasi Kemasyarakatan Hizbut Tahrir Indonesia
tertanggal 19 Juli 2017 yang diumumkan oleh Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum
Kemenkumham, Freddy Haris di Gedung Kementerian Hukum dan HAM, beralamat di
Kuningan Jakarta.
Hizbut Tahrir Indonesia merupakan Organisasi Kemasyarakatan pertama yang
dibubarkan lewat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017.
Alasan Pemerintah membubarkan HTI, dikarenakan HTI dianggap suatu organisasi
kemasyarakatan yang mengancam keutuhan negara karena memiliki paham dan tindakan
yang bertentangan dengan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

HTI mulai muncul ke muka publik seiring dengan kebebasan berpendapat pada era
reformasi. Pada Maret 2002, untuk pertama kalinya mereka menyerukan kekhilafahan Islam
lewat Konferensi Internasional Khilafah Islamiyah di Istora Senayan, Jakarta. Acara itu
disebut-sebut sebagai tonggak lahirnya HTI.

Sejak saat itu, mereka aktif merespons berbagai peristiwa penting. Mereka juga
semakin modern dalam menyebarkan gerakan HTI dengan menerbitkan buku Pembentukan
Partai Politik Islam dan meluncurkan situs web resmi www.hizbut-tahrir.or.id pada 2004.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 22 Juni 2006, HTI terdaftar sebagai ormas lewat
terbitnya Surat Keputusan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian
Dalam Negeri Nomor 44/D.III.2/VI/2006.

Belakangan, pada Juli 2014, HTI disahkan sebagai badan hukum perkumpulan di


Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kini HTI diperkirakan memiliki anggota
hingga 1 juta orang. HTI mengklaim memiliki cabang di 330 kabupaten dan kota yang
tersebar di seluruh provinsi.

Sejak dikeluarkan dan diterbitkannya Surat Keputusan Nomor : AHU-30A.01.08


Tahun 2017 berisi tentang Pencabutan Status Badan Hukum Organisasi Kemasyarakatan
Hizbut Tahrir Indonesia, HTI mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta atas Surat Keputusan pembubaran tersebut, tertanggal 13 Oktober 2017.
SURAT KUASA KHUSUS
NOMOR : 211/G/2017/PTUN-JKT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Organisasi Masyarakat Hizbut Tahrir Indonesia yang diwakili oleh Ir. H.
Ismail Yusanto, MM
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Alamat : Jalan Bratasena II Nomor 5,RT/RW 001/005, Kelurahan Tegalgundil,
Kecamatan Kota Bogor Utara, KMota Bogor, Provinsi Jawa Barat

Selanjutnya disebut PEMBERI KUASA, yang dalam hal ini memilih tempat kediaman
hukum (domisili) di kantor kuasanya yang tersebut dibawah ini.

Dengan ini menerangkan memberi kuasa kepada :

Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc Zulkarnain Yunus S.H., M.H., Agus Dwiwarsono
S.H., M.H., Gugum Ridho Putra., S.H., M.H., Adria Indra Cahyadi S.H.,M.H., dan Rozy
Fahmi, S.H., kesemuanya adalah Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum IHZA
& IHZA Law Firm, yang dalam hal ini dibantu oleh Advokat Magang/Asisten Advokat/Para
Legal yakni Muhammad Dzul Ikram S.H., Elfano Eneilmy S.H., Khairul Fadli S.H.,M.H.,
beralamat di Casablanka Office Tower, Tower A, Lantai, Jalan Kaslabanka Kav 88,
Kuningan, Jakarta 12870, untuk selanjutnya disebut PENERIMA KUASA.

---------------------------------------------KHUSUS-------------------------------------------------------

Untuk dan atas nama pemberi kuasa mewakili sebagai penggugat, mengajukan gugatan
terhadap Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Direktur Jendral Administrasi Hukum
Umun di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta atas diterbitkannya Surat Keputusan Menteri
Hukum dan HAM Nomor AHU-30A.01.08 Tahun 2017 berisi tentang Pecabutan Status
Badan Hukum Organisasi Kemasyarakatan Hizbut Tahrir Indonesia.

Untuk itu yang diberi kuasa di kuasakan untuk menghadap dan menghadiri semua
persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, menghadap instansi-instansi, hakim-
hakim, pejabat-pejabat, mengajukan dan menandatangani surat-surat, mengajukan segala
permohonan, mengajukan segala keterangan yang diperlukan, mengajukan bukti-bukti surat
surat maupun saksi-saksi, dapat mengadakan perdamaian dengan syarat-syarat yang dianggap
baik oleh yang di beri kuasa, meminta penetapan,meminta pencabutan, putusan, dapat
mengambil segala tindakan yang penting, perlu dan berguna sehubungan dengan
menjalankan perkara, serta dapat mengerjakan segala sesuatu pekerjaan yang umumnya dapat
dikerjakan oleh seorang kuasa/wakil untuk kepentingan tersebut diatas, juga untuk
mengajukan permohonan banding dan kasasi.

Surat kuasa ini diberikan dengan upah (honorarium) serta dengan hak untuk melimpahkan
(subtitusi) baik sebagian maupun seluruhnya yang dikuasakan ini kepada lain orang.

Demikian surat kuasa ini diperbuat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 21 Juli 2017

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra S.H.,M.Sc Organisasi Kemasyarakatan

Hizbut Tahrir Indonesia


SURAT KUASA KHUSUS
NOMOR : 211/G/2017/PTUN-JKT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dr, Yasona Laoly S.H., M.Sc

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Pekerjaan : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Selanjutnya disebut sebagai PEMBERI KUASA, yang dalam hal ini memilih tempat
kediaman hukum (domisili) di kantor kuasanya, yang tersebut dibawah ini.

Dengan ini menerangkan memberi kuasa, kepada :

I Wayan Sudirta S.H., berkantor di jalan Panglima Polim Raya 127 D/3 Jakarta, untuk
selanjutnya disebut PENERIMA KUASA.

---------------------------------------------KHUSUS---------------------------------------------------

Untuk dan atas nama pemberi kuasa mewakili sebagai Tergugat mengenai gugatan atas
diterbitkannya Surat Keputusan Nomor : AHU-30A.01.08 Tahun 2017 yang berisi tentang
Pencabutan Status Badan Hukum Organisasi Kemasyarakatan Hizbut Tahrir Indonesia di
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta terhadap Organisasi Kemasyarakatan Hizbut Tahrir
Indonesia yang diwakili oleh Ir. H Ismail Yusanto M.M sebagai Penggugat.

Untuk itu yang diberi kuasa dikuasakan untuk menghadap dan menghadiri semua
persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, menghadap instansi-instansi, hakim-
hakim, pejabat-pejabat, mengajukan dan menandatangani surat-surat, mengajukan segala
permohonan, mengajukan segala keterangan yang diperlukan, mengajukan bukti-bukti surat
maupun saksi-saksi, dapat mengadakan perdamaian dengan syarat-syarat yang dianggap baik
oleh yang diberi kuasa, meminta penetapan, putusan, dapat mengambil segala tindakan yang
penting, perlu dan berguna sehubungan dengan menjalankan perkara, serta dapat
mengerjakan segala sesuatu pekerjaan yang umumnya dapat dikerjakan oleh seorang
kuasa/wakil untuk kepentingan tersebut diatas, juga untuk mengajukan permohonn banding
dan kasasi.
Surat kuasa ini diberikan dengan upah (honorarium) serta dengan hak untuk melimpahkan
(substitusi) baik sebagian maupun seluruhnya yang dikuasakan ini kepada orang.

Demikian surat kuasa ini diperbuat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 30 Juli2017

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

I Wayan Sudirta S.H Dr, Yasona Laoly S.H., M.Sc

SURAT GUGATAN
Jakarta, 13 Oktober 2017

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Di JL. A. Sentra Primer Baru Timur, PuloGebang, Jakarta
Timur 13950
di Jakarta

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : Organisasi Kemasyarakatan Hizbut Tahrir Indonesia diwakili oleh Ir. H.
Ismail Yusanto MM
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Pekerjaan : Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia
Berdasarkan surat kuasa khusus Nomor 211/G/2017/PTUN-JKT
Tanggal 23 Juli 2017 memberikan kuasa kepada :
Nama : Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Pekerjaan : Advokat, berkantor di jalan Kaslabanka Kav 88, Kuningan, Jakarta
Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT :
Dengan ini penggugat mengajukan gugatan terhadap Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia, berkedudukan di Jalan H. R. Rasuna Said Kav. 6-7, Jakarta Selatan 12940, untuk
selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT ;
I. OBYEK SENGKETA
Obyek gugatan sengketa TUN dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Nomor :
AHU-30A.01.08 Tahun 2017 tertanggal 17 Juli 2017 berisi Tentang Pencabutan
Status Badan Hukum Hizbut Tahrir Indonesia, yang diterbitkan oleh Tergugat,
selanjutnya disebut Obyek Gugatan.
II. POSITA
1. Bahwa Obyek Sengketa diterbirkan oleh Tergugat tanggal 17 Juli 2017
2. Bahwa yang menjadi obyek gugatan dalam perkara ini adalah Surat Keputusan
Nomor AHU-30A.01.08 Tahun 2017
3. Bahwa Obyek Sengketa tersebut diterima / diketauhi Penggugat pada tanggal
19 Juli 2017. Oleh sebab itu gugatan sengketa TUN yang diajukan masih
dalam tenggang waktu untuk mengajukan gugatan TUN sesuai ketentuan
dalam pasal 55 Undang-Undang Nomor. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 5 tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)
4. Bahwa terbitnya Surat Keputusan Nomor AHU-30A.01.08 Tahun 2017 yang
menjadi obyek sengketa tersebut juga dinilai berlaku surut, pasalnya
kewenangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mencabut status
badan hukum baru muncul seiring dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.
5. Bahwa terbitnya Surat Keputusan Nomor AHU-30A.01.08 Tahun 2017
dianggap tidak memiliki dasar yang jelas dan melanggar asas keterbukaan
serta kecermatan
6. Bahwa Surat Keputusan AHU-30A.01.08 Tahun 2017 yang menjadi obyek
sengketa tersebut tidak memperhatikan asas legalitas
7. Bahwa dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Nomor AHU-301.01.08
Tahun 2017 oleh Tergugat tersebut, Penggugat merasa dirugikan sebab surat
keputusan tersebut membatasi Organisasi Kemasyarakatan Hizbut Tahrir
Indonesia selaku penggugat dalam menjalankan aktivitasnya.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, bersama ini penggugat mohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memberikan putusan
dengan amar putusan sebagai berikut :
III. PETITUM :
A. DALAM PENUNDAAN :
Menunda pelaksanaan obyek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat berupa
Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Tergugat berupa Surat Keputusan
Nomor AHU-30A.01.08 Tahun2017, tanggal 17 juli 2017, sampai adanya
putusan pengadilan hukum yang berkekuatan hukum tetap;
B. DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan batal atau tidak sah Objek Sengketa yang diterbitkan oleh
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor AHU-30.A.01.08.Tahun 2017 tentang Pencabutan Ormas HTI dan
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor: AHU-00282.60.10.2014 tentang Pengesahan Pendirian Badan
Hukum Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia, tanggal 19 Juli 2017, batal
dan tidak mempunyai kekuatan hukum Mengikat dengan segala akibat
hukumnya.
3. Memerintahkan Tergugat Mencabut Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-30.A.01.08.Tahun 2017
tentang Pencabutan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor : AHU-00282.60.10.2014 tentang Pengesahan
Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia, tanggal 19
Juli 2017.
4. Menghukum Tergugat membayar biaya yang timbul dalam perkara a quo.

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et
bono)
Hormat Kami,
Penggugat/ Kuasa Hukum Penggugat

Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra S.H

JAWABAN TERGUGAT
DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR : 211/G/2017/PTUN-JKT
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
ANTARA :
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
(SELAKU TERGUGAT)
MELAWAN :
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
HIZBUT TAHRIR INDONESIA
(SELAKU PENGGUGAT)

Jakarta, 05 November 2017

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Pemeriksaan Perkara Nomor 211/G/2017/PTUN-JKT
Di tempat

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : I Wayan Sudirta S.H

Advokat/Pengacara yang berkantor di Jalan Panglima Polim Raya 127 D/3 Jakarta,
untuk selanjutnya disebut PENERIMA KUASA, berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 30 Juli
2017 terlampir, bertindak untuk atas nama :

Nama : Dr, Yasona Laoly S.H., M.Sc

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Pekerjaan : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Dengan ini hendak menyampaikan Jawaban sehubungan dengan Gugatan sebagaimana telah
disampaikan PENGGUGAT tertanggal 13 Oktober 2017 sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Penggugat, kecuali yang
secara tegas diakui oleh Tergugat.
DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa memang benar Tergugat telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : AHU-
30A.01.08 Tahun 2017 tertanggal 17 Juli 2017
2. Bahwa Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Tergugat tentang Pencabutan Status
Badan Hukum yang menjadi obyek sengketa tersebut, diterbitkan dalam rangka
mewujudkan upaya pemerintah dalam mencegah dan membubarkan organisasi
kemasyarakan anti-pancasila, sebagaimana yang diperintahkan dalam undang-undang.
3. Bahwa Surat Keputusan Nomor : AHU-30A.01.08 Tahun 2017 yang dikeluarkan
Tergugat berpijak pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2017 yang mengubah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan.

Maka berdasarkan uraian-uraian Tergugat yang dikemukakan diatas, Tergugat mohon kepada
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta agar berkenan memutuskan sebagai
berikut :
DALAM EKSEPSI :
1. Menerima Eksepsi Tergugat
2. Menyatakan bahwa gugatan penggugat tidak dapat diterima

DALAM POKOK PERKARA :


1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan
penggugat tidak diterima.
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

Hormat Kami,
Tergugat/ Kuasa Hukum Tergugat

I Wayan Sudirta S.H

REPLIK
DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR : 211/G/2017/PTUN-JKT
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
ANTARA :
MENTERI HUKUM DAN HAM
(SELAKU TERGUGAT)

MELAWAN :
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
HIZBUT TAHRIR INDONESIA
(SELAKU PENGGUGAT)

Jakarta, 23 Oktober 2017

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Pemeriksaan Perkara Nomor 211/G/2017/PTUN-JKT
Di tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra S.H.,M.Sc
Advokat/Pengacara yang berkantor di Casablanka Office Tower, Tower A, Lantai, Jalan
Kaslabanka Kav 88, Kuningan, Jakarta 12870, berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 20
September 2017 terlampir, bertindak atas nama :
1. Nama : Organisasi Kemasyarakatan Hizbut Tahrir Indonesia yang diwakili oleh Ir. H.
Ismail Yusanto M.M
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Pekerjaan : Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia
Dengan ini hendak menyampaikan Replik sehubungan dengan Jawaban gugatan sebagaimana
yang telat disampaikan TERGUGAT tertanggal 20 Oktober 2017 sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa Penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil Tergugat yang tidak memiliki
dasar sama sekali;
2. Bahwa Penggugat dengan tegas menolak seluruh eksepsi Tergugat
DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa penggugat tetap pada dalil-dalil gugatannya dan memohon pula apa yang
terurai dalam gugatan maupun eksepsi mengenai hal ini tetap dianggap diulang
kembali dalam replik ini;
2. Bahwa Penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil jawaban tergugat selama hal
tersebut bertentangan dengan dalil-dalil penggugat serta tidak diakui secara tegas
tentang kebenarannya;
3. Bahwa terkait dengan Surat Keputusan Nomor AHU-30A.01.08 Tahun 2017 yang
dikeluarkan Tergugat, dianggap tidak memiliki dasar yang jelas dan melanggar asas
keterbukaan serta kecermatan
4. Bahwa terkait dengan Surat Keputusan Nomor AHU-30A.01.08 Tahun 2017 yang
dikeluarkan Tergugat, belum ada bukti dari Menteri Hukum dan HAM terkait dalam
asumsinya bahwa HTI dalam dakwahnya bertentangan dengan Pancasila dan
memprovokasi untuk makar
Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas kiranya cukup alasan untuk mengabulkan suatu
keputusan dan sekaligus memohon kepada Ketua Majelis Hakim yang mengadili perkara
ini untuk memeriksa dan memutuskan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
1. Menolak seluruh dalil-dalil Tergugat.
2. Menyatakan bahwa Gugatan Penggugat dapat diterima secara hukum.
DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menolak seluruh Eksepsi dan Jawaban Tergugat.
3. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkata yang timbul dalam perkara ini.

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat

Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra S.H.,M.Sc

DUPLIK

DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA


PERKARA NOMOR : 211/G/2017/PTUN-JKT

PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA

ANTARA :

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

(SELAKU TERGUGAT)

MELAWAN :

ORGANISASI KEMASYARATAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA

(SELAKU PENGGUGAT)

Jakarta, 30 Oktober 2017

Kepada

Yth. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta

Pemeriksaan Perkara Nomor 211/G/2017/ptun-jkt

Di tempat

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : I Wayan Sudirta S.H

Advokat/Pengacara yang berkantor di Jalan Panglima Polim Raya 127 D/3 Jakarta,
untuk selanjutnya disebut PENERIMA KUASA, berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 30 Juli
2017 terlampir, bertindak untuk atas nama :

Nama : Dr, Yasona Laoly S.H., M.Sc

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Pekerjaan : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


Dengan ini hendak menyampaikan Duplik sehubungan dengan Replik sebagai mana yang
telah disampaikan PENGGUGAT tertanggal 23 Oktober 2017 sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

1. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dalil-dalil Penggugat


2. Bahwa Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa yaitu Surat Keputusan Nomor
AHU-30A.01.08 Tahun 2017 sesuai dengan prosedur undang-undang dan telah
memenuhi asas legalitas

DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa berdasar pada Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 yang mengubah
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
2. Bahwa Tergugat mengupayakan upaya pemerintah dalam pembubaran Organisasi
Kemasyarakatan yang Anti Pancasila, dalam hal ini HTI.
3. Bahwa Penggugat sebagai Organisasi Kemasyarakatan berbadan hukum, tidak
melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan
guna mencapai tujuan nasional.
4. Bahwa kegiatan Organisasi Kemasyarakatan HTI terindikasi kuat bertentangan
dengan tujuan, asas, dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
5. Bahwa aktivitas yang dilakukan oleh Organisasi Kemasyarakatan HTI (selaku
Penggugat) dinilai telah berbenturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan
ketertiban masyarakat, serta membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
6. Bahwa Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Tergugat pada dasarnya bertujuan
mendorong upaya pemerintah untuk mencegah dan membubarkan organisasi
masyarakat yang anti pancasila, sebagaimana diperintahkan oleh Undang-Undang

Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas kiranya cukup alasan untuk mengabulkan suatu
keputusan dan sekaligus memohon kepada Ketua Majelis Hakim yang mengadili perkara
ini untuk memeriksa dan memutuskan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :

1. Menolak seluruh dalil-dalil Penggugat.


2. Menyatakan bahwa Gugatan Penggugat tidak dapat diterima secara hukum.

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan


penggugat tidak diterima ;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

Hormat Kami,

Tergugat/Kuasa Hukum Tergugat

I Wayan Sudirta S.H

Anda mungkin juga menyukai