Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DAN

RUANG
PUBLIK

Rofi’ah Ratna Adilah


195221058
Rustam Hakim

Pengertian Carr dkk

Ruang Publik
Roger Scurton
Menurut Para
Ahli Jurgen Habermas
Rustam Hakim Carr dkk

Ruang publik merupakan suatau Adanya keterlibatan pasif (passive


wadah yang dapat menampung engagement) dan aktif (active
aktivitas tertentu dari engagement) dalam pemanfaatan ruang
masyarakatnya, baik secara individu publik. Kedua bentuk pengalaman ini
maupun secara kelompok, dimana terjadi sebagai akibat adanya proses
bentuk ruang publik ini sangat interaksi tersebut, dimana pengguna
tergantung pada pola dan susunan ruang publik dapat melakukan interaksi
massa bangunan. dengan cara yang berbeda.
Roger Scurton Jurgen Habermas

Sebuah lokasi yang didesain Ruang publik merupakan media


seminimal apapun, memiliki untuk mengomunikasikan informasi
akses yang besar terhadap dan juga pandangan. Ruang publik
lingkungan sekitar, tempat berfungsi untuk memperantarai
bertemunya keprihatinan privat individu dalam
masyarakat/pengguna ruang kehidupan sosial, ekonomi, dan
publik dan perilaku masyarakat keluarga, yang dihadapkan dengan
pengguna ruang publik satu sama tuntutan-tuntutan dan keprihatinan
lain mengikuti norma-norma yang dari kehidupan sosial dan publik.
berlaku setempat.
Ruang Publik menurut tipe

1 2 3

External public Internal public External and


space space internal
Ruang publik yang berbentuk Ruang publik yang berupa fasilitas Ruang publik berupa fasilitas umum
ruang luar yang dapat diakses umum yang dikelola pemerintah dan yang biasanya dikelola oleh sektor
oleh semua orang (publik) seperti dapat diakses oleh warga secara bebas privat dan ada batasan atau aturan
taman kota, alun-alun, jalur tanpa ada batasan tertentu, seperti yang harus dipatuhi warga, seperti
pejalan kaki, dan lain kantor pos, kantor polisi, rumah sakit mall, diskotik, restoran dan lain
sebagainya. dan pusat pelayanan warga lainnya. sebagainya.
Ruang Publik menurut jenisnya

Positive space Ambiguous space


Ruang ini berupa ruang publik yang dapat Ruang ini adalah ruang yang dipergunakan untuk
dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya aktivitas peralihan dari kegiatan utama warga yang
positif dan biasanya dikelola oleh pemerintah. Bentuk biasanya berbentuk seperti ruang bersantai di
dari ruang ini antara lain ruang alami/semi alami, ruang pertokoan, café, rumah peribadatan, ruang
publik dan ruang terbuka publik. rekreasi, dan lain sebagainya.

Negative space
Ruang ini berupa ruang publik yang tidak dapat Private space
dimanfaatkan bagi kegiatan publik secara optimal Ruang ini berupa ruang yang dimiliki
karena memiliki fungsi yang tidak sesuai dengan secara privat oleh warga yang biasanya
kenyamanan dan keamanan aktivitas sosial serta berbentuk ruang terbuka privat,
kondisinya yang tidak dikelola dengan baik. Bentuk dari halaman rumah dan ruang di dalam
ruang ini antara lain ruang pergerakan, ruang servis bangunan.
dan ruang-ruang yang ditinggalkan karena kurang
baiknya proses perencanaan
Hubungan Islam dan Ruang Publik

Simbol – simbol islam hadir semakin mencolok di ruang publik Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi
perbedaan – perbedaan tafsir masyarakat tentang agama maupun pengalaman – pengalaman
kesejahteraan dan kontekstual berhadapan dengan negara. Islam berkembang menjadi rujukan utama
ketika masyarakat menggantungkan asa dan memupuk mimpi tentang masa depan yang lebih baik bagi
kehidupan bersama. Dari isu keagamaan sentral yang berkembang di ruang publik, masih berkisar pada
isu keyakinan (akidah), ibadah (ritual), akhlak (moralitas), makanan halal, dan hukum keluarga
(pernikahan dan waris). Namun harus diakui efikasi pengaruh simbol dan nilai - nilai islam mengalami
peningkatan karena kisaranna antara 35 – 45 %. Media yang paling populer dipakai dan berpengaruh
dalam mendorong kehadiran islam di ruang publik adalah pengeras suara dari masjid atau majlis taklim,
TV, dan pengajian di tempat publik (seperti lapangan, jalan umum, rumah penduduk, dan ruang
pertemuan) serta buku, seni musik, seni peran,sastra, papan nama, sticker, spanduk, dan baliho yang
diletakkan di tempat – tempat publik, unjuk rasa dan peraturan daerah. Internet dalam hal ini merupakan
media yang sangat jarang dipakai. Tingkat resepsi masyarakat terhadap penetrasi islam di ruang publik,
terutama menyangkut isu – isu yang biasa diangkat kalangan islam kultural juga tinggi. Hal ini terlihat
dari tingkat penerimaan mereka terhadap pemberitaan figur teladan islami, tayangan musik dan sinetron
/ film islami, peletakan simbol,ajaran dan propaganda islam di tempat – tempat publik, dan unjuk rasa
menyangkut isu moralitas.
Lanjutan....
Tingkat resepsi masyarakat terhadap islam di ruang publik yang isinya terkait ibadah ritual, cara
berpakaian, bacaan islami, dan keterlibatan pada organisasi massa islam juga tinggi. Bahkan bisa
dipastikan dalam beberapa hal yang disbeut terakhir itu, telah menjadi pendalaman, perluasan dan juga
penguatan identitas keislaman di tingkat individu dan masyarakat, sebagaimana pandangan dan observasi
para sarjana. Penggunaan jilbab di kalangan masyarakat muslim perempuan dalam lima tahun terakhir ini
mengalami peningkatan yang baik. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan penetrasi islam di ruang publik
berkorelasi positif dengan orientasi keislaman masyarakat pada pandangan kelompok islamis. Misalnya
pengetauhan dan unjuk rasa yang mengusung khilafah islamiyah / negara islam dan pemberlakuan
syari’ah lewat UU/perda, tayangan VCD/DVD tentang penderitaan dan perjuangan kaum muslimin di
wilayah konflik, dan spandukatau balihon tentang syariat islam sebagai solusi krisis yang menimpa
Indonesia. Hampir seluruh masyarakat muslim indonesia juga mengikuti pemilihan umum, baik ditingkat
nasional maupun lokal. Selain itu, hampir seluruh masyarakat muslim juga menerima pancasila sebagai
dasar negara dan Undang – undang Dasar 1945 sebagai sumber hukum utama.kecuali demokrasi dalam
pengertian politik, demokrasi dalam pengertian budaya juga diterima dan dipraktikkan dengan baik, karena
hampir seluruh masyarakat muslim indonesia memiliki praktik toleransi yang tinggi (menghormati orang
yang memiliki pendapat yang berbeda, orang lain yang aktif di organisasi yang berbeda, dan mendukung
hak untuk bebas dari rasa takut dan ancaman). Artinya, penetrasi simbol – simbol islam di ruang publik
tidak menjadi ancaman terhadap demokrasi di Indonesia.
Ruang Publik dan Identitas Politik
Secara teoritis politik identitas menurut Lukmantoro adalah politis untuk mengedepankan
kepentingankepentingan dari anggota-anggota suatu kelompok karena memiliki kesamaan identitas atau
karakteristik, baik berbasiskan pada ras, etnisitas, jender, atau keagamaan. Politik identitas merupakan
rumusan lain dari politik perbedaan. Politik Identitas merupakan tidakan politis dengan upaya-upaya
penyaluran aspirasi untuk mempengaruhi kebijakan, penguasaan atas distribusi nilai- nilai yang
dipandang berharga hingga tuntutan yang paling fundamental, yakni penentuan nasib sendiri atas dasar
keprimordialan. Pada saat dunia Islam yang terpecah sedang berada di buritan peradaban sejak
beberapa abad yang lalu, akan sangat sulit menemukan pribadi-pribadi Muslim yang mampu secara
psiko-religio-kultural bersikap lebih tenang, objektif, dan realistik, kecuali mereka yang terdidik dan
tercerahkan. Di negara – negara Uni Eropa sejak beberapa tahun terakhir, jumlah Muslim sudah
mencapai 20 juta, Di Amerika penduduk Muslimnya ber gerak antara 6-8 juta, baik yang berasal dari
imigran maupun melalui konversi. Di antara Muslim perantau di belahan bumi Barat itu, masih ada saja
yang terpasung oleh konsep klasik Islam. Akibatnya perasaan keterasingan sering menghantui mereka di
tanah air. Munculnya kelompok garis keras Muslim umumnya berasal dari mereka yang merasa terasing
ini. Ini adalah di antara tragedi diaspora Muslim di awal abad ke-21 yang tidak jarang menggunakan jubah
Islam sebagai politik identitasnya. Tetapi mereka yang percaya bahwa Amerika, misalnya, dapat saja
menjadi bumi Islam, sekalipun jumlahnya minoritas, akan bersik ap lebih longgar dalam menafsirkan
ajaran Islam untuk mencari jawab tentang makna keberadaan mereka di sana.
Lanjutan....

Di sinilah pembicaraan tentang politik identitas menjadi sangat krusial untuk dikaji sebagai bahan penting
bagi pembacaan peta politik Indonesia kontemporer. Menurut Tibi, ada dua kemugkinan yang akan
berlaku dalam hubungan Eropa dan Islam. Pertama, proses pengeropaan Islam (the Europeanization of
Islam); kedua, proses pengislaman Eropa (the Islamization of Europe). Tibi memilih yang pertama,
karena ini yang paling masuk akal dan realistik, sedangkan kelompok politik identitas Islam
memperjuangkan opsi yang kedua, sebagai kelanjutan dari gagasan dâr al-islâm periode klasik yang
sudah sangat lapuk, tetapi doktrin ini masih saja mempengaruhi prilaku sebagian orang Islam masa
sekarang. Sikap a-historis ini ikut bertanggungjawab mengapa sebagian orang Islam masih saja berada
di alam mimpi, sehingga tidak mau hirau terhadap perubahan sosial yang sedang berlaku. Dalam
pandangan saya, jika opsi kedua ini yang terus dipegang, maka bentrokan berdarah tidak mungkin dapat
dihindari, sebab pada dasarnya psikologi orang Eropa pada umumnya masih belum rela menerima
kehadiran Islam di kalangan mereka, apalagi dalam bentuk en mass. Ingatan kolektif mereka tentang
berbagai peristiwa masa lampau, seperti kekalahan pasukan Islam di Poiters tahun 732 masehi, Perang
Salib selama beberapa abad, dan penaklukkan Konstantinopel oleh Turki Usmani tahun 1453 masih
segar.

Anda mungkin juga menyukai