Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Perkawinan
Tujuan perkawinan menurut agama islam adalah untuk memenuhi petunjuk
agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis,sejahtera dan bahagia
.Harmonis dlam menggunakkan hak dan kewajiban anggota keluarga;sejahtera artinya
terciptanya ketenangan dalam lahir dan batin disebabkan terpenuhinya keperluan hidup
lahir dan batinnya,sehingga timbullah kebahagiaan ,yakni kasih sayang antar anggota
keluarga.1
Jadi,aturan perkawinan menurut islam merupakan tuntunan agama yang perlu
mendapat perhatian,sehingga tujuan melangsungkan perkawinan pun hendaknya
ditujukan untuk memenuhi petunjuk agama .Sehingga kalau diringkas ada dua tujuan
orang melangsungkan perkawinan ialah memenuhi nalurinya dan memenuhi petunjuk
agama .
Menurut Q.S Ar-Rum:30 tujuan perkawinan adalah
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama(Allah);(tetaplah atas)fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah .(Itulah )agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Dan perlulah pengenalan terhadap Allah Swt itu dalam bentuk pengalaman agama.
Melihat dua tujuan di atas,dan memperhatikan uraian Imam Al-Ghazali dalam Ihyanya
tentang faedah yang melangsungkan perkawinan ,maka tujuan perkawinan itu dapat
dikembangkan menjadi lima,yaitu:
1. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan.
Anak sebagai keturunan bukan saja menjadi buah hati saja,tetapi juga sebagai
pembantu-pembantu dalam hidup di dunia,bahkan akan memberi tambahan amal
kebajikan di akhirat nanti,manakala dapat mendidiknya menjadi anak yang shaleh.
Begiti besarnya peranan anak terhadap amal orang tuanya ,sehingga diterangkan
dalam hadis nabi bahwa seorang yang kehilangan putranya yang masih kecil akan
dimasukkan ke dalam syurga dan akan terlepas dari api neraka.

1
2. Memenuhi hajat manusia untuk menyalurkan syahwatnya dan menumpahkan kasih
sayangnya.
Penyaluran cinta dan kasih sayang yang diluar perkawinan tidak akan menghasilkan
keharmonisan dan tanggung jawab yang layak ,karena didasarkan atas kebebasan
yang tidak terikat oleh suatu norma.Satu-satunya norma ialah yang ada pada dirinya
masing-masing ,sedangkan masing-masing orang mempunyai kebebasan .Perkawinan
mengikat adanya kebebasan menumpoahkan cinta dan kasih sayang secara harmonis
dan bertanggung jawab melaksanakan kewajiban.
3. Memenuhi panggilan agama ,memelihara diri dari kejahatan dan kerusakan.
Orang yang tidak melakukan penyalurannya dengan perkawinan akab mengalami
ketidakwajaran dan dapat menimbulkan kerusakan ,entah kerusakan dirinya sendiri
ataupun orang lain bahkan masyarakat,karena manusia mempunyai nafsu ,sedangkan
nafsu itu condong untuk mengajak kepada perbuatan yang tidak baik.
Dorongan nafsu yang utama adalah nafsu seksual,karenanya perlulah
menyalurkannya dengan baik ,yakni perkawinan.Perkawinan dapat mengurangi
dorongan yang kuat atau dapat mengembalikan gejolak nafsu seksual.
4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak serta
kewajiban,juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan yang halal.
Rasa tanggungjawab akan kebutuhan itu menunjukkan semangat untuk mencari
rezeki sebagai bekal hidup sekeluarga dan hidupnya tidak hanya untuk dirinya, tetapi
untuk diri dan keluarganya. Suami istri perkwainanannya di dasarkan pada
pengalaman agama, jerih payah dalam usahanya dan upayanya mencari keperluan
hidup dan keluarga yang dibinanya dapat digolongkan ibadah dalam arti luas. Dengan
demikian melalui rumah tangga dapat ditimbulkan gairah bekerja dan
bertanggungjawab serta berusaha mencari harta yang halal.
5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tentram atas dasar
cinta dan kasih sayang. Dalam hidupnya manusia memerlukan ketenangan dan
ketentraman hidup. Ketenangan dan ketentraman untuk mencapai kebahagiaan.
Kebahagiaan masyarakat dapat dicapai dengan adanya ketenangan dan ketentraman
anggota keluarga dalam keluarganya. Keluarga merupakan bagian masyarakat
menjadi faktor terpenting dalam penentuan ketenangan dan ketentraman masyarakat.
Ketenangan dan ketentraman keluarga tergantung dari keberhasilan permbinaan yang
harmonis antara suami istri dalam satu rumah tangga. Keharmonisan diciptakan oleh
adanya kesadaran anggota keluarga dalam menggunakan hak dan pemenuhan
kewajiban. Allah menjadikan unit keluarga yang dibina dengan perkawinan antara
suami istri dalam membentuk ketenangan dan ketentraman serta mengembangkan
cinta dan kasih sayang sesama warganya.

Secara materil sebagaimana dikatakan oleh sulaiman rasyid tujuan pernikahan adalah :
1. Mengharapkan harta benda
2. Mengarapkan kebangsawanannya
3. Ingin melihat kecantikan
4. Agama dan budi pekertinya yang baik
Tujuan substasial pernikahan adalah sebagai berikut.
Pertama, pernikahan bertujuan untuk menyalurkan kebutuhan seksualitas manusia
dengan jalan yang dibenarkan oleh Allah dan mengendalikan hawa nafsu dengan cara
yang terbaik yang berkaitan dengan peningkatan moralitas manusia sebagai hamba Allah.
Kedua, tujuan pernikahan adalah mengangkat martabat dan harkat perempuan
Ketiga, tujuan perkawinan adalah mereproduksi keturunan, agar manusia tidak punah
dan hilang ditelan sejarah

Anda mungkin juga menyukai