Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Teori
Komunikasi Social exchange theory ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Saya juga berterima kasih pada Bapak Dr. H. Antar Venus,Drs.,M.A.Comm
selaku Dosen mata kuliah Teori Komunikasi yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai teori komunikasi. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang akan dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Jatinangor, 20 Oktober 2016

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
BAB 2. ISI 3
2.1. Pengertian teori pertukaran sosial 3
2.2. Dasar asumsi 3
2.3. Implikasi komunikasi 4
2.4. Studi kasus 5
BAB 3. PENUTUP 7
3.1. Kesimpulan 7
Daftar Pustaka 8

ii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi

manusia

dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari- hari di rumah
ditempat kerja, pasar, masyarakat, atau dimanapun manusia berada. Tidak ada manusia
yang tidak ada terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi begitu sangat penting dalam kehidupan manusia, karena harus diakui
bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi karena manusia adalah makhluk sosial
yang saling membutuhkan satu sama lain, dengan berkomunikasi secara efektif maka,
kegitan-kegitan yang sering dilakukan manusia bisa berjalan dengan baik. Tanpa adanya
komunikasi dengan baik mengakibatkan ketidak teraturan dalam melakukan kegiatan
sehari-hari baik itu di rumah maupun dalam suatu organisasi, perusahaan dan dimanapun
manusia itu berada.
Selain mahluk sosial, manusia juga adalah mahluk ekonomi. Dimana, manusia
berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatannya guna meningkatkan
ekonominya. Ekonomi pada dasarnya adalah kegiatan manusia untuk mendapatkan barang
atau jasa yang ia butuhkan atau inginkan dengan cara menciptakan, atau saling menukar
dengan orang lain. Dalam hubungan sosial manusia juga terdapat aspek ekonomi di
dalamnya. Yaitu manusia melakukan hubungan interaksi dengan orang lain karena ia
merasakan atau memperkirakan akan mendapatkan keuntungan dari hubungan sosial yang
dilakukannya tersebut. Hal tersebut dijelaskan dalam teori pertukaran sosial.
Dalam teori pertukaran sosial, interaksi manusia layaknya sebuah transaksi
ekonomi: anda mencoba untuk memaksimalkan manfaat dan memperkecil biaya.
Diterapkan pada penetrasi sosial, anda akan menyingkap informasi tentang diri anda ketika
rasio biaya manfaatnya sesuai bagi anda. Menurut altman dan Taylor, rekan dalam
berhubungan tidak hanya menilai manfaat dan biaya dari hubungan tersebut pada saat
tertentu, tetapi juga menggunakan informasi yang ada pada mereka untuk memperkirakan
manfaat dan biaya di masa yang akan datang. Selama manfaat tetap lebih besar dari
biayanya, pasangan tersebut akan semakin dekat dengan lebih banyak berbagi dan lebih
banyak informasi pribadi.

1.2. Perumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan social exchange theory?
2. Apakah manfaat mempelajari teori pertukaran sosial?

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori pertukaran sosial
2. Untuk mengetahui manfaat dari teori pertukaran sosial dan bagaimana
pengaplikasiannya didalam hubungan sosial.

BAB 2
ISI

2.1. Pengertian Teori Pertukaran Sosial


Teori pertukaran sosial merupakan teori yang bersumber dari beberapa macam
teori (misalnya, equity theory, interdependence theory, resource theory) yang berfokus
pada bagaimana cara manusia memperoleh sumber daya. Akar dari teori tersebut berasal
dari beberapa disiplin ilmu yaitu antropologi, ekonomi, psikologi, dan sosiologi. Karena
itu, mereka berbeda-beda dalam memandang karakteristik pertukaran dalam bidangnya
masing-masing. Oleh karena perbedaan ini, para ahli terkadang menggunakan teori
pertukaran sosial berbeda kerangka konseptual sesuai dengan paham teori dan bidang
dasarnya masing-masing.
Terlepas dari itu, teori pertukaran sosial ini berhubungan dengan seperangkat
asumsi lainnya. Asumsi ini telah memandu penelitian tentang komuniksdi antar pribadi
(misalnya self-disclosure, relational development, dan maintenance) dan organisasi
(misalnya, negosiasi, jaringan sosial) dan tergabung kedalam teori-teori yang memiliki
fokus yang terkait (misalnya, dual-concern model of negotiation, investment model,
selective investment theory, social penetration theory).

2.2. Dasar Asumsi


Manusia membutuhkan sumber daya untuk bertahan hidup. Untuk memudahkan
pemenuhan kebutuhan mereka, manusia belajar untuk bertukar sumber daya secara
langsung atau mendistribusikan sekumpulan sumber daya diantara anggota dalam suatu
sistem sosial. Saat memperoleh sumber daya, orang mengambil sikap yang sebelumnya
berhasil dimasa lalu dan yang mereka harapkan akan membuahkan manfaat baik di saat
sekarang maupun di masa yang akan datang. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
eksploitasi, sistem sosial membuat norma-norma atau aturan bagaimana sumber daya
seharusnya ditukar atau didistribusikan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
eksploitasi, sistem sosial mebuat norma-norma atau aturan yang mengatur bagaimana
sumber daya seharusnya ditukar atau didistribusikan. Norma timbal balik mengatakan
bahwa penerima sumber daya diwajibkan untuk mengembalikan manfaat yang ia dapat
kepada pemberi sumber daya dan sampai timbal balik tersebut terjadi si penerima

seyogyanya bersikap baik dan menghormati penerima. Penyaluran sumber daya dalam
sistem sosial (misalnya, pemberian upah) diatur oleh aturan yang mengidentifikasi atas
dasar apa

sumber daya dialokasikan, tata cara untuk menentukan distribusi, dan

bagaimana penyaluran sumberdaya diberitahukan. Konvensi (ketentuan) ini meningkatkan


perasaan berjasa bagi pemberi, dan jika mereka merasa diperlakukan tidak adil (tidak
mendapatkan timbal balik dari yang ia berikan sumber daya), mereka akan mencoba untuk
mendapatkan timbal balik tersebut atau mencari sumber lain. Ketika timbal balik telah
terpenuhi, hubungan pertukaran sosial akan stabil dan jaringan sosial akan terbentuk.
Stabilitas mengubah pentingnya norma pertukaran dan mebuat penyimpangan norma
ditoleransi ketingkat yang lebih tinggi.

2.3. Implikasi Komunikasi


Pertukaran sumber daya berkembang sama seperti perkembangan manusia,
sehingga perkembangan bahasa manusia berevolusi sebagai sarana pertukaran. Tentunya,
teori pertukaran sosal memiliki implikasi untuk memahami aspek-aspek interaksi.
Pertama, interaksi dapat diliha sebagai sarana bertukar informasi (sumber daya)
simbolik. Individu memiliki filter kognitif untuk menerjemahkan tindakan kedalam
sumber daya. Karena itu, sumber daya merupakan representasi simbolik dari perilaku
dalam interaksi. Sumber daya tersebut seperti, cinta, status, informasi, pelayanan, barang
dn uang. Saat berinteraksi, individu dapat melihat sumber daya apa saja yang telah mereka
terima atau apa saja yang sudah mereka berikan. Interaksi dapat menjadi timbal balik
positif (mutual compliments) atau timbal balik negatif (mutual insults), dan sumber daya
dapat ditukar dengan sesuatu yang sama, tetapi tidak identik. Dalam beberapa kasus, setiap
individu berbeda berkenaan dengan sumber apa yang mereka pertukarkan apakah
pertukaran tersebut positif atau negatif.
Kedua, interaksi merupakan sarana negosiasi dalam pertukaran sumber. Individu
terkadang mengegosiasikan persyaratan pertukaran sebelum masuk kedalam tahap
pertukaran tersebut. Dengan begitu, mereka dapat mengurangi ketidakpastian tentang sifat
pertukaran di masa depan serta membuat kesepakatan untuk pertukaran mereka. Negosiasi
bisa jadi melibatkan bentuk eksplisit atau implisit dari tawar menawar, argumentasi, dan
pemaksaan/ancaman. Negosiator berbeda-beda dalam memandang perhatian mereka
terhadap apa yang mereka telah berikan dengan apa yang pasangannya berikan. Perjanjian

pertukaran dibuat untuk memenuhi kebutuhan kedua belah pihak yang dimana individu
saling peduli dengan apa yang mereka hasil kan dan pasangan mereka dapatkan.

2.4. Studi Kasus


Radit dan Jani sudah berpacaran lama selama 6 tahun. Mereka berdua sudah saling
mengenal, saling cinta, dan saling memahami kebiasaan satu sama lain. Jani memahami
kebiasaan Radit yang anak brandalan yang suka merampok dan meminum menuman
beralkohol, dan Radit pun memahami bahwa Jani selalu menomor satukan pendidikan
karena Jani lahir di keluarga yang kaya dan berpendidikan. Jani selalu memberi Radit mau
berupa uang, barang atau apapun yang bisa membuat Radit senang selagi ia masih bisa
membantu Radit. Begitu pula Radit yang selalu memberi kebahagian dan kasih sayang
kepada Jani walaupun tidak berupa materi, barang dan sebagainya. Namun seiring dengan
berjalannya waktu Radit sadar bahwa dia tidak pantas dengan Jani karena ia tidak bisa
memberi kebahagiaan berupa materi karena ia tidak memiliki uang yang banyak, lalu
orang tua Jani pun mengetahui bahwa Radit anak yang tidak benar dan menyuruh Jani
untuk mengakhiri hubungannya dengan Radit.
Orang tua Jani menjodohkan Jani dengan Ian orang yang berpendidikan tinggi, dan
bisa memberi Jani materi yang lebih. Namun Jani tidak bahagia berhubungan dengan Ian
karena Ian sering berprilaku kasar terhadap Jani. Disitu Jani selalu membandingbandingkan Ian dengan Radit, ia lebih senang dan bahagia saat berhubungan dengan Radit
dari pada Ian karena Radit selalu memberi kasih sayang dan tidak berperilaku kasar
terhadapnya.

Menganalisis kasus diatas dari 4 konsep pokok dalam Teori Pertukaran Sosial:

Ganjaran
Dimana saat Radit memberi kasih sayang, cinta kepada Jani.

Biaya
Disaat Jani memberi Radit banyak materi selagi Jani masih bisa membantunya

Laba/hasil
Dalam kasus ini tidak ada laba, karena Jani selalu memberi materi yang lebih
kepada Radit tetapi Radit tidak bisa memberi banyak materi kepada Jani karena
Radit tidak mempunyai uang banyak.

Tingkat perbandingan

Terjadi disaat Jani berhubungan dengan Ian yang selalu berperilaku kasar
dengannya, disitu Jani membanding-bandingkan saat berhubungan dengan
Radit karena Radit selalu memberikan kasih sayang dan tidak berperilaku kasar
kepadanya

BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Teori ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang.
Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi
kebutuhannya.

DAFTAR PUSTAKA
Komala, Lukiati. 2009. Ilmu komunikasi. Bandung: Penerbit Widya Padjadjaran.
Littlejohn, Stephen W., dan Karen A. Foss. 2011. Teori Komunikasi: Theorist of Human
Communication. Jakarta: Salemba Humanika.
Littlejohn, Stephen W., dan Karen A. Foss. 2009. Encyclopedia of communication theory.
London: SAGE Publications Ltd.
Doyle Paul Johnson, Teori Sosilogi Klasik dan Modern, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
1980), hlm. 59.Jonathan H. Turner, Op.Cit., hlm. 251.

Anda mungkin juga menyukai